Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POTRET PEREMPUAN DAYAK IBAN, KAYAN, DESA, DAN SUNGKUNG DI KALIMANTAN BARAT Rizqi -; Mahendradewa Suminto; Pitri Ermawati
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1568.495 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i1.1897

Abstract

Penciptaan karya fotografi ini bermaksud merekam identitas kebudayaan subsuku Dayak yaitu Dayak Iban, Kayan, Desa, dan Sungkung khususnya pada perempuan-perempuan Dayak yang masih memiliki dan menjalankan tradisi leluhur. Tradisi-tradisi leluhur yang dijalankan para perempuan Dayak yaitu memanjangkan daun telinga, bertato, memakai gelang besi, menenun, membuat kerajinan manik-manik, dan menganyam. Foto potret ini memunculkan masing-masing karakter subsuku Dayak dengan aspek-aspek fotografi potret meliputi penataan pose, ekspresi, porsi subjek, komposisi, cahaya, properti pendukung, latar belakang, lokasi pemotretan, dan kostum yang digunakan. Karya fotografi yang dihasilkan berupa foto potret dalam ranah dokumenter yang dapat menyampaikan realita sosial. Karya foto potret ini, diharapkan menjadi suatu peninggalan yang berharga untuk bangsa yang dapat digunakan untuk kembali mengingat dan melihat awal dari keberadaan sekarang.Kata-kata kunci: potret, Dayak, Iban, Kayan, Desa, Sungkung, fotografi
KARYA FOTOGRAFI DOKUMENTER TOPENG SEKURA DI KECAMATAN BATU BRAK, LAMPUNG BARAT: PEMBUATAN DAN APLIKASINYA Muhammad Medianto Saputra; Pitri Ermawati; Pamungkas Wahyu Setiyanto
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 6, No 2 (2022): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v6i2.7649

Abstract

Artikel ini membahas penciptaan seni fotografi yang bertujuan menampilkan Topeng Sekura yang ada di kecamatan Batu Brak, Lampung Barat: pembuatan dan aplikasinya. Landasan penciptaan pada penciptaan tugas akhir ini yaitu fotografi dokumenter dan foto seri. Topeng Sekura yang terbuat dari bahan kayu pohon kapas pada awalnya digunakan sebagai penutup identitas seseorang pada saat perang saudara antara Kerajaan Sekala Brak melawan empat Maulana yang berasal dari Kerajaan Pagaruyung. Topeng Sekura dalam perkembangannya digunakan pada saat acara Pesta Sekura Cakak Buah yang diadakan di bulan Syawal untuk merayakan kemenangan setelah berperang melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan. Perkembangan Topeng Sekura tidak hanya sebuah topeng saja, tetapi sudah berkembang menjadi buah tangan bagi para wisatawan seperti gantungan kunci dan trofi, serta menjadi sebuah Tari Sekura yang dapat ditampilkan pada acara tertentu di Lampung Barat. Saat ini tersisa dua orang saja yang masih aktif dalam pembuatan Topeng Sekura di Lampung Barat, yaitu Paman Wayak dan Paman Mexsi. Visualisasi karya foto akan mengemukakan Topeng Sekura dari mulai tugu sejarah yang ada di Lampung Barat, proses produksi, perkembangannya saat ini, hingga Pesta Sekura Cakak Buah yang diadakan dibulan Syawal.This article discusses the creation of the art of photography which aims to display the Sekura Mask in Batu Brak sub-district, West Lampung: its creation and application. The basis for the creation of this final project is documentary photography and photo series, to narrate a culture originating from Batu Brak District, West Lampung, namely Topeng Sekura. Various historical and historical values are the background for the existence of the Sekura Mask in Batu Brak District, West Lampung. Sekura masks made of cotton tree wood were originally used as a cover for one’s identity during the civil war between the Sekala Brak Kingdom and four Maulanas from the Pagaruyung Kingdom. The Sekura Mask in its development was used during the Sekura Cakak Buah Sekura event which was held in the month of Shawwal to celebrate victory after fighting against lust in the month of Ramadan. The development of the Sekura Mask is not only a mask, but has developed into souvenirs for tourists such as key chains and trophies, as well as a Sekura Dance that can be displayed at certain events in West Lampung. Currently there are only two people who are still active in making Sekura Masks in West Lampung, namely Uncle Wayak and Uncle Mexsi. The visualization of the photograph will show the Sekura Mask from the historical monument in West Lampung, the production process, its current development, to the Sekura Cakak Buah Festival which is held in the month of Shawwal.