Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Uji Toksisitas Ekstrak Daun Afrika (Vernonia Amygdalina) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Nur Hasanah; Billy Arnanda
Edu Masda Journal Vol 2, No 1 (2018): Edu Masda Journal Volume 2 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v2i1.10

Abstract

ABSTRAKDaun afrika (Vernonia amygdalina) merupakan salah satu tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia. Daun ini mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid dan glikosida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina), mengetahui tampilan fisik ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina), dan mengetahui kandungan kimia daun afrika (Vernonia amygdalina). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini menggunakan hewan uji larva Artemia salina Leach yang dibagi dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 10 ekor, dengan replikasi 2 kali tiap kelompok. Konsentrasi ektrak daun afrika (Vernonia amygdalina) yang digunakan yaitu 1 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 100 ppm, dan 500 ppm dan dilakukan partisi ekstrak dengan pelarut etanol, n-Heksan, dan etil asetat. Pengamatan terhadap larva yang mati dilakukan 24 jam setelah pemberian ekstrak. Berdasarkan data, LC50 ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina) ditentukan dengan analisa probit. Hasil dari analisa probit menunjukkan LC50 fase etanol menunjukkan nilai 123 ppm, fase n-Heksan menunjukan nilai LC50 3548 ppm, dan fase etil asetat tidak memiliki nilai LC50. Hasil itu menunjukan bahwa hanya ekstrak fase etanol daun afrika (Vernonia amygdalina) yang  mempunyai potensi toksik, hal ini ditunjukkan dengan harga LC50 > 1000 ppm.  Kata Kunci: Toksisitas, ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina), Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). ABSTRACTVernonia amygdalina is one kind of medical plant in Indonesia. The leaves contains alkaloids, saponins, tannin, phenolics, flavonoids, triterpenoids, steroid and glycosides bioactive compounds. The aims of the research is determine the lethal toxicity value of Vernonia amygdalina, determine physical appearance of Vernonia amygdalina, and determine bioactive compounds of  Vernonia amygdalina. The method used in this research is Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. This research use larva Artemia salina Leach that devided into 5 groups. Each group consist of 10 larva with two replications. Vernonia amygdalina concentration used are 1 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 100 ppm, and 500 ppm and done extract partition with ethanol, n-Hexane, and ethyl acetate. Observations were made during 24 hours of Artemia salina Leach mortality.  Based on the data, LC50 Vernonia amygdalina determined by probity analysis. The result of probity analysis shows ethanolextract is 123 ppm, LC50 n-Hexaneextract is 3548 ppm, and ethyl acetate extract has no LC50. The result indicates only ethanol extract having toxic value. In this case indicates with LC50 > 1000 ppm.  Keywords: Toxicity, Vernonia amygdalina, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) Terhadap Larva Udang (Artemia salina Leach) Nur Hasanah; Ika Yulianti
Edu Masda Journal Vol 2, No 2 (2018): Edu Masda Journal Volume 2 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v2i2.15

Abstract

ABSTRAKSalah satu tanaman di Indonesia yang sangat terkenal yaitu jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck). Kulit jeruk lemon mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, tanin, steroid, dan triterpenoid. Senyawa flavonoid dan triterpenoid diduga dapat bersifat toksik pada kadar tertentu. Untuk itu perlu dilakukannya uji toksisitas, salah satu pengujian toksisitas dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Aktivitas toksik diketahui dari jumlah kematian larva udang karena pengaruh ekstrak pada konsentrasi yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi toksik pada ekstrak etanol, fase n-heksana dan fase etil asetat dan mengetahui nilai LC50 tertinggi pada ekstrak etanol, fase n-heksana dan fase etil asetat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true eksperimental. Sampel yang digunakan adalah ekstrak etanol kulit jeruk lemon sebagai zat aktif, kemudian di partisi dengan n-heksan dan etil asetat. Lalu dibuat larutan uji 1000 ppm, 600 ppm,, 400 ppm, 200 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 35 ppm, 15 ppm, 5 ppm dan kontrol negatif tanpa larutan ekstrak (0 ppm). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap pelarut berpotensi sangat toksik dengan LC50= 12,88 ppm pada pelarut etanol, fase n-heksana memiliki LC50= 1,77 ppm dan fase etil asetat memiliki LC50= 19,95 ppm. LC50 tertinggi ada pada fase n-heksana dengan LC50= 1,77 ppm.Kata Kunci            : Kulit jeruk lemon, Artemia salina, Citrus limon, Toksisitas, BSLT ABSTRACTOne of the most famous plants in Indonesia is lemon (Citrus limon (L.) Osbeck). Lemon fruit is one source of vitamin C and antioxidants, lemon juice ethanol extract contains secondary metabolite compounds flavonoids, glycosides, tannins, steroids, and triterpenoids. Flavonoids and triterpenoids may be toxic to some degree. For that it is necessary to do toxicity test, one of toxicity test by using method of Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Toxic activity is known from the number of deaths of shrimp larvae (Artemia Salina Leach) due to the influence of extracts or natural material compounds at concentrations given. To determine the toxic potential of ethanol extract, n-hexane phase and ethyl acetate phase and to know the highest LC50 value in ethanol extract, n-hexane phase and ethyl acetate phase. This research use experimental research type with true experimental approach. The sample used was lemon peel ethanol extract as an active substance, then in partition with n-hexane and ethyl acetate. The test solution is 1000 ppm, 600 ppm, 400 ppm, 200 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 35 ppm, 15 ppm, 5 ppm and negative control without extract solution (0 ppm). Indicates that each solvent is potentially very toxic with LC50 = 12.88 ppm in ethanol solvent, the n-hexane phase has LC50 = 1.77 ppm and the ethyl acetate phase has LC50 = 19.95 ppm. The highest LC50 is in the n-hexane phase with LC50 = 1.77 ppm.Keywords              : Lemon peel, Artemia salina, Citrus limon, Toxicity, BSLT
Pola Peresepan Antibiotik Pada Pasien ISPA Pediatri Di Instalasi Rawat Jalan RSU Bhakti Asih Ciledug Fenita Purnama Sari Indah; Nur Hasanah; Fera Prasisca
Edu Masda Journal Vol 1, No 1 (2017): Edu Masda Journal Volume 1 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v1i1.6

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insidensi menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun dinegara maju. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui pola peresepan antibiotik untuk ISPA pada pasien pediatri di instalasi rawat jalan RSU Bhakti Asih Ciledug pada periode Januari – Maret 2017. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif non-eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional.  Metode pengumpulan data secara retrospektif yaitu dengan melihat rekam medis pasien dengan diagnosis ISPA di RSU Bhakti Asih Ciledug. Jumlah pasien yang dianalisis sebanyak 52 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yaitu memiliki diagnosis utama ISPA dan menggunakan antibiotik. Hasil: Dalam penelitian ini diperoleh kasus ISPA pada pediatri sebanyak 52 kasus, terdiri dari 55,77% laki-laki dan 44,23% perempuan. Berdasarkan umur, 0-5 tahun (69,23%), 6-11 tahun (21,15%), dan 12-14 tahun (9,62%). Antibiotik yang diberikan pada pasien pediatri yaitu sefiksim dengan hasil persentase 50,00%, sefadroksil (34,62%), dan azitromisin (15,38%). Golongan antibiotik berdasarkan struktur kimianya yang banyak digunakan adalah golongan Sefalosforin Generasi III (50,00%), Sefalosporin Generasi II (34,62%, dan Makrolida (15,38%). Kesimpulan: Pada jenis antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu sefiksim sebesar 50,00%, dan golongan yang paling banyak digunakan golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu sefiksim sebesar 50,00%.Kata Kunci          : Pola Peresepan, Antibiotik, ISPA  ABSTRACTBackground: Upper respiratory infection is the most happened illness in kids. The incidence by age group of children under five estimated 0,29 episode per child/year in developing country and 0,05 episode per child/year in developed country. Objective: to know antibiotic prescribing pattern for pediatric patient with upper respiratory infection in outpatient installation general hospital Bhakti Asih Ciledug between January – March 2017. Methods: This study used descriptive non experimental method with cross-sectional design. Data reseacrh method in retrospective that is by looking source of written data in medical record patient with diagnozed upper respiratory infection in general hospital Bhakti Asih Ciledug. Number of patients are 52 patients that fullfits inclution criteria with main diagnozed is upper respiratory infection and got antibiotic for treatment. Result: The result showed case of upper respiratory infection in pediatrics are 52 cases, with 55,77% males and 44,23% females. Based on age, 0-5 yaears old (69,23%), 6-11 years old (21,15%) and 12-14 years old (9,62%). Treatment of antibiotic to pediatric patient are cefixime with percentage 50,00%, cefadroxil (34,62%) and azithromycin (15,38%). Group of antibiotic based on structure of chemicals whise the most used are third generation of cephalosporin (50,00%), second generation of cephalosporin (34,62%) and macrolide (15,38%).Conclusion: Treatment of antibiotic to pediatric patient as most used are cefixime with percentage 50,00%,and group of antibiotic based on structure of chemicals whise the most used are third generation of cephalosporin (50,00%),Keywords             : Prescribing Pattern, Antibiotic, ISPA
Efektivitas Pemberian Obat Tuberkulosis Pada Pasien Perempuan Dewasa Rawat Jalan Di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tahun 2016 Nur Hasanah
Edu Masda Journal Vol 2, No 1 (2018): Edu Masda Journal Volume 2 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v2i1.11

Abstract

ABSTRAKTuberkulosis (TB) adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbaditas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pemberian obat pada pasien tuberculosis terhadap jumlah bakteri penyebab TB (Micobacterium tuberculosis) dan laju endap darah passien. Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari catatan medis pasien yang terdiagnosa tuberkolosis pada instalasi di rawat jalan Rumah Sakit Islam Asshobirin periode Januari-Desember 2016. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah pasien perempuan dengan jumlah pasien sebanyak 40 pasien. Hasil penelitian menunjukan  bahwa persentase penggunaan obat tuberkulosis di Rumah Sakit Islam Asshobirin selama tahun 2016 adalah Rifampisin sebanyak 30,77%, Isoniazid 30,77%, Etambutol 22,11%, Pirazinamid 16,35%. Efektivitas obat Tuberkulosis berdasarkan penurunan jumlah Micobacterium tuberculosis, pada penelitian ini menunjukkan bahwa Rifampisin mampu menurunkan jumlah bakteri sebanyak 196cfu/ml, Isoniazid 213 cfu/ml, Etambutol 311 cfu/ml, Pirazinamid 218 cfu/ml. Sedangkan efektivitas obat Tuberkulosis berdasarkan kemampuan menurunkan laju endap darah (LED) menunjukkan bahwa Rifampisin mampu menurunkan LED sebesar 46.5 mm/jam, Isoniazid 42.3 mm/jam, Etambutol 49.5 mm/jam, Pirazinamid 48,5 mm/jam.  Obat TB yang paling efektif menurunkan jumlah Micobacterium tuberculosis dan laju endap darah adalah Etambutol.Kata Kunci: Tuberkulosis, TB Paru, LED, Obat TB ABSTRACTTuberculosis (TB) is one of the major causes of mortality and morbidity in Indonesia. This study aims to determine the effectiveness of drug administration in tuberculosis patients based on the number of TB-causing bacteria (Micobacterium tuberculosis) and patients’s blood rate. This study is descriptive and retrospective data retrieval from medical records of patients diagnosed with tuberculosis at an outpatient installation of Asshobirin Islamic Hospital from January to December 2016. The data were analyzed by using quantitative descriptive method. Samples taken in this study were female patients with a total of 40 patients. The results showed that the percentage of tuberculosis drug use at Asshobirin Islam Hospital during 2016 was Rifampin as much as 30.77%, Isoniazid 30,77%, Etambutol 22,11%, Pirazinamid 16,35%. The effectiveness of Tuberculosis drug based on decreasing number of Micobacterium tuberculosis, in this study showed that Rifampicin able to reduce the number of bacteria as much as 196 cfu/ml, Isoniazide 213 cfu/ml, Ethambutol 311 cfu/ml, Pyazinamide 218 cfu / ml. While the efficacy of tuberculosis drugs based on the ability to decrease the blood sedimentation rate (BSR) showed that Rifampicin able to reduce the BSR by 46.5 mm/hour, Isoniazide 42.3 mm/hour, Ethambutol 49.5 mm/hour, Pirazinamide 48.5 mm/hour. The most effective TB drugs decreased the number of Micobacterium tuberculosis and the rate of sedimentation of blood was Ethambutol.Keywords: Tuberculosis, Pulmonary TB, BSR, TB Drug
Perbandingan Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) Dengan Perbedaan Konsentrasi Nur Hasanah; Fenita Purnama Sari Indah; Dede Anggraeni; Nurwulan Adi Ismaya; Lela Kania Rahsa Puji
Edu Masda Journal Vol 4, No 2 (2020): Edu Masda Journal Volume 4 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v4i2.104

Abstract

Aloe vera plant has considerable potential as a raw material for natural medicine. In this aloe vera contains various active substances that can cure various diseases. Aloe vera gel is formulated by mixing the results of aloe vera extract with a suiTabel base. A good gel preparation can be obtained by formulating several types of gelling agents, but the most important thing to note is the selection of Gelling agents. Physical stability tests need to be carried out to ensure the quality, safety and benefits of the gel meet the expected specifications and are sTabel during storage. The purpose of this study is to describe and compare the formulations and physical satellites of aloe vera extract gel preparations with different concentrations of bases on each formulation from various literature. This research uses the literature study research method by collecting various sources of literature from 10 research journals. The results of this review explain that all bases used in each formulation with a predetermined concentration value and with a mixture of other ingredients that have been determined produce good physical stability of each formulation.
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP BPJS PASIEN RAWAT JALAN DI KLINIK TUGU SAWANGAN CINANGKA KOTA DEPOK PERIODE TAHUN 2020 Nur Hasanah; Lela Kania Rahsa Puji; Fenita Purnama Sari Indah; Nurwulan Adi Ismaya; Ananda Eka Safitri
Edu Masda Journal Vol 6, No 1 (2022): Edu Masda Journal Volume 6 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v6i1.154

Abstract

Hypertension is still one of the diseases whose prevalence is increasing. According to Depok City Health Profile data in 2017, hypertension was included in the data of the top ten diseases with prevalence in outpatients at level 1 health facilities in the Depok area with the second largest position of 141,084 with a percentage of 14.91% and in 2019 hypertension was still is in the second largest position with a percentage of 18.59%. The objective of this study was to describe the use of antihypertensive drugs based on age, gender, type of drug, drug class, and comorbidities. This study was a descriptive study, the data used were taken retrospectively using secondary data in the form of prescription BPJS antihypertensive drugs. Sampling using random sampling with systematic random sampling technique. The sample used in this study were 132 recipes. The results of this study indicate that the sexes who suffer from hypertension are men with an age range of 41-59 years 72 patients (54.55%). The use of antihypertensive drugs that were almost all used based on the type of drug was amlodipine as many as 124 drugs (93.94%), based on the drug class was the Calcium Channel Blocker (CCB) group as many as 125 drugs (94.70%). The use of antihypertensive drugs based on without or with comorbidities was mostly patients with hypertension with comorbidities of fever and pain as many as 75 patients (56.81%).ABSTRAKHipertensi masih menjadi salah satu penyakit yang prevalensinya mengalami peningkatan. Menurut data Profil Kesehatan Kota Depok tahun 2017, penyakit hipertensi masuk ke dalam data sepuluh besar penyakit dengan prevalensi terbanyak pada pasien rawat jalan di fasilitas kesehatan tingkat 1 di wilayah Depok dengan posisi kedua terbesar sebanyak 141.084 dengan persentase 14,91% dan tahun 2019 penyakit hipertensi masih berada di posisi kedua terbesar dengan persentase 18,59%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis obat, golongan obat, dan penyakit penyerta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, data yang digunakan diambil secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder berupa resep BPJS obat antihipertensi. Pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan teknik systematic random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 132 resep. Hasil penelitian ini menunjukkan jenis kelamin yang sebagian besar menderita hipertensi adalah laki-laki dengan rentang usia 41-59 tahun sebanyak 72 pasien (54,55%). Penggunaan obat antihipertensi yang hampir seluruh digunakan berdasarkan jenis obat adalah amlodipin sebanyak 124 obat (93,94%), berdasarkan golongan obat adalah golongan Calcium Channel Blocker (CCB) sebanyak 125 obat (94,70%). Penggunaan obat antihipertensi berdasarkan tanpa atau dengan penyakit penyerta sebagian besar adalah pasien penderita hipertensi dengan penyakit penyerta demam dan nyeri sebanyak 75 pasien (56,81%).
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PERILAKU BUANG TINJA SEMBARANGAN KE ALIRAN KALI DESA PONDOK JAYA KECAMATAN SEPATAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2021 LELA KANIA RAHSA PUJI; FENITA PURNAMA SARI INDAH; NURHASANAH NURHASANAH; SUCIPTO SUCIPTO; BIMA NURFATRIA
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 6, No 1 (2022): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v6i1.278

Abstract

ABSTRACTThe environment and behavior greatly affect the health of human physiological needs such as having a house which includes the ownership of a latrine as part of the needs of every family member. The purpose of this study was to determine the relationship between individual characteristics specifically age, education, knowledge, attitudes and economic status on the behavior of open defecationin  Pondok Jaya Village, Sepatan District, Tangerang Regency. This type of research is descriptive analysis with a quantitative approach and cross sectional design with chi-square statistical test. The population of this study amounted to 491 heads of families. The research sample used Isaac and Michel as many as 175 families. The results of this study note that there is no significant relationship between the respondent's age and education level with open defecationbehavior. There is a significant relationship between knowledge, attitudes and economic status with open defecation behavior with p-value <0.05. Conclusions open defecationbehavior is influenced by the level of knowledge, attitudes and economic status of the respondents. Feces that are discharged through pipes into rivers cause environmental pollution in the local area, this situation will affect the level of health in the Sepatan community. Open defecation can pose a health risk to homeless people and the general publicABSTRAKLingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan, manusia memiliki kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan tempat tinggal dengan tersedianya jamban sebagai kebutuhan seluruh anggota keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui hubungan karakteristik individu yaitu usia, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap dan status ekonomi terhadap prilaku buang tinja sembarangan di Desa Pondok Jaya Kecamaan Sepatan Kabupaten Tangerang. Jenis penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross sectional dan uji statistik menggunakan uji chisquare. Populasi penelitian ini berjumlah 491 kepala keluarga Sampel penelitian menggunakan Issac dan Michel sebanyak175 kepala keluarga. Hasil penelitian ini diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dan tingkat pendidikan reesponden dengan perilaku buang tinja sembarangan. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan status ekonomi dengan perilaku buang tinja sembarangan nilai p-value <0.05. Kesimpulan perilaku membuang tinja sembarangan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap dan status ekonomi responden. Tinja yang buang melalui pipa ke sungai mengakibatkan pencemaran lingkungan di daerah setempat, keadaan ini akan mempengaruhi tingkat derajat kesehatan di masyarakat Sepatan. Buang air besar sembarangan dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi orang-orang yang tunawisma dan masyarakat umum.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERAN MEDIA MASSA DAN PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH SISWA-SISWI SMK MUHAMMADIYAH LEBAKSIU Lela Kania Rahsa Puji; Melizsa Melizsa; Tri Okta Ratnaningtyas; Nur Hasanah; Dwi Ambarwati
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 5, No 2 (2021): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v5i2.176

Abstract

ABSTRACTBased on data from SKKRI (Indonesian Adolescent Reproductive Health Survey) teenagers claimed to have supports who had prenuptial sexual intercourse aged 14-19 years (women 34.7%, men 30.9%) 24-19 years old (female 48.6%, male 465%). The persistence of this study was to find out the relationship of knowledge, the role of mass media and the role of family with prenuptial sex behavior in students of grade XI SMK Muhammadiyah Lebaksiu. This study used cross sectional method with the purpose of significant the liaison of independent variables and dependents, data composed by using questionnaires. The number of samples was 133 grade XI students at SMK Muhammadiyah Lebaksiu. Results of the study students who had had prenuptial sex as many as 106 respondents (79.7%) and students who had never had prenuptial sex as many as 27 respondents (20.3%). Statistical  results presented that there is a liaison between mass media (p.value = 0.013) and the family (p.value = 0.020) with prenuptial sex behavior. From the results of this research, it is expected that educational institutions provide information related to the knowledge and impact of prenuptial sex behavior and for students are expected to use their communication media more wisely and to always be open with their parents.ABSTRAKBerdasarkan data Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia remaja mengakui memiliki teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah usia 14-19 tahun (laki-laki 30,9%, perempuan 34,7%,) usia 24-29 tahun (laki-laki 465%, perempuan 48,6%,). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, peran media massa dan peran keluarga dengan perilaku seks pranikah pada siswa-siswi kelas XI SMK Muhammadiyah Lebaksiu. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan tujuan mengetahui hubungan variabel independen dan dependen, data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Sampel  sebanyak 133 siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Lebaksiu. Dari hasil penelitian diperoleh diperoleh hasil siswa yang yang sudah pernah melakukan seks pranikah sebanyak 106 responden (79,7%) dan siswa yang belum pernah melakukan seks pranikah sebanyak 27 responden (20,3%). Dari hasil  uji statistik didapatkan hasil yang menunjukan terdapat hubungan antara peran media massa (p.value = 0,013) dan peran keluarga (p.value = 0,020) dengan perilaku seks pranikah. Dari hasil penelitian ini diharapkan institusi pendidikan memberikan informasi terkait pengetahuan dan dampak dari perilaku seks pranikah serta bagi siswa-siswi diharapkan untuk menggunakan media komunikasinya lebih bijak dan agar selalu terbuka dengan orang tuanya.
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, STRES DAN POLA TIDUR DENGAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA MAHASISWI PRODI D3 FARMASI STIKES KHARISMA PERSADA Lela Kania Rahsa Puji; Nurwulan Adi Ismaya; Tri Okta Ratnaningtyas; Nur Hasanah; Nada Fitriah
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 5, No 1 (2021): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v5i1.90

Abstract

Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh wanita dalam masyarakat adalah gangguan mestruasi. Di Indonesia 260 wanita usia subur 95% mengalami minimal satu gejala Premenstrual syndrom(PMS) , antara gejala sedang sampai berat sebanyak 3,9%. Dari studi pendahuluan di STIKes Kharisma Persada Pamulang didapatkan 66,7% wanita mengalami gejala ringan dari premestrual syndrome (PMS), sedangkan 33,3% wanita mengalami gejala sedang sampai gejala berat dari premenstrual syndrome (PMS). Tujuan : menganalisis aktivitas fisik, stres, dan pola tidur terhadap Premenstrual Syndrome (PMS) kepada mahasiswi PRODI D3 farmasi STIKes Kharisma Persada Pamulang. Metode kuantitatif dengan cross sectional. Sampel sebesar 97 secara simple random sampling. Kuesioner diisi oleh responden melalui google form, analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan bermakna di setiap variabel aktivitas fisik, stres dan pola tidur terhadap kejadian Premenstrual syndrom(PMS) .
HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA DI PT. X Tri Okta Ratnaningtyas; Nurwulan Adi Ismaya; Lela Kania Rahsa Puji; Nur Hasanah; Mirta Sepi Afriyani
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 5, No 1 (2021): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v5i1.95

Abstract

Bising, salah satu masalah utama kesehatan di negara-negara industri dan merupakan sumber utama dari stres. Data WHO menyebutkan bising melebihi 90 dB di tempat kerja memapar tenaga kerja di negara industri dengan total hampir 14% dan bising lebih dari 85dB juga diperkirakan memapar 20 juta orang Amerika. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kebisingan dengan stres kerja pada pekerja di PT. X tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan kuantitatif serta desain studi cross sectional. Besar sampel penelitian berjumlah 82 pekerja. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dalam studi ini. Sound Level Meter dan kuesioner merupakan alat pengumpulan data dalam studi ini. Univariat dan bivariat (dengan uji chi square) adalah analisis data yang digunakan dalam studi ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa ada hubungan antara kebisingan dengan stres kerja (p-value = 0,018 < α = 0,05).