Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) PADA BAYI BARU LAHIR DITINJAU DARI BERBAGAI LITERATUR Siti Novy Romlah; Ratumas Ratih Puspita; Indri Fitri Hasanah
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 4, No 2 (2020): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v4i2.61

Abstract

ABSTRACTBackground. According to the report of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2013), from 1 January 2013 to September 2013 HIV incidence reached 20,413 people. The highest incidence of HIV occurs in the age group of 25–49 years with a percentage of 73.4%. Risk sexual behavior in heterosexuals is the highest risk factor. which is 45.6% for HIV and 78.4% for AIDS. Research Objectives To find out HIV disease in newborns. Research methods. This study uses the literature method by taking from various sources of books and journals. Research result. HIV from the mother to the fetus she conceives starts during pregnancy, and can also be transmitted during labor. Suggestion. It is hoped that health workers can prevent HIV transmission to pregnant women to their babies.ABSTRAKLatar Belakang. Laporan Kemenkes RI (2013), pada 1 Januari 2013 sampai September 2013  HIV terjadi mencapai 20.413 orang. HIV tertinggi terjadi pada kelompok usia 25–49 tahun yaitu sebesar 73,4%. Faktor resiko tertinggi yaitu perilaku seksual berisiko pada heteroseksual yaitu sebesar 45,6% untuk HIV dan 78,4% untuk AIDS. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyakit HIV pada bayi baru lahir. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode literatur  dengan mengambil dari berbagai sumber buku, dan jurnal. Hasil Penelitian. HIV dari ibu ke janin yang dikandungnya dimulai saat kehamilan, dan dapat juga tertular saat persalinan. Saran. Dihararapkan tenaga kesehatan dapat mencegah penularan HIV pada ibu hamil ke bayinya.
PENERAPAN TEKNIK ENDORPHIN TERHADAP NYERI KALA I PERSALINAN Junaida Rahmi; Riris Andriati; Siti Novy Romlah; Fitri Nur Anisa; Diah Ayu Septiana
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 5, No 2 (2021): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v5i2.178

Abstract

ABSTRACT Labor pain is a natural thing that will serve every woman before the birth process, labor pain can occur due to strong contractions that function as a decrease in the baby's head and body. Labor pain causes a sense of discomfort and anxiety which is presented to the mother in labor. Overcoming labor pain can be done with pharmacological methods, namely analgesic and non-pharmacological, namely the Endorphin Technique. Research Objectives To find out ‘The Effect of Endorphin Techniques on Labor Pain in the First Stage’. This type of  search uses the literature study method by collecting the data obtained (n=955), analyzing, structured evaluation, and classification so as to get a reference to the literature study. The results of the study found the Endorphin Technique (n = 5) journal journals. The Endorphin Technique are very effective in reducing labor pain and helping to accelerate the lowering of the baby's head in laboring mothers so as to provide comfort to the mother before labor It is hoped that health workers apply in midwifery care and provide health education to mothers who give birth that the Endorphin Technique methods that can reduce pain during the labor process. ABSTRAK Nyeri persalinan merupakan hal wajar yang akan dialami oleh setiap wanita menjelang proses persalinan, nyeri persalinan bisa terjadi karena adanya kontraksi kuat yang berfungsi sebagai penurunan kepala dan badan bayi. Nyeri persalinan menimbulkan rasa ketidaknyamanan serta rasa cemas yang dialami pada ibu bersalin. Mengatasi nyeri persalinan dapat dilakukan dengan metode farmakologi yaitu analgesic dan non farmakologi yaitu Teknik Endorphin. Tujuan Penelitian Mengetahui ‘Penerapan Teknik Endorphin Terhadap Nyeri Persalinan Kala I’. Jenis penelitian yang menggunakan metode study literatur review dengan mengumpulkan data yang diperoleh (n=955), telaah, evaluasi terstruktur, dan pengklasifikasian sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai studi literatur. Hasil penelitian ditemukan Teknik Endorphin (n=5) jurnal. Teknik Endorphin sangat efektif dalam mengurangi rasa nyeri persalinan dan membantu mempercepat penurunan kepala bayi pada ibu bersalin sehingga memberikan rasa nyaman kepada ibu bersalin menjelang proses persalinan. Diharapkan untuk tenaga kesehatan menerapkan dalam asuhan kebidanan serta memberi pendidikan kesehatan pada ibu bersalin bahwa  Teknik Endorphin merupakan metode yang dapat mengurangi rasa nyeri pada saat proses persalinan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI TENTANG SEKSUALITAS PADA REMAJA DENGAN PERILAKU SEKS PADA SISWA KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI DI SMK SASMITA JAYA 1 PAMULANG Siti Novy Romlah; Riris Andriati; Hani Fauziah
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 4, No 1 (2020): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v4i1.47

Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) UNTUK MENCEGAH PENULARAN COVID 19 PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH PARAKAN TAHUN 2021 Wahyu Gito Putro; Yuni Ida Saraswati; H. M. Hasan; Siti Novy Romlah
Jurnal Asuhan Kebidanan Vol 2 No 02 (2022): Journal of Midwifery Care
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jmc.v2i2.477

Abstract

Coronaviru Diseases 2019 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasikan sebelumnya. Indonesia melaporkan angka kasus Covid 19 pada desember 2021 sebanyak 4.262.720 dengan kasus terkonfirmasi Covid 19. Salah satu upaya pencegahan penularan virus Covid-19 adalah dengan rajin cuci tangan pakai sabun secara detail dan menyeluruh penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun untuk  mencegah penularan Covid 19 pada siswa SMK Muhammadiyah Parakan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian ini  analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SMK Muhammadiyah Parakan yang berjumlah 124 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik stratified random sampling pada kelas X, XI, XII yang berjumlah 94 siswa. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariate dan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara pengetahuan (Pvalue =0,014), dukungan teman (Pvalue =0,038), sedangkan tidak terdapat hubungan antara sikap (Pvalue =0,680), sarana dan prasarana (Pvalue =0,087) dengan perilaku cuci tangan pakai sabun untuk mencegah penularan Covid 19 pada siswa SMK Muhammadiyah Parakan. Dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan dari beberapa faktor yaitu pengetahuan, dukungan teman. Tidak adanya hubungan yang signifikan yaitu sikap, sarana dan prasarana.
Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19 Siti Novy Romlah; Desy Darmayanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i4.5498

Abstract

Background: At the end of 2019, the world was shocked by the emergence of a new respiratory disease outbreak that was first reported from Wuhan, China, and spread to countries around the world. The World Health Organization, the World Health Organization (WHO), this disease was given the name Covid 19 and was designated as a Pandemic. Given this situation, one of the most likely ways to prevent the disease from spreading further is by vaccination.Purpose:To find out the factors that cause Post Immunization Adverse Events (KIPI) for the Covid-19 vaccine in the Tapos and Pamulang Health Centers.Method:  The research design used is an analytical research type with a prospective cohort design. The study was conducted by monitoring respondents who were given the CoronaVac type of Covid-19 vaccine followed by Adverse Events after Immunization on the first day after the vaccine and the sixth day after the vaccine. The research was conducted in two places, namely Puskesmas Tapos Depok with a total of 329 respondents and Puskesmas Pamulang with a total of 491 respondents. The variables in this study were age, gender, history of infection with Covid-19, vaccine status, level of anxiety, and Post-Immunization Adverse Events (AEFI) the first day after the vaccine and the sixth day after the vaccine. The level of confidence in this is 95%.Results: This shows that by age, the majority are adults, namely 26-45 years. Most of them are female, have no history of being infected with Covid-19. Types of AEFIs such as swelling at the injection site, itching, and diarrhea. The results of the bivariate analysis showed that there was no relationship between gender, history of Covid-19, vaccination status got, and anxiety with AEFI on the first day after the vaccine and AEFI on the sixth day after the vaccine. Monitoring of AEFIs on the sixth day after vaccination showed that a small proportion of respondents, namely 26 people, had mild AEFIs with most respondents, namely 464 people without AEFIs. However, on the 6th day of monitoring of AEFI, there was still 1 respondent who had a severe AEFI.Conclusion: There is no relationship between gender, history of Covid-19 infection, vaccination status obtained with AEFI both the first day and the sixth day after the vaccine at the Tapos Health Center, Depok, West Java. However, there is a relationship between age and anxiety variables with AEFI on the sixth day after taking of the vaccine.Keywords: Age; Gender; History of being infected with Covid-19; Vaccine Status; Anxiety Level, AEFIPendahuluan: Di penghujung tahun 2019, dunia dihebohkan dengan munculnya wabah penyakit pernapasan baru yang pertama kali dilaporkan dari Wuhan, China, dan menyebar ke negara-negara di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini diberi nama Covid 19 dan ditetapkan sebagai Pandemi. Melihat situasi ini, salah satu cara yang paling mungkin untuk mencegah penyebaran penyakit semakin luas adalah dengan vaksinasi.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19 di Metode : Jenis penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemantauan terhadap responden yang diberikan suntik vaksin Covid-19 jenis CoronaVac diikuti Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada hari pertama pasca vaksin dan hari ke enam pasca vaksin. Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu Puskesmas Tapos Depok sejumlah 329 responden dan Puskesmas Pamulang sejumlah 491 responden. Variable dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, riwayat terinfeksi Covid-19, status vaksin, tingkat kecemasan, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) hari pertama pasca vaksin dan hari ke-enam pasca vaksin. Tingkat kepercayaan dalam ini yaitu 95%.Hasil: Didapatkan berdasarkan usia, mayoritas adalah orang dewasa yaitu 26-45 tahun. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan, tidak memiliki riwayat terinfeksi Covid-19. Jenis KIPI seperti pembengkakan di tempat suntikan, gatal-gatal, dan diare. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, riwayat Covid-19, status vaksinasi yang didapat, dan kecemasan dengan KIPI hari pertama setelah vaksin dan KIPI hari keenam setelah vaksin.Pemantauan KIPI pada hari keenam setelah vaksinasi menunjukkan sebagian kecil responden yaitu 26 orang mengalami KIPI ringan dengan sebagian besar responden yaitu 464 orang tanpa KIPI. Namun pada pemantauan hari ke-6 KIPI masih terdapat 1 responden yang mengalami KIPI berat.Simpulan: Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, riwayat infeksi covid-19, status vaksinasi yang didapat dengan KIPI baik hari pertama dan hari keenam setelah vaksin di Puskesmas Tapos Depok Jawa Barat. Namun yang ada hubungan pada variabel usia dan kecemasan dengan KIPI pada hari keenam setelah pemberian vaksin.
Analisa kelengkapan resep narkotika dan psikotropika di rumah sakit x kota Depok Nurwulan Adi Ismaya; Siti Novy Romlah; Diah Permata Sari; Nur Hasanah; Fajar Tri Kuncoroyekti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i1.3825

Abstract

The practice in prescribing and managing medicines: Narcotic and psychotropic drugsBackground: Using narcotic and psychotropic drugs in some hospitals now that have not implemented digital prescription. Nursing staff must be able to ensure that the prescription is legal and find some prescriptions written incomplete such as doctor name, date delivery without following the administrative standards and pharmaceutical requirements.Purpose: Analyze the feasibility of prescribing narcotics and psychotropics based on the completeness of administrative and pharmaceutical prescription requirements.Method: A Quantitative approach with descriptive analysis method. The recipes were analyzed based on; Administrative Completeness, Patient Administration, Pharmaceutical Completeness. A total of 750 narcotic prescriptions and 1378 psychotropic prescriptions were available at Puri Cinere Hospital from February to May 2020Results: Finding, 89.16% of narcotics prescriptions appropriate with the administrative requirements of the physician and 78.64% was appropriate with the administrative requirements of the patient and 99.76% was appropriate with the pharmaceutical requirements, while 89.18% of narcotics prescriptions were appropriate with the administrative and pharmaceutical requirements. As for psychotropic prescriptions, 90.70% of them were appropriate with the administrative requirements of the physician and 78.48% appropriate with the administrative requirements of the patient, 99.97% appropriate with the pharmaceutical requirements, while 89.78% of psychotropic prescriptions were appropriate with the administrative and pharmaceutical requirements.Conclusion: Approximately 100% of the prescriptions are in place where administrative requirements are appropriate. However, as far as pharmaceutical requirements are concerned, so many prescriptions still had no written a dosage in medicine.Keywords: The practice; Prescribing; Managing medicines;  Narcotic; Psychotropic drugsPendahuluan: Penggunaan obat narkotik dan psikotropika di beberapa rumah sakit saat ini belum menerapkan resep digital. Staf perawat harus dapat memastikan bahwa resep tersebut legal dan menemukan beberapa resep yang tertulis tidak lengkap seperti nama dokter, tanggal pengiriman tanpa mengikuti standar administrasi dan persyaratan kefarmasian.Tujuan: Menganalisis kelayakan peresepan narkotika dan psikotropika berdasarkan kelengkapan persyaratan administrasi dan resep farmasi.Metode: Penelitian kuantitatif dengan metode analisis deskriptif. Resep-resep tersebut dianalisis berdasarkan; kelengkapan administrasi, administrasi pasien, kelengkapan kefarmasian. Sebanyak 750 resep narkotika dan 1378 resep psikotropika tersedia di RS Puri Cinere mulai Februari hingga Mei 2020.Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah terdapat resep narkotika memenuhi 89,16 % persyaratan adminstratif dokter, 78,64% persyaratan administratif pasien dan 99,76% persyaratan farmasetik, secara keseluruhan memenuhi 89,16% memenuhi persyaratan administratif dan faramasetik dan untuk resep psikotropik memenuhi 90,70 % persyaratan adminstratif dokter, 78,48% persyaratan administratif pasien dan 99,97% persyaratan farmasetik, secara keseluruhan memenuhi 89,78% memenuhi persyaratan administratif dan farmasetik.Simpulan: berdasarkan kelengkapan administratif baik dari segi dokter maupun pasien baik untuk resep narkotik maupun psikotropik belum 100% lengkap. Berdasarkan kelengkapan farmasetik baik untuk resep narkotik dan psikotropik masih ada yang tidak menuliskan kekuatan obat / dosis obat.
ADVERSE EVENTS FOLLOWING IMMUNIZATION (AEFI) COVID-19 VACCINE IN TAPOS HEALTH CENTRE WEST JAVA Siti Novy Romlah; Desy Darmayanti
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v14i2.106

Abstract

Introduction: In dealing with the Covid-19 pandemic, the Indonesian government made a regulation that all citizens who have met the requirements must vaccinate against Covid-19. There are moreover 27.6% of individuals who don't know whether to be immunized or not. Of the 7.6% of people who don't need to be immunized, 59% of them are uncertain of the security of the immunization, 43.17% of individuals are uncertain of the adequacy of the immunization, 24.2% are perplexed of side impacts, and 26% don't accept in antibodies (Sumartiningtyas, 2020). Purpose: The components that cause Post-Immunization Adverse Events (AEFI) for three days after immunization within the Tapos and Pamulang Health Centers. Research Strategy: Cohort study, the research was conducted by checking respondents who were given the CoronaVac vaccine of Covid-19 after by Adverse Events Following Immunization (AEFI) at the day and three days after immunization. Limitation: This inquire about did not see at variables beginning from immunization items, immunization quality, immunization procedural mistakes, and coincidental occasions that seem cause unfavorable occasions after Immunization. Contribution: The base for making choices almost Covid-19 immunization. Keywords: Age; Gender; History of being infected with Covid-19; Vaccine Status; Anxiety Level, AEFI at the day and three days after vaccine.
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG Siti Novy Romlah; Ayu Sri Utari; Sri Haryanto; Eva Susanti; Rindi Atika
Edu Masda Journal Vol 6, No 2 (2022): Edu Masda Journal Volume 6 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v6i2.169

Abstract

Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Analgesik, Masyarakat RW 04 Desa Trembulrejo Blora Periode April Tahun 2021 Melizsa Melizsa; Siti Novy Romlah; Istikholul Laiman
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.704 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v4i1.1229

Abstract

Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan upaya masyarakat dalam menangani keluhan penyakit yang dialami. Dalam prakteknya, pengobatan sendiri akan menimbulkan masalah terhadap obat (Drug related problem), hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai obat dan fungsinya. Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempermudah perilaku swamedikasi yang tepat. Analgesik merupakan golongan obat untuk mengatasi rasa nyeri ringan hingga berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi obat analgesik masyarakat RW 04 desa Trembulrejo Blora. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan teknik cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan non random sampling dengan teknik pusposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebnayak 163 responden. Hasil penelitian ini menunjukan responden memiliki pengetahuan tergolong kurang sebesar 11,04%, 72,40% responden tergolong cukup baik, dan 16,56% tergolong baik. Kemudian perilaku swamedikasi menunjukan 2,45% responden memiliki perilaku swamedikasi tergolong kurang, 67,49% responden tergolong cukup, dan 29,45% tergolong baik. Berdasarkan uji korelasi rank spearman didapatkan korelasi yang signifikan dengan nilai r hitung 0,516 dan P value sebesar 0,000 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikansi antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi obat analgesik dengan arah hubungan yang positif.
DETERMINAN RISK PERCEPTION DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENYINTAS HIV/AIDS Fenita Purnama Sari Indah; Rita Dwi Pratiwi; Riris Andriati; Nurwulan Adi Ismaya; Gina Aulia; Gita Ayuningtyas; Siti Novy Romlah
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 7, No 1 (2023): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v7i1.583

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) are still global health problems. Indonesia is ranked 5th as the country most at risk of HIV/AIDS in Asia, so the HIV/AIDS epidemic is also a problem in Indonesia. The research objective was to identify the determinants of coping strategies in HIV/AIDS survivors. This research is an analytical research with a cross sectional research design, and a quantitative approach. The research subjects in the group were selected randomly. The sample in this study were PLHIV recorded at the Regional General Hospital (RSUD) of Tangerang Regency totaling 36 PLWHA. Risk perception and social support with Coping Strategies stated that there was no relationship between Risk perception and Coping Strategies in the Tangerang District Hospital. Further research is needed on other matters related to coping strategies and innovative steps that can be taken to improve coping strategies in PLWHA (People with HIV/AIDS).ABSTRAKHuman Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Indonesia berada pada urutan ke-5 sebagai negara yang paling berisiko HIV/AIDS di Asia, sehingga epidemi HIV/AIDS menjadi permasalahan pula di Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor determinan strategi koping pada penyintas HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, dan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian pada kelompok dipilih secara random. Sampel dalam penelitian ini yakni ODHA yang terdata di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang berjumlah 36 ODHA. Hasil: Pada Risk perception dan dukungan sosial dengan Strategi Coping menyatakan bahwa tidak ada hubungan Risk perception dengan Strategi Coping di RSUD Kabupaten Tangerang. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal lain yang berhubungan dengan strategi coping dan langkah-langkah inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan strategi coping pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).