Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Kesamaan Gastropoda Epifauna pada Ekosistem Lamun dan Mangrove di Desa Olimoo’o | Species diversity and similarity index of Gastropod Epifauna in the seagrass and mangrove ecosystems in Olimoo Village Moh Laxmana; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 5 NOMOR 2, JUNI 2017
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.076 KB) | DOI: 10.37905/.v5i2.5277

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis Gastropoda Epifaunapada ekosistem lamun dan ekosistem mangrove di Perrairan Desa Olimoo’o Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2015 sampai November 2015.Metode yang digunakan adalah metode transek garis dengan kuadran berukuran 1x1 pada ekosistem lamun dan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan Gastropoda yang ditemukan pada perairan Desa Olimoo’o pada ekosistem lamun dan mangrove adalah sebanyak 13 jenis yaitu: Ceritium cobelti, Certhidea cingulata, Terrebralia sulcata, Nerita planospira, Psendestematella papyracea, Conus striatellus, Nassarius coronatus, Terrebralia pallustris, Nerita plicta, Spinidrupa spinosa, Vexilium plicarium, dan Thais aculeate. Indeks keanekaragaman Gastropoda pada kedua ekosistem berada pada kategori sedang. Kesamaan Gastropoda pada ekosistem mangrove yang berada pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 memiliki kategori sangat sama (IS=78%), sedangkan kesamaan Gastropoda pada ekosistem lamun baik pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 adalah kategori sama (IS=55%), selanjutnya baik pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 pada ekosistem mangrove dan ekosistem lamun keduanya memiliki kesamaan dengan kategori tidak sama, berturut-turut nilai indeks Sorensen adalah (IS=38%) dan (IS=31%). Namun secara keseluruhan Gastropoda Epifauna pada ekosistem lamun dan mangrove pada kedua stasiun memiliki kategori sama (IS=63%). This study aims to determine the diversity of species of Gastropod Epiphenia in seagrass ecosystems and mangrove ecosystems in Perrairan, Olimoo'o Village, Batudaa Subdistrict, Pantai Gorontal District. mangrove. The results showed that the total gastropods found in the waters of Olimoo'o Village in seagrass and mangrove ecosystems were 13 types, namely: Ceritium cobelti, Certhidea cingulata, Terrebralia sulcata, Nerita planospira, Psendestematella papyracea, Conus striatellus, Nassarius coronatus, Certhidea cingulata, Terrebralia sulcata, Nerita planospira, Psendestematella papyracea, Conus striatellus, Nassarius coronatus, Terrebralia pallris plicta, Spinidrupa spinosa, Vexilium plicarium, and Thais aculeate. Gastropod diversity index in both ecosystems is in the medium category. The similarity of Gastropods in mangrove ecosystems that are at Station 1 and Station 2 have very similar categories (IS = 78%), while the similarity of Gastropods in seagrass ecosystems at both Station 1 and Station 2 are the same category (IS = 55%), then both at Station 1 and Station 2 in the mangrove ecosystem and seagrass ecosystem both have similarities with different categories, respectively Sorensen's index value is (IS = 38%) and (IS = 31%). But overall Gastropod Epifauna in seagrass and mangrove ecosystems at both stations have the same category (IS = 63%). Katakunci: Mangrove; lamun; gastropoda; keanekaragaman; indeks kesamaan. Keywords: Mangroves; seagrass; gastropods; diversity; similarity index.
Parameter Fisik-kimia Perairan Danau Limboto sebagai Dasar Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar Hasim .; Yuniarti Koniyo; Faizal Kasim
The NIKe Journal VOLUME 3 NOMOR 4, DESEMBER 2015
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v3i4.1324

Abstract

Danau Limboto merupakan Trademark bagi Provinsi Gorontalo. Kelestariannya menjadi sangat penting karena banyak memberikan berbagai fungsi. Namun demikian permasalahan Danau Limboto semakin komopleks. Pendangkalan danau, pencemaran dan turunnya produksi perikanan tangkap menjadi topik isu yang dihadapi pmerintah dan masyarakat. Sisi lain perkembangan perikanan sistem Karamba Jaring Apung bertambah pesat. Salah satu faktor kunci keberhasilan perikanan budidaya ialah ketersedian air dalam jumlah yang memadai dan kualitas yang memenuhi syarat. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan mengevaluasi parameter fisik-kimia yang berpenggaruh terhadap pengembangan perikanan budidaya. Pengambilan data dilakukan pada 16 titik stasiun dengan 9 parameter yaitu suhu, kedalaman, kecerahaan, NO3, pH, DO, BOD, TOC, TSS. Hasilnya mengggambarkan kandungan DO berada pada status sangat baik untuk seleuruh stasiun. Sedangkan kedalaman penurunan yang signifikan dibandingkan penelitian yaitu kurang dari 2 meter. Kata kunci: Paramater fisik, parameter kimia dan perikanan budidaya
Keanekaragaman dan Asosiasi Gastropoda dengan Ekosistem Lamun di Perairan Teluk Tomini Novi Efrianti Sianu; Femy M. Sahami; Faizal Kasim
The NIKe Journal VOLUME 2 NOMOR 4, DESEMBER 2014
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.787 KB) | DOI: 10.37905/.v2i4.1272

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keanekaragaman dan Asosiasi Gastropoda dengan Ekosistem Lamun Perairan Teluk Tomini Sekitar Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Bulan Desember 2014. Lokasi penelitan dibagi menjadi 3 Stasiun yaitu Stasiun I (dekat pemukiman), Stasiun II (dekat sungai), dan Stasiun III (jauh dari pemukiman). metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu metode Line Intercept Transect dengan menggunakan plot berukuran 1 x 1 meter. Semua jenis gastropoda yang terdapat di dalam plot dihitung dan diidentifikasi. Analisis data meliputi asosiasi gastropoda dan keanekaragaman gastropoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gastropoda yang ditemukan pada lokasi penelitian terdiri atas 11 famili dan 12 spesies. Indeks keanekaragaman (D') Gastropoda di ekosistem padang lamun di wilayah pesisir Teluk Tomini sekitar Desa Tabulo Selatan termasuk pada kategori tinggi untuk Stasiun I (daerah pemukiman) dan kategori sedang untuk Stasiun II (daerah estuari) dan Stasiun III (daerah yang jauh dari pemukiman). Spesies gastropoda yang berasosiasi nyata dengan ekosistem lamun di lokasi penelitian adalah jenis Vexillum plicarium dan Spinidrupa spinosa. Kata kunci: Asosiasi, keanekaragaman, gastropoda, ekosistem, padang Lamun
Identifikasi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit serta Korelasinya dengan Penutup Lahan di Sepanjang Pantai Selatan Provinsi Gorontalo Faizal Kasim; Aziz Salam
The NIKe Journal VOLUME 3 NOMOR 4, DESEMBER 2015
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v3i4.1330

Abstract

Penelitian secara khusus bertujuan mengidentifikasi proses akresi dan abrasi sepanjang kawasan pesisir Selatan Provinsi Gorontalo melalui pemetaan dan analisis laju perubahan garis pantai rentang 14 tahun menggunakan teknik sistim informasi geografis pada hasil ekstraksi fitur garis pantai kawasan pesisir Selatan Gorontalo secara spasial temporal menggunakan teknik penginderaan jauh pada dataset citra Landsat tahun 2001 dan tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang garis pantai Selatan Gorontalo tanpa mengikut-sertakan panjang garis pantai pulau-pulau yang terpisah dari daratan berturut-turut adalah sepanjang 444.28 km tahun 2001 dan 435.25 km tahun 2015 sehingga terdapat fenomena pengurangan garis pantai sepanjang 9.03 km dalam rentang 14 tahun. Intensitas proses akresi dan abrasi berjalan secara bersamaan sepanjang rentang 14 tahun di mana pertumbuhan delta muara sungai di Desa Manawa Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato sangat signifikan menyumbang 58.04% secara keseluruhan luas akresi di pesisir selatan Gorontalo yang berlangsung selama 14 tahun. Baik proses akresi maupun abrasi intensitas lokasinya berkorelasi dengan jenis-jenis tutupan/penggunaan lahan. Korelasi positif mutlak (r=1) pada kedua proses terdapat pada jenis tutupan rawa. Proses akresi yang menjadi proses mendominasi kestabilan sepanjang kawasan pesisir Selatan Gorontalo berkorelasi positif berturut-turut dengan jenis tutupan hutan bakau (r=0.94) dan hutan rawa (r=0.91). Adapun proses abrasi berkorelasi positif signifikan dengan jenis tutupan lahan tambak (r=0.90). Informasi yang diperoleh dari penelitian ini mengindikasikan pentingnya monitoring dan penelitian lanjut yang focus dan detil baik dalam hal dinamika spasial-temporal secara lokal kaitannya dengan jenis dan pola perubahan tutupan lahan, maupun terkait kombinasi penggunaan dataset beresolusi lebih tinggi dalam kajian-kajian ke depan yang relevan dalam rangka pengelolaan kawasan pesisir selatan Gorontalo. Kata kunci: Perubahan garis pantai, Citra Landsat, SIG, Delta Manawa, Pesisir Selatan Gorontalo
Evaluasi Ekowisata Hiu Paus di Desa Botubarani | Evaluation of whale shark ecotourism in Botubarani Village Abd Rafiq Sino; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 4 NOMOR 4, DESEMBER 2016
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.524 KB) | DOI: 10.37905/.v4i4.5074

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah wisatawan destinasi wisata hiu paus, dampak ekowisata hiu paus serta faktor lingkungan dan kelembagaan di perairan Desa Botubarani. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Agustus 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif dan metode survey lapang.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama adanya agresi wisata hiu paus telah terjadi peningkatan wisatawan jika dibandingkan dengan sebelumnya. Dampak dari destinasi wisata hiu paus ada dua yaitu dampak positif berupa peningkatan pendapatan, kehidupan masyarakat menjadi lebih baik serta kebutuhan hidup cukup terpenuhi. Dampak negatif adalah telah terjadi pencemaran lingkungan, serta hal lain terungkap dari sistem pengelolaan oleh masyarakat adalah transparansi keuangan diantara pengelola dan sistem kelembagaan yang perlu dikembangkan. Selain itu, lingkungan cukup mendukung untuk destinasi wisata hiu paus dan sistem kelembagaan serta aturan perlu diperbaiki akibat dari beberapa aturan belum diberlakukan. The purpose of this study was to determine the number of whale shark tourist destinations, the impact of whale shark ecotourism as well as environmental and institutional factors in the waters of Botubarani Village. This research took place from May to August 2016. The method used in this research is descriptive and field survey methods. The results showed that during the whale shark tourism aggression there had been an increase in tourists compared to before. The impact of the whale shark tourist destination is twofold: a positive impact in the form of increased income, community life is better and life needs are sufficiently met. The negative impact is that environmental pollution has occurred, and another thing revealed by the management system by the community is financial transparency between the manager and the institutional system that needs to be developed. In addition, the environment is quite supportive for whale shark tourism destinations and the institutional system and rules need to be improved as a result of some rules not yet enacted. Katakunci: Evaluasi; ekowisata; hiu paus. Keywords: Evaluation; ecotourism; whale shark.
Diversity of Gastropod in Mangrove Ecosystems in Tomini Gulf Mohamad Fahmi Kasim; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 7 ISSUE 4 | DECEMBER 2019
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.668 KB) | DOI: 10.37905/.v7i4.5039

Abstract

The purpose of this research is to know the diversity of gastropod in mangrove ecosystem of East Pohuwato Village, District of Marisa, Pohuwato Regency. This research was conducted in August to November 2015. The method used is a quadrant transect method measuring 1x1 meter. Data analysis includes calculation of diversity index and equality index. The results showed that 11 gastropods were found, namely Telescopium telescopium, Terrebralia palustris, Terrebralias ulcata and Cerithidea cingulata, Cerithium cobelti, Faunus ater, Littorina scabra, Noses planospira, Nasarius corodatus and Nasarius optimus, and Spinidrupa spinosa. The index value of diversity in the study sites ranged from 0.73-0.75 with the category of medium diversity. Epifauna Gastropod similarity index value between Station I and Station II is 70.59% while the similarity index value for gastropod type of treefauna between Station I and Station II is 60% and both are in the same category. In general this shows the similarity of species Epifauna and Treefauna on both Stations Keywords: gastropods; diversity; similarity; mangrove; ecosystem.
Gastropod in Mangrove and Seagrass of PentaduTimur Village Wawan S Husa; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 7 ISSUE 2 | JUNE 2019
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.083 KB) | DOI: 10.37905/.v7i2.4878

Abstract

This study aims to determine the condition of gastropod in the area of mangrove and seagrass in the waters of the District of Tilamuta Pentadu Timur village, Gorontalo province. This study was conducted in November 2015 to April 2016. The method used is the 1x1 m transect quadrant. Data analysis included diversity index, Frequency type and Gastropod Similarity Index Efipauna and Treefauna. The results showed that the mangrove ecosystem, has gastropod species Epifauna of 17 types and 15 types for Treefauna. While on seagrass, consists of nine types Epifauna and 6 types Treefauna. Gastropod diversity index value Epifauna on mangrove ecosystems are 0.55 and 0.70 whereas Treefaunaie on seagrass for gastropods Epifauna is 0.77 with a high diversity categories and Treefauna is 0.18 with a low diversity category. Sulcata terrebralia species has the highest value of the frequency of attendance either in mangrove and seagrass ecosystems. Gastropod similarity index in mangrove and seagrass ecosystems is 79% with a very similar category. Keywords: mangrove; seagrass; gastropod.
Komposisi dan Pola Sebaran Lamun di Desa Garapia | Composition and distribution of seagrass in Garapia Village Roy M Moningka; Faizal Kasim; Sitti Nursinar
The NIKe Journal VOLUME 6 NOMOR 2 | JUNI 2018
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.026 KB) | DOI: 10.37905/.v6i2.5225

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan pola sebaran lamun di Perairan Laut Sulawesi Desa Garapia Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September 2015 sampai Februari 2016. Metode yang digunakan adalah metode kuadran berukuran 1x1 meter. Lokasi penelitian dibagi menjadi 2 stasiun yaitu stasiun I (berdekatan dengan muara sungai dan pangkalan perahu) dan stasiun II (berdekatan dengan hutan mangrove). Komposisi jenis lamun di perairan Desa Garapia adalah Enhalus acoroides (13,29% dan 92,18%), Cymodoceae rotundata (46,43% dan 2,63%), Thalassia hemprichi (8,77% dan 2,86%), Halophila ovalis (18,26% dan 2,34%), Syringodium isoetifolium (13,25% dan 0%). Jenis lamun di perairan Laut Sulawesi Desa Garapia pada stasiun I untuk semua jenis lamun pola sebarannya mengelompok. Pada stasiun II, pola sebaran lamun terbagi atas beberapa kelompok yaitu: Pola sebaran seragam ditemukan pada Cymodocea ratundata dan Thalassia hemprichii, Pola sebaran acak terdapat pada Halophila ovalis, dan pola sebaran mengelompok terdapat pada Enhalus acoroides. Composition and distribution of seagrass in Garapia Village. The purpose of this study was to determine the composition and pattern of seagrass distribution in the Sulawesi Sea of Garapia Village, Monano District, North Gorontalo Regency. This research was conducted in September 2015 to February 2016. The method used was a quadrant method measuring 1x1 meters. The research location was divided into 2 stations, namely Station I (adjacent to the river mouth and boat base) and Station II (adjacent to the mangrove forest). The composition of seagrass species in the waters of Garapia Village are Enhalus acoroides (13.29% and 92.18%), Cymodoceae rotundata (46.43% and 2.63%), Thalassia hemprichi (8.77% and 2.86%), Halophila ovalis (18.26% and 2.34%), Syringodium isoetifolium (13.25% and 0%). Seagrass species in the Sulawesi Sea, Garapia Village at Station I, for all types of seagrass, the distribution patterns are clustered. At Station II, seagrass distribution patterns are divided into several groups, namely: uniform distribution patterns found in Cymodocea ratundata and Thalassia hemprichii, random distribution patterns found on Halophila ovalis, and clustered distribution patterns found in Enhalus acoroides. Kata kunci: Komposisi; pola sebaran; lamun; Laut Sulawesi Keywords: Composition; distribution pattern; sea grass; Sulawesi Sea
Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Wisata Hiu Paus | Community perception and participation in the management of whale shark tourism. Ismet Mile; Faizal Kasim; Sitti Nursinar
The NIKe Journal VOLUME 5 NOMOR 1, MARET 2017
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.545 KB) | DOI: 10.37905/.v5i1.5263

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan wisata hiu paus (Rhincodon typus) di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Provinsi Gorontalo. Selanjutnya analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa pengelolaan wisata hiu paus merupakan pengelolaan Co-management yang merupakan pengelolaan kolaboratif antara pihak pemerintah dan juga masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan wisata hiu paus berada pada kriteria Baik dengan skor rata-rata yang diperoleh sebesar 321 ( 64%), untuk partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan wisata hiu paus berada pada kriteria cukup baik dengan skor rata-rata diperoleh sebesar 251 ( 50%). This study aims to determine public perception and participation in the management of whale shark tourism (Rhincodon typus) in Botubarani Village, Kabila Bone District, Gorontalo Province. Furthermore, the data analysis was carried out in a quantitative descriptive manner. The results of research conducted show that the management of whale shark tourism is a co-management management which is a collaborative management between the government and the community. Public perception of the management of whale shark tourism is in the criteria Good with an average score obtained at 321 (64%), for public participation in the management of whale shark tourism is in the criteria quite well with an average score obtained at 251 (50%) . Katakunci: Persepsi; partisipasi; pengelolaan wisata; hiu paus. Keywords: Perception; participation; tourism; whale sharks
Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Wisata Pantai di Desa Botutonuo | Community perception and participation in beach tourism activities in Botutonuo Village Zulanwar Zulanwar; Faizal Kasim; Citra Panigoro
The NIKe Journal VOLUME 6 NOMOR 1, MARET 2018
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v6i1.5152

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kegiatan, persepsi dan partisipasi masyarakat sekitar terhadap kegiatan wisata pantai Botutonuo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai April 2016. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan analisis bersifat deskriptif korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kegiatan wisata di kawasan pantai Botutonuo adalah kegiatan berenang, bersantai, berperahu, memancing, dan menyaksikan matahari terbenam. Persepsi masyarakat terhadap kegiatan wisata pantai di desa Botutonuo cukup baik, ini dikarenakan masyarakat telah memilih pemahaman yang cukup tentang arti tujuan dan manfaat dari kegiatan wisata pantai itu sendiri. Dan tingkat partisipasi masyarakat cukup baik dalam menunjang kegiatan wisata pantai, baik dari sarana prasarana wisata, kualitas lingkungan wisata, ekologi perairan wisata, dan peran pemerintah di kawasan wisata pantai. This study aims to determine the types of activities, perceptions and participation of surrounding communities towards Botutonuo Beach tourism activities. This research was conducted in November to April 2016. This study used a survey method with descriptive correlation analysis. The results showed that the types of tourist activities in the Botutonuo Beach area were swimming, relaxing, boating, fishing and watching the sunset. The public perception of beach tourism activities in the village of Botutonuo is quite good, this is because the community has chosen an adequate understanding of the meaning of the purpose and benefits of the beach tourism activity itself. And the level of community participation is quite good in supporting coastal tourism activities, both from tourism infrastructure, the quality of the tourist environment, ecological tourism waters, and the role of the government in the coastal tourism area. Katakunci: Wisata pantai; masyarakat; persepsi; partisipasi. Keywords: Beach tourism; community; perception; partcipation.