Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Morfometri Gastropoda Di Perairan Pantai Desa Tapak Kecamatan Tugu Kota Semarang Putra, Yopie Anggara; Zainuri, Muhammad; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1441.657 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11416

Abstract

Perairan pantai desa Tapak merupakan salah satu daerah yang telah mengalami degradasi lingkungan akibat adanya perubahan alih fungsi lahan yaitu dari kawasan hutan mangrove menjadi daerah pertambakan dan perindustrian. Degradasi lingkungan ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan sehingga akan mempengaruhi populasi gastropoda, dimana menggunakan daerah tersebut sebagai habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri, hubungan panjang dan berat, serta faktor kondisi gastropoda yang ada di Perairan Pantai Desa Tapak, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah perairan pantai desa Tapak, Kec. Tugu, Kota Semarang yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November tahun 2013. Sampel gastropoda diambil dengan menggunakan transek ukuran 1x1 meter, selama 4 kali pengambilan sampel dengan selang waktu dua minggu sekali. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif eksploratif dengan pendekatan metode Sample Survey Method. Penelitian ini dilakukan pada 3 stasiun yaitu stasiun 1 yang merupakan daerah bersubstrat pasir, stasiun 2 yaitu merupakan daerah dengan pohon mangrove, dan stasiun 3 merupakan daerah dengan substrat berlumpur, dengan metode pertimbangan (purposive sampling method). Data kualitas perairan terdiri dari suhu, salinitas, DO, pH dan substrat sedimen, diambil secara bersamaan dengan sampling gastropoda. Data yang diperoleh dianalisis untuk diketahui jenis, morfologi, panjang, lebar, dan beratnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa gastropoda yang paling banyak ditemukan adalah jenis C. cingulata sebesar 836 ekor dan C. coralium sebesar 244 ekor. Kelas ukuran panjang cangkang dari C. cingulata berada di kisaran diantara 15,1 - 35,0 mm dan C. coralium berada di kisaran diantara 20,1 – 25,0 mm. Kelas ukuran lebar cangkang dari C. cingulata berada di kisaran diantara 5,6 – 7,0 mm dan C. coralium berada di kisaran diantara 7,1 – 8,5 mm.  Kelas ukuran lebar operculum dari C. cingulata berada di kisaran diantara 5,1 – 6,0 mm dan C. coralium berada di kisaran diantara 4,1 – 5,0 mm. Hubungan panjang dan berat gastropoda yang diperoleh bersifat allometrik negatif. Nilai faktor kondisi gastropoda jenis C. cingulata berkisar 1,446 – 2,224 dan pada jenis C. coralium berkisar antara 0,981 – 1,984
Kelimpahan Fitoplankton Pada Tambak Tidak Produktif Di Desa Mangunharjo, Semarang Kolaya, Ira; Hartati, Retno; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.12 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11406

Abstract

Tambak atau kolam adalah badan air yang  berukuran 1 m2 hingga 2 ha yang bersifat permanen atau musiman yang terbentuk secara alami atau buatan manusia. Lingkungan merupakan salah satu faktor pendukung produktifitas tambak. Kelimpahan fitoplankton di pengaruhi oleh faktor kimia, biologi, dan fisika. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan setiap 2 minggu dimulai tanggal 6 Juli, 20 Juli, 3 Agustus dan 17Agustus 2013. Hasil penelitian didapatkan 3 kelas fitoplankton yaitu kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae dan Dinophyceae. Kelimpahan tertinggi di temukan di Stasiun II periode sampling pertama yaitu 333 sel/L sedangkan kelimpahan terendah di temukan di Stasiun I periode sampling ke empat yaitu 101 sel/L. Nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 1,03-1,89 termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0,40-0,74 termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks Dominansi bervariasi  yaitu 0,26-0,60. Nilai tertinggi pada Stasiun I dan II dengan di dominansi genus Rhizosolenia. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah genus fitoplankton yang ditemukan selama penelitian berjumlah 23 genus yang terbagi menjadi 3 kelas    yaitu Bacillariophceae, Cyanophyceae dan Dinophyceae. Berdasarkan nilai kisaran Nitrat 3,08-4,2 mg/L dan Fosfat 0,21-0,54 g/L maka dapat di katakan ketiga tambak masih dalam keadaan yang sangat subur
Kajian Struktur Komunitas Fitoplankton Di Perairan Pantai Desa Tapak Kecamatan Tugu Kota Semarang Mayani, Putri Sakinah; Widianingsih, Widianingsih; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.561 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11412

Abstract

Fitoplankton merupakan biota tumbuhan yang bersifat autotrophic dan merupakan produsen primer di perairan. Perairan Pantai Desa Tapak dikelilingi oleh perumahan penduduk, kawasan industri, dan aktivitas nelayan yang akan menyumbang pencemaran organik maupun pencemaran anorganik. Perairan ini mengalami peningkatan ketinggian permukaan sebagai akibat pasang tinggi rob, yang mengakibatkan penggenangan daerah pertambakan dan sebagian dari estuaria. Penggenangan tersebut berakibat kepada peningkatan percampuran unsur hara yang diduga akan mempengaruhi keberadaan dan struktur komunitas fitoplankton pada daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton yang meliputi kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan dominasi fitoplankton di Perairan Pantai Desa Tapak, Kecamatan Tugu, Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober - November 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, pengumpulan data dengan Sample Survey Method. Sampel fitoplankton diambil secara horizontal dengan planktonnet 37 µm. Sejumlah 3 stasiun pengambilan sampel telah ditetapkan dengan metode pertimbangan (purposive sampling method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur komunitas fitoplankton di Perairan Pantai Desa Tapak tersusun atas 3 kelas fitoplankton yang terdiri dari 24 genus fitoplankton, yaitu kelas Bacillariophyceae (17 genus), kelas Dinophyceae (5 genus), dan Cyanophyceae (2 genus). Genus yang mempunyai kelimpahan tertinggi adalah Skeletonema, Thalassionema, Thalassiothrix, dan Pleurosigma dari kelas Bacillariophyceae. Kelimpahan fitoplankton rata-rata berkisar 25.426 – 34.100 sel/m3. Nilai keanekaragaman berkisar 1,68 – 2,05, dimana tertinggi pada stasiun II dan terendah pada stasiun III. Keseragaman berkisar 0,66 – 0,76, dimana tertinggi pada stasiun II yang diikuti dengan stasiun I dan stasiun III. Nilai dominansi berkisar 0,24 – 0,34, dimana tertinggi pada stasiun III dan diikuti stasiun I dan stasiun II
Perbandingan Jenis dan Jumlah Echinodermata Di Perairan Pantai Krakal Gunung Kidul Yogyakarta Dan Pantai Pailus Jepara, Jawa Tengah Putri, Ardita Elok Mahendra; Sunaryo, Sunaryo; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.9 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i2.25090

Abstract

Echinodermata merupakan biota yang dapat ditemukan hampir di semua ekosistem laut. Echinodermata cukup melimpah keberadaannya di kawasan terumbu karang, hal ini karena terumbu karang berperan sebagai tempat berlindung dan mencari makan bagi Echinodermata. Dalam rantai makanan, Echinodermata memiliki peranan sebagai pemakan seston atau detritus, dan merombak sisa bahan organik. Echinodermata juga berperan sebagai bioindikator parameter kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan Echinodermata yang terdapat di Pantai Krakal, Gunung Kidul, Yogyakarta dan Pantai Pailus, Jepara, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode transek kuadran dengan ukuran 1x1m. Hasil pengamatan di Pantai Krakal ditemukan 2 kelas dari filum Echinodermata, antara lain 3 species dari Kelas Ophiuroidea yaitu Ophiocoma erinaceus, Ophiocoma scolopendrina, Ophiarachna affinis, dan 3 species dari Kelas Echinoidea yaitu Echinometra viridis, Echinometra oblonga, dan Stomopneustes variolaris. Sedangkan jenis Echinodermata yang ditemukan di Pantai Pailus ditemukan 1 Kelas Echinodermata yaitu Holothuridea yang terdiri dari 3 spesies, yaitu Holothuria atra, Holothuria scabra, dan Holothuria leucospilota. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan individu tertinggi penelitian di Pantai Krakal adalah Ophiocoma scolopendrina (7,05 ind/m²),sedangkan kelimpahan individu tertinggi di Pantai Pailus adalah Holothuria scabra (2,13  ind/m²). Echinodermata is a biota that can be found almost in all marine ecosystems. Echinodermata quite abundant presence in the area coral reefs, because it serves as shelter and feed for Echinodermata. In the food chain, Echinodermata has a role as a seston eater or dentrite, and remodel the rest of the organic material. Echinodermata also serves as a bioindicator of water quality parameters. This study aims to determine the abundance of Echinodermata found in Krakal Beach, Gunung Kidul, Yogyakarta and Pailus Beach, Jepara, Central Java. The method used in this research was descriptive method. Sampling in this research used quadrant transect method with size 1x1m. The results of observation on Krakal Beach found 2 classes of Echinodermata phylum, among others 3 species of Ophiuroidea namely Ophiocoma erinaceus, Ophiocoma scolopendrina, Ophiarachna affinis, and 3 species of Echinoidea is Echinometra viridis, Echinometra oblonga, and Stomopneustes variolaris. While the type of Echinodermata found in Pailus Beach found 1 Class Echinodermata is Holothuridea consisting of 3 species, namely Holothuria atra, Holothuria scabra, and Holothuria leucospilota. The results showed the highest individual abundance of research on Krakal Beach was Ophiocoma scolopendrina (7,05 ind/m²), while the highest individual abundance in Pailus Beach was Holothuria scabra (2,13 ind/m²).
Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan Morosari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Noventalia, Ida; Endrawati, Hadi; Zainuri, Muhammad
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.862 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i1.882

Abstract

Morosari waters is an area with high dynamics due to rob or high tide phenomenon, which affects the community structure of zooplankton in the waters. The purpose of this study was to investigate community structure of Zooplankton around Morosari waters, Sayung District, Demak Regency. This research was conducted in the Morosari waters, Sayung District, Demak Regency. This study uses an exploratory method with data collection methods using the Sample Survey Method. Three location were stablished for this research namely Location 1 is a Morosari river estuary area, Location 2 is an area of aquaculture, Location 3 is a Pandansari river estuary area. Samples were taken 5 times, during early July to early October 2011 using a planktonnet with 45 μm mesh size, sampling was done vertical sampling and horizontal sampling. The results of this study showed 41 genera for the vertical, and 45 genera for the horizontally. Average abundance obtained by the observation station was 18,40 ind/l for the vertical, and 4,80 ind/l for the horizontal. Index zooplankton diversity showed medium and obtained the average gain by the station is 2,44 for the vertical and 2,59 for the horizontally. Uniformity index indicates the type of high uniformity and obtained the average by the station is 0,87 for the vertical, and 0,80 for the horizontal. Dominance index obtained average based on the observation station is 0,12 for the vertical, and 0,31 for the horizontal.
Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan Desa Mangunharjo Kecamatan Tugu Semarang Ana, Desy Lasri; Endrawati, Hadi; Santosa, Gunawan Widi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.214 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i3.3149

Abstract

Mangunharjo village waters is located in Subdistrict Tugu, Semarang is the waters close to densely populated settlements. Household waste and industrial waste will affect water quality and community structure of zooplankton in waters. The aims of the research was to find out the community structure of Zooplankton in the village Mangunharjo Waters, subdistrict Tugu, Semarang. The method in this research was case study method with the exploratory nature of data collection used Sample Survey Method. The location was set as a research location was the location 1, as the areas of a body of a river, Location 2 as the river estuaries, and Location of 3 as ocean waters. Sampling was performed every 2 weeks for 5 times the sampling making use planktonnet with mesh size 45 μm. Sampling was carried out vertically at high tide and low tide began from May to July 2012. The results obtained 49 genera at high tide, while at low tide obtained 44 genera. Abundance obtained when the observation was an average of 17.90 specs/L at high tide, and at low tide the average gained 20.49 specs/L. Diversity of zooplankton an average of 2.20 obtained at high tide, and an average of 2.13 obtained at low tide. Homogeneity obtained average for sampling at the time of high tide and low tide with the same value at 0.56. The index domination at high tide and low tide also have the same value, the average 0.44.
Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Morosari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Sulistiyanto, Yuniar Andri; Endrawati, Hadi; Zainuri, Muhammad
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.048 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i2.2042

Abstract

Morosari estuary waters is consist of a pond area which flooded by high tide and became a shallow water area. Makrozoobentos is a biological component, which can be utilized to determine water quality. The purpose of this study is to determine the makrozoobentos community structure in the Morosari waters, Sayung District, Demak. There are 21 spesies of 4 classes, under 3 phyla Mollusca (13 species), consist of Polychaeta (8 species) and Crustacea (2 species), found in the 4 stations in the waters Morosari, District Sayung, Demak. The macrozoobentos abundance values on the entire sample ranged from 9 - 295 ind/m2. The diversity index show a range value from 0,00 – 3,28 (low to high category). The richness index show a range value between 0,00 – 0,94 (small to high category), while the dominance index indicates a range values between 0,18 – 1,00. The water quality show a variation that are still support makrozoobentos life.
Densitas dan Kandungan Total Lipid Mikroalga Spirulina platensis Yang Dikultur pada Tingkatan Perbedaan Fotoperiod Manullang, Cristiana; Widianingsih, Widianingsih; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.336 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i1.883

Abstract

Spirulina platensis is belong to divisi of Cyanophyta which has ability for good adaption in fluctuativ condition where environment factors can influent the composisition of nutrion (lipid, protein, carbohydrate). Lipid has function for fatty acid resources, vitamins and for bioenergy resources. This research aims to know influence of photoperiod with density and total lipid microalga Spirulina platensis which is has been cultured in different photoperiod as a purpose. This research uses complete random plan and treatment of photoperiod 4 hours light 20 hours dark, 8 hours ligth 16 hours dark, 12 hours light 12 hours dark, 24 hours light. The results shows that the highest density of S.platensis on experiment 24 hours light is 1591± 16 x 103 sinusoidal/mL and lowest density on photoperiod 4 hours light 20 hours dark 1087 ± 62 x 103 sinusoidal/mL while higest total lipid amount presentation of lipid on photoperiod 4 hours light 20 hours dark 46,08 ±27,93 %-dw and the total lipid 24 hours light treatment is 24,76 ±5,23 %-dw.
Simpanan Karbon pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Jepara Sophianto, Raka Pramulo; Endrawati, Hadi; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1394.933 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i2.25284

Abstract

Padang lamun merupakan ekosistem yang kompleks dan produktif di ekosistem laut dan pesisir serta salah satu peran utama lamun adalah sebagai penyimpan karbon dengan karakteristik uniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis lamun, mengetahui struktur komunitas lamun,  nilai biomassa dan nilai karbon lamun. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober dan November 2017 di Teluk Awur dan Pantai Bendengan Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada dua tempat masing-masing lima stasiun. Sampel yang diambil adalah lamun, sedimen dan air laut yang ditemukan di lokasi penelitian yang kemudian di identifikasi serta dianalisis di Laboratorium Biologi, Departemen Ilmu Kelautan, dan analisis pengabuan lamun dilakukan pada di Laboratorium Geologi, Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai total biomassa lamun yang didapat di kedua lokasi dari sampling pertama yaitu 982,77 gbk/m2 dan sampling kedua yaitu 923,91 gbk/m2. Total kandungan karbon pada sampling pertama berkisar antara 511,76 – 3662,26 gC/m2 dan total karbon pada sampling kedua berkisar antara 141,48 – 3344,2 gC/m2. Perbedaan hasil yang di dapat menunjukkan bahwa perbedaan iklim dapat berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan. Seagrass beds are complex and productive ecosystems in marine and coastal ecosystems and one of the main roles of seagrasses is storing carbon with its unique characteristics. This study aims to determine the types of seagrasses, find out the seagrass community structure, biomass values and seagrass carbon values. This research was conducted in October and November 2017 in Teluk Awur and Bendengan Jepara Beach. The method used in this research is descriptive method. Sampling was carried out at two places each of five stations. Samples taken were seagrass, sediments and seawater found at the study site which were then identified and analyzed in the Biology Laboratory, Department of Marine Sciences, and analysis of desertion carried out at the Geology Laboratory, Department of Marine Sciences, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Diponegoro University. The results of this study indicate the total value of seagrass biomass obtained in both locations from the first test was 982.77 gbk/m2 and the second test was 923.91 gbk/m2. The total carbon content in the first sampling ranged from 511.76 - 3662.26 gC/m2 and the total carbon in the second sampling ranged from 141.48-3344.2 gC/m2. The difference in results can show that climate differences can affect the results obtained.
Jumlah dan Jenis Fitoplankton Di Muara Sungai Banjir Kanal Barat Semarang Perdana, Anantya Setya; Ario, Raden; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.52 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i3.27493

Abstract

ABSTRAK: Muara Sungai Banjir Kanal Barat merupakan muara sungai terbesar di Semarang yang alirannya langsung menuju ke laut. Terdapat beberapa aktifitas yang terjadi di sepanjang aliran ini, diantaranya yaitu aktifitas industri dan pemukiman penduduk. Selain itu, adanya pembuangan limbah rumah tangga yang masuk ke dalam badan sungai yang juga berdampak bagi perubahan kualitas perairan serta kehidupan ekosistem di sepanjang aliran sungai tersebut. Fitoplankton merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominasi fitoplankton di Muara Sungai Banjir Kanal Barat Semarang. Penelitian ini dilakukan pada Oktober-Desember 2019. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga periode dengan interval dua minggu sekali di tiga stasiun. Stasiun 1 merupakan perairan air tawar, stasiun 2 merupakan muara dan stasiun 3 merupakan perairan air laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 24 genus fitoplankton dari 3 kelas, yaitu 17 genus dari kelas Bacillariophyceae, 5 genus dari kelas Dinophyceae dan 2 genus dari kelas Cyanophyceae dengan kelimpahan terbesar terdapat pada Stasiun 3 sebesar 67669 sel/L dan terendah pada Stasiun 1 sebesar 52287 sel/L, indeks keanekaragaman termasuk kategori sedang. Indeks keseragaman termasuk dalam kategori tinggi, indeks dominansi termasuk dalam kategori tidak ada jenis yang mendominasi. Berdasarkan kriteria penilaian menurut Shannon – Wiener bahwa perairan tersebut tergolong ke dalam perairan tercemar sedang. ABSTRACT: The Banjir Kanal Barat River Canal is the largest river estuary in Semarang that flows directly to the sea. There are several activities that occur along this flow, including industrial activities and human settlements. In addition, the disposal of household waste that enters the river body also has an impact on changes in water quality and ecosystem life along the river flow. Phytoplankton is aquatic organisms whose existence can be used as indicators of water quality. This study aims to determine the composition, abundance, diversity index, uniformity index, and a dominance index of phytoplankton in the West Banjir Canal River Estuary in Semarang. This research was conducted in October-December 2019. The method used is a descriptive exploratory method. Sampling was conducted in three periods with biweekly intervals at three stations. Station 1 is freshwater waters, station 2 is estuary and station 3 is seawater waters. The results showed that there were 24 genera of phytoplankton from 3 classes, namely 17 genera from the Bacillariophyceae class, 5 genera from the Dinophyceae class and 2 genera from the Cyanophyceae class with the greatest abundance at Station 3 at 67669 cells/L and lowest at Station 1 at 52287 cells/L, the diversity index is in the medium category. Uniformity index is included in the high category, dominance index is included in the category of no species that dominates. Based on the evaluation criteria according to Shannon-Wiener that the waters are classified as medium polluted waters.
Co-Authors AB Susanto Abdino Putra Utama Adi Santoso Agus Subagio Altysia Putriany Ambariyanto Ambariyanto Anantya Setya Perdana Andreas Nur Hidayat Anindya Wirasatriya Annisa Fadillah Antik Erlina Antonius Budi Susanto Ardhatama Zafron Dzakwan Ardita Elok Mahendra Putri Ardyatma, Via Jeanieta Berliana Argina Dewi S Azhari Nourma Dewi Baidhowie, Lutfil Hakim Bifa Aulia Manuhuwa Budhy Wiyarsih Cantik Sitta Devayani Cantika Elistyowati Andanar Chandra Nicolas Sihaloho Christian Jimmy Christin Manulang Cristiana Manullang Cristiana Manullang Delianis Pringgenies Desy Lasri Ana Dewi Nugrayani Dinda Monita Dwi Saniscara Wati Dyahruri Sanjayasari Dyahruri Sanjayasari Endang Kusdiyantini Endang Supriyantini Evi Lutfiyani Fadhel Muhammad Juharna Febrianto, Sigit Febriyantoro Febriyantoro Frijona Fabiola Lokollo Gunawan Widi Santosa Handhikka Daffa Wira Pradhana Hermin P Kusumaningrum Hermin Pancasakti Kusumaningrum Hilal M Hilyati Fajrina Ibnu Pratikto Ida Noventalia Ida Noventalia Imam Misbach Indras Marhaendrajaya Ira Kolaya, Ira Irwani Irwani Ita Riniatsih Ita Widowati Ivan Riza Maulana Julia Fransiska Ken Suwartimah Kiki Pebli Ningrum Lutfil Hakim Baidhowie M. Amanun Tharieq Manuhuwa, Bifa Aulia Maulana Cahya Widhiatmoko Monita, Dinda Muhamad Ravian Wiraputra Muhammad Iskandar Zulkarnain Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Ningrum, Kiki Pebli Nirwani Soenardjo Nugrayani, Dewi Nur Taufiq Nur Taufiq Nur Taufiq SPJ Nur Taufiq-Spj Nurul Latifah Octo Zainul Ahmad Perdana, Anantya Setya Pradhana, Handhikka Daffa Wira Primaswatantri Permata Putri Sakinah Mayani, Putri Sakinah Putri, Ardita Elok Mahendra Raden Ario Raka Pramulo Sophianto Rana Hadi Shafani Ranny Ramadhani Yuneni Retno Hartati Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah Tri Nuraini Robertus Triaji Mahendrajaya Robertus Triaji Mahendrajaya Rodhiyah Patmawati Rose Dewi Rose Dewi Rose Dewi Rudhi Pribadi Sihaloho, Chandra Nicolas Sophianto, Raka Pramulo Sri Amini Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Sedjati Sri Sedjati Sunaryo Sunaryo Sunaryo Sunaryo Suryanti - Suryono Suryono Susilo Dwi Cahyanti, Susilo Dwi Sutrisno Anggoro Taufiq-Spj, Nur Theresia Claudia Lasmarito Tiara Finishia, Tiara Titik Mariyati Tjahjo Winanto Utama, Abdino Putra Valentina R Iriani Via Jeanieta Berliana Ardyatma W.L. Saputra Widhiatmoko, Maulana Cahya Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widya Paramudhita Wiraputra, Muhamad Ravian Yopie Anggara Putra, Yopie Anggara Yuniar Andri Sulistiyanto Yuniar Andri Sulistiyanto Yuvita Muliastuti