Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBANDINGAN MORALITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL MORAL REASONING DENGAN VCT MEMPERHATIKAN POLA ASUH Eti Setiawati; Edy Purnomo; Irawan Suntoro
Jurnal Studi Sosial / Journal of Social Studies Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Studi Sosial
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this research was to find out the students morality differences between those who used MR and VCT learning models by considering parenting patterns. Population 114 and samples 76 were taken with cluster random sampling. This a quasi-experiment research with desain factorial. Data were collected with observations and questionnaires. Hypothesis was tested by using two paths variance analysis and t-test with two independent samples. The results showed: (1) there were students morality differences between those students using MR and those students using VCT. (2) students with authoritarian parenting pattern showed higher moralities that those students with permissive parenting pattern with MR and VCT. (3) there interactions of learning models and parenting patterns to students moralities. (4) students using MR showed higher moralities that those students using VCT in authoritarian parenting pattern. (5) students using VCT showed higher moralities than those students using MR model in permissive parenting pattern.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model Moral Reasoning (MR) dan VCT dengan memperhatikan pola asuh orang tua dengan populasi sebanyak 114 siswa, sampel 76 siswa yang ditentukan dengan cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial. Pengumpulan data melalui observasi dan angket. Pengujian hipotesis menggunakan rumus analisis varians dua jalan dan t-test dua sampel independen. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perbedaan moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan MR dengan yang menggunakan VCT. (2) moralitas siswa dengan pola asuh otoriter lebih tinggi dari pola asuh permisif dengan menggunakan MR maupun VCT. (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan pola asuh orang tua terhadap moralitas. (4) Moralitas siswa dengan MR lebih tinggi dari VCT bagi siswa yang pola asuh otoriter. (5) Moralitas siswa yang pembelajarannya menggunakan VCT lebih tinggi dari MR pada pola asuh permisif.Kata kunci: Moralitas, model moral reasoning, VCT
Pengaruh Latihan Leg Press Terhadap Peninngkatan Power Otot Tungkai Pada Atlet Pencak Silat Eti Setiawati; Oman Hadiana
JUARA : Jurnal Olahraga Vol 1 No 1 (2016): JUARA: Jurnal Olahraga
Publisher : STKIP Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.817 KB) | DOI: 10.33222/juara.v1i1.53

Abstract

Power otot tungkai merupakan suatu komponen yang sangat menentukan dalam cabang olahraga pencak silat pada umumnya, khususnya pada atlet Pencak Silat PBSS Kuningan Club. Masih rendahnya power otot tungkai, sehingga pada saat melakukan tendangan, atlet masih mudah untuk ditangkap atau dipatahkan itu menjadi sebuah masalah dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan beban Leg Press terhadap peningkatan power otot tungkai pada atlet PBSS Kuningan Pencak Silat Club. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian one group pre-test and post-test design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian adalah 10 atlet putri. Instrumen yang digunakan Standing Board Jump (lompat jauh tanpa awalan). Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata tes awal 178,5 dan nilai rata-rata pada tes akhir 186,1. Kemudian dianalisis menggunakan statistik uji-t untuk menguji hipotesis statistik. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t = 12,44. Sedangkan dari tabel pada α = 0,05 ttabel(1- α) = 2,101 dengan derajat kebebasan (dk) = = 10 + 10 – 2 = 18. Karena thitung >ttabel (1- α) 12,44 >2,101 maka H1 diterima. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh latihan leg press terhadap peningkatan power otot tungkai pada atlet Pencak Silat PBSS Kuningan Club Tahun 2016.
VITALITAS BAHASA, DIGLOSIA, DAN KETIRISANNYA: PEMERTAHANAN BAHASA MANDURO DI DESA MANDURO, KECAMATAN KABUH, KABUPATEN JOMBANG, JAWA TIMUR Eti Setiawati; Dany Ardhian; Wahyu Widodo; NFN Warsiman
Widyaparwa Vol 47, No 2 (2019)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.214 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v47i2.293

Abstract

A minority language will be very difficult to survive if the language is surrounded by a majority language, moreover, this region is very dependent on the surrounding area, both in terms of economy, government, education, and health. However, some regions can survive and are not affected by the surrounding languages. This study seeks to describe the language vitality, diglossia, and language leakage.The study sites were taken in four hamlets (Dander, Goa, Matokan, and Gesing) Manduro Village, Kabuh, Jombang, East Java. Manduro village was chosen because its inhabitants speak Madurese, but are surrounded by Javanese residents and are separated from their mother tongue (Madurese). Data sources were taken from one hundred respondents in four groups (children, teenagers, adults, and old).Data collection uses source triangulation techniques: observation (note-taking), questionnaire (adapted from Bahasa Kita Atmajaya questioner), and in-depth interviews. The results of the study showed that language vitality index was 0.69; category IV; stable, but potentially threatened. Diglossia is in family domain, kinship, neighbors, and friendship. The language leakage occured of friendship domain.Suatu bahasa minoritas akan sangat sulit bertahan jika bahasa itu dikepung oleh bahasa mayoritas, apalagi wilayah ini sangat bergantung pada wilayah sekitarnya, baik dari sisi ekonomi, pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan. Akan tetapi, beberapa daerah seperti itu justru mampu bertahan dan tidak terpengaruh dengan bahasa-bahasa di sekitarnya.Kajian ini berusaha mendeskripsikan vitalitas bahasa, diglosia, dan ketirisan bahasa (language leakage).Lokasi penelitian diambil di empat dusun (Dander, Goa, Matokan, dan Gesing) Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Desa Manduro dipilih karena  penduduknya berbahasa Madura, tetapi dikelilingi oleh penduduk berbahasa Jawa serta terpisah dengan bahasa induknya (bahasa Madura). Sumber data diambil dari seratus responden dalam empat kelompok (anak, remaja, dewasa, dan manula). Pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi sumber: pengamatan (simak-catat), angket (diadopsi dari questioner Bahasa Sehar-hari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, dan wawancara mendalam. Hasil kajian memperlihatkan indeks vitalitas bahasa adalah 0,69, kategori IV, dengan situasi bahasa stabil-mantap, tetapi berpotensi terancam. Diglosia terdapat pada ranah keluarga, kerabat, pertetanggaan, dan pertemanan. Ketirisan diglosia terjadi pada ranah pertemanan.  
FAKTOR PSIKOLOGIS BUDAYA JEPANG YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ORANG JEPANG DI BALI Sri Aju Indrowaty; Nurul Faizah; Eti Setiawati; Ida Puji Lestari; Dhea Yhustien; Oktavia Hasna
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa, Fakultas Ilmu Budaya, Universita Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jcerdik.2022.002.01.08

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana faktor psikologis budaya Jepang mempengaruhi komunikasi orang Jepang di Bali. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, menyimak, mencatat dan merekam antara percakapan bahasa Jepang pada masyarakat Jepang dengan bahasa Bali, kemudian hasil percakapan tersebut dikaitkan dengan faktor psikologis. Banyak penelitian tentang komunikasi di Bali seperti Dewi, et.al (2019), Kusumarini, I. (2021) tetapi banyak yang belum menjelaskan tentang faktor psikologis budaya asal dari Jepang yang mempengaruhi komunikasi di Bali, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memberi pendidikan psikologis pemelajar bahasa Jepang di Indonesia agar tujuan komunikasi  berjalan dengan lancar. Sehingga dari segi pendidikan dapat dijadikan contoh dalam berkomunikasi dengan bahasa menarik dengan tidak meninggalkan adat kebudayaan Jepang. Hasil penelitian bentuk pengaruh psikologis budaya yang dipergunakan untuk komunikasi percakapan orang Bali di Jepang menggunakan Omote-Ura, Kireigoto, Hajirai, juga karena pengaruh barat sering juga menggunakan Gairaigo.Kata Kunci : Faktor Psikologis, Omote-Ura, Kireigoto, Hajirai, Gairaigo AbstractThe purpose of this research is to describe how the psychological factors of Japanese culture affect Japanese communication in Bali. The approach used is descriptive qualitative with observation, listening, note-taking and recording techniques between Japanese conversations in Japanese society and Balinese, then the results of these conversations are associated with psychological factors. There are many studies on communication in Bali such as Dewi, et.al (2019), Kusumarini, I. (2021) but many have not explained the psychological factors of Japanese culture that affect communication in Bali, therefore this research aims to provide education psychology of Japanese language learners in Indonesia so that communication goals run smoothly. So from an educational point of view it can be used as an example of communicating in an interesting language without leaving Japanese cultural customs. The results of research on the form of cultural psychological influence used for Balinese conversational communication in Japan use Omote-Ura, Kireigoto, Hajirai, , also because of western influences often also use GairaigoKeywords: Psychological Factors, Omote-Ura, Kireigoto, Hajirai, Gairaigo