Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Ethos

PENGEMBANGAN MODEL SERVICES QUALITY UNTUK PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN AKADEMIK INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Nugraha Nugraha; Aswardi Nasution; Reni Amaranti
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.2 (Juni, 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1788

Abstract

Penelitian ini mengkaji kualitas layanan akademik internal pada Perguruan Tinggi, Penelitian ini menggabungkan, pendekatan teori/konsep,penelitian dan pengukuran kualitas layanan akademik perguruan tinggi, metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), Berdasarkan perhitungan Indeks Goodness of fit bahwa semua kriteria pengujian menunjukkan hasil yang baik. Pengujian model yang dilakukan menghasilkan konfirmasi yang baik atas dimensi – dimensi faktor dan hubungan kausalitas antar faktor. Dengan demikian model tersebut dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian faktor – faktor pembentukan kualitas layanan akademik adalah tampilan elemen fisik, empati, daya tanggap, kehandalan, jaminan serta pengelolaan. Sedangkan model yang diusulkan kualitas layanan akademik perguruan Tinggi adalah lingkungan fisik, kehandalan dalam layanan, daya tanggap, jaminan, empati, suasana akademik, sistem informasi serta pengelolaan.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WIRAUSAHA UNTUK PEDAGANG KAKI LIMA DI LINGKUNGAN KAMPUS UNISBA Reni Amaranti; Nugraha Nugraha; Ahmad Arif Nurrahman; M Dzikron
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 6 No.1 (Januari, 2018) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v6i1.3568

Abstract

Keberadaan para pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar kampus unisba saat ini sedikit mengganggu kenyamanan dan kebersihan lingkungan kampus. Walaupun demikian, keberadaan pedagang kaki lima tersebut telah memberikan alternatif bagi mahasiswa Unisba untuk mendapatkan makanan dan minuman selain  di kantin  kampus atau di koperasi mahasiswa. Pengamatan awal menunjukkan bahwa cara berdagang yang mereka lakukan tidak berubah dari waktu ke waktu, padahal mereka sudah berjualan bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Manajemen usaha yang sangat sederhana menyebabkan usaha tidak berkembang secara signifikan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan manajemen wirausaha dari para pedagang kaki lima tersebut sehingga mereka dapat mengelola usahanya dengan lebih baik dan usahanya dapat berkembang secara signifikan.Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan mengenai manajemen usaha, meliputi manajemen produksi, manajemen keuangan sederhana, manajemen produksi, dan pemasaran. Untuk mengurangi kejenuhan peserta pelatihan, pelatihan tidak dilakukan dalam kelas. Selain itu juga dilakukan inisiasi pembentukan paguyuban pedagang untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi antar pedagang atau antara pedagang dengan pihak lain. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada pemahaman para pedagang mengenai cara mengelola usaha mereka dan sebagian besar peserta pelatihan merasa puas dengan pelaksanaan pelatihan yang dilakukan. Para pedagang mengharapkan kegiatan serupa dilakukan secara rutin dengan materi pelatihan yang berbeda sehingga kemampuan mereka semakin bertambah.
Pendampingan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Organik Skala Komunal Untuk Mendukung Implementasi Program Urban Farming Reni Amaranti
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 5 No.1 (Januari, 2017) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.2252

Abstract

The waste management in urban areas should get treatment from various parties (communities, governments, and businesses) to prevent environmental damage increases. Waste management can be done in the management area of the Rukun Tetangga (RT) and Rukun Warga (RW) level, also the village level. The main problem for the current partner that doesn’t spread evenly of knowledge and the capabilities in utilizing waste into something that has economic valuable and the low level of public participation in the program launched by the government especially Kampung Berkebun programs that have been implemented at the level of Rukun Warga (RW). Community Service activity is done by providing assistance to communities to manage organic waste in the local environment (communal scale-Rukun Tetangga) program to support the Urban Farming to utilize all potentials and resources that have been owned and has not been utilized properly.
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING Reni Amaranti; Eri Achiraeniwati; Nurrahman As’ad; Aswardi Nasution
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.2 (Juni, 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1973

Abstract

Komposisi sampah yang didominasi oleh sampah organik akan menjadi masalah besar apabila tidak ditangani dengan baik, tidak hanya dalam pengelolaan sampah yang ada akan tetapi juga pengurangan sampah yang dibuang ke pengolahan sampah akhir terutama berkaitan dengan masalah pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah. Di sinilah dibutuhkan solusi pemecahan yang mengarah pada pemanfatan teknologi sebagai upaya untuk menciptakan keadaan lingkungan yang sehat, bersih, dan bisa memberikan keuntungan dari sisi ekonomis. Dari sudut pandang lain, sebenarnya sampah rumah tangga apabila dikelola dengan baik, memiliki potensi ekonomis karena dapat dimanfaatkan untuk dijadikan kompos. Pengelolaan sampah ini bisa dilakukan pada skala ekonomis dalam area pengelolaan tingkat Rukun Tetangga (RT) maupun skala komunal setingkat lingkungan Rukun Warga (RW), bahkan bisa diperluas hingga tingkat pedusunan/kelurahan. Masalah utama yang yang dihadapi mitra saat ini adalah belum meratanya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sampah yang selama ini mereka hasilkan (terutama sampah organic) menjadi sesuatu yang bermanfaat dan dapat menciptakan nilai tambah bagi keluarga. Selain itu juga kurangnya sosialisasi dan arahan kepada masyarakat menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap program yang dilaksanakan pemerintah terutama program Kampung Berkebun yang telah dilaksanakan di tingkat Rukun Warga (RW). Untuk itu, perlu dilakukan upaya pendampingan masyarakat dalam mengelola sampah terutama sampah organik rumah tangga dan memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan urban farming. Kegiatan ini  dilakukan dengan tujuan (a) meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara pengolahan sampah organik rumah tangga, (b) meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos dengan beberapa teknik pembuatan kompos, (c) meningkatkan kemampuan masyarakat dalam urban farming (pertanian urban) sehingga dapat merespon dengan baik program pemerintah yang telah ada selama ini (program kampung berkebun), serta (d) mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat mitra menjadi kegiatan produktif dan bernilai ekonomis.
Program Pemberdayaan Potensi Masyarakat di Desa Bojong Kabupaten Nagrek Aviasti Aviasti; Nugraha Nugraha; Dewi Shofi Mulyati; Reni Amaranti
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 9 No.1 (Januari, 2021) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Sains & Teknol
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v9i1.6051

Abstract

Abstract. The main problem in partner community is the local potential and resources are not utilized in entrepreneurial skills, as well as funds to build productive activities that can improve the familys economic welfare. The main objective of PKM-P3M proposed is the use of less productive land and ex-Lio land. The outputs are: Unproductive land use and use of ex-Lio land through fragrant lemongrass entrepreneurs in Bojong Village, Nagreg Subdistrict,  Improving community entrepreneurial skills in land empowerment, and Establishment of business groups to manage commodity entrepreneurship agriculture. The PKM-P3M method applied: Analysis of the situation, Identification of the main problems, Literature study, Identification of solutions offered to partners, Preparation of plans and schedule for the implementation, Technical training and cultivation planting agricultural commodities and its marketing, and Establishment of joint business groups for management and planting. The results are: The community utilizes ex-Lio land by planting fragrant lemongrass and planting corn, The community is very enthusiastic when receiving training, and  Farmer groups want to be able to receive good quality fragrant lemongrass seeds.Keywords: Unused land, land use, Community Potential Empowerment Program.Abstrak. Masalah utama dalam komunitas mitra adalah potensi lokal dan sumber daya tidak dimanfaatkan dalam keterampilan kewirausahaan, serta dana untuk membangun kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Tujuan utama usulan PKM-P3M adalah penggunaan lahan yang kurang produktif dan lahan bekas Lio. Output : Penggunaan lahan yang tidak produktif dan penggunaan lahan eks-Lio melalui pengusaha serai wangi di Desa Bojong, Kecamatan Nagreg, Meningkatkan keterampilan kewirausahaan masyarakat dalam pemberdayaan lahan, dan Pembentukan kelompok bisnis untuk mengelola komoditas pertanian kewirausahaan pertanian. Metode PKM-P3M yang diterapkan: Analisis situasi, Identifikasi masalah utama, Studi literatur, Identifikasi solusi yang ditawarkan kepada mitra, Persiapan rencana dan jadwal untuk implementasi, Pelatihan teknis dan penanaman komoditas pertanian dan pemasarannya, dan Pendirian kelompok usaha bersama untuk pengelolaan dan penanaman. Hasil : Masyarakat memanfaatkan lahan bekas Lio dengan menanam serai wangi dan menanam jagung, masyarakat sangat antusias ketika menerima pelatihan, dan kelompok tani ingin dapat menerima benih serai wangi yang berkualitas baik.Kata Kunci: Lahan yang tidak digunakan, penggunaan lahan, Program Pemberdayaan Potensi Masyarakat.