Deddy Erdiono
Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

SEKOLAH TINGGI SINEMATOGRAFI ‘Implementasi Micromegas Daniel Libeskind’ Maahury, Heince A.; Erdiono, Deddy; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi terkini menjadikan dunia sinematografi semakin dekat dari jangkauan masyarakat Sulawesi Utara. Peralatan produksi yang mudah didapat dan digunakan dengan hasil yang tepat dan berkualitas membuat bertambahnya produksi karya audio-visual ini, baik secara  individual maupun komunitas. Hal ini merupakan potensi masyarakat yang patut ditunjang dengan sistem pendidikan formal sebagai salah satu aspek penting dalam meningkatkan dan mengembangkan minat dan kreativitas,wawasan dan kompetensi masyarakat, agar supaya pekerjaan produksi sinematografi menjadi lebih maksimal dan professional. Sekolah Tinggi Sinematografi di kota Manado di rancang untuk mewadahi fasilitas-fasilitas dengan fungsi edukasi dan entertainment, yaitu sebagai tempat pendidikan dan pertukaran ilmu pengetahuan dalam bidang sinematografi hingga proses produksi, dengan dukungan fungsi entertainment sebagai ruang apresiasi dan pertunjukan atas hasil pencapaian para peserta didik, maupun para sinematografer lainnya, bertujuan untuk menjadi sarana hiburan, komunikasi dan informasi bagi masyarakat luas. Dengan harapan terciptanya kultur dan iklim positif dalam meningkatkan dunia industri perfilman di Sulawesi Utara   Gagasan rancangan objek ini mengacu pada pendalaman karakter desain Daniel Libeskind yang tersimpan dalam rangkaian gambar Micromegas : The Architecture of end Space, diolah dengan melacak dan menafsir kedalaman makna filosofis dari rangkaian gambar tersebut, kemudian diimplementasikan kedalam ide bentuk, ruang dan kesan sebagai penggugah ingatan dan emosi bagi para pengguna bangunan ini, agar menjadi ruang spiritual dan ruang kreativitas dalam menemukan cita rasa karya masing-masing, selain itu bertujuan memperkaya ranah arsitektural di Sulawesi Utara. Kata Kunci : Sekolah Tinggi, Sinematografi, Film, Daniel Libeskind, Micromegas.
REGENERASI MUSEUM NEGERI PROVINSI SULAWESI UTARA (PENERAPAN KONSEP REKAM JEJAK J. MAYER H. SEBAGAI STRATEGI DESAIN ) Rantung, Septian K.; Erdiono, Deddy; Karongkong, Hendriek H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manado adalah kota ekowisata dan merupakan salah satu kota berkembang di dunia dimana terdapat peninggalan-peninggalan sejarah maupun budaya daerah dalam jumlah yang besar berada di dalam Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara, namun seiring dengan perkembangan zaman, nilai-nilai sejarah dan budaya yang masih dilestarikan dan dipamerkan di museum mulai dilupakan oleh penduduk setempat sehingga kebudayaan daerahpun mulai ditinggalkan oleh generasi-generasi dewasa ini. Oleh sebab itu guna meningkatkan minat dan kepedulian masyarakat akan pelestarian kesenian dan kebudayaan di Sulawesi Utara, dalam rangka menghadirkan dan menghidupkan kembali kegiatan pemeliharaan dan rekreasi museum ini, maka perlu adanya upaya regenerasi sepenuhnya baik itu lingkungan, bangunan, maupun fungsi yang ada serta mewadahi kebutuhan masyarakat saat ini dengan fasilitas penunjang yang baru dan bekerjasama dengan pihak swasta untuk menghadirkan museum dengan konsep baru dan berdasarkan pada strategi rekam jejak dari arsitek asal jerman yaitu Jurgen Mayer H. yang berupa duplikasi, rotasi dan mutasi sehingga bisa menciptakan museum dengan suasana rekreatif sekaligus edukatif dalam pembangunan museum ini. Kata kunci : Regenerasi, Museum, Provinsi Sulawesi Utara, Rekam Jejak, J. Mayer H
OCEANARIUM MANADO (Dekonstruksi Sebagai Strategi Desain) Anter, Revin; Sangkertadi, Prof.; Erdiono, Deddy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesona keindahan lautan Sulawesi Utara memiliki banyak sumber daya dan pesona keindahan alam lautan yang mengundang banyak kekaguman pencinta alam perairan dan wisatawan untuk mengeksplorasi keindahan alam ini, seperti Taman Nasional Laut Buneken dan Selat Lembeh dan masih banyak lagi. Diperlukan suatu objek wisata yang dapat mewadahi sarana edukasi, ekowisata serta memperlajari kekayaan alam Laut Sulawesi Utara yaitu Oceanarium sebagai salah satu sarana yang memungkinkan untuk menikmati keindahan bawah laut tanpa harus menyelam, dimana kesan umum untuk menikmati keindahan bawah laut harus memilki kemampuan untuk menyelam. Maka dengan Oceanarium yang merupakan alam lautan buatan dimana manusia dapat menjelajahi dan menikmati alam lautan tanpa terbatasnya wilayah serta rasa aman dan terlindungi dari kondisi alam lautan maupun hewan berbahaya di laut. Serta penjelajahan di alam alami lautan memiliki batasan waktu namun dengan oceanarium orang orang tidak memilki batasan waktu untuk menikmatinya. Untuk menghadirkan objek desain ini maka perancangannya melewati proses analisa hingga transformasi desain yang melibatkan banyak aspek perancangan  dengan tujuan dapat menghadirkan objek Oceanarium di Manado agar dapat menampung kegiatasan ekowisata ,edukasi dan konservasi alam lautan. Pendekatan melalui tema dekonstruksi akan mampu menghadirkan makna dan eksepresi bangunan yang unik dengan metoda metodanya.. Kata kunci : Oceanarium, Metode Dekonstruksi.
EXTREME RESORT HOTEL & DIVING CENTRE DI SIAU (NEW ORGANIC ARCHITECTURE) Laheba, Cherryl N.; Erdiono, Deddy; Makainas, Indradjaja
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan alam bahari yang sangat berpotensi bagi sektor pariwisata. Secara mikro, hal ini pun dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang terletak di bagian utara Indonesia. Kabupaten ini beribukota di Pulau Siau. Pulau Siau sendiri memiliki keunikan secara topografi darat maupun alam bawah lautnya. Namun potensi ini masih kurang dimanfaatkan sehingga masih sedikit wisatawan yang datang. Dengan demikian, perlu adanya suatu objek yang dapat membantu dan berkontribusi dalam mengeksplorasi keunikan alam yang ada di Pulau Siau. Maka dihadirkanlah Extreme Resort Hotel & Diving Centre dengan implementasi tema New Organic Architecture. Tema ini mengedepankan keselarasan bangunan dengan alamnya, salah satu prinsip dari arsitektur organik yaitu “grow out of the site and be unique” yang berarti bangunan harus lahir dari tapak dan menjadi unik. Kata kunci : Extreme, Resort Hotel, Diving Centre, Arsitektur Organik, Siau
GALERI SENI RUPA 3 DIMENSI DI MANADO (AMBIGUITAS DALAM STYLISTIKA ARSITEKTUR) Bujung, Lidya A.; Betteng, Luther; Erdiono, Deddy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Indonesia memiliki banyak seniman dengan hasil seni yang menjanjikan, tetapi pada kenyataannya perhatian yang lebih besar hanya ditujukan pada seni kontemporer sementara seni klasik sepertinya dipinggirkan, harusnya lebih banyak memberikan perhatian bagi pengembangan seni itu sendiri. Pengetahuan masyarakat tentang perkembangan seni sangat minim. Bukan hanya pada teknologi yang mendukung seni itu sendiri tapi juga pengetahuan tentang seni dan cara mengekspresikannya atau mengomunikasikannya. Berdasarkan hal tersebut menurut sudut pandang penulis, hadirnya objek rancangan Galeri Seni Rupa 3 Dimensi di Manado, akan menjadi wadah pemenuhan akan kebutuhan perkembangan dan lestarinya seni itu sendiri. Dalam melaksanakan tahapan kerangka berpikir, metode-metode yang digunakan antara lain: Kajian Literatur, metode ini diterapkan pada tahap awal yang bersifat deduktif untuk menghasilkan output-output berupa informasi seputar tema dan objek rancangan. Survei, berupa pengamatan serta pendokumentasian berbagai karakteristik tapak yang berpotensi dijadikan site objek rancangan. Pelaksanaan pengkajian menggunakan siklus Image-Present-Test —versi aliran argumentatif terhadap proses anailisi-sintesis-evaluasi—yang berulang-ulang spiralistik menuju pada penajaman alternatif solusi. Pengkajian aspek-aspek tapak, fungsi, struktur, serta utilitas diterapkan dengan menggunakan metode konvergen yang langsung mengkaji konsep-konsep output yang utama berdasarkan data-data input yang masuk dalam Comprehensive knowledge perancang. Dalam konsep perancangan Galeri Seni Rupa  Dimensi di Manado berdasarkan tema yang diambil, terdapat 2 gaya/ lagam/ stylistika pada konsep bentuk rancangan. Tiap lagam mewakili 1 (satu) periode/masa. Yaitu zaman modern (Simplicity periode 1920-1960), dan postmodern (periode 1970-sekarang). Implementasi tema tersebut umumnya diimplementasikan pada elemen arsitektural yang dapat dilihat secara langsung, karena tema Ambiguitas dalam Stylistika Arsitektur mengandalkan teknik visualisasi untuk dapat dinikmati / dirasakan.     Kata kunci : Galeri, Seni, Seni Rupa, Seni 3 Dimensi, Ambiguitas, Eklektik, Manado
ISLAMIC CONTEMPORER CULTURAL CENTER DI MANADO SYMBOL KALIGRAFI ARABESQUE SEBAGAI STRATEGI DESAIN Imannudin, Imannudin; Erdiono, Deddy; Mastutie, Faizah
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Belum adanya suatu wadah yang menginformasikan Islam secara lengkap dan menjadi tempat rujukan kegiatan-kegiatan yang bernafaskan Islam yang dapat menyatukan komunitas muslim khususnya di kawasan Kota Manado, sehingga dibutuhkan sebuah wahana yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islam dalam satu tempat sekaligus menjadi rekreasi yang bersifat religi untuk menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani di kawasan perkotaan yang memiliki rutinitas tinggi, serta perlu adanya sebuah tempat yang dapat menyatukan komunitas muslim di Kota Manado. Untuk menjawab permasalahan dan tantangan tersebut maka disusunlah Tugas Akhir yang mengusung judul obyek rancang yaitu Islamic Contemporer Cultural Center.Tema yang digunakan untuk melakukan proses perancangan ini adalah arabesque dengan metode pendekatan simbolisme Kaligrafi. Lingkup pelayanan obyek rancang meliputi aktivitas rekreasi, edukasi, dan komersial yang kemudian dituangkan dalam pembagian fasilitas utama dan penunjang. Fasilitas utama meliputi art gallery, ruang edukasi (khusus membahas tentang islam itu sendiri & yang membahas tentang lintas agama).  Perpustakaan  ,serta masjid.Islamic Contemporer Cultural Center Di Manado disini merupakan tempat yang dapat menfasilitasi serta mengakomodasi segala kebudayaan serta kesenian Islami yang ada. Dengan adanya objek ini, kekayaan budaya Islami dapat ditampilkan, dipelajari, serta di identifikasikan untuk pengembangan dan  pelestarian Islamic Contemporer Cultural Center Di Manado ini pula dapat menjadi tempat tujuan wisata untuk pengenalan budaya Islam.Kata kunci : Islam center,Arabesque, Arsitektur Contemporer.
MENARA SKYWALK DI MANADO - EXTREME SPACE IN ARCHITECTURE Tangketasik, Yanrico A.; Erdiono, Deddy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MENARA SKYWALK di MANADO (Extreme Space in Architecture) Yanrico Apyusta Tangketasik[1] Deddy Erdiono[2]   ABSTRAK Berkurangnya perhatian serta ketidakpedulian pemerintah danmasyarakat terhadap sektor kepariwisataan khususnya objek-objek wisata yang ada menjadi salah satu faktor sulitnya kota Manado memperoleh predikat sebagai Kota Pariwisata Dunia yang dicanangkan pada tahun 2010 lalu. Dapat dilihat dengan tidaka danya objek wisata buatan yang baru dan lebih inovatif yang dihadirkan untuk mendukung sektor kepariwisataan kota Manado. Adapun sektor kepariwisataan juga mempunyai peranan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta perkembangan pembangunan kota Manado dimana sektor inidapat menjadi andalan untuk menarik para investor dalam pengembangan sektor bisnis di kota Manado. Melihat keterkaitan antara beberapa sektor tersebut, diperlukan suatu objek yang dapat mencakup semua kebutuhan dari berbagai sektor tersebut. Kehadiran objek multi fungsi berupa Menara Skywalk yang memiliki program fungsi mixed-use (Pusat Perbelanjaan dan Rekreasi, Apartemen, dan Kantor sewa)serta wisata ekstrimnya yaitu Skywalk diharapkan mampu mengakomodir berbagai aktifitas dalam satu wadah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta memajukan sektor kepariwistaan kota Manado. Selain itu, kehadiran Menara sebagai objek Monumental juga dapat menjadi icon baru bagi kota Manado. Kata kunci: Sektor Kepariwisataan, Kota Manado, Menara Skywalk, Mixed-use [1] Mahasiswa PS 1 Arsitektur UNSRAT [2] Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT
IMPLEMENTASI ALIRAN SENI EKSPRESIONISME DALAM KARYA ARSITEKTUR Sakul, Monica D.; Erdiono, Deddy
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada awal abad ke 20, muncul bentuk-bentuk seni rupa baru dan konsep-konsep seni rupa yang menentang nilai-nilai tradisi masa lampau. Salah satu aliran seni yang muncul adalah Ekspresionisme. Ekspresionisme juga didefinisikkan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedy.  Eskpresionisme dibagi pada 2 masa. Ekspresionisme I merupakan suatu gerakan yang melekat pada cita rasa cita rasa irasional dalam diri manusia. Gerakan ini dipengaruhi oleh arsitek-arsitek modern Avant Garde yang menerapkan aliran futurisme dan memiliki keterkaitan dengan aliran Suprematisme dan Konstruktivisme Rusia dimana kedua aliran ini sama-sama membahas tentang ruang irasional serta material yang digunakan dalam bangunan mempunyai kemiripan. Selanjutnya muncul aliran Ekspresionisme II yang menjadi cikal bakal dari arsitektur modern baru. Aliran ini muncul karena terjadi konflik dalam Ekspresionisme. Dalam ekspresionisme II ini, bangunan-bangunannya sudah mulai menerapkan menggunakan material-material pabrikan serta mulai menerapkan paham-paham arsitektur modern yakni Form Follow Function, Less is More, Ornament is a Cryme dan lain sebagainya. Setelah arsitektur modern, kemudian muncul juga aliran Post Modern yakni dekonstruksi yang juga memiliki hubungan dengan ekspresionisme. Kata kunci : Arsitektur, Ekspresionisme
PUSAT PENELITIAN KANKER DI MANADO. Neoplasmatic Architecture Maweikere, Glory; Syafriny, Reny; Erdiono, Deddy
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan menjadi perbincangan yang sangat hangat terlebih khusus di negara berkembang. Sulawesi Utara dengan ibukota Manado menjadi bagian dari Negara berkembang yang belum memiliki wadah dan sarana prasarana informasi yang akurat. Oleh karena itu perlu dihadirkan Pusat Penelitian Kanker agar dapat mencapai studi klinis.Konsep Neoplasmatic Architecrure pada bangunan menjadi salah satu bentuk penerapan arsitektur dalam pemanfaatkan desain sebagai metode untuk mengeksplorasi dan memanipulasi bahan biologis yang sebenarnya, dimana analogi dari perkembangan sel yang abnormal dalam tubuh akan digambarkan melalui konsep Neoplasmatic Architecture yang menyiratkan adanya entitas tentang semi-living, yakni antara biologi dan engineering. Kata Kunci : Pusat Penelitian, Kanker, Neoplasmatic Architecture
PENDEKONSTRUKSIAN BENTUK DAN RUANG DALAM ARSITEKTUR Erdiono, Deddy
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses terjadinya bentuk dan ruang dalam arsitektur seringkali diungkap melalui pendekatan morfologis secara dua atau tiga dimensional baik melalui ruang maupun wujud/sosok pukal geometriknya. Beberapa kasus perancangan arsitektur lebih banyak menunjukkan proses perubahan bentuk yang terjadi diskenariokan melalui penyampaian perkembangan tahap demi tahap menuju bentukan utuhnya. Apa yang dilakukan oleh Hiromi Fujii dalam menciptakan bentuk dan ruang dalam salah satu proyek rancangannya dilakukan dengan cara sebaliknya melalui proses fragmentasi terhadap elemen dan komponen kubus yang telah mengalami pembagian, pemisahan, pemotongan dan pelepasan, yang kemudian disusun kembali sedemikian rupa sehingga menghasilkan komposisi bentuk dan ruang yang cukup kompleks. Pembongkaran bentuk yang dilakukan dimaksudkan untuk menyusunnya kembali sehingga transformasi yang terjadi merupakan struktur bentuk dan ruang tanpa makna, pusat dan hirarki yang secara keseluruhan terkesan menjadi berantakan dan tak terselesaikan.Pendekonstruksian semacam inilah yang oleh Broadbent dikatagorikan sebagai Dekonstruksi Non-Derridean yang pada prakteknya mencoba untuk mengganggu bentuk dan struktur dari pukal geometriknya. Kata kunci : Bentuk dan Ruang, Pukal Geometrik, Fragmentasi, Transformasi, Dekonstruksi Non-Derridean.