Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN "SPEAK UP FOR PATIENT SAFETY" DENGAN KEMAMPUAN BICARA PERAWAT DALAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Dewi Fitriani; Liza Puspa Dewi; Uswatun Hasanah; Nurseha Nurseha
NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research Vol 1, No 1 (2021): NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.447 KB)

Abstract

 HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN "SPEAK UP FOR PATIENT SAFETY" DENGAN KEMAMPUAN BICARA PERAWAT DALAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT  Dewi Fitriani, Liza Puspa Dewi*, Uswatun Hasanah, NursehaJurusan Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang,Tangerang Selatan, Banten, Indonesia *Penulis korespondensi: liza30dewi@gmail.com ABSTRAKKeselamatan pasien (patien safety) di rumah sakit merupakan suatu sistem dimana rumah sakit berupaya menciptakan asuhan pasien yang lebih aman meliputi pengkajian risiko, identifikasi, dan pengelolaan hal-hal yang berhubungan dengan risiko terhadap pasien, pelaporan, dan analisis insiden. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan speak up dari tim kesehatan terutama perawat. Untuk itu perlu adanya pelatihan speak up dengan metode PACE, yaitu sebuah tehnik untuk menyarankan kepedulian terhadap keadaan pasien sampai pasien merasa aman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan efektifitas pelatihan speak up for patient safety terhadap kemampuan berbicara perawat untuk keselamatan pasien di Rumah Sakit X. Metode penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah responden 73 perawat di rumah sakit X pada tahun 2021. Analisis data menggunakan Chi Square dengan p =0,05. Hasil penelitian diperoleh persentase pelatihan “speak up of patient safety” cukup dan baik masing-masing sebanyak 35,6% dan pelatihan “speak up of patient safety” kurang sebanyak 28,8% perawat. Kemampuan bicara cukup sebanyak 42,5%, dan kemampuan bicara kurang dan baik masing-masing sebanyak 26,0% dan 31,5% perawat. Uji statistik Chi Square diperoleh P-value = 0,012 yakni lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan pelatihan “Speak up for Patient Safety” berhubungan dengan kemapuan bicara perawat di Rumah Sakit X. Saran Pimpinan dan petugas diklat Rumah Sakit X mengadakan pelatihan Speak Up tentang keselamatan pasien secara rutin kepada perawat agar perawat memiliki kemampuan bicara yang baik dan menjadi budaya kerja yang baik.Kata Kunci: keselamatan pasien, perawat, speak up THE RELATIONSHIP OF THE "SPEAK UP FOR PATIENT SAFETY" TRAINING WITH NURSE'S SPEAK UP FOR PATIENT SAFETY ABILITY IN HOSPITAL ABSTRACTPatient safety in the hospital is a system in which the hospital seeks to create safer patient care including risk assessment, identification and management of things related to risks to patients, reporting, and incident analysis. Many factors affect the speak-up ability of the health team, especially nurses. For that, we need to speak up training with the PACE method, which is a technique to suggest a concern for the patient's condition until the patient feels safe. The purpose of this study was to determine the relationship between the effectiveness of speak up for patient safety training on the speaking ability of nurses for patient safety at X Hospital. This research method is to use a descriptive-analytic study with a cross-sectional approach with a total of 73 nurses as respondents in X hospital in 2021. Analysis data using Chi-Square with p = 0.05. The results showed that the percentage of "speak up of patient safety" training was sufficient and good respectively 35.6% and less "speak up of patient safety" training as much as 28.8% of nurses. Sufficient speech ability was 42.5%, and the speaking ability was poor and good respectively 26.0% and 31.5% nurses. Chi-Square statistical test obtained P-value = 0.012 which is less than 0.05. The conclusion of the "Speak up for Patient Safety" training is related to the speaking ability of nurses at Hospital X. Suggestions from the leadership and training officers of hospital to conduct Speak Up training on patient safety regularly to nurses so that nurses have good speaking skills and become a good work culture.Keywords: nurse, patient safety, speak up
KORELASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PELAYANAN TB PARU Dewi Fitriani; Veri Veri; Ida Laelah
NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research Vol 1, No 1 (2021): NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.476 KB)

Abstract

KORELASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PELAYANAN TB PARU Dewi Fitriani*, Veri, Ida LaelahJurusan Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada TangerangTangerang Selatan, Banten, Indonesia                                                    *Penulis korespondensi: dewifitriani@wdh.ac.id         ABSTRAKSuatu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien TB dengan menjalani proses penyembuhan yaitu dengan rutin mengkonsumsi obat berdasarkan konsep pengobatan TB. Pemberian pelayanan yang optimal dapat menigkatkan motivasi pasien untuk terus melakukan pengobatan secara rutin sesuai dengan waktu yang ditentukan. Komunikasi dalam praktek keperawatan adalah suatu alat yang penting untuk membina hubungan teraupetik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang pelayanan TB Paru di UPTD Puskesmas Cikupa Kabupaten Tangerang Tahun 2021. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mengukur komunikasi terapeutik dan kepuasan, penelitian ini memakai metode penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengindentifikasi komunikasi terapeutik dan kepuasan yang dilakukan pada waktu bersamaan. Jumlah sampel sebanyak 81 responden pasien TB Paru di Puskesmas Cikupa Kabupaten Tangerang yang melakukan kunjungan pengobatan ke ruang pelayanan TB paru dengan tehnik accidental sampling. Hasil penelitian diperoleh dari 81 responden didapatkan hasil lebih dari setengahnya komunikasi terapeutik perawat baik sebanyak 54,3% dan lebih dari setengah dengan kepuasan pasien tinggi sebanyak 51,9%. Hasil uji statistik menggunakan rumus Spearman diperoleh nilai (p-value=0,000, α:0,05) dengan nilai r = 0,693 maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien memiliki hubungan yang kuat. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan perawat dapat meningkatkan kinerjanya khususnya dalam melaksanakan komunikasi terapeutik perawat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga dapat menjalin kerjasama yang baik antara pasien dan perawat yang nantinya dapat menciptakan rasa aman dan nyaman serta kepuasan.Kata kunci: Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien THE CORRELATION OF NURSE THERAPEUTIC COMUNICATION AND THE PATIENTS’ SATISFACTION INPULMONARY TUBERCULOSIS ROOM ABSTRACTAn effort to improve the patients’ quality of life is by doing the care process itself that is drug consumption based on the concept of tuberculosis care routinely. The optimal care can motivate the patients to do their care process routinely based on the specified time. The communication in nursing practice is an important thing to make therapeutics. It can also influence the quality of nursing services. Objective: The aim of this study was to define the correlation of nurse therapeutic communication and the patients’ satisfaction in pulmonary tuberculosis room of UPTD Puskesmas Cikupa Kabupaten Tangerang in 2021. Method This research was an analytic quantitative research that used questionnaire to measure therapeutic and patients’ satisfaction. This research was included in the observational study with cross sectional design to identify therapeutic and the patients’ satisfaction at the same time. Sample consisted of 81 respondents of pulmonary tuberculosis in Puskesmas Cikupa Kabupaten Tangerang. The technique used accidental sampling. Result  The assessment of patients’ satisfaction on therapeutic communication showed satisfied, it was 54,3 %and very satisfied about 51,9 %. The statistical test result of Spearman showed (p-value=0,000, α:0,05) with value r = 0,693. It could take the conclusion that there was a big correlation of nurse therapeutic and patients’ satisfaction. Suggestion From this result of the research, hopefully nurses are able to improve their service quality, especially in applying the therapeutic communication with understandable terms. By doing this, they are able to make a good relationship to the patients that need include the feelings of safety, comfort, and satisfaction.Keywords: Nurse Therapeutic Communication, Patient Satisfaction
ANALISIS KOLERASI PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU HAMIL DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK BIDAN TITIN CIMANGIR KABUPATEN BOGOR DEWI FITRIANI; TITA HARDIANTI; NI BODRO ARDI; KATHERINA SYLVIA HANINGRUM
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 6, No 2 (2022): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v6i2.431

Abstract

ABSTRACTOne of the conditions that can change a person's physiological state is experienced by pregnant women, during the pregnancy process the body of pregnant women is more susceptible to infection. There were 5,564 Covid-19 cases in Indonesia until February 28, 2022. 448 cases. This condition can certainly cause an increase in stress and anxiety, especially in pregnant women, which can have an impact on their pregnancy status. The level of anxiety is certainly influenced by knowledge in each individual.  The purpose of the study was to determine the relationship between the level of knowledge and anxiety of pregnant women in the era of the Covid-19 pandemic at the titin cimangir midwife clinic, Bogor Regency. The method used in this study is a quantitative method using a cross sectional approach, the goal is to find out how independent variables and dependent variables are related, data are collected by distributing questionnaires. Samples were obtained by as many as 40 pregnant women at the midwife clinic in Cimangir, Bogor Regency. The results obtained were the age characteristics of the respondents obtained by the majority of pregnant women aged 25-35 years totaling 31 people (77.5%). More than half of pregnant women are at a low education level of 26 people (65%). The gestational age of respondents was mostly in the second trimester of 23 people (57.5%). A total of 28 respondents (70%) were out of work. 28 respondents (70%) with a low level of knowledge about Covid-19 and as many as 19 respondents experienced severe anxiety once (47.5%). The results of the statistical test obtained p value = 0.001 (alpa <0.05) then it can be concluded that there is a relationship between the level of knowledge and anxiety in pregnant women in the era of the covid-19 pandemic in the era of the covid-19 pandemic in the discipline of midwives titin cimangir bogor regency. ABSTRAKSalah satu kondisi yang dapat merubah keadaan fisiologis seseorang  diantara nya dialami oleh ibu hamil, selama proses kehamilan tubuh ibu hamil lebih rentan terkena infeksi. Kasus Covid-19 di Indonesia sendiri hingga pada tanggal  28 februari 2022 terdapat 5.564. 448 kasus. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan peningkatan stres dan kecemasan, terutama pada ibu hamil, yang dapat berdampak pada status kehamilannya. Tingkat rasa cemas tersebut tentunya dipengaruhi oleh pengetahuan pada setiap individu.  Tujuan dari penelitian untuk  mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan kecemasan ibu hamil di era pandemi Covid-19 di klinik bidan titin cimangir Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana variabel independen dan variabel dependen terkait, data di kumpulkan dengan menyebarkan kuesioner. Sampel didapat sebanyak 40 orang ibu hamil di klinik bidan titin cimangir kabupaten bogor. Hasil yang diperoleh adalah karekteristik usia  responden didapatkan mayoritas ibu hamil berusia 25-35 tahun berjumlah 31 orang (77,5%). Lebih dari setengah ibu hamil berada pada tingkat Pendidikan rendah sebanyak 26 orang (65%). Usia kehamilan responden sebagian besar berada pada  trimester dua sebanyak 23 orang (57,5%). Sebanyak 28 responden (70%) tidak bekerja. 28 responden (70%) dengan tingkat pengetahuan yang rendah tentang Covid-19 dan sebanyak 19 responden mengalami kecemasan berat sekali (47,5%). Hasil uji statistic diperoleh p value = 0,001 (alpa <0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan kecemasan pada ibu hamil di era pandemi covid-19 diklinik bidan titin cimangir kabupaten bogor.
Determinan Faktor Hipotermi Pasca Operasi dengan General Anestesi di Instalasi Bedah Sentral RSUD Banten Dewi Fitriani; Betty Betty; Encep Nurohman; Liselia Armanda
Health and Medical Journal Vol 5, No 1 (2023): HEME January 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i1.1147

Abstract

Pendahuluan: Anestesi umum merupakan teknik yang banyak ditemukan pada pembedahan, yaitu lebih dari 80%, dan ditemukan 2,5% pasien mengalami komplikasi setelah menjalani anestesi, dan pasien pasca anestesi hampir 80% mengalami kejadian hipotermia.Tujuan:Identifikasi faktor penyebab hipotermia pasca anestesi umum pada RSUD IBS Banten. Metode: Penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik. Sampel penelitian berjumlah 56 responden pascaoperasi dengan anestesi umum dengan teknik consecutive sampling, pengujian yang digunakan adalah uji Chi-Square.Hasil: Teridentifikasinya karakteristik responden berdasarkan faktor usia pascaoperasi hipotermia dengan anestesi umum yaitu hampir separuh pada rentang usia 46-55 tahun yaitu 40%. Dan mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan faktor jenis kelamin dengan hipotermia pasca operasi dengan anestesi umum yaitu lebih dari separuh responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 55%. Ada hubungan antara faktor IMT (p = 0,032) dengan hipotermia, ada hubungan antara lama pembedahan (p = 0,001) dengan hipotermia, ada hubungan antara jenis pembedahan (p = 0,012), ada hubungan ada hubungan antara suhu kamar (p = 0,015) dengan hipotermia pasca anestesi umum, ada hubungan yang teridentifikasi antara faktor penyebab hipotermia pasca operasi (IMT, durasi operasi, jenis operasi, suhu kamar) dengan hipotermia (p = 0,020) . Kesimpulan: Ada hubungan faktor usia, IMT, jenis kelamin, lama pembedahan, jenis pembedahan dan suhu ruangan dengan hipotermia post anestesi umum di RSUD IBS Banten. Saran : Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan Penelitian ini dengan meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan hipotermia pada klien post operasi dengan anestesi umum, terutama cairan infus yang akan digunakan dan obat anestesi.
TINGKAT STRES DAN PHSYICAL ACTIVITY SAAT WORK FROM HOME DENGAN INSIDENSI HIPERTENSI PADA GURU SD KELURAHAN PENGASINAN BOGOR DI MASA PANDEMI COVID 19 Dewi Fitriani; Rafiqa Dora Wijaya; Muh Firman Yudiatma; Degita Fitria
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 7, No 1 (2023): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v7i1.527

Abstract

ABSTRACTThe relationship between stress and hypertension occurs because nerve activity increases blood pressure. An inactive person tends to have a higher heart rate, so the heart muscle works harder with each contraction. The more the muscle pumps, the greater the pressure imposed on the arteries, increasing blood pressure. This study aimed to determine the relevance between stress levels and physical activity with hypertension in teachers at the Elementary School in Kelurahan Pengasinan during the work from home (WFH) in the COVID-19 pandemic. This quantitative research method uses a questionnaire with a cross-sectional research method. The purpose is to determine the relationship between the independent and dependent variables. The data were collected using a questionnaire to determine the level of stress and physical activity of the teachers and to use a blood pressure meter to determine the blood pressure results. Seventy elementary school teachers in Kelurahan Pengasinan in 2022 were the sample for this research. The results show that more than half of the respondents experienced moderate stress levels (51.4%) and 28 respondents (40%) experienced low physical activity with normal blood pressure. The results of the Spearman Rank statistical test obtained a p-value of 0.000 <0.05. It is concluded that there is a significant relationship between stress levels, physical activity, and hypertension incidence. The thesis suggests that health institutions can provide education for teachers to control the level of stress and physical activity on the incidence of hypertension ABSTRAKHubungan stress dengan hipertensi terjadi karena adanya aktivitas saraf dapat meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang tidak aktif cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, makin sering otot memompa maka semakin besar tekanan yang dibebankan pada arteri sehingga tekanan darah meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stress dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada guru SD kelurahan pengasinan saat pengalaman work from home dimasa pandemi covid-19. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner dengan metode penelitian cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen, data yang dikumpulkan dengan kuesioner untuk mengetahui tingkat stress dan aktivitas fisik guru, dan menggunakan tensi meter untuk mengetahui hasil tekanan darah. Jumlah sampel 70 Guru SD di Kelurahan Pengasinan Tahun 2022. Dari Hasil penelitian diperoleh lebih dari setengah responden mengalami tingkat stress sedang sebanyak (51,4%). Hampir setengah responden mengalami aktivitas fisik rendah dengan hasil tekanan darah normal berjumlah 28 responden (40%). hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik Spearman Rank diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 Di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan institusi Kesehatan dapat memberikan edukasi kepada Guru untuk selalu mengontrol tingkat stress dan aktivitas fisik yang dilakukan terhadap kejadian hipertensi.  
The effectiveness of wound caring technique with polyhexamethylene biguanide and dialkyl carbamoyl chloride to healing process duration of diabetic foot ulcer patient Armi Armi; Dewi Fitriani; Mila Sartika; Yana Setiawan
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v11i1.2152

Abstract

Background: Antimicrobial dressing on moist-based wound care is a successful wound care technique, especially for diabetes mellitus wounds. The moisture on wound can be made by closed wound care to reach a standard moisture in various wounds. The antimicrobial dressing type that can increase the wound healing is Polyhexamethylene biguanide (PHMB) and Dialkyl carbamoyl chloride (DACC). Polyhexamethylene biguanide can accelerate the tissue granulation and reduce the risk of infection. Dialkyl carbamoyl chloride is a part of moist wound healing with strong hydrophobic threat so the bacteria will be lifted and accelerate the wound healing process.  The aim of this research is to analyze the effect of healing technique  using Polyhexamethylene biguanide and Dialkyl carbamoyl chloride wound healing process on diabetic foot ulcer patients.   Methods: This research was quasi-experimental with 129 respondents.  The instruments were Bates Jensen’s observation sheet and data were processed by double linear regression. Results: It was obtained an average difference between the duration of the wound healing process between PHMB and DACC therapy with a p-value of 0.0005. Conclusion: The use of this type of DACC dressing is more effective against the duration of the healing process of diabetic foot ulcers because of the time needed for DACC to work  on killing bacteria in-vitro in 30 minutes compared to other dressing.
Tantangan Etis Perawat di Era Pandemi COVID-19: Studi Literatur Amelia Nurul Hakim; Uswatun Hasanah; Dewi Fitriani; Ni Bodro Ardi
NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wabah Covid-19 saat ini menjadi pandemi global di seluruh penjuru dunia. Perawat merupakan pekerjaan yang paling sering terpapar penyakit dan infeksi. Wabah Covid-19 menjadikan perawat mengalami perubahan pada pekerjaan dan kehidupannya. Situasi pandemi telah menempatkan para pelayanan kesehatan menghadapi berbagai tantangan etika. Untuk menganalisis gambaran penatalaksanaan caring perawat dalam merawat pasien COVID-19. Metode yang digunakan penelitian ini adalah Meta-Analisis. Data yang digunakan dalam penelitian bersumber dari database publikasi Google Scholar, PubMed, Scopus, MEDLINE, CINAHL. Kriteria yang digunakan adalah penelitian inggris artikel diterbitkan 2021 - 2022, artikel full text. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tantangan etika perawat dikategorikan ke dalam tiga bidang tematik: keselamatan perawat, peran dan tekanan moral, alokasi sumber daya, dan hubungan klien-perawat. Dengan demikian, kurangnya perlindungan penuh perawat telah menimbulkan pertanyaan etis seperti sejauh mana tugas mereka, sumber daya yang langka, dan kegagalan alat pelindung diri. Sehubungan dengan itu, sejumlah besar perawat juga menghadapi tekanan moral karena tekanan berkepanjangan untuk mempertahankan sumber daya yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman dan berkualitas tinggi.
Teknik Finger hold Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi di RS X Kabupaten Bogor Safitri Rahayu; Dewi Fitriani; Gita Ayuningtyas; Asep Sulaeman
Edu Masda Journal Vol 7, No 2 (2023): Edu Masda Journal Volume 7 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v7i2.191

Abstract

Pain is a common reason for people to seek healthcare and is one of the most common complaints that arise after patients have surgery. To overcome pain, pain management is needed which includes non-pharmacological and pharmacological management. The Finger hold technique is a non-pharmacological technique for emotions that reduces pain in postoperative patients. The aim of this study was to determine the effect of the Finger hold technique on pain intensity in postoperative patients at X Hospital, Bogor Regency. The research method used in this study was Quasy Experiment with a pre-test and post-test approach without a control group. The research was conducted at RS X Bogor Regency with 42 respondents using purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria. The Wilcoxson test found that before the Finger hold technique was carried out, almost all of the respondents experienced moderate pain intensity of 95.2%, whereas after the Finger hold technique was carried out, more than half of the respondents experienced mild pain intensity of 61.9%. These results state that Ha is accepted and H0 is rejected, so it can be concluded that there is an effect of the Finger hold technique on pain intensity in postoperative patients at RS X Bogor Regency.AbstrakNyeri adalah alasasan umum bagi orang untuk mencari perawatan Kesehatan dan merupakan salah satu keluhan paling umum yang timbul setelah pasien melakukan operasi. Untuk mengatasi nyeri diperlukan manajemen nyeri yang meliputi manajemen non-farmakologis dan farmakologis. Teknik Finger hold merupakan salah satu teknik non-farmakologis terhadap emosi yang menyebabkan penurunan rasa sakit pada pasien post operasi. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik Finger hold terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi di RS X Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experiment dengan pendekatan pre-test dan post-test tanpa kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di RS X Kabupaten Bogor dengan 42 responden dengan menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Uji Wilcoxson yang dilakukan mendapatkan sebelum dilakukan teknik Finger hold hampir seluruhnya dari responden mengalami intensitas nyeri sedang sebanyak 95,2%, sedangkan setelah dilakukan teknik Finger hold lebih dari setengahnya responden mengalami intensitas nyeri ringan sebanyak 61,9%. Hasil tersebut menyatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga dapatat disimpulkan bahwa ada pengaruh teknik Finger hold terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi di RS X Kabupaten Bogor.