Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

The Strategy of Developing Patients’ Safety Culture in Hospital Hilda Hilda; Arsyawina Arsyawina; Edi Sukamto; Rahmat Bakhtiar; Supriadi Supriadi; Rivan Firdaus; Emmy Putri W.
Health Notions Vol 5, No 12 (2021): December
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn51203

Abstract

The important factor affecting patients’ treatment and safety service quality is patients’ safety culture. This research aimed to identify the most effective strategy to develop the patients’ safety culture to prevent nursing error in the highest referral hospital in East Kalimantan Province. This research is a mix method. The population in this study were all nurses in the inpatient room totaling 342 people and a sample of 119 people obtained by proportional random sampling. In quantitative research, data were obtained using questionnaires and then analyzed using multiple linear regression. While qualitative data were obtained through in-depth interviews with 3 informants, namely the implementing nurse, the head of the inpatient room and the chairman of the patient safety committee. The results of the analysis show that there are two environmental factors that influence patient safety culture, namely lifesaving control (p value = 0.002) and patient safety (p value = 0.041). Through in-depth interviews, it is known that individual, organizational, and environmental factors are effective in developing a patient safety culture.Keywords: strategy; development; patients safety culture
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA, KINERJA PEGAWAI, DAN PERSEPSI K3 DI IPA PDAM SAMARINDA Anggi Triwardani; Iwan M Ramdan; Rahmat Bakhtiar
Husada Mahakam Vol 10 No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/hmjk.v10i1.172

Abstract

ABSTRACT The success of a company is supported by the role of a leader with his leadership style. The application of leadership is very influential on employee work motivation because to meet their needs requires the support from a leader. Occupational safety and health (OHS) programs are very important because when employees give a good perception of occupational safety and health programs, OHS behavior tends to be good. The purpose of this study was to determine the relationship of leadership style with work motivation, employee performance, and health safety perception in Cendana Water Treatment Plant of PDAM Tirta Kencana, Samarinda City. This type of analytic survey research with cross sectional approach was conducted in July 2019. The research sample of 54 people (total sampling) and data analysis using Pearson correlation test with significance level (α<0,05). The results showed that as many as 34 employees rated the authoritarian leadership style with most employees having low and high motivation (p-value 0,022), as many as 20 employees having moderate performance (p-value 0,008), as many as 21 employees having good OHS perceptions (p-value 0,000). It was concluded that there was a relationship between leadership style with work motivation, leadership style with employee performance, and leadership style with K3 perception in Cendana Water Treatment Plant of PDAM Tirta Kencana, Samarinda City. The leader must be able to apply a more effective leadership style, for example applying a democratic leadership style that always receives input and advice from his subordinates. Keywords: Leadership, Performance , Motivation, Perception
Implementation of Interprofessional Collaboration in Type 2 Diabetes Mellitus Care in Health Service Facilities Rahmat Bakhtiar; Krispinus Duma; Muhammad Aminudin
Husada Mahakam Vol 10 No 2 (2020): Nopember 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/hmjk.v10i2.241

Abstract

Management of Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) treatment in Indonesia had not been optimal, marked by the increasing incidence of both macro and micro complications which have an impact on high morbidity and mortality rates. As a chronic disease, the priority of T2DM management strategies was early detection and prevention of complications that could be done with a collaborative multi-disciplinary team approach. This study aimed to analyze the application of inter-professional collaboration in T2DM services in health care facilities in East Kalimantan. This research method was cross-sectional. A total of 120 T2DM patients who had received treatment both at the hospital and at the Primary Health Centre were involved in this study. The research variables were interpersonal collaboration, communication, team decision making, and conflict management. The results of the observations showed that the interaction of officers in the T2DM service activities went well and gave each other information among the team about conditions and management plans. Team communication played a role in the implementation of inter-professional collaboration on the treatment of T2DM in both hospitals and health centers. We believe that effective communication will reduce various barriers such as professional egos, skill gaps, or team knowledge which will increase the team's motivation to provide quality service.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DERAJAT RETINOPATI DIABETIK Aprian Aprian; Nur Khoma Fatmawati; Rahmat Bakhtiar
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v8i2.6388

Abstract

Retinopati diabetik merupakan komplikasi neurovaskular yang terjadi pada diabetes baik diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Retinopati diabetik terdiri dari retinopati diabetik non proliferatif (RDNP) dan retinopati diabetik proliferatif (RDP). Kejadian retinopati diabetik dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah indeks massa tubuh. Beberapa penelitian terkait indeks massa tubuh terhadap derajat retinopati diabetik masih memberikan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan derajat retinopati diabetik. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan metode cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2021 di Klinik Mata SMEC Samarinda. Data diperoleh dari 52 pasien retinopati diabetik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk menilai indeks massa tubuh secara langsung serta lembar rekam medik untuk melihat derajat retinopati diabetik. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Chi-Square dan diperoleh nilai p=0,746 (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan tidak adanya hubungan antara indeks massa tubuh dengan derajat retinopati diabetik.
HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN, JENIS PERSALINAN, DAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN DERAJAT ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE 2019 - 2020 Nabila Arianti Alfitri; Rahmat Bakhtiar; Novia Fransiska Ngo
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v8i1.6006

Abstract

Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi baru lahir tertinggi ketiga setelah infeksi neonatal dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi bernapas spontan dan teratur pada saat lahir. Umur kehamilan, jenis persalinan, dan ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan umur kehamilan, jenis persalinan, dan ketuban pecah dini dengan derajat asfiksia neonatorum yang menggunakan data rekam medis pasien asfiksia neonatorum tahun 2019-2020 di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Jumlah sampel yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi adalah 54 sampel dengan terknik total sampling. Analisis data untuk umur kehamilan dengan uji continuity correction dan didapatkan nilai p-value 0,023 (p<0,05) dan OR= 5.647, dengan demikian terdapat hubungan bermakna secara statistik antara derajat asfiksia neonatarum dengan umur kehamilan. Analisis data untuk jenis persalinan dengan uji fisher’s exact hasil menunjukkan nilai p-value 0,044 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara derajat asfiksia neonatarum dengan jenis persalinan. Sedangkan untuk persalinan ketuban pecah dini dengan uji continuity correction, hasil menunjukkan nilai p-value 0,000 (p<0,05) dan OR= 35.750, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara derajat asfiksia neonatarum dengan persalinan ketuban pecah dini.
HUBUNGAN ANTARA KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DENGAN SUBTIPE HISTOLOGI KANKER PARU DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Muhammad Imaduddin Nur Ichsan; Rahmat Bakhtiar; Emil Bachtiar Moerad; Hadi Irawiraman
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v7i3.4313

Abstract

Kanker paru merupakan penyakit utama keganasan dan memiliki jumlah kematian terbesar di dunia. Kanker paru dibagi menjadi dua kelompok, yakni small cell lung cancer (SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC). NSCLC memiliki jenis antara lain adenocarcinoma, squamous cell carcinoma, dan large cell carcinoma. Penggunaan CEA (carcinoembryonic antigen) sebagai penunjang diagnosis non-invasif dapat digunakan untuk skrining kanker, prognostik dan indikator prediktif terapi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat hubungan kadar CEA sebelum dilakukan terapi dengan subtipe histologi kanker paru di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Penelitian cross sectional dilakukan pada 114 pasien kanker paru yang didiagnosis dengan pemeriksaan patologi anatomi. Kadar kuantitatif CEA  dan subtipe kanker paru merupakan variabel penelitian. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan fisher exact test. Subtipe terbanyak adalah non-small cell lung cancer (NSCLC) dengan jenis adenocarcinoma, dan kadar CEA ≥5ng/dl lebih banyak ditemukan. Stadium IV paling sering ditemukan saat terdiagnosis. Komplikasi terbanyak adalah efusi pleura. Analisis hubungan kadar CEA dengan subtipe histologi kanker paru menunjukkan p-value sebesar 0,439 (α> 0,05). Terdapat hubungan kadar kuantitatif CEA penderita kanker paru sebelum dilakukan terapi dengan subtipe histologi kanker paru di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN, SARANA AIR BERSIH, RIWAYAT TIFOID KELUARGA, KEBIASAAN JAJAN DILUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALARAN SAMARINDA Rahmat Bakhtiar; Aris Novianto; Muhammad Gazali Hafid; Jafar Sidiq; Effi Setyoadi; Evi Fitriany
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v7i1.3704

Abstract

Tifoid merupakan penyebab utama penyakit pencernaan  di  negara Afrika, Amerika Latin dan Asia. Indonesia merupakan daerah endemik, dengan angka kejadian 800 kasus per 100.000 penduduk. Makanan yang bersih dan kebersihan pribadi memainkan peran penting dalam proses penularan S. typhi dan menurunkan kejadian tifoid. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor risiko kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, fasilitas air bersih, riwayat keluarga yang menderita tifoid dan kebiasaan membeli makanan di jalan. Penelitian ini menggunakan pendekatan case-control. Populasi kasus penelitian ini adalah semua pasien tifoid yang berkunjung ke Puskesmas Palaran pada Januari-Desember 2018, sedangkan untuk kontrol adalah pasien yang bukan tifoid berdasarkan catatan medis di Puskesmas. Sampel penelitian sebanyak 113 kasus dan 113 kontrol (1: 1). Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan Chi-square dan Odd Ratio ( OR). Faktor  risiko yang berhubungan dengan kejadian tifoid adalah perilaku mencuci tangan sebelum makan OR=6,69 (3,74 <OR <11,97), kebiasaan membeli dan mengkonsumsi makanan di jalan dengan  OR=3,92 (2,25 <OR <6,83). Meningkatkan promosi kesehatan terkait dengan pentingnya mencuci tangan sebelum makan dan menghentikan kebiasaan membeli makanan diluar rumah dapat mengurangi kejadian tifoid di Puskesmas Palaran Samarinda. 
DISLIPIDEMIA DENGAN RIWAYAT PENGOBATAN TRADISIONAL: STUDI KASUS DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Ajeng Tri Aulia Nanis; Rahmat Bakhtiar
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v7i3.4615

Abstract

Dislipidemia terjadi akibat gangguan metabolisme lipid yang biasanya karena perubahan gaya hidup masyarakat saat ini seperti mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan gaya hidup sedentari. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Edukasi yang baik disertai terapi nutrisi, jasmani dan tatalaksana farmakologi diharapkan dapat mengendalikan progresifitas penyakit dislipidemia dan komplikasinya. Selain penggunaan obat konvensional untuk mengatasi dislipidemia, saat ini masyarakat mulai menggunakan bahan-bahan alami untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Seorang wanita 57 tahun dengan keluhan kram pada jari-jari tangan, tengkuk, punggung, bahu dan terdapat arkus kornea. Pada 7 tahun lalu terdiagnosis dislipidemia, dan hingga saat ini kolesterol pasien selalu >200 mg/dL.  Pasien juga tidak pernah kontrol ke pelayanan kesehatan dan lebih memilih mengkonsumsi obat tradisional seperti daun salam dan labu siam. Pasien diterapi dengan atorvastatin 10 mg perhari rutin, serta edukasi untuk melakukan perbaikan pola makan dan melakukan olahraga rutin. Pendekatan kedokteran keluarga merubah perilaku pada pasien dengan menerapkan pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi makanan yang rendah lemak, melakukan aktivitas fisik, teratur minum obat atorvastatin, obat tradisional diminum setiap hari dan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk kontrol profil lipid.
HUBUNGAN MASA AKTIVITAS DI JALAN TERHADAP NILAI RERATA FVC DAN FEV1 PADA ANAK JALANAN DI KOTA SAMARINDA Azkiah Mandarini Fakih; Marwan Marwan; Rahmat Bakhtiar
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v7i2.4278

Abstract

Gangguan sistem pernapasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Gangguan sistem pernapasan tidak hanya terjadi di negara maju, melainkan juga terjadi di negara berkembang dan negara miskin. Gangguan fungsi paru umumnya dapat dikelompokkan menjadi gangguan paru obstruktif dan gangguan paru restriktif. Terdapat hubungan secara langsung antara gangguan fungsi paru dengan konsentrasi debu dan lamanya pajanan. Indonesia merupakan negara dengan tingkat polusi udara ketiga tertinggi di dunia. Sekitar 70% penyebab polusi udara tersebut berasal dari emisi kendaraan bermotor. Polusi udara yang berkaitan dengan jalan raya memiliki efek buruk terhadap fungsi paru anak-anak. Anak jalanan adalah anak perempuan dan laki-laki yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja atau hidup di jalanan. Anak jalanan mempunyai resiko besar terpajan bahan polutan melalui saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan fungsi paru yang dinilai dengan nilai rerata FVC dan FEV1 pada anak jalanan di kota Samarinda dengan masa aktivitas di jalan yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional. Partisipan penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 33 orang. Fungsi paru dinilai dengan menggunakan alat ukur spirometer untuk mengukur FVC dan FEV1. Hasil penelitian didapatkan 69,69% (n=23) mengalami penurunan FVC dan 81,81% (n=27) mengalami penurunan FEV1. Analisis data menunjukkan terdapat perbedaan nilai rerata FVC (p=0,005) dan FEV1 (p=0,037) antara anak yang beraktivitas di jalan pada masa ≤2 tahun dan >2 tahun. Dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan fungsi paru pada anak jalanan yang beraktivitas lebih dari 2 tahun.
HUBUNGAN JARAK FKTP KE FKRTL DAN KETERSEDIAAN LABORATORIUM SATU ATAP TERHADAP RUJUKAN NON SPESIALISTIK DI FKTP KOTA SAMARINDA TAHUN 2020 Enjelina Febri Adi Melinia; Rahmat Bakhtiar; Nataniel Tandirogang
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v8i3.6874

Abstract

Jaminan Kesehatan Nasional dibentuk oleh pemerintah agar seluruh masyarakat Indonesia dapat menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang dengan pelayanan pertama pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sesuai dengan kompetensi dokter dan dapat dilakukan rujukan ke jenjang berikutnya jika sesuai dengan indikasi dilakukan rujuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jarak FKTP ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) dan ketersediaan laboratorium satu atap terhadap rujukan non spesialistik di FKTP Kota Samarinda tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Populasi penelitian ini adalah FKTP Kota Samarinda yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) dengan besar sampel 106 FKTP yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari data BPJS Kesehatan Kota Samarinda dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan jarak FKTP ke FKRTL terhadap rujukan non spesialistik (p=0,451), tetapi terdapat hubungan ketersediaan laboratorium satu atap terhadap rujukan non spesialistik (p=0,012) di FKTP Kota Samarinda tahun 2020.