Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Analisis Pengawasan Petugas Safety dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Proyek Pembangunan Aparteman Marigold at Nava Park Ita La Tho; Fenita Purnama Sari Indah; Lela Kania Rahsa Puji
JITMI (Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri) Vol 2, No 2 (2019): JITMI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jitmi.v2i2.y2019.p98-105

Abstract

Alat pelindung diri merupakan salah satu sarana untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja, dan dimana sakarang lebih maju dari tahun ke tahun alat pelindung diri semakin canggih untuk digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan  pengawasan petugas safety dengan kepatuhan pemakaian alat pelindung diri (APD) pada Pekerja Proyek Pembangunan Apartemen Marigold at Nava Park. Penelitian ini menggunakan observasional analitik yang bertujuan untuk memperoleh penyebab tentang hubungan pengawasan petugas safety dan sikap dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengawasan petugas safety dengan kapatuhan penggunaan alat pelindung diri di Proyek Pembangunaan Apartemen Marigold at Nava Park (P-value=0,018), nilai OR 3,88. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan terhadap karyawan dalam penggunaan dan perawatan alat pelindung diri, serta memberikan perhatian lebih atau penuh dalam pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja.
Analisis Faktor Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor Fenita Purnama Sari Indah; Ratumas Ratih Puspita; Rita Dwi Pratiwi; Fildza Anindya Fadhila
Edu Masda Journal Vol 4, No 1 (2020): Edu Masda Journal Volume 4 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v4i1.52

Abstract

According to data collected international baby food action network ( IBFAN ) breastfeeding exclusive coverage in indonesia th stage bottom three of 51 countries in the world and 42 %, in west java breastfeeding namely the exclusive 35,3 %, in bogor District breastfeeding namely the exclusive 50,7 %, and in Sub district of Ciseeng breastfeeding there is scope exclusive 13,8 %. The Objective of this research was identified faktor-faktor relating to the exclusive breastfeeding in infants in Sub district of Ciseeng, Bogor Districts.This research is analytic using design cross sectional, with the quantitative.Respondents women who have the babies 6-24 months old in Sub district of Ciseeng, Bogor Districts some 85 people. The results of the study or the factor that there was no connection significant by the provision of exclusive breastfeeding is the age of mother ( p value 0,406 ) and education mother ( p value 0,603 ) .While , a factor that deals with the provision of exclusive breastfeeding in kecamatan ciseeng bogor districts is a capital work ( p value0,000 ) , knowledge mother ( p value 0,013 ) and support of husbands p value 0,000 ) .The experimental work on this is the conclusion there are welfare between a capital work relationship , knowledge and support mother husband by the provision of exclusivebreastfeeding on the baby in Sub district of Ciseeng, Bogor Districts.
ANALISIS DETERMINAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PT. PLN SAWANGAN (BAGIAN PELAYANAN TEKNIK) Fenita Purnama Sari Indah; Firdha Senja Maelaningsih; Nabila Febriyanti
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 5, No 1 (2021): Edu Dharma Journal: Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v5i1.99

Abstract

Kelelahan kerja menyebabkan kasus kecelakaan kerja dan berakibat dua juta pekerja meninggal dunia hampir setiap tahunnya.  Selain itu, data menyebutkan bahwa sebanyak 32,8% atau sekitar 18.828 kasus dari  58.115 sampel dinyatakan kelelahan kerja. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi determinan variabel independen (umur, shift kerja, masa kerja waktu istirahat dan indeks massa tubuh (IMT) dengan variabel dependen yaitu kelelahan kerja pada pekerja di PT PLN.  Penelitian ini berupa penelitian analitik, menggunakan pendekatan kuantitatif serta desain cross sectional yang menggunakan data primer. Sampel pada penelitian ini merupakan seluruh pekerja di bagian pelayanan teknik PT. PLN (Persero) Sawangan berjumlah 45 pekerja, dengan teknik total sampling. Berdasarkan hasil penelitian frekuensi kelelahan pada pekerja pelayanan teknik PT. PLN (Persero) Sawangan, sebagian besar mengalami kelelahan kerja tinggi yaitu sebanyak 82,2%. Berdasarkan analisis bivariat dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur (p value=0,037), masa kerja (p value=0,000), dan waktu istirahat (p value=0,000), dengan kelelahan kerja dan diketahui tidak ada` hubungan yang signifikan antara shift kerja (p value=0,469) dan indeks massa tubuh (IMT) (p value=0,156) dengan kelelahan kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk dapat mengurangi kelelahan kerja disarankan bagi pekerja untuk mengoptimalkan  dan memanfaatkan waktu istirahat yang sudah diberikan. Selain itu, pada saat sela-sela pekerjaannya, disarankan untuk meregangkan otot.
Analisis Determinan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan Kejadian DBD di Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat Ita La Tho; Fenita Purnama
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 7, No 2 (2019): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v7i2.196

Abstract

AbstractIndonesia as a tropical country that has rainfall and high humidity causes the incidence of DHF tends to fluctuate. Reported in 2015, Incidence Rate (IR) with 100,000 population in Indonesia amounted to 50.75 and an increase of up to 78.85 in 2016. Recorded the number of dengue cases from 34 provinces in Indonesia in 2017 as many as 59,047 cases. Although Indonesia has succeeded in reducing the number of DHF cases, DKI Jakarta as the capital of Indonesia still contributes the number of DHF cases by 3,350 cases (IR = 32.29 with 100,000 population) and was included in the top ten provinces with the highest DHF Incidence Rate (IR) in Indonesia. At West Jakarta, the second highest of DHF case was occupied by Cengkareng District with 69 cases. The purpose of the study was to analyze the determinants of knowledge with the Prevention of DHF in the Rawa Buaya Village, Cengkareng District, West Jakarta. This research is an analytic study with cross sectional design. The population is all household heads in Rawa Buaya Sub-district, Cengkareng, West Jakarta. The sample of this research was 210 samples. The result of this research was there was relationship between knowledge with prevention of incident at Rawa Buaya Sub-district, Cengkareng District, West Jakarta with p-value 0.0025, OR value = 3.4738. This means that a good level of knowledge about DHF incidents has a tendency of 3.5 times higher in efforts to prevent DHF incidents.Keywords: Knowledge, DHF incidents, Incidence Rate (IR)AbstrakIndonesia sebagai Negara tropis yang mempunyai curah hujan dan kelembapan tinggi menyebabkan angka kejadian DBD cenderung fluktuatif. Dilaporkan Incidence Rate (IR) per 100.000 penduduk di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 50,75 dan terjadi peningkatan hingga 78,85 di tahun 2016. Tercatat jumlah kasus DBD dari 34 provinsi di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 59.047 kasus. Meskipun Indonesia telah berhasil menurunkan jumlah kasus DBD namun, DKI Jakarta sebagai ibukota Indonesia masih turut menyumbangkan jumlah kasus DBD sebanyak 3.350 kasus (IR = 32,29 per 100.000 penduduk) dan termasuk kedalam sepuluh besar provinsi dengan Incidence Rate (IR) DBD terbanyak di Indonesia. Di Jakarta Barat, kasus DBD tertinggi kedua diduduki Kecamatan Cengkareng dengan 69 kasus. Tujuan Penelitian untuk menganalisis determinan pengetahuan dengan Upaya Pencegahan Kejadian DBD di Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh kepala rumah tangga di Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Sampel penelitian ini berjumlah 210 sampel. Hasil : Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan Kejadian DBD di Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat dengan  p-value 0,0025, nilai OR = 3,4738. Artinya tingkat pengetahuan yang baik tentang Kejadian DBD memiliki kecenderungan 3,5 kali lebih tinggi dalam upaya pencegahan Kejadian DBD.Kata Kunci : Pengetahuan, Kejadian DBD, Incidence Rate (IR)
Efektivitas edukasi kesehatan menggunakan permainan tebak gambar dan audiovisual terhadap pemahaman kesehatan gigi dan mulut Fenita Purnama Sari Indah; Tri Okta Ratnaningtyas; Rita Dwi Pratiwi; Ida Listiana; Desty Alyumah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i1.3809

Abstract

The effectiveness of educational videos and picture charades: A health teaching device in improving oral health knowledge among elementary school students Background: Dental and oral health was one of the public health problems that required comprehensive treatment. Dental and oral health care efforts have to begin from an early age. To overcome the problem among elementary school students need health education used to counseling methods that were under the criteria target of health education.Purpose: To determine of the effectiveness of educational videos and picture charades: A health teaching device in improving oral health knowledge among elementary school students.Method: A quasi-experiment design with a non-equivalent control group with pretest posttest with a sample of 60 people. The group by a video method of 30 respondents and the group by picture charades of 30 respondents, The sample taken by purposive sampling. The technique of collecting data used to a questionnaire sheet. This studied used to Wilxocon signed rank test statistics and Mann Whitney test for data analysis.Results: There was a significant difference in oral health knowledge on educational videos group also picture charades group among elementary school students before and after interventions with (p value = 0.015) and (p value = 0.010) and differences both groups with (p value = 0.011).Conclusion: The video method and picture charades were in the same effective for increasing the knowledge of dental and oral health for fourth-grade students at Government Elementary School (SDN Muncul 3).Keywords: Educational; Videos; Picture charades; A health teaching device; Oral health knowledge; Elementary school studentsPendahuluan: Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komperehensif. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Untuk mengatasi masalah pada siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan menggunakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kriteria sasaran penyuluhan kesehatan. Dari hasil studi pendahuluan didapatkan dari duapuluh siswa memiliki pemahaman kurang tentang kesehatan gigi dan mulut.Tujuan: Mengetahui perbedaan pemahaman tentang kesehatan gigi dan mulut antara penyuluhan kesehatan dengan metode audiovisual dan permainan tebak gambar.Metode: Penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan non-equivalent control group design with Pretest Posttest design dengan sampel yaitu 60 orang. Untuk kelompok metode audiovisual sebanyak 30 responden dan untuk kelompok permainan tebak gambar sebanyak 30 responden dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analisa data menggunakan uji statistik uji wilcoxon signed rank test dan uji mann whitney test.Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode audiovisual (p value = 0,015) dan permainan tebakgambar (p value = 0,010) serta perbedaan diantara kedua pengguna metode penyuluhan kesehatan (p value = 0,011).Simpulan: Metode audiovisual dan permainan tebak gambar sama - sama efektifnya untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas IV SDN Muncul 3. Namun, jika dibandingkan kedua metode ini, metode permainan tebak gambar lebih dapat meningkatkan pemahaman siswa.
PENDEKATAN PARTISIPATIF DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN IBU MENGENAI NEONATUS RISIKO TINGGI Holidah Holidah; Fenita Purnama Sari Indah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 3 (2021): Vol.7 No.3 Juli 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i3.3994

Abstract

Background: The total infant mortality rate (IMR) in Indonesia shows that the infant mortality rate in Indonesia is still relatively high when compared to ASEAN member countries, which is 4.6 times higher than Malaysia, 1.3 times more. Purpose: Analyzing the causative factors and indications for high-risk events and to analyze the increased understanding of mothers about high-risk neonates. Methods: The research was conducted in 2 stages, with quantitative research methods. In the first phase, a survey was conducted of 100 mothers who have babies and toddlers in the Pamulang Puskesmas working area. In the second phase of research, with a participatory approach, namely the provision of health education about High Risk neonates. The research design was a quasi experiment with non-equivalent control group design with pre test and post test design. A total of 27 samples were taken using purposive sampling technique. The data were processed using the Willcoxon test. Results: In this study, the results obtained were p value 0.011 (<0.05), which means that there is a difference in understanding between the pretest and posttest, there has been an increase in the average value of respondents' knowledge about high-risk neonates after health education. The mean value of maternal knowledge increased from 25.8 when the pre-test was conducted to 27.4 at the post-test. Conclusion: There are changes when after health education is carried out, the community can understand well the material providedSuggestion: health institution to increase understanding of pregnant women and mothers who have babies and toddlers in a more innovative and participatory way about the factors that cause high risk neonates and indications of high risk neonates in mothers. For the community, it can increase knowledge and insight as a reference in order to prevent the occurrence of high risk neonates in pregnant women and mothers who have babies and toddlers. Keywords: Participatory Approaches, High-Risk Neonates, Mother's Understanding ABSTRAK                                                                                                                                                        Latar Belakang: Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menunjukan bahwa tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab serta indikasi kejadian berisiko tinggi serta menganalisis peningkatan pemahaman ibu mengenai neonatus berisiko tinggi.Metode: Penelitian dilakukan dengan 2 tahap, dengan metode penelitian kuantitatif. Pada tahap pertama dilakukan survey terhadap ibu yang memiliki bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, berjumlah 100 ibu. Pada penelitian tahap kedua, dengan pendekatan partisipatif yaitu pemberian pendidikan kesehatan mengenai neonatus Risiko Tinggi. Rancangan penelitian adalah quasi experiment dengan desain Non-equivalent Control Group Design with pre test dan post test design. Sampel diambil sebanyak 27 sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling data diolah menggunakan Uji Willcoxon. Hasil: Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa diperoleh p value 0,011 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan pemahaman antara pretest dan posttest, telah terjadi peningkatan nilai rata-rata pengetahuan responden mengenai neonatal risiko tinggi setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Nilai rata-rata pengetahuan ibu mengalami kenaikan dari 25,8 saat pre-test dilakukan menjadi 27,4 saat post-test.Kesimpulan:Terdapat perubahan pada saat setelah dilakukan pendidikan kesehatan, masyarakat dapat memahami dengan baik dari materi yang diberikan.Saran : bagi instansi kesehatan agar dapat meningkatkan pemahaman ibu hamil serta ibu yang memiliki bayi dan balita dengan cara yang lebih inovatif dan partisipatif tentang faktor penyebab kejadian neonatus risiko tinggi maupun indikasi kejadian neonatus risiko tinggi pada ibu. Bagi Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan sebagai acuan agar dapat mencegah terjadinya kejadian neonatus risiko tinggi pada ibu hamil serta ibu yang memiliki bayi dan balita. Kata Kunci : Pendekatan Partisipatif, Pemahaman Ibu, Neonatus Risiko Tinggi 
Penerapan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan Kejadian Diare pada Balita Fenita Purnama Sari Indah; Nurwulan Adi Ismaya; Lela Kania Rahsa Puji; Nur Hasanah; Fadly Putra Jaya
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 20 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan terbitan Maret Volume 20 Nomor 01 Tahun 2021
Publisher : STIKIM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikes.v20i1.596

Abstract

Di Indonesia, diare merupakan penyakit endemis dan penyakit potensial KLB yang disertai dengan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan antara Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 103 keluarga yang memiliki balita. Variabel bebas adalah STBM yang mencakup perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pengolahan air minum dan makanan, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan air limbah rumah tangga. Hasil penelitian diperoleh bahwa hanya perilaku BABS yang signifikan dengan kejadian diare pada balita (nilai p= 0,000) dengan OR= 6,720, sedangkan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga (nilai p= 0,237), pengelolaan sampah rumah tangga (nilai p= 1,000), pengelolaan air limbah rumah tangga (nilai p= 0,237) tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Responden yang memiliki perilaku buang air besar sembarangan mempunyai kecenderungan 6,7 kali lebih besar balita untuk mengalami diare dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan buang air besar sembarangan. Adapun saran dari penelitian ini yaitu agar terdapat edukasi kesehatan yang menarik mengenai sanitasi sangat diperlukan.
Unmet Need of Family-Planning Analysis in Banten Province And Its Determinant Factor : Unmet Need Of Family Planning Lela Kania Rahsa Puji; Nur Hasanah; Fenita Purnama; Denden Gumilar
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 7 No. 2 (2021): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.817 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v7i2.223

Abstract

Unmet Need is a condition in which it indicates the willingness of fertile couples to one of kinds of contraception devices which is unavailable so that they make a decision not to use device or contraception method.. The purpose of this research was to make a description systematically, factually and accurately, and the correlation of phenomena that were research related to determinant factors  of Unmet Need of Family-Planning. This research used cross-sectional design study to find out the determinant factor of Unmet Need use secondary data SKAP BKKBN 2019 as many as 1.656 respondens with univariat, bivariat and multivariat analysis. It has been identified that there is a correlation low education 14,3% and high education 12,2% with incident unmet need family planning, there is a correlation age <20th and >35th as many as 14,6% and age 20th-35th as many as 2,2% with incident unmet need family planning. There  is a correlation perception of ideal number of children >2 as many as 10,2% and 6,7% perception of ideal number of children <=2 with incident unmet need family planning. There  is a correlation who acces information from media 5% and not acces 9,3% and who acces internet 4% and not acces internet 10,1% with incident unmet need family planning. The variable that most influences the incidence of unmet need from the multivariate results using the backward elimination method is the age of the wife with Exp (B) 7,218.  All the variables studied had a correlation with the incidence of unmet need family planning based on seconday data SKAP BKKBN 2019  in Banten Province.
Pola Peresepan Antibiotik Pada Pasien ISPA Pediatri Di Instalasi Rawat Jalan RSU Bhakti Asih Ciledug Fenita Purnama Sari Indah; Nur Hasanah; Fera Prasisca
Edu Masda Journal Vol 1, No 1 (2017): Edu Masda Journal Volume 1 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v1i1.6

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insidensi menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun dinegara maju. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui pola peresepan antibiotik untuk ISPA pada pasien pediatri di instalasi rawat jalan RSU Bhakti Asih Ciledug pada periode Januari – Maret 2017. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif non-eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional.  Metode pengumpulan data secara retrospektif yaitu dengan melihat rekam medis pasien dengan diagnosis ISPA di RSU Bhakti Asih Ciledug. Jumlah pasien yang dianalisis sebanyak 52 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yaitu memiliki diagnosis utama ISPA dan menggunakan antibiotik. Hasil: Dalam penelitian ini diperoleh kasus ISPA pada pediatri sebanyak 52 kasus, terdiri dari 55,77% laki-laki dan 44,23% perempuan. Berdasarkan umur, 0-5 tahun (69,23%), 6-11 tahun (21,15%), dan 12-14 tahun (9,62%). Antibiotik yang diberikan pada pasien pediatri yaitu sefiksim dengan hasil persentase 50,00%, sefadroksil (34,62%), dan azitromisin (15,38%). Golongan antibiotik berdasarkan struktur kimianya yang banyak digunakan adalah golongan Sefalosforin Generasi III (50,00%), Sefalosporin Generasi II (34,62%, dan Makrolida (15,38%). Kesimpulan: Pada jenis antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu sefiksim sebesar 50,00%, dan golongan yang paling banyak digunakan golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu sefiksim sebesar 50,00%.Kata Kunci          : Pola Peresepan, Antibiotik, ISPA  ABSTRACTBackground: Upper respiratory infection is the most happened illness in kids. The incidence by age group of children under five estimated 0,29 episode per child/year in developing country and 0,05 episode per child/year in developed country. Objective: to know antibiotic prescribing pattern for pediatric patient with upper respiratory infection in outpatient installation general hospital Bhakti Asih Ciledug between January – March 2017. Methods: This study used descriptive non experimental method with cross-sectional design. Data reseacrh method in retrospective that is by looking source of written data in medical record patient with diagnozed upper respiratory infection in general hospital Bhakti Asih Ciledug. Number of patients are 52 patients that fullfits inclution criteria with main diagnozed is upper respiratory infection and got antibiotic for treatment. Result: The result showed case of upper respiratory infection in pediatrics are 52 cases, with 55,77% males and 44,23% females. Based on age, 0-5 yaears old (69,23%), 6-11 years old (21,15%) and 12-14 years old (9,62%). Treatment of antibiotic to pediatric patient are cefixime with percentage 50,00%, cefadroxil (34,62%) and azithromycin (15,38%). Group of antibiotic based on structure of chemicals whise the most used are third generation of cephalosporin (50,00%), second generation of cephalosporin (34,62%) and macrolide (15,38%).Conclusion: Treatment of antibiotic to pediatric patient as most used are cefixime with percentage 50,00%,and group of antibiotic based on structure of chemicals whise the most used are third generation of cephalosporin (50,00%),Keywords             : Prescribing Pattern, Antibiotic, ISPA
Rapid Survey Perilaku Merokok Pada Remaja di Kota Tangerang Selatan Fenita Purnama Sari Indah
Edu Masda Journal Vol 2, No 2 (2018): Edu Masda Journal Volume 2 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v2i2.21

Abstract

ABSTRAK Di Indonesia, lebih dari sepertiga atau 36,3 persen penduduk Indonesia saat ini menjadi perokok, bahkan 20 persen remaja usia 13-15 tahun adalah perokok. Saat ini, remaja laki-laki yang merokok kian meningkat. Data pada tahun 2016 memperlihatkan peningkatan jumlah perokok remaja laki-laki mencapai 58,8 persen. Kebiasaan merokok di Indonesia telah membunuh setidaknya 235 ribu jiwa setiap tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 219 remaja. Sebab penelitian ini menggunakan metode Rapid Survey (Survei Cepat) dengan kriteria sampel sebanyak 210 sampai 300 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan perilaku merokok (p value  = 0,046), terdapat hubungan antara sikap tentang merokok dengan perilaku merokok (p value  = 0,000), terdapat hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku merokok (p value  = 0,000), dan terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan perilaku merokok (p value  = 0,046). Kata Kunci            : Rapid Survey, Perilaku Merokok, Remaja  ABSTRACT  In Indonesia, more than a third or 36.3 percent of Indonesia's population are currently smokers, even 20 percent of adolescents aged 13-15 are smokers. Today, male adolescents who smoke are increasing. Data in 2016 showed an increase in the number of male smokers reaching 58.8 percent. Smoking habits in Indonesia have killed at least 235 thousand people every year. The purpose of this study was to identify factors related to smoking behavior in adolescents in South Tangerang City. This research is a quantitative research, using analytical survey research method with cross sectional approach. The number of samples obtained were 219 teenagers. Because this study uses the Rapid Survey method with a sample criteria of 210 to 300 respondents. The results of this study indicate that there is a relationship between knowledge about smoking and smoking behavior (p value = 0.046), there is a relationship between attitudes about smoking and smoking behavior (p value = 0,000), there is a relationship between social environment and smoking behavior (p value = 0,000 ), and there is a relationship between the role of health workers with smoking behavior (p value = 0.046).Keywords              : Rapid Survey, Smoking Behavior, teenagers