Gita Ayuningtyas
Jurusan Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang Tangerang Selatan, Banten, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENDIDIKAN HAND HYGIENE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN ENAM TAHAP PADA KELUARGA PASIEN DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT dr. SITANALA TANGERANG Gita Ayuningtyas; Nita Ekawati; Rahma Puspitasari
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 5, No 1 (2021): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v5i1.91

Abstract

Infeksi nosokomial mengacu pada infeksi yang terjadi ketika pasien dirawat di rumah sakit atau fasilitas medis lain, dan infeksi ini tidak tersedia saat masuk. Setiap pasien rumah sakit berisiko terkena infeksi yang didapat di rumah sakit. Keluarga pasien dapat menjadi perantara yang dapat menyebarkan infeksi. Cuci tangan merupakan cara efektif untuk memutus rantai infeksi. Kesalahan untuk melakukan cuci tangan dengan benar dapat dianggap sebagai penyebab utama terjadinya infeksi nosokomial di sarana kesehatan. Pemberian edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien harus dilakukan oleh seluruh civitas rumah sakit. Peningkatan pemahaman keluarga pasien tentang cuci tanagn enam tahap dapat berpengaruh terhadap perilaku mencuci tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui impak pendidikan cuci tangan terhadap konduite mencuci tangan enam tahap pada famili pasien. Metode penelitian memakai ancangan kuantitatif dengan memakai pola cross sectional yang dilakukan kepada 198 responden memakai kuesioner dan observasi. Hasil penelitian didapatkan mayoritas usia responden 36-45 tahun (41%), jenis kelamin wanita 110 (56%), pendidikan pada jenjang SMA sebanyak 77 (39%), dan pengalaman terhadap edukasi cuci tangan menyatakan 90% responden pernah terpapar. Dari uji chi-square dapat disimpulkan bahwa pendidikan cuci tangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku cuci tangan enam tahap keluarga pasien (p value = 0,046). Saran yang dapat diberikan yaitu perawat perlu meningkatkan pemberian edukasi cuci tangan enam tahap pada keluarga pasien secara konsisten dan berkesinambungan
HUBUNGAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TIMBULNYA KARIES GIGI ANAK USIA SEKOLAH KELAS 4 SDN PUSPIPTEK TANGERANG SELATAN Gita Ayuningtyas
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 3, No 1 (2019): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v3i1.14

Abstract

ABSTRAKKaries gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh sebagian masyarakat indonesia. Penyakit ini merupakan masalah yang rentan dihadapi oleh anak usia sekolah. Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies gigi anak usia sekolah kelas 4 SDN PUSPIPTEK Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Metode penelitian: yang digunakan adalah desain analitik dengan pendekatan Cross Sectional, cara pengambilan data pada penelitian ini dengan cara kuesioner dan observasi. Hasil penelitian: kebiasaan menggosok gigi anak usia sekolah di SDN PUSPIPTEK Kota Tangerang Selatan dalam kategori buruk sebanyak 36 (49,3%) responden dari 73 responden yang dijadikan sampel. Dan timbulnya karies gigi anak usia sekolah kelas 4 di SDN PUSPIPTEK Kota Tangerang Selatan dalam kategori yang mengalami karies gigi sebanyak 27 (37,0%) responden dari 73 responden yang dijadikan sampel. Hasil analisis hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies gigi. Chi-square diperoleh nilai P-Value= 0,879. Kesimpulannya: dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan pada kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies gigi anak usia sekolah kelas 4 SDN PUSPIPTEK Kota Tangerang Selatan. Karies gigi yang dialami sebagian siswa/i mungkin lebih disebabkan karena pola makan mereka yang tidak baik, banyak makan makanan yang manis seperti: cokelat atau permen. Saran: diharapkan kepada siswa-siswi supaya rajin menggosok gigi minimal 2 kali sehari, terutama sehabis makan-makan yang manis. Kata Kunci : Kebiasaan Menggosok Gigi, Timbulnya Karies GigiABSTRACTDental caries is one of the many health problems experienced by some people of Indonesia. This disease is a problem susceptible to school-aged children. Maintenance of oral health is an attempt to prevent this disease. Purpose: This research is to know the correlation of tooth brushing habit with the incidence of dental caries of 4th graders of SDN PUSPIPTEK South Tangerang. This research is quantitative. Research method: used is an analytical design with Cross Sectional approach, how to collect data in this research by means of questionnaire and observation. Result of research: habit of brushing teeth of school age children in SDN PUSPIPTEK in bad category counted 36 (49,3%) respondents from 73 respondents who made the sample. And the incidence of dental caries of 4th graders at SDN PUSPIPTEK in the category of dental caries as much as 27 (37,0%) of respondents from 73 respondents who made the sample. Result of analysis of habitual relationship of brushing teeth with incidence of dental caries. Chi-square obtained value of P-Value = 0.879. In conclusion: from this research there is no significant correlation to the habit of brushing teeth with the incidence of dental caries of 4th graders of SDN PUSPIPTEK South Tangerang. Dental caries experienced by some students may be due to their poor diet, eating lots of sweet foods such as chocolate or candy. Suggestion: expected to the students to be diligent to brush your teeth at least 2 times a day, especially after a sweet meal Keywords: Dental Brushing, Incidence of Dental caries
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TBC PARU DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN HIV DI PUSKESMAS PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN GITA AYUNINGTYAS; DEWI FITRIANI; DHIA DIANA FITRIANI; R TRI RAHAYUNING LESTARI; TITA HARDIANTI
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 6, No 1 (2022): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v6i1.276

Abstract

ABSTRACT The HIV epidemic has shown its effect on increasing the TB epidemic throughout the world which has resulted in an increase in the number of TB cases in the community. In Indonesia, the prevalence of HIV in TB patients is around 2.4%. TB is also a challenge for controlling HIV/AIDS because it is the most common opportunistic infection (49%) in people living with HIV/AIDS (PLWHA). The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes towards HIV status examination at Pamulang Health Center, South Tangerang City. This study is a quantitative study with a cross sectional design. The sample size was 85 patients with pulmonary tuberculosis at the Pamulang Health Center. The data analysis used is univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis using Chi Square test. The results of the univariate analysis showed that 55.29% had good knowledge of HIV testing, 27.76% had sufficient knowledge, and 12.94% lacked knowledge. Bivariate analysis with Chi square test with = 0.05 found that there was a relationship between knowledge and behavior of HIV examination in TB patients (pvalue = 0.01) and there was a relationship between attitudes of TB patients and behavior of HIV examination (pvalue = 0.00) OR = 2.310. The advice given is that the Puskesmas makes efforts to increase the knowledge of TB patients and establish cross-sectoral relationships in socializing TB and HIV. ABSTRAKEpidemi HIV menunjukan pengaruhnya terhadap peningkatan epidemi TBC di seluruh dunia yang berakibat pada meningkatnya jumlah kasus TBC di masyarakat. Di Indonesia prevalensi HIV pada pasien TBC adalah sekitar 2.4%. TBC juga merupakan tantangan bagi pengendalian HIV/AIDS karena merupakan infeksi oportunistik terbanyak (49%) pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Tujuan, penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pemeriksaan status HIV di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional Jumlah sampel sebanyak 85 pasien TBC Paru di Puskesmas Pamulang. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis univariat menunjukkan 55,29% memiliki pengetahuan baik terhadap pemeriksaan HIV, pengetahuan cukup 27.76%, dan pengetahuan kurang 12.94%. Analisis bivariat dengan uji Chi square dengan α=0.05 didapatkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan HIV pada Pasien TB (pvalue=0.01) dan ada hubungan antara sikap pasien TBC dengan perilaku pemeriksaan HIV (pvalue=0.00) OR = 2.310. Saran yang diberikan adalah Puskesmas melakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan Pasien TBC serta menjalin hubungan lintas sektor dalam melakukan sosialisasi penyakit TBC dan HIV
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA SEBAGAI PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TB PARU TERHADAP PROGRAM PENGOBATAN DI WILAYAH PUSKESMAS SERPONG 1 KOTA TANGERANG SELATAN Dewi Fitriani; Gita Ayuningtyas
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 3, No 2 (2019): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v3i2.3

Abstract

ABSTRAKPada tahun 2014, TB telah membunuh 1,5 juta orang, WHO memperkirakan terdapat 9,6 juta kasus TB pada tahun 2014 namun hanya 6 juta kasus yang terlaporkan, artinya terdapat 3,6 juta kasus yang tidak terdiagnosis atau tidak terlaporkan. Sementara itu, 58% kasus TB dunia diantaranya terdapat di Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Indonesia menempati posisi terbesar kedua kasus TB setelah India 23% yaitu sebesar 10%. Tingginya kegagalan/ketidakpatuhan program pengobatan juga disebabkan oleh rendahnya pengetahuan pasien tentang lamanya waktu pengobatan, banyaknya obat yang harus diminum, efek samping dari obat TB, hilangnya tanda dan gejala klinis sebelum akhir pengobatan, serta kurangnya dukungan dan motivasi dari keluarga selama pasien menjalani pengobatan. Dampaknya pasien menjadi lebih lama menjalani program, resiko penularan semakin besar, resisten terhadap obat. Keberhasilan dari konversi BTA sangat ditentukan oleh pengobatan secara teratur. Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) dengan tingkat kepatuhan pasien TB Paru terhadap program pengobatan di Wilayah Puskesmas Serpong 1 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian : menggunakan desain deskriptif analatik dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel berjumlah 120 orang, pengambilan sampel menggunakan cara Total  Sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian : diperoleh adanya hubungan antara peran keluarga sebagai pengawas minum obat dengan tingkat kepatuhan pasien TB Paru terhadap program pengobatan di wilayah puskesmas Serpong 1 Tangerang Selatan (p=0,001) Ha diterima. Kesimpulan: adanya hubungan antara peran keluarga sebagai pengawas minum obat dengan tingkat kepatuhan pasien TB Paru terhadap program pengobatan di wilayah puskesmas Serpong 1 Tangerang Selatan.Kata Kunci :  Pengawas Minum Obat (PMO), Tingkat Kepatuhan Pasien,Tuberkulosis paru RELATIONSHIP BETWEEN THE FAMILY AS A DRUG SUPERVISOR (PMO) AND THE LEVEL OF COMPLIANCE IN LUNG TB PATIENTS TO TREATMENT PROGRAM IN THE REGENCY OF SERPONG 1 PUBLIC HEALTH CENTER SOUTH OF TANGERANG ABSTRACTIn 2014, TB killed 1.5 million people, WHO estimated that there were 9.6 million TB cases in 2014 but only 6 million cases were reported, meaning there were 3.6 million cases that were undiagnosed or unreported. Meanwhile, 58% of the world's TB cases are found in Southeast Asia and the Western Pacific. Indonesia occupies the second largest position of TB cases after India 23% which is equal to 10%.The high failure / noncompliance of the treatment program is also caused by the lack of patient knowledge about the length of time of treatment, the number of drugs to be taken, the side effects of TB drugs, loss of clinical signs and symptoms before the end of treatment and lack of support and motivation from the family while the patient is undergoing treatment. The impact is the patient becomes longer undergoing the program, the risk of transmission is greater, drug resistant. The success of AFB conversion is largely determined by regular treatment. The purpose of this study : to determine the relationship between the role of the family as a Drug Supervisor (PMO) with the level of compliance of pulmonary TB patients with treatment programs in the Serpong 1 Puskesmas 1 South Tangerang City. Research methods: using analytical descriptive design with cross sectional approach, the number of samples totaling 120 people, sampling using Total Sampling and data collection using questionnaires and interviews. The results of the study: the relationship between the role of the family as the supervisor of taking medication with the level of compliance of pulmonary TB patients to the treatment program in the area of Serpong 1 South Tangerang Health Center (p = 0.001]. Conclusion : there is a relationship between the role of the family as a supervisor taking medication with the level of compliance of pulmonary TB patients with treatment programs in the area of Serpong 1 South Tangerang.Keywords: Supervisor to Take Medication (PMO), Patient Compliance Level, Pulmonary Tuberculosis
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA Gita Ayuningtyas; Uswatun Hasanah; Teti Yuliawati
NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research Vol 1, No 1 (2021): NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.009 KB)

Abstract

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBUDENGAN STATUS GIZI BALITA Gita Ayuningtyas*, Uswatun Hasanah, Teti YuliawatiJurusan Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada TangerangTangerang Selatan, Banten, Indonesia *Penulis korespondensi: gitaayuningtyas@wdh.ac.id ABSTRAKStatus gizi merupakan keadaan pada tubuh manusia yang merupakan dampak dari penggunaan zat gizi yang dikonsumsi seseorang. Status gizi yang kurang bisa menghambat proses pertumbuhan fisik dan cara berpikir balita serta mengganggu pola pikir dan perkembangan. Terdapat suatu fenomena dimana terjadi peningkatan status gizi balita dari tahun 2018 ke tahun 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Rau, Kota Serang, Banten. Diduga ada faktor pengetahuan yang terlibat dalam peningkatan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rau, Kota Serang, Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi yang digunakan sebanyak 121 responden sedangkan jumlah sampel yang diambil 97 responden menggunakan purposive sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan p-value=0.000 yang bermakna ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita. Peran kader kesehatan melalui dukungan partisipasi Posyandu serta kolaborasi antara perawat anak dengan perawat komunitas menjadi sangat penting untuk mempertahankan status gizi balita yang baik melalui rangkaian kegiatan promosi kesehatan. Kata Kunci: balita, ibu, pengetahuan, status gizi THE RELATIONSHIP OF MOTHER'S KNOWLEDGE LEVELWITH THE NUTRITIONAL STATUS OF TODDLER ABSTRACTNutritional status is a condition in the human body which is the impact of the use of nutrients consumed by a person. Poor nutritional status can hinder the process of physical growth and the way of thinking of toddlers and disrupt the mindset and development. There is a phenomenon where there is an increase in the nutritional status of toddlers from 2018 to 2019 in the Rau Health Center Work Area, Serang City, Banten. It is suspected that there is a knowledge factor involved in the increase. The purpose of this study was to determine the relationship between mother's level of knowledge and the nutritional status of children under five in the working area of Rau Public Health Center, Serang City, Banten. The research method used was a quantitative study with a cross-sectional design. The population used was 121 respondents while the number of samples taken was 97 respondents using purposive sampling. Data were obtained using a questionnaire. Data analysis was carried out univariate and bivariate using chi square test. The results of this study showed p-value = 0.000 which means that there is a significant relationship between mother's knowledge and the nutritional status of children under five. The role of community health workers through Posyandu participation support and collaboration between pediatric nurses and community health nurses is very important to maintain good nutritional status of toddlers through a series of health promotion activities. Keywords: knowledge, mother, nutritional status, toddler
STUDI KOMPARATIF EMOTIONAL DEVELOPMENT ANTARA ADDICTIVE DAN NON-ADDICTIVE GADGET ANAK USIA 10-12 TAHUN DI SDN 2 PURWASARI CICURUG SUKABUMI Rita Dwi Pratiwi; Cut Intan Nurhaetami; Desy Darmayanti; Gita Ayuningtyas; Fenita Purnama Sari Indah; Nurwulan Adi Ismaya; Gina Aulia
Edu Masda Journal Vol 6, No 2 (2022): Edu Masda Journal Volume 6 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v6i2.170

Abstract

DETERMINAN RISK PERCEPTION DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENYINTAS HIV/AIDS Fenita Purnama Sari Indah; Rita Dwi Pratiwi; Riris Andriati; Nurwulan Adi Ismaya; Gina Aulia; Gita Ayuningtyas; Siti Novy Romlah
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 7, No 1 (2023): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v7i1.583

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) are still global health problems. Indonesia is ranked 5th as the country most at risk of HIV/AIDS in Asia, so the HIV/AIDS epidemic is also a problem in Indonesia. The research objective was to identify the determinants of coping strategies in HIV/AIDS survivors. This research is an analytical research with a cross sectional research design, and a quantitative approach. The research subjects in the group were selected randomly. The sample in this study were PLHIV recorded at the Regional General Hospital (RSUD) of Tangerang Regency totaling 36 PLWHA. Risk perception and social support with Coping Strategies stated that there was no relationship between Risk perception and Coping Strategies in the Tangerang District Hospital. Further research is needed on other matters related to coping strategies and innovative steps that can be taken to improve coping strategies in PLWHA (People with HIV/AIDS).ABSTRAKHuman Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Indonesia berada pada urutan ke-5 sebagai negara yang paling berisiko HIV/AIDS di Asia, sehingga epidemi HIV/AIDS menjadi permasalahan pula di Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor determinan strategi koping pada penyintas HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, dan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian pada kelompok dipilih secara random. Sampel dalam penelitian ini yakni ODHA yang terdata di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang berjumlah 36 ODHA. Hasil: Pada Risk perception dan dukungan sosial dengan Strategi Coping menyatakan bahwa tidak ada hubungan Risk perception dengan Strategi Coping di RSUD Kabupaten Tangerang. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal lain yang berhubungan dengan strategi coping dan langkah-langkah inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan strategi coping pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).  
Teknik Finger hold Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi di RS X Kabupaten Bogor Safitri Rahayu; Dewi Fitriani; Gita Ayuningtyas; Asep Sulaeman
Edu Masda Journal Vol 7, No 2 (2023): Edu Masda Journal Volume 7 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v7i2.191

Abstract

Pain is a common reason for people to seek healthcare and is one of the most common complaints that arise after patients have surgery. To overcome pain, pain management is needed which includes non-pharmacological and pharmacological management. The Finger hold technique is a non-pharmacological technique for emotions that reduces pain in postoperative patients. The aim of this study was to determine the effect of the Finger hold technique on pain intensity in postoperative patients at X Hospital, Bogor Regency. The research method used in this study was Quasy Experiment with a pre-test and post-test approach without a control group. The research was conducted at RS X Bogor Regency with 42 respondents using purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria. The Wilcoxson test found that before the Finger hold technique was carried out, almost all of the respondents experienced moderate pain intensity of 95.2%, whereas after the Finger hold technique was carried out, more than half of the respondents experienced mild pain intensity of 61.9%. These results state that Ha is accepted and H0 is rejected, so it can be concluded that there is an effect of the Finger hold technique on pain intensity in postoperative patients at RS X Bogor Regency.AbstrakNyeri adalah alasasan umum bagi orang untuk mencari perawatan Kesehatan dan merupakan salah satu keluhan paling umum yang timbul setelah pasien melakukan operasi. Untuk mengatasi nyeri diperlukan manajemen nyeri yang meliputi manajemen non-farmakologis dan farmakologis. Teknik Finger hold merupakan salah satu teknik non-farmakologis terhadap emosi yang menyebabkan penurunan rasa sakit pada pasien post operasi. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik Finger hold terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi di RS X Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experiment dengan pendekatan pre-test dan post-test tanpa kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di RS X Kabupaten Bogor dengan 42 responden dengan menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Uji Wilcoxson yang dilakukan mendapatkan sebelum dilakukan teknik Finger hold hampir seluruhnya dari responden mengalami intensitas nyeri sedang sebanyak 95,2%, sedangkan setelah dilakukan teknik Finger hold lebih dari setengahnya responden mengalami intensitas nyeri ringan sebanyak 61,9%. Hasil tersebut menyatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga dapatat disimpulkan bahwa ada pengaruh teknik Finger hold terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi di RS X Kabupaten Bogor.