Penelitian ini melalui kajian pustaka dengan menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum pemerintahan We Benrigau Daeng Marowa, dimasa pemerintahan La Saliyu Kerrampelua (1398-1470) terjadi usaha perluasan wilayah kekuasaan. Perluasan wilayah kekuasaan dilakukan dengan jalan peperangan dan menjalin persahabatan dengan wanua-wanua lain. Sehingga 28 daerah bergabung dengan Kerajaan Bone. Kemudian pada masa pemerintahan We Benrigau Daeng Marowa, ia membeli bulu’ di Cina dengan menukarkannya 90 ekor kerbau yang kemudian dijadikan areal persawahan. Dibelinya juga sawah di sekitar kampung Laliddong dengan menukarkannya 30 ekor kerbau. Dengan demikian areal persawahan semakin luas. Sawah-sawah tersebut dijadikan sebagai sumber produksi beras dan penghasilan bagi rakyat di lingkungan kerajaan. Setelah ±40 tahun memerintah di Kerajaan Bone, ia digantikan oleh putranya yang bernama La Tenri Suki sebagai raja di Kerajaan Bone. Selanjutnya We Benrigau menetap di Cina, dan menurut cerita dalam Lontara’ We Benrigau tidak meninggal melainkan mallajang (menghilang). Kata Kunci : Kerajaan Bone, Pemerintahan We Benrigau Daeng Marowa.