Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

APLIKASI ROLE-PLAY MELALUI TEKNIK OLAH TUBUH IMAJI Haerudin, Deden; Helmanto, Fachri
DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 6 No. 2 (2019): Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.256 KB) | DOI: 10.30997/dt.v6i2.2107

Abstract

Role-Play dalam pembelajaran sanggup membentuk dan membangun karakter anak melalui kegiatan yang menyenangkan. Ketercakupan role-play adalah dengan menggabungkan segala aspek tabiat manusia dalam mengatasi konflik dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan role-play juga dijadikan sebagai sajian pertunjukan yang dapat menjadi kebanggaan saat akhir tahun pelajaran. Namun, pertunjukan-pertunjukan tersebut kerap kali memaksakan kapabalitas anak dalam melakukan pemeranan. Penelitian ini  bertujuan menemukan aplikasi yang baik dalam pembelajaran melalui role-play. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Objek penelitian adalah para guru taman kanak-kanak dan sekolah dasar sebanyak 30 orang di wilayah Jakarta Barat melalui kegiatan pelatihan kesenian terpadu oleh Pusat Pelatihan Seni Budaya Jakarta Barat. Data yang diperoleh berupa observasi, dokumen dan wawancara. Validitas dan reliabilitas temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi data. Penelitian ini menghasilkan temuan konsep olah tubuh imaji sebagai teknik dalam memersiapkan role-play dengan cara yang menyenangkan. Teknik olah tubuh imaji memiliki perencanaan, proses, hingga tahap evaluasi. Adapun penelitian ini terbatas pada guru sebagai pelaksana pembelajaran. Besar harapan adanya kelanjutan dalam penelitian serupa yang mengulas penerapan teknik olah tubuh imaji pada anak,
Pemikiran Inventif Siswa SMA Kelas XI Dalam Pembelajaran Seni Budaya Di Kabupaten Kuningan Fitria, Fera; Triana, Dinny Devi; Haerudin, Deden
Jurnal Seni Tari Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v10i2.50226

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan presentase kemampuan pemikiran inventif siswaSMA Negeri kelas XI di Kabupaten Kuningan dalam pembelajaran seni budaya. Pemikiran inventifterdiri dari aspek fleksibilitas, pengaturan diri, keingintahuan, kreativitas, kemauan mengambilresiko dan pemikiran tingkat tinggi. Pemikiran jenis ini harus ditekankan dalam semua matapelajaran di sekolah, tujuannya yaitu untuk menciptakan peserta didik yang mampu bertahan danberkembang di abad 21. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei.Responden dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI dari SMAN 1 Ciawigebang, SMAN 1 Luragungdan SMAN 1 Cidahu dengan jumlah sebanyak 672 siswa. Hasil analisis data menunjukan dari setiapaspek pemikiran inventif masuk dalam kategori tinggi, yaitu pada aspek fleksibelitas sebanyak55,1%, aspek pengaturan diri sebanyak 50,6%, aspek keingintahuan sebanyak 48,4%, aspekkreativitas sebanyak 62,8%, aspek kemauan mengambil resiko sebanyak 48,2% dan aspek pemikirantingkat tinggi sebanyak 55,4%. Persentase tertinggi dari hasil analisis data penelitian tingkatpemikiran inventif terletak pada aspek kreativitas, yaitu sebanyak 422 siswa (62,8%). Denganadanya penelitian ini nantinya dapat membantu peningkatan komitmen dan keberanian bagipendidik untuk menjunjung dan menerapkan pelaksanaan pembelajaran yang mengarah padapemikiran inventif.
Manajemen Event Choreonite Vol. 9: Time To Bloom Di Masa Pandemi Covid- 19 Tafarannisa, Melaprilya Anggun; Nursilah, Nursilah; Haerudin, Deden
Jurnal Seni Tari Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v10i2.50272

Abstract

Dance Jakarta Selatan dengan fokus tari modern dan kontemporer yang diadakan di masapandemi Covid-19. Penelitian dilakukan untuk mengetahui Proses Manajemen Event sertapenerapan 4 Pilar Kesuksesan Jangka Panjang Manajemen Event. Penelitian dilakukanmenggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus agar mendapat data yangempirik, rinci, dan mendalam mengenai potret kondisi event Choreonite Vol. 9: Time To Bloom.Penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen event Choreonite Vol. 9: Time To Bloom sanggar tariGigi Art of Dance dijalani dengan baik melalui 5 tahap, yaitu Researching, Designing, Planning,Coordinating dan Evaluating, serta memenuhi penerapan 4 Pilar Kesuksesan Jangka PanjangManajemen Event, yakni dari segi Time, Finance, Technology, dan Human Resource Skills. EventChoreonite Vol. 9: Time to Bloom sanggar tari Gigi Art of Dance menjadi inovasi baru dan menjadipendorong bagi semua orang untuk tetap memaksimalkan potensi serta meningkatkan kemampuanmereka dalam menghadapi tantangan untuk mengadakan event seni pertunjukan yaitu seni tari,khususnya di masa pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga tahun 2021.
Tokoh Kabayan Sebagai Inspirasi Torotot Heong the Song of Kabayan DEDEN HAERUDIN
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 9, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v9i1.446

Abstract

Kabayan as an Inspiration of Torotot Heong The Song Of Kabayan. The theater art creation of Torotot Heongthe Song of Kabayan is a process that is inspired by the characters of folklore in Sundanese literature, Kabayan. InSundanese society, Kabayan is a stunt character from parable, a symbolic story, in the community as a media tonotify precept or wisdom. Kabayan is regarded as character with characteristic of Sundanese culture that hold on to“Cageur jeung Bageur” living guide (hale and healthy, and kind hearted). The creation process of Torotot Heongthe Song of Kabayan is performing into several stages and working methods according to Patri Pavis. It is startedby selecting the Kabayan’s Story to under take into the script. The next stage is doing some preparation for StagingProcess. The creating process is conducted through the mise en scene show’s appearance, perform into idea identification stage, artistic observation of cultural resources, the artist perspective and performance realization. TorototHeong the Song of Kabayan performances are the ultimate stage for the creative process of the hardworking teamwith a lot of effort to accomplish a communicative performance and appreciate well by the audience.
Motivation of a slow learner in an elementary school Amalia Rizki Febriyani; Deden Haerudin
ETUDE: Journal of Educational Research Vol. 1 No. 1 (2020): November December
Publisher : Mitra Palupi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Low intellect makes slow learner students feel inferior and feel that they will never learn. As a consequence, slow learner students, sometimes, have no motivation to learn in them. Motivation has an important role in children's learning activities. It can be said that motivation is the driving force for children's activities. One of them is MF, a student identified as a slow learner by their class teacher. Purpose: For this reason, this study aims to determine the extent to which the causes of changes in MF motivation levels in the teaching and learning activities. Design and methods: This research uses a case study method. This research was conducted on one of the students identified by the class teacher as a slow learner. This research data using observation, interviews, and documentation. The collected data were grouped based on various factors that influenced learning motivation initiated by Dimyati and Mudjiono. Validation is done by triangulating data sources used to test the credibility of the data by checking the data that has been obtained through several sources. Results: The results of this study reveal 2 out of 6 things that influence the level of learning motivation to encourage MF to continue learning, namely ownership of ideals and increasing personal abilities.
Wayang KALENG DANCE AT THE DAYA SORA ETNIKA SANGGAR, BOGOR CITY IN THE FORM OF DANCE PRESENTATION Alfira Hadiatiningrum; Deden Haerudin; Nursilah Nursilah
Journal of Dance and Dance Education Studies Vol 2, No 1 (2022): March
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.576 KB)

Abstract

The main problem in this research is how to dance wayang cans at the Daya Sora Ethnic Studio, Bogor City in the form of dance presentations. This study aims to determine and describe how the wayang dance is presented at the Daya Sora Ethnic Studio. This study uses a descriptive research methodology with a qualitative approach. Data collection techniques used are the results of observations, interviews, literature studies and document studies. By using data analysis, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The result of this research is that the wayang can dance is an art originating from the city of Bogor. Wayang Kaleng dance is a new type of dance creation which in its performance uses zinc as a substitute for gunungan and used cans as a medium for expressing puppets. This dance is like a puppet dance in general, but the form of presentation is packaged differently from its original form. The conclusion is that the creation of the canned wayang dance is the utilization of waste cans into useful items with a touch of creative art into a new type of puppet that can be played in various situations and various stories. The stories presented are very flexible, simple light stories, from stories for children to stories for teenagers, even parents, and anyone can create the desired story according to the theme and mission of the story to be conveyed, the function of wayang cans is more or less the same. Among them are entertainment, education, and social functions. The conclusion is that the creation of the canned wayang dance is the utilization of waste cans into useful items with a touch of creative art into a new type of puppet that can be played in various situations and various stories. The stories presented are very flexible, simple light stories, from stories for children to stories for teenagers, even parents, and anyone can create the desired story according to the theme and mission of the story to be conveyed, the function of wayang cans is more or less the same. Among them are entertainment, education, and social functions. The conclusion is that the creation of the canned wayang dance is the utilization of waste cans into useful items with a touch of creative art into a new type of puppet that can be played in various situations and various stories. The stories presented are very flexible, simple light stories, from stories for children to stories for teenagers, even parents, and anyone can create the desired story according to the theme and mission of the story to be conveyed, the function of wayang cans is more or less the same. Among them are entertainment, education, and social functions. The stories presented are very flexible, simple light stories, from stories for children to stories for teenagers, even parents, and anyone can create the desired story according to the theme and mission of the story to be conveyed, the function of wayang cans is more or less the same. Among them are entertainment, education, and social functions. The stories presented are very flexible, simple light stories, from stories for children to stories for teenagers, even parents, and anyone can create the desired story according to the theme and mission of the story to be conveyed, the function of wayang cans is more or less the same. Among them are entertainment, education, and social functions.
Pengelolaan Pertunjukan Teater di Jakarta tahun 1972 hingga tahun 2017 Deden Haerudin
Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang Vol 4, No 1: May 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.065 KB) | DOI: 10.24821/dtr.v4i1.4396

Abstract

Pertunjukan teater dimaknai sebuah pengomunikasian gagasan dan pemikiran seniman melalui pertunjukan. Meskipun dalam proses pengomunikasian tersebut dibatasi oleh sejumlah batasan kekuasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pertunjukan teater pada kegiatan Festival Teater Jakarta kurun waktu 1972 hingga 2017. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus kesejarahan. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumen dan wawancara untuk selanjutnya dikategorikan dan dianalisis untuk menemkukan sejumlah temuan. Temuan penelitian tersebut selanjutnya divalidasikan dengan teknik validasi triangulasi sumber data yang menyinkronkan sejumlah sumber data pada temuan penelitian. Penelitian ini mengungkap bahwa pengelolaan pertunjukan teater pada kegiatan FTJ mengadaptasi kebijakan pemerintah yang berwenang ditandai dengan dua periode (periode 1972-2000 dan periode 2000-2017) dengan memerhatikan kebutuhan dan potensi daya ungkap para kalangan seniman. FTJ telah menjadi magnet bagi para pegiat teater untuk mendapatkan pengakuan sebagai kelompok teater. Meskipun, tak sedikit kelompok teater yang membubarkan diri pasca mengikuti kegiatan FTJ. Penelitian ini merekomendasikan topik penelitian selanjutnya untuk mengungkap pengelolaan teater pasca partisipasi kegiatan FTJ.
PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 13 An'nisa Rachmayanti; Dinny Devi Triana; Deden Haerudin
Jurnal Pendidikan Tari Vol 1 No 01 (2020): Tari dan Pendidikan Tari
Publisher : Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPT.111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ada hubungan antara persepsi siswa terhadap metode ajar guru dan kemandirian belajar pada hasil belajar Seni Budaya di Kelas 11 Semester 1 SMAN 13 Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis korelasional. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, dengan total sampel 38 siswa yang diambil secara acak. Teknik pengumpulan data dalam instrumen penelitian ini mengunakan kuisioner dan evaluasi hasil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Terdapat hubungan signifikan yang positif antara persepsi siswa terhadap metode ajar guru dengan hasil belajar mata pelajaran Seni Budaya sebesar 76.2%, dengan (r) 0.762, 2) Terdapat hubungan signifikan yang positif antara kemandirian belajar dari hasil belajar mata pelajaran Seni Budaya sebesar 76.3%, dengan (r) 0.763, 3) Terdapat hubungan signifikan yang positif antara persepsi siswa terhadap metode ajar guru dalam kemandirian belajar dalam mata pelajaran Seni Budaya sebesar 75%, dengan (r) 0.750, 4) Terdapat hubungan signifikan yang positif antara persepsi siswa mengenai metode ajar guru dan kemandirian belajar dalam hasil belajar mata pelajaran Seni Budaya sebesar 83.6%. Besarnya Korelasi Koefisien (r) adalah 0.836.
Peningkatan Kemampuan Musikalitas Melalui Metode Gamelan Mulut (Gamut) pada Mata Kuliah Iringan Tari Betawi-Sunda Ojang Cahyadi; Tuteng Suwandi; Deden Haerudin
Jurnal Pendidikan Tari Vol 2 No 2 (2022): Ekspresi Seni melalui Pembelajaran dan Karya Tari
Publisher : Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPT.226

Abstract

In the COVID-19 emergency, all lectures must be conducted online/virtually, including dance accompanist practice lectures. Students and lecturers are required to carry out practical lectures using human voice/vocals/mouth as the main medium in practicing a dance accompaniment, both Sundanese dance accompaniment and Betawi dance accompaniment according to the current semester RPS. This condition is not easy, because students must have adequate musical abilities, the simplest is that students must be able to catch melodies in harmony, must be able to catch rhythm/rhythm, and tempo in a dance accompaniment. Theoretical studies in this study use the theory of acapella, musicality, and gamut (oral gamelan) which explains musical ability, aspects of musical ability, and factors that influence musical ability. The research method uses Kurt Lewin's action research model, research conducted by teachers in their own classrooms through self-reflection, with the aim of improving their performance, so that learning outcomes increase. After going through several stages of the cycle, starting from the pre-cycle, cycle I, and cycle II, through the mother's actions there was a significant increase in students' musical abilities through the application of the gamut method (oral gamelan).
Tari sebagai Kegiatan untuk Meringankan Trauma pada Anak Korban Kekerasan Seksual Michelle Sarajar; Elindra Yetti; Deden Haerudin
Jurnal Pendidikan Tari Vol 4 No 1 (2023): Pendidikan Tari dalam Membangun Character Bangsa
Publisher : Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPT.417

Abstract

Indonesia emas 2024 diprediksikan, dengan banyaknya usia produktif di Indonesia. Namun kekerasan seksual pada anak meningkat pada tahun 2019 ke 2022 terakhir. Peningkatan yang memperhatikan, mengakibatkan penelitian dilakukan untuk mengkaji hasil pustaka yang membahas terkait meringankan trauma anak korban kekerasan seksual, dengan menerapkan kegiatan tari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pustaka terkait bentuk dan dampak dari kegiatan tari untuk meringankan trauma anak korban kekerasan seksual. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif jenis kepustakaan. Penelitian menggunakan jurnal ilmiah, buku elektronik, non-elektronik sebagai metode untuk menganalisis mengenai bentuk dari kegiatan tari untuk anak korban kekerasan seksual, dan dampak kegiatan tari untuk meringankan trauma anak korban kekerasan seksual. Hasil analisis dari penelitian ini adalah kegiatan tari seperti dance/movement therapy dan creative art therapy yang memberikan kebebasan bergerak yang membantu anak dalam mengekspresikan diri secara non-verbal, eksplorasi gerak dengan imajinasi anak dapat membantu mengekspresikan perasaan yang dimiliki tanpa perlu diverbalisasikan. Dampak dari kegiatan tersebut adalah peserta memperoleh kepercayaan diri, pemahaman emosi, ekspresi, terhubung dengan dirinya sendiri, mampu bersosialisasi, dan mempercayai orang tua atau pengasuh. Penelitian ini memberikan potensi untuk diterapkan dengan jenis tari lain seperti salah satunya tari kontemporer.