Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PENGARUH BOKASI BATANG PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA PADA TANAH ALUVIAL SETIAWAN, ANDRE; MAULIDI, MAULIDI; DARUSSALAM, DARUSSALAM
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis bokasi batang pisang yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra pada tanah aluvial. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian berlangsung dari tanggal 9 September 2017 sampai dengan tanggal 8 November 2017. Rancangan penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 kali ulangan, setiap unit percobaan terdiri dari 3 tanaman sampel. Perlakuan yang dimaksud adalah b0 = tanpa pemberian bokasi batang pisang, b1 = 10% bokasi batang pisang setara dengan 387 g/polybag, b2 = 15% bokasi batang pisang setara dengan 825 g/polybag, b3 = 20% bokasi batang pisang setara dengan 1.265 g/polybag dan b4 = 25% bokasi batang pisang setara dengan 1.703 g/polybag. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah volume akar, tinggi tanaman, jumlah daun, klorofil daun, berat kering akar tanaman berat kering bagian atas tanaman, jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokasi batang pisang berpengaruh nyata terhadap volume akar, tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering akar tanaman, berat kering bagian atas tanaman, jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman namun berpengaruh tidak nyata terhadap klorofil daun tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokasi batang pisang dengan dosis 10% merupakan dosis yang efektif untuk pertumbuhan dan hasil tanaman okra pada tanah aluvial.Kata kunci : Aluvial, bokasi batang pisang, okra
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT LAYU BAKTERI DAN PERKEMBANGAN KOMPLEKS SPESIES Ralstonia solanacearum Andree Wijaya Setiawan
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1187.605 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v8i3.502

Abstract

Bacterial wilt is one of the most important diseases due to the difficulty of its control and its effect on the production of many economically valuable plants throughout the world. Ralstonia solanacearum bacteria which later will be better known as Ralstonia solanacearum species complex has a very wide range of host plants. More than 400 species of plants from 50 botanical families, including important plants that are cultivated in Indonesia such as potatoes, tomatoes, eggplants, tobacco, cloves and bananas. This review discusses the epidemiology of diseases caused by R. solanacearum, development of R. solanacearum species complex and mechanisms of action in disease management based on chemical, biological, cultivation and physical methods.
PERBANDINGAN KUALITAS FERMENTASI BIJI KAKAO DENGAN PENAMBAHAN KULTUR CAMPUR DAN KULTUR TUNGGAL LACTOBACILLUS PLANTARUM Arita Putri Handayani; Andree Wijaya Setiawan; Yoga Aji Handoko
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v11i1.886

Abstract

evaluasi aspek lingkungan melalui penilaian tingkat kenyamanan di hutan Kota Bendosari, Kota Salatiga Pratitis Prasetyaning Utani; Andree Wijaya Setiawan; Bistok Hasiholan Simanjuntak
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3094

Abstract

Ruang terbuka hijau atau RTH adalah salah satu pengunaan lahan untuk penghijauan dan penyeimbang lingkungan. Peran RTH adalah sebagai penyeimbang iklim mikro yang berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan lingkungan bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tingkat kenyaman Hutan Kota Bendosari dan hubungannya terhadap vegetasi yang ada didukung dengan persepsi masyarakat terhadap kenyamanan di hutan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan Hutan Kota Bendosari masuk dalam kategori nyaman. Nilai THI yang di dapat adalah 23,22 pada zona 1, zona 2 22,77, zona 3 22,51, dan 22,46 pada zona 4. Selain itu, terjadi perbedaan THI berdasarkan vegetasi yang ada di setiap zona pengamatan. Pada peta persebaran pohon dan THI menunjukan zona 4 dengan vegetasi yang rapat memiliki nilai THI yang rendah sedangkan pada zona 1 yang memiliki vegetasi dengan jarak yang tidak terlalu rapat memiliki THI yang tinggi walaupun masih dalam kategori nyaman. Hal ini menunjkan vegetasi berpengaruh terhadap tingkat kenyaman yang ada di Hutan Kota Salatiga karenasemakin banyak pohon maka pengendali iklim mikro akan berjalan dengan baik dengan manfaat pohon yang berfungsi untuk keteduhan, menurunkan suhu dan mengurangi banyaknya radiasi matahari.
evaluasi aspek lingkungan melalui penilaian tingkat kenyamanan di hutan Kota Bendosari, Kota Salatiga Pratitis Prasetyaning Utani; Andree Wijaya Setiawan; Bistok Hasiholan Simanjuntak
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3094

Abstract

Ruang terbuka hijau atau RTH adalah salah satu pengunaan lahan untuk penghijauan dan penyeimbang lingkungan. Peran RTH adalah sebagai penyeimbang iklim mikro yang berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan lingkungan bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tingkat kenyaman Hutan Kota Bendosari dan hubungannya terhadap vegetasi yang ada didukung dengan persepsi masyarakat terhadap kenyamanan di hutan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan Hutan Kota Bendosari masuk dalam kategori nyaman. Nilai THI yang di dapat adalah 23,22 pada zona 1, zona 2 22,77, zona 3 22,51, dan 22,46 pada zona 4. Selain itu, terjadi perbedaan THI berdasarkan vegetasi yang ada di setiap zona pengamatan. Pada peta persebaran pohon dan THI menunjukan zona 4 dengan vegetasi yang rapat memiliki nilai THI yang rendah sedangkan pada zona 1 yang memiliki vegetasi dengan jarak yang tidak terlalu rapat memiliki THI yang tinggi walaupun masih dalam kategori nyaman. Hal ini menunjkan vegetasi berpengaruh terhadap tingkat kenyaman yang ada di Hutan Kota Salatiga karenasemakin banyak pohon maka pengendali iklim mikro akan berjalan dengan baik dengan manfaat pohon yang berfungsi untuk keteduhan, menurunkan suhu dan mengurangi banyaknya radiasi matahari.
evaluasi aspek lingkungan melalui penilaian tingkat kenyamanan di hutan Kota Bendosari, Kota Salatiga Pratitis Prasetyaning Utani; Andree Wijaya Setiawan; Bistok Hasiholan Simanjuntak
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3094

Abstract

Ruang terbuka hijau atau RTH adalah salah satu pengunaan lahan untuk penghijauan dan penyeimbang lingkungan. Peran RTH adalah sebagai penyeimbang iklim mikro yang berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan lingkungan bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tingkat kenyaman Hutan Kota Bendosari dan hubungannya terhadap vegetasi yang ada didukung dengan persepsi masyarakat terhadap kenyamanan di hutan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan Hutan Kota Bendosari masuk dalam kategori nyaman. Nilai THI yang di dapat adalah 23,22 pada zona 1, zona 2 22,77, zona 3 22,51, dan 22,46 pada zona 4. Selain itu, terjadi perbedaan THI berdasarkan vegetasi yang ada di setiap zona pengamatan. Pada peta persebaran pohon dan THI menunjukan zona 4 dengan vegetasi yang rapat memiliki nilai THI yang rendah sedangkan pada zona 1 yang memiliki vegetasi dengan jarak yang tidak terlalu rapat memiliki THI yang tinggi walaupun masih dalam kategori nyaman. Hal ini menunjkan vegetasi berpengaruh terhadap tingkat kenyaman yang ada di Hutan Kota Salatiga karenasemakin banyak pohon maka pengendali iklim mikro akan berjalan dengan baik dengan manfaat pohon yang berfungsi untuk keteduhan, menurunkan suhu dan mengurangi banyaknya radiasi matahari.
Efektivitas penanaman tanaman jagung (Zea mays L.) dan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan metode tumpangsari Yetero Hendikus Hulu; Andree Wijaya Setiawan
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 10, No 1 (2022): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v10i1.5159

Abstract

Tumpangsari merupakan penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama dan waktu yang berbeda ataupun bersamaan. Pemilihan tanaman yang baik dan optimal antara tanaman, kedua tanaman harus memiliki hubungan yang saling menguntungkan (mutualisme). Pemilihan tanaman legum sebagai tanaman sela bertujuan untuk membantu menyediakan nitrogen di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tumpangsari antara tanaman jagung dan kacang tanah. Sampel tanah diambil pada saat awal dan akhir untuk dilakukan analisis kimia tanah, serta daun dan pelepah jagung diambil untuk dilakukan analisis jaringan. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan.  Dari 26 sampel tanah yang terdiri dari 1 sampel tanah awal dan 25 sampel tanah akhir. Analisis tanah awal diperoleh nitrogen total (0.34%), fosfor total (1.80%), kalium total (0.0016%), pH (6.07), dan bahan organik (8.48%), sedangkan analisis tanah akhir diperoleh data bahwa perlakuan monokultur jagung (P4) kandungan unsur hara relatif rendah jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya dengan hasil nitrogen total (0.37%), fosfor total (1.68%), kalium total (0.00034%), pH (6.02), dan bahan organik (8.18%). Berdasarkan hasil analisis beberapa parameter, diketahui bahwa perlakuan tumpangsari jagung dan kacang tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung
Isolasi dan karakterisasi bakteri pada tanah organik dan anorganik di Kec.Kopeng dan Kec.Magelang Fransiskus Tri Nugroho; Andree Wijaya Setiawan
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 1 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i1.3931

Abstract

Mikroorganisme tanah merupakan bagian penting dari ekosistem tanah dalam pemulihan dan keberlanjutan ekosistem. Jumlah dan keanekaragaman mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh status kesuburan tanah, termasuk pemupukan. Penggunaan pupuk organik atau anorganik secara langsung dapat mempengaruhi mikroorganisme tanah, menyuplai unsur hara dan secara tidak langsung mengubah nilai pH tanah. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sementara itu, pertanian anorganik dapat menyebabkan penurunan yang signifikan dalam komunitas bakteri dan keanekaragaman hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jumlah bakteri dari budidaya tanah organik dan anorganik. Sampel tanah diambil menggunakan ring tanah pada bagian rizosfer dengan kedalaman ± 20 cm, lalu diisolati menggunakan metode T-Streak untuk memperoleh koloni bakteri, kemudian diidentifikasi berdasarkan uji mikrobiologis dan uji biokimiawi. Dari 6 sampel tanah yang terdiri dari 3 sampel tanah organik dan 3 sampel tanah anorganik, didapat 21 koloni bakteri pada sampel tanah organik  yang diberi kode TO pakcoy, TO selada, TO sawi putih dan sampel tanah anorganik didapat 44 koloni bakteri yang diberi kode TA pakcoy, TA selada, TA sawi putih. Berdasarkan hasil identifikasi secara fenotipik, dari seluruh isolat terpilih, hasilnya lebih dominan pada anggota kelompok bakteri Gram positif dengan bentuk dominan basil, ada yang bersifat motil dan nonmotil, dengan hasil uji katalase yang dominan positif, hasil uji indol yang dominan negatif dan uji fermentasi glukosa melalui pembentukan gas dan asam dominan bersifa negatif.
Isolasi, karakterisasi dan uji stabilitas pH bakteriofag Xanthomonas oryzae dari area persawahan Desy Mar’atul Fadlilah; Andree Wijaya Setiawan; Yoga Aji Handoko
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 19 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v19i2.9417

Abstract

The efforts to increase paddy yields are integrated with disease control. Bacterial Leaf Blight (BLB) is a disease that attacks paddy plants caused by Xanthomonas oryzae bacteria. So far, the control carried out by farmers is by spraying bactericides, planting disease-resistant varieties, and rotating plants that are not pathogenic hosts. However, this method of controlling has not obtained satisfactory results. Therefore, we need an alternative option in overcoming BLB disease, namely using bacteriophages as biocontrol agents in infecting Xanthomonas oryzae bacteria. This study explored the potential of bacteriophages isolated from soil samples near paddy plants' root areas and tested their particle's stability. The stages of experiments were soil sampling, isolation, purification, propagation, and pH stability examination. The results showed that the Xanthomonas oryzae bacteriophages had been isolated, purified, and propagated with the coding Kalibening 1 (XB1), Kalibening (XB2), and Kalibening 3 (XB3). The results of the pH stability test on the three samples also showed that the Xanthomonas oryzae bacteriophages experienced particle instability and the titer tended to drop in the pH range of 3-5, while the Xanthomonas oryzae bacteriophages tended to be stable at neutral and alkaline pH 7-11, particularly XB1 and XB2 bacteriophages.
STUDI PENAMBAHAN SERAI (Cymbopogon citratus) DAN TEMU MANGGA (Curcuma mangga) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN SARI UMBI BIT (Beta vulagris L.) Inten Sharon Datuyanan; Bistok Hasiholan Simanjuntak; Andree Wijaya Setiawan; Yoga Aji Handoko
JURNAL AGROTEKNOLOGI Vol 14 No 01 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/j-agt.v14i01.15396

Abstract

As food contains vitamin, mineral and antioxidant, beetroot (Beta vulgaris L.) had beneficial for health. Although beetroot contains a lot of nutritional value, beetroot is less liked by the public because of an earthy taste. For this reason, it needs innovation of the beetroot processing into products that can be accepted by the public, such as beverage fruit drink with food additives. In this study, beetroot juice with food additives, i.e. lemongrass, and turmeric mango was expected to improve taste and acceptable consumer. This study were aimed to analyze the effect of lemongrass and turmeric mango on physicochemical characteristics and determine the organoleptic quality of beetroot juice. This study used a Randomized Block Design (RBD) with the addition of lemongrass and turmeric mango respectively 1%, 3%, 5% concentration in the beetroot juice. Negative control used beetroot juice plain and the positive control used beet juice plus honey. Data were analyzed by variance (ANOVA), if the results obtained were significantly different, the DMRT continuing with 5% significant level. The results showed that the addition of lemongrass and turmeric mango with the concentration of each 1%, 3%, 5% effect on the physicochemical characteristics and organoleptic beet juice. The highest total dissolved solids was 6.92oBrix and the highest betacyanin content of 10.26 mg/L occurred at the addition of 5% turmeric mango. The highest pH value was shown in the negative control (beetroot juice plain) with an average of 6.52. The highest vitamin C content found in the addition of 1% lemongrass about 6.16 mg/100g. The results also showed that the organoleptic beet juice with the addition of 1% lemongrass and the positive control (beet juice plus honey) as a sample that it the most preferred by the panelists. Keywords: beetroot juice, lemongrass, physical-chemistry, organoleptic, turmeric mango