Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

A Study of Linguistics Landscape Towards Tourism Enterpreneur Language Ability at Simanindo District, Samosir Regency, North Sumatera Province Rahmat Darmawan
Journal Polingua: Scientific Journal of Linguistics, Literature and Language Education Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.092 KB) | DOI: 10.30630/polingua.v6i2.114

Abstract

This research is aim for finding and describing the language skill of tourism actor in Simanindo sub-district which reflected on the results of using language in public by using linguistic landscape approach or known as LL. The research method which used in this research is descriptive and qualitative method. Basically, qualitative method observe the use of language on LL, review the form and meaning of language morphology and multilingual morphological situation as an international tourist area. In this research we observed that the use of language in all public spaces included street names, welcome greetings, directions, tourism business signs and so on and provided questionnaires for tourism actors regarding language skills. By using qualitative method, Data obtained will be fuller, deeper, trustworthy and meaningful so that the research objectives can be achieved. The findings of the research: language morphology dominated by the form of words and phrases. In the linguistic situation  the most dominant form of bilingual are mixing between the use of Indonesian and English. The meaning of the language contained in LL in Simanindo District is oriented to denotative and connotative meaning. Somewhat rare idiomatic meaning for dominant use of language in the LL is informative. The language skills of tour operators are generally still lacking. This is evident from the morphology of words, phrases, clauses and sentences in Indonesian and English by not applying the rules of writing and good translation. There is a difference between the use of LL made by the government and private institutions. LL by the government has uniformity at the linguistic and non-linguistic level while the independent tourism actors tend to produce the original language according to the wishes of each local community. This becomes significant with the language as the first component encountered by tourists in the tourist area. Language will determine whether the tourists will linger or leave the area immediately. Recommendation: (1) It should be a good linguistic planning of the use of language in the LL in Simanindo. (2) The need to reduce the language awareness of tourism. (3) It should be cooperation between the relevant institutions to provide training and counseling language in favor of language skills (language competence) tourism actors.
Local Wisdom Culinary At Kamu Kawan Lama Market In Denai Lama Tourism Village Deli Serdang District Ngger P Cahyo Hutomo; Rahmat Darmawan; Muhammad Halfi Indra Syahputra
Journal of Scientific Research, Education, and Technology (JSRET) Vol. 2 No. 2 (2023): Vol. 2 No. 2 2023
Publisher : Kirana Publisher (KNPub)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/jsret.v2i2.118

Abstract

Pasar Kamu Kawan Lama is a place where traders sell their culinary products every weekend. The Kamu Kawan Lama Market is located in the Denai Lama Tourism Village, Pantai Labu District, Deli Serdang Regency, North Sumatra Province. The many types of local food that are sold at Kamu Kawan Lama Market have made visitors curious to buy and enjoy the culinary offerings that are being sold. Local culinary wisdom that is offered at Kamu Kawan Lama Market is not neatly arranged according to the order of the dishes, so the majority of the food sold at Kamu Kawan Lama Market is dessert dishes or market snacks. The purpose of this research is to describe local wisdom-based culinary delights at Kamu Kawan Lama Market according to the procedure for serving food. The method used in this research is qualitative research, data collection is carried out in natural settings (natural conditions), primary data sources and data collection techniques involve participant observation , in-depth interviews , and documentation. . The analysis was carried out through an ethnographic approach with 3 analyses, namely domain, taxonomic, and componential analysis. The results of the research show that there is an imbalance in the sale of types of food dishes based on local wisdom, where the majority of the food sold is dessert or market snacks.
Perencanaan Daya Saing Destinasi Wisata Berdasarkan Tipologi Psikografik Wisatawan (Kasus Pada Kabupaten Tapanuli Utara) April Sabdi Marbun; Emrizal Emrizal; Rahmat Darmawan
NAWASENA : Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol. 2 No. 1 (2023): April : Jurnal Ilmiah Pariwisata
Publisher : Pusat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat STIEPARI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/nawasena.v1i1.512

Abstract

Kabupaten Tapanuli Utara ini sebagai salah satu destinasi Pariwisata penting di Sumatera Utara dan juga merupakan salah satu kabupaten di Kawasan Danau Toba sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu pintu masuk penting bagi wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba dan memiliki 19 daya tarik wisata andalan. Akan tetapi Kabupaten Tapanuli Utara hanya memberikan kontribusi 1,23% dari total kunjungan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Sumatera Utara periode 2015 - 2020. Daya saing sebuah destinasi bukan hanya tentang bagaimana ia bersaing dengan destinasi lain, tetapi juga bagaimana ia menarik kategori pengunjung (segmen) tertentu. Indikator mendalam tentang posisi destinasi dalam kaitannya dengan lingkungan persaingannya dapat ditemukan dalam jenis psikografis wisatawan dan susunan wisatawan tersebut. Studi ini menggunakan tipologi psikografis wisata Plog untuk menyelidiki status psikologis (daya saing) Tapanuli Utara sebagai tempat liburan. Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan di sini. Selama periode dua bulan yang dimulai pada Juni 2022 dan berakhir pada Juli 2022, dilakukan survei terhadap 386 wisatawan domestik. Berdasarkan hasil penelitian ini, kawasan Tapanuli Utara lebih diminati oleh kelompok wisata mid-centric sebesar 61,1% dibandingkan segmen psycho-centric sebesar 22,2% atau segmen allo-centric sebesar 16,7%. Kami menjelaskan bagaimana hasil ini memiliki aplikasi praktis untuk tujuan perencanaan dan pengembangan wisata Kabupaten Tapanuli Utara.
Perencanaan & Pengembangan Kampung Ibus Sebagai Desa Wisata Budaya Jawa Di Kabupaten Serdang Bedagai April Sabdi Marbun; Ngger Putro Cahyo Hutomo; Searca Agung Nugroho; Rahmat Darmawan; Emrizal Emrizal; Muhammad Halfi Indra Syahputra
Trending: Jurnal Manajemen dan Ekonomi Vol. 1 No. 2 (2023): April: Trending: Jurnal Manajemen dan Ekonomi
Publisher : Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.226 KB) | DOI: 10.30640/trending.v1i2.858

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat Konsep Perencanaan dan Pengembangan Kampung Ibus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Desa Wisata Budaya Jawa. Dimana untuk membuat konsep perencanaan dan pengembangan yang sesuai dilakukan observasi dan beberapa analisis seperti analisis potensi wisata, analisis supply and demand, analisis SWOT, analisis 6A, analisis BCG, dan analisis Matriks Ansoff. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif eksploratif. Metode Deskriptif Eksploratif yaitu metode untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena objek penelitian, selain itu juga ingin diketahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu pada objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT, analisis 6A, analisis BCG, dan analisis Matriks Ansoff. Hasil analisis Matriks SWOT IFAS dan EFAS didapatkan 9 strategi untuk perencanaan dan pengembangan Desa Wisata Budaya Jawa Kampung Ibus. Hasil analisis 6A yaitu Atrraction, Accessibilities, Activities, Amenities. Available Packages, dan Ancillary Services, didapatkan beberapa kondisi bahwa Kampung Ibus memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata Budaya. Hasil Analisis BCG, Berdasarkan hasil perhitungan skoring, untuk produk wisata memiliki total nilai 12 dalam kategori rendah, dan total nilai pasar wisata 11 dalam kategori rendah, sehingga dapat disimpulkan Produk Wisata dan Pasar Wisata di Desa Wisata Budaya Kampung Ibus masuk dalam kategori Dogs. Sedangkan hasil Analisis Matriks Ansoff, untuk pengembangan Desa Wisata Budaya Kampung Ibus, strategi pemasaran yang akan diambil adalah strategi Diversifikasi.
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK WISATA BERBASIS KARAKTERISTIK WISATAWAN Widya Octovia Rini Simanjuntak; Emrizal Emrizal; Rahmat Darmawan
JURNAL DARMA AGUNG Vol 31 No 3 (2023): JUNI
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v31i3.3436

Abstract

Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk mendapatkan tipe dan preferensi wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Denai Lama serta membuat rekomendasi produk sesuai karakteristik wisatawan. Untuk menjawab tujuan tersebut digunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teori Cohen, 1979 tentang Tipologi Wisatawan. Ditemukan bahwa tipe wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Denai Lama adalah wisatawan recreational yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk melakukan rekreasi fisik. Beberapa produk wisata yang direkomendasikan sesuai tipe wisatawan tersebut adalah keterlibatan wisatawan dalam pembuatan kuliner tradisional, keterlibatan wisatawan dalam pembuatan kerajinan tangan khas Desa Wisata Denai Lama, dan membuat paket wisata sepeda santai bagi kaum ibu. Untuk mendukung kenyamanan dan kelancaran aktivitas wisata maka disarankan untuk memperbaiki kualitas jaringan internet, pemasangan wi-fi serta pemanfaatan aplikasi digital bagi usaha kuliner tradisional yang ada di Desa Wisata Denai Lama.