Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sistem Pakar Berbasis Web untuk Diagnosa Awal Penyakit THT Wahyu Prabowo; Muhammad Arief Widyananda; Bagus Santoso
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2008
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit THT(Telinga Hidung Tenggorokan) merupakan penyakit yang sering terjadi dimasyarakat.Sistem pakar merupakan salah satu solusi untuk mendiagnosis penyakit berdasarkan gejala yang dirasakan olehpenderita.Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pakar menggunakan konsep Forward Chaining, denganmenggunakan metode Certainty Factor /CF (faktor kepasian) untuk mendiagnosa penyakit THT pada manusia.Sistem ini dapat memberikan diagnosa awal penyakit THT yang diderita oleh penderit,. dari gejala-gejalayang dirasakan oleh penderita, tanpa harus bertanya langsung ke pakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwaCF dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian untuk kasus diagnosa awal THT.Kata kunci: penyakit THT, CF, sistem pakar
OPTIMIZATION OF MAGGOT HERMETIA ILLUCENS COMBINATION WITH ARTIFICIAL FEED AGAINST GROWTH AND SURVIVAL RATE OF MAD BARB FISH (BLEEKER, 1851) Bagus Santoso; Limin Santoso; Tarsim Tarsim
Berkala Perikanan Terubuk Vol 46, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.643 KB) | DOI: 10.31258/terubuk.46.3.10-19

Abstract

The research was aimed to know the growth and survival rate of mad barb fish which feed by maggot and pellet combination also the best proportion feed of maggot combination. The method in this research used completely randomized design (CRD) with 5 treatments i.e A (pellet 100%), B (pellet 75% and maggot 25%), C (pellet 50% and maggot 50%), D (pellet 25% and maggot 75%), E (maggot 100%).The result showed feed with maggot and pellet effected on growth and survival rate mad barb fish. The best treatment on growth rate (5,56 gram) and average daily grain (0,09 gram/day) is combination pellet 50% and maggot 50%. Where as the best treatment on feed conversion rate (1,69
PENGAPLIKASIAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annum L.) Bagus Santoso; Amarullah Amarullah; Dwi Santoso
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i2.1509

Abstract

ABSTRACT  Chili Plants (Capsicum annum L.) originating from the tropics and subtropicsAmericas, especially Colombia, South America, and continue to spread to Latin America. Evidence of chili cultivation was first discovered in Peru's historical siteand leftover seeds that are more than 5000 years old BC in a cave in Tehuacan, Mexico. The spread of chili to the whole world including countries in Asia, like Indonesia carried out by Spanish and Portuguese traders. The purpose of this study was to determine the effect of electromagnetic radiation on the growth and yield of red chilies in the city of Tarakan.This research was conducted from September 2018 to January 2019, at the screen house of the Faculty of Agriculture, Borneo Tarakan University. This study was prepared using factorial Randomized Block Design (RBD) with 5 treatments repeated 5 times. The factors studied were large electromagnetic radiation 56 microtesla with exposure time (P0) 0 minutes, (P1) 20 minutes, (P2) 40 minutes, (P3) 60 minutes, (P4) 80 minutes. Observation parameters; plant height, number of leaves, leaf length, leaf width, stem diameter and number of branches. Analysis of variance using variance ANOVA with a confidence level of 95% and if it is significantly different it will be continued with DMRT further testing.The results of the study show that: 1) Observation parameters that showed statistically significant differences were parameters of plant height, number of branches and number of leaves while parameters that did not show different results were parameters of leaf length, leaf width and stem diameter., 2) The best treatment for each observation parameter is P2 treatment (exposure to electromagnetic radiation for 40 minutes), and the lowest treatment is treatment P0 (without exposure to electromagnetic radiation). Suggestions from this study should be carried out further research on the use of electromagnetic radiation in the vegetative phase until the results of red chili plants (Capsicum annum L.)Keywords: chili, electromagnetics radiation, Randomized Block Design  ABSTRAK Tanaman cabai (Capsicum annum L.) berasal dari dunia tropika dan subtropika Benua Amerika, khususnya  Colombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun SM di dalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh radiasi elektromagnetik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah di kota Tarakan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2018, di screen house Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 5 perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Faktor yang diteliti yaitu besar radiasi elektromagnetik 56 mikrotesla dengan lama pemaparan (P0) 0 menit, (P1) 20 menit, (P2) 40 menit, (P3) 60 menit, (P4) 80 menit. Parameter pengamatan; tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, diameter batang dan jumlah cabang. Analisis ragam menggunakan sidik ragam Anova dengan tingkat kepercayaan 95% dan apabila berbeda nyata maka akan dilanjut dengan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Parameter pengamatan yang menunjukkan hasil berbeda nyata secara statistik adalah parameter tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun sedangkan parameter yang tidak menunjukkan hasil yang berbeda nayata adalah parameter panjang daun, lebar daun dan diameter batang, 2) Perlakuan terbaik untuk setiap parameter pengamatan adalah perlakuan P2 (pemaparan radiasi elektromagnetik selama 40 menit), dan perlakuan terendah adalah perlakuan P0 (tanpa pemaparan radiasi elektromagnetik). Saran dari penelitian ini sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggunaan radiasi elektromagnetik pada fase vegetatif sampai hasil tanaman cabai merah (Capsicum annum L.)Kata kunci : cabai merah, radiasi elektromagnetik, Rancangan Acak Kelompok