p-Index From 2019 - 2024
4.539
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut MEDIA KONSERVASI Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Biospecies Bumi Lestari JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Bionatura Jurnal Ilmu Lingkungan Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN Microbiology Indonesia Majalah Kedokteran Bandung BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship (IJBE) Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan Journal of Degraded and Mining Lands Management Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Jurnal Tataloka Biopropal Industri Journal of Science and Applicative Technology Omni-Akuatika MAJALAH ILMIAH GLOBE Jurnal Bina Praja Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Jurnal Matematika Sains dan Teknologi LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia PENDIPA Journal of Science Education Aquasains : Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan Jurnal Riset Akuakultur BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan JURNAL SUMBER DAYA AIR Jurnal Pembelajaran dan Biologi Nukleus Jurnal Laot Ilmu Kelautan PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan Sustainable Environmental and Optimizing Industry Journal Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management COJ (Coastal and Ocean Journal) Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH AKTIVASI FISIKA DAN KIMIA ARANG AKTIF BUAH BINTARO TERHADAP DAYA SERAP LOGAM BERAT KROM Hasan, Rosalina; Tedja, Tun; Riani, Etty; Sugiarti, Sri
Biopropal Industri Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2490.265 KB)

Abstract

Cerbera odollam Gaertn. activated carbon was derived from mangrove plant which is poisonous and planted as shade tree. The morphology of Cerbera odollam Gaertn. fruit is similar with coconut shell and the contains of lignin and cellulose is higher than coconut. Cerbera odollam Gaertn. fruit was dried, cut and carbonized at 300 oC, 400 oC and 500oC. Then Cerbera odollam Gaertn. carbon was activated by physical steam activation and chemical activation, using H3PO4 (5% & 10%) and KOH (5% & 10%), at activation temperature 650oC and activation time 60 and 90 minutes. Proksimat analysis of Cerbera odollam Gaertn. carbon was carried out to determine moisture, volatile content, fly ash, fix carbon, ash content and iod adsorption, total chromium by using AAS. The result showed that activated carbon derived from Cerbera odollam Gaertn. fruit which was activated by KOH 5% at 60 minutes improved the chromium adsorption for about 99.474%.Keywords:             activated carbon, adsorption, Cerbera odollam Gaertn., chromium, physical and chemical activation ABSTRAKArang aktif buah bintaro (Cerbera odollam Gaertn.) berasal dari tumbuhan mangrove bintaro yang beracun dan banyak ditanam sebagai pohon peneduh kota. Bentuk buah bintaro menyerupai serabut kelapa dan memiliki kandungan lignin dan selulosa yang melebihi tanaman kelapa. Buah bintaro dikeringkan, dipotong dan dikarbonisasi pada temperatur 300 oC, 400oC  dan 500oC serta diaktivasi secara fisika menggunakan uap air dan secara kimia mengunakan H3PO4 (5% & 10%) dan KOH (5% & 10%) pada temperatur 650oC dengan waktu aktivasi 60 dan 90 menit.  Analisis proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat dan daya serap iod serta uji kadar krom total dengan menggunakan AAS. Adsorpsi krom dilakukan dengan penambahan asam sulfat 4 N hingga pH 4 sebelum diolah dengan arang aktif buah bintaro. Hasil penelitian menunjukkan arang yang diaktivasi dengan KOH 5%  dan waktu 60 menit mampu menghilangkan kadar kromium sebesar 99,474%.Kata kunci: adsorpsi, aktivasi fisika dan kimia, arang aktif, buah bintaro, krom
ANALISIS BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Asmara, Hadun; Riani, Etty; Susanto, Agus
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 12 No 1 (2011)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research was done in Segara Anakan water lagoon, Cilacap District, Central Java, from September 2003 to November 2003. Samples of mangrove crab were taken using catching tool of wadong and pintur which setted in the afternoon and unsetted the next morning. From all samples collected, there were 55 male and 113 female crabs. The width range of male shells were 31.5-122.5 mm and weight range were 53.75-286.08 gram, while the females shells have width range of 78.4-120.5 mm and weight range of 69.38-229.08 gram. Fecundity of mangrove crabs (Scylla serrata) ranges between 345,923-1,472,639 eggs with mean value of 646.194. Diameter of the egg curve shows that the mangrove crabs were total spawner, which means totally discharge their eggs.
EVALUASI PENGENDALIAN PENCEMARAN DI PERAIRAN DANAU LAUT TAWAR DI KABUPATEN ACEH TENGAH Ridwan, Iriadi; Riani, Etty; N, Bambang Pramudya; Fahrudin, Achmad
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 22, No 1 (2015)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas perairan danau di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan salah satunya Danau Laut Tawar. Penurunan kualitas perairan Danau Laut Tawar disebabkan oleh bahan pencemar yang bersumber dari aktivitas masyarakat di daerah tangkapan air danau secara multidimensi. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi status keberlanjutan pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar. Evaluasi status keberlanjutan pengendalian pencemaran perairan dilakukan dengan metode Rapid Appraisal for Fisheries (Rapfish) berbasis Multi Dimensional Scaling (MDS) terhadap lima dimensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks keberlanjutan multidimensi pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar yakni sekitar 40.45%, artinya status kurang berlanjut. Hal ini disebabkan oleh pencemaran perairan danau yang terus terjadi tanpa didukung upaya pengendalian pencemaran yang memadai, khususnya terhadap akitivitas masyarakat di daerah tangkapan air danau. Atribut pengungkit yang berpengaruh sangat besar terhadap pengendalian pencemaran perairan danau yakni: jumlah penduduk di sekitar danau, potensi nilai ekonomi KJA, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan danau, teknik pemberian pakan ikan dan penegakan hukum lingkungan.
PENGARUH PENCEMARAN MERKURI DI SUNGAI CIKANIKI TERHADAP BIOTA TRICHOPTERA (INSEKTA) Yoga, Gunawan Pratama; Lumbanbatu, Djamar; Riani, Etty; Wardiatno, Yusli
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Sungai Cikaniki, salah satu anak Sungai Cisadane, di Jawa Barat yang melalui kawasan penambangan emas Pongkor dan tercemar oleh merkuri dari ekstraksi emas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  mengkaji pengaruh pencemaran merkuri di Sungai Cikaniki terhadap akumulasi merkuri pada larva Trichoptera di sungai tersebut  dan dampaknya terhadap penghitaman pada insangnya. Lokasi penelitian berada di Cisarua, Curug Bitung dan Lukut, kecamatan Nanggung, serta satu lokasi yang tidak tercemar di daerah Cikuluwung. Penelitian dilakukan secara time series selama 10 bulan mulai bulan Januari sampai Oktober 2012. Dari hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi merkuri terlarut dari hulu ke hilir berturut - turut adalah 0,114 µg/L, 4,988 µg/L, 4,229 µg/L dan 4,410 µg/L. Ratarata konsentrasi merkuri dalam bentuk partikulat dan akumulasi merkuri pada tubuh Trichoptera tertinggi teramati di Curug Bitung, berturut – turut adalah 83,963 dan 210,014 mg/Kg. Rata-rata akumulasi merkuri pada Trichoptera di Cisarua dan Lukut hampir sama yaitu berturut-turut adalah 151,116 mg/Kg dan 157,026 mg/kg. Persentase kejadian penghitaman insang trachea, pada Trichoptera, tertinggi terjadi di Curug Bitung yaitu sebesar 91% dan seluruh populasi di lokasi tersebut, sedangkan yang terrendah terjadi di Cikuluwung.
VALUASI EKONOMI DAMPAK PENCEMARAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DI TELUK JAKARTA Haryati, Sri; Sanim, Bunasor; Riani, Etty; Ardianto, Luky; Sutrisno, Dewayany
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.277 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2013.15-2.89

Abstract

Teluk Jakarta adalah salah satu dari perairan Indonesia dengan berbagai macam kegiatan manusia. Semua area dapat meningkatkan jumlah pencemaran logam berat dalam air terutama yang bermuara ke Teluk Jakarta. Logam berat akan disimpan dan terakumulasi dalam air, sedimen dan hewan akuatik. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu hewan air yang dibudidayakan di Teluk Jakarta sejak Tahun 1979. Dinas Kelautan dan Perikanan Jakarta menganalisis adanya kandungan logam berat pada kerang yang dibudidaya secara komersial di Cilincing dan Kamal Muara, Jakarta Utara. Dari kajian tersebut didapatkan data bahwa kerang yang  dibudidayakan di lokasi penelitian tidak cocok untuk konsumsi, karena memiliki kandungan logam berat yang tinggi. Kerang hijau ini lebih cocok untuk pembersih (purifier) lingkungan laut yang terkontaminasi logam berat. Hasil penelitian ini adalah bahwa polusi berdampak terhadap penurunan produktivitas budidaya kerang hijau. Potensi nilai ekonomis dan ekologis dari hilangnya dalam kasus pencemaran adalah Rp. 5.485.067.304 per hektar dan kemungkinan hilangnya pendapatan akibat polusi adalah Rp. 35.149.103.520 per tahun.Kata Kunci: Teluk Jakarta, Perna viridis, Logam Berat, Limbah, Valuasi Ekonomi.ABSTRACTJakarta Bay water is one of Indonesia waters which are teeming with various kinds of human activities. All area can continuously increase the amount of pollution especially heavy metal in water of Jakarta Bay. Heavy metal will deposited and accumulated in water, sediment and aquatic animal. Green mussel (Perna viridis) is one of the aquatic animals which cultivated in Jakarta Bay since 1979. Jakarta Maritime and Fishery Affairs Agency (2007) analyzed the heavy metal content of mussels farmed commercially in Cilincing and Kamal Muara, North Jakarta. From these explanations it can be said that the mussels are cultivated in the study site is not suitable for consumption, as it has a high content of heavy metals. Green mussel is more suitable for the purifier of marine environment that has been contaminated with heavy metals. Research result was which pollution impact on the reduction of green mussel farming productivity. Potential economic and ecological value of the loss in case of pollution is Rp.5.485.067.304 per hectareand the possible loss of revenue due to pollution is Rp. 35.149.103.520 per year.Keywords: Jakarta Bay, Perna viridis, Heavy Metal, Pollution, Valuation Economic.
MODEL PERAN ANTAR KELEMBAGAAN DESA DALAM PENYEDIAAN AIR BAKU MELALUI PARADIGMA KEPEDULIAN AIR (Studi Kasus Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor) Susanto, Agus; Purwanto, M. Yanuar Joko; Pramudya, Bambang; Riani, Etty
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 19 No 2 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Based on water balance and temporal water sufficiency analysis in Ciliwung Hulu watershed, it shows that Ciseuseupan sub watershed belongs toinsufficient water category. Of the 8 villages in the Ciseuseupan sub watershed, there is a Bendungan village that is not enough water category in the provision of raw water, because in the provision of raw water is still dependent on natural reliability such as rivers, springs, wells, and others. This research discusses insufficient water solutions at the village level with one of them is institutional analysis through concern of water paradigm. The method used is ISM (Interpretative Structural Model), with emphasis on 4 (four) elements structured in relation to the provision of raw water ie: (1) needs of the program, (2) the main obstacle, (3) purpose program, and (4) institutions involved in program implementation. Therefore, it is required an independent water provision expert, involving various parties. The purpose of this research is to build an institutional role model in the provision of concern of water paradigm. The results show that: to realize a new paradigm in the provision of raw water, the main constraint is quality of human resources (village officials, communities, and NGOs), which must be resolved first, so that they can participate together to build the infrastructure by adequate socialization. Berdasarkan analisis neraca air dan ketercukupan air temporal DAS Ciliwung Hulu menunjukkan bahwa Sub DAS Ciseuseupan termasuk ke dalam kategori kurang cukup air dalam penyediaan air baku. Dari delapan desa yang ada di Sub DAS tersebut, Desa Bendungan merupakan salah satu desa yang ketercukupan airnya termasuk dalam kategori tidak cukup, sebab dalam penyediaan airnya masih mengandalkan alam, seperti sungai, air tanah melalui sumur, mata air, dan lain-lain. Penelitian ini menjelaskan solusi ketidak cukupan di tingkat desa, dimana salah satunya adalah dengan analisis peran antar kelembagaan melalui paradigma kepedulian air. Metode yang digunakan adalah ISM (Interpretative Structural Model), yang menekankan pada empat elemen yang berhubungan dengan penyediaan air baku, yaitu: (1) kebutuhan program, (2) kendala utama, (3) tujuan program, dan (4) lembaga yang terkait dengan program. Oleh karena itu, diperlukan ahli penyediaan air mandiri, yang melibatkan berbagai pihak. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun struktur model kelembagaan penyediaan air baku melalui paradigma kepedulian air. Hasil analisis menunjukkan bahwa: untuk merealisasikan paradigma baru di dalam penyediaan air baku,kendala utamanya adalah kualitas sumber daya manusia (aparat desa, masyarakat, dan LSM) yang harus diatasi terlebih dahulu agar mereka dapat berpartisipasi bersama-sama untuk membangun infrastruktur air melalui sosialisasi yang memadai.
Kandungan Logam Berat Merkuri pada Ikan Tuna (Yellowfin dan Bigeye) dan Tuna-Like (Swordfish) Hasil Tangkapan dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik Handayani, Tri; Maarif, Mohamad Syamsul; Riani, Etty; Djazuli, Nazori
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v14i1.572

Abstract

AbstrakKomoditi tuna dan tuna-like merupakan hasil perikanan yang memiliki nilai ekonomis bagi Indonesia. Namun, logam berat dapat terakumulasi di biota ini karena posisinya sebagai top predator.  Penelitian ini menganalisis 895 data sekunder hasil pengujian merkuri yellowfin tuna (Thunnus albacares), bigeye tuna (Thunnus obesus) dan swordfish (Xiphias gladius), yang merupakan data official control oleh Badan Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kandungan merkuri yellowfin tuna, bigeye tuna dan swordfish, serta korelasinya dengan berat ikan dan menganalisis data kontaminan merkuri yellowfin tuna, bigeye tuna dan swordfish terkait pencemaran habitat perairan asal bahan baku di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Metode analisis menggunakan regresi linier dan analisis t-test. Pengujian merkuri menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan merkuri sangat bervariasi antar jenis, berat dan asal perairan. Dua jenis tuna dari kedua perairan mengandung merkuri <1,0 mg/kg, kandungan merkuri yellowfin tuna berkisar antara 0,06±0,06 mg/kg hingga 0,33±0,18 mg/kg, sedangkan bigeye tuna antara 0,05±0,02 mg/kg hingga 0,33±0,14 mg/kg. Berat kedua ikan tidak berkorelasi terhadap kandungan merkuri, namun pada bigeye tuna terdapat perbedaan konsentrasi merkuri yang signifikan antara kelompok berat 1-10 kg/ekor dengan ukuran yang lebih besar (>100 kg/ekor). Sebaliknya pada swordfish, kandungan merkuri meningkat dengan penambahan berat ikan, yang berkisar antara 0,08±0,01 mg/kg hingga 1,61±0,02 mg/kg. Terdapat 34% (>50 kg) swordfish dari Samudera Hindia yang kandungan merkuri nya melebihi batas 1,0 mg/kg. Kandungan merkuri tuna dan tuna-like hasil tangkapan di Samudera Hindia lebih tinggi dibandingkan Samudera Pasifik dan berbeda nyata, sehingga dapat mengindikasikan Samudera Hindia lebih tercemar merkuri. Study on Mercury Concentrations in Tuna (Yellowfin and Bigeye) and Tuna-like (swordfish) Caught from Indian and Pacific OceansAbstractTuna and tuna-like species are considered as highly economic fish species for Indonesia. However, as a high-tropic level predatory species, tuna may accumulate heavy metal contaminants. This study analyzed 895 secondary data of mercury levels in tuna and tuna-like species, based on official control conducted by Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). The objectives of this study were to analyze correlations between mercury contents in yellowfin, bigeye and swordfish with fish weight and fish habitats (Indian and Pacific Oceans). Mercury was analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). The data was analyzed based on linear regression and t-test. The result found that mercury concentrations varied significantly among species, weight and fish habitats. Two tuna species from two habitats, have mercury concentration of <1.0 mg/kg. Mercury in yellowfin ranged from 0.06±0.06 mg/kg to 0.33±0.18 mg/kg, while in bigeye it ranged from 0.05±0.02 mg/kg to 0.33±0.14 mg/kg. For yellowfin and bigeye, mercury concentrations were weakly associated with fish weight, except in bigeye, there was a significant difference of mercury concentration between the fish at the group of 1-10 kg with the larger size (>100 kg). In contrast, a strong relationship between mercury content with fish weight was observed in swordfish, where mercury concentration increased with increasing fish weight. It ranged from 0.08±0.01 mg/kg to 1.60±0.02 mg/kg, and 34% of swordfish caught from the Indian Ocean (>50 kg of weight) have mercury content that exceeded 1.0 mg/kg. Mercury concentration of tuna and tuna-like caught from the Indian Ocean were significantly higher than those caught from the Pacific Ocean, which could indicate that the Indian Ocean was more polluted interm of mercury than the Pacific Ocean. 
HUBUNGAN KELIMPAHAN SPESIES LARVA IKAN DENGAN PARAMETER KUALITAS PERAIRAN DI DANAU RANAU, SUMATERA SELATAN Wulandari, Tuah N. M.; Riani, Etty; Sudarmo, Agnes P; Iskandar, Budhi H; Nurhasanah, Nurhasanah
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 20 No 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.838.2019

Abstract

This research conducted due to lack of information about fish larvae in Ranau Lake, South Sumatera. This information is quite essential to explore because this can be used as a scientific basis for policy formation in this area. The objectives of this research are to analyze the correlation between fish larvae abundance to physicochemical parameters in Ranau Lake waters. Sampling was carried out at six stations (Muara Silabung, Dermaga, Way Maisin, Pemandian Air Panas, Lumbok, and Talang Teluk). Physico-chemical parameters measured directly in the field are temperature, pH, depth, brightness, CO2, O2, hardness, electrical conductivity, total alkalinity, and turbidity; while the chemical parameters measured in the laboratory are COD, NO2, NO3, NH3, and PO4. Larvae species identified through DNA sequence. Principal Component Analysis (PCA) was used to measure the relationship between fish larvae abundance to the water parameters. Results show that generally there were forty-two fish larvae from nine species. The dominant species was Oreochromis niloticus. The results of the Principal Component Analysis show that the highest abundance of fish larvae was in water with the highest level of turbidity and dissolved oxygen, whereas the lowest abundance was in water with the highest level nitrate and depth. Belum ada informasi tentang kelimpahan larva ikan diperairan Danau Ranau Sumatera Selatan melatarbelakangi penelitian ini. Informasi ini sangat penting untuk diketahui karena dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan perikanan di wilayah ini. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan kelimpahan larva ikan dengan parameter fisika-kimia di perairan Danau Ranau. Pengambilan sampel dilakukan di enam stasiun (Muara Silabung, Dermaga, Way Maissin, Pemandian Air Panas, Lumbok dan Talang Teluk). Parameter fisika-kimia perairan yang diukur langsung di lapangan adalah suhu, pH, kedalaman, kecerahan, CO2, O2, kesadahan, daya hantar listrik, total alkalinitas, dan turbiditas; sedangkan parameter kimia yang diukur di laboratorim adalah COD, NO2, NO3, NH3, dan PO4. Spesies larva ikan diidentifikasi dengan sekuen DNA. Analisis Komponen Utama dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan larva ikan dengan parameter fisika-kimia perairan. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan ada 42 larva ikan yang berasal dari 9 spesies. Spesies yang paling dominan adalah Oreochromis niloticus. Hasil Analisis Komponen Utama menunjukkan bahwa kelimpahan larva ikan tertinggi (102,9 individu/100m3) berada pada stasiun pengamatan yang memiliki turbiditas dan oksigen terlarut tertinggi, sedangkan kelimpahan larva ikan terendah (10,83 individu/100m3) berada pada stasiun pengamatan yang memiliki kadar nitrat dan kedalaman tertinggi.
PENGELOLAAN PERIKANAN PELAGIS BESAR DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM DI KABUPATEN MAMUJU UTARA SULAWESI BARAT Wahid, Nia Istiani; Noviyanti, Rinda; Riani, Etty
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 20 No 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.816.2019

Abstract

Fisheries management in North Mamuju Regency has not been integrated. Socio-economic interests tend to get more attention than ecosystem health of fish resources, as a target of capture. Such management conditions affect the abundance of fish resources. This can be seen by the decline in the number of catches of fishermen in the same catchment area in the last five years. This study aims to determine the conditions of fisheries management in North Mamuju Regency with an Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) and formulate recommendations for management improvement. The basis of EAFM analysis is, used 30 indicators incorporated in six domains, namely (1) Fish Resources; (2) Habitat and Ecosystems; (3) Fishing Techniques; (4) Social; (5) Economy; and (6) Institution. The results showed that the condition of the Great Pelagic fisheries management was in moderate to good conditions, the composite value range between 42-68 with an over all aggregate value of 54, so that it was generally classified as moderate. The institutional and economic domains have good status with composite values of 68 and 65 respectively, while the other four domains are of moderate status. The recommendations are, the regulation of the number of fishing gear and use of&nbsp; fish aggregating device (FADs), water pollution control and water quality monitoring, improvement of supervision and law enforcement for destructive fishing gear operations, assistance with local knowledge in fisheries management, extension of asset management and business diversification assistance, application of principles the principle of the Code of Conduct Responsible Fisheries (CCRF) and the application of regulations apply. Pengelolaan perikanan di Kabupaten Mamuju Utara belum dilakukan secara terintegrasi. Kepentingan sosial ekonomi cenderung mendapatkan perhatian lebih dibandingkan kesehatan ekosistem sebagai wadah dari sumber daya ikan, sebagai target penangkapan. Kondisi pengelolaan yang demikian mempengaruhi kelimpahan sumber daya ikan. Hal ini terlihat dengan menurunnya jumlah hasil tangkapan nelayan pada daerah tangkapan yang sama dalam lima tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengelolaan perikanan di Kabupaten Mamuju Utara dengan pendekatan ekosistem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan. Dasar analisis EAFM dalam penelitian ini menggunakan 30 indikator yang tergabung dalam enam domain, yaitu (1) Sumber Daya Ikan; (2) Habitat dan Ekosistem; (3) Teknik Penangkapan Ikan; (4) Sosial; (5) Ekonomi; dan (6) Kelembagaan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi pengelolaan perikanan Pelagis Besar berada pada kondisi sedang hingga baik, kisaran nilai komposit yang diperoleh antara 42–68 dengan nilai agregat keseluruhan 54, sehingga secara umum tergolong dalam status sedang.&nbsp; Domain kelembagaan dan ekonomi memiliki status baik dengan nilai komposit masing-masing 68 dan 65, sedangkan empat domain lainnya memiliki status sedang. Rekomendasi yang disusun meliputi pengaturan jumlah alat tangkap ikan dan penggunaan rumpon, pengendalian pencemaran perairan dan monitoring kualitas air, peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap operasi alat tangkap destruktif,&nbsp; pendampingan pengetahuan lokal dalam pengelolaan perikanan, penyuluhan pengelolaan asset dan pendampingan diversifikasi usaha, penerapan prinsip-prinsip Code Of Conduct Responsible Fisheries(CCRF), dan penerapan peraturan berlaku.
KONTAMINASI MERKURI (Hg) DALAM ORGAN TUBUH IKAN PETEK (Leiognathus equulus) DI PERAIRAN ANCOL, TELUK JAKARTA Riani, Etty
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 11 No. 2 (2010)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.498 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v11i2.1216

Abstract

Mercury (Hg) which is contained in aquatic ecosystem can enter and be accumulated to organism’s body, like on petek fish (Leiognathus equulus). The research aimed to see mercury concentration in aquatic ecosystem, to see mercury concentration in organ of petek fish by AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) and its histopathology response in organs of petek fish. The research was done at Ancol, Jakarta Bay on October-December 2004. There are 16 samples of water and fish from 3 stations.The analysis result of water quality is compared by standard quality of sea water for sea organism life (Kepmen LH No. 51, 2004), mercu ry concentration in fish organ is compared by maximum mercury concentration in fish body by classification of Palar (2004). Ancol water quality is still on normal condition. Mercury concentration in water and petek fish organs had low concentration. Gill and lever contaminated by mercuryis only in station 1 fish, but it is still on normal concentration. Histopathology of petek fish gill is not abnormal, while the lever is necrosis. Water and petek fish is not a good indicator to detect mercury in aquatic ecosystem.Keywords: mercury, petek fish, water, lever, gill, histopathology, accumulation,indicator
Co-Authors . Waluyo Abdul Hamid Abdul Hamid Abdullah Hisam bin Omar Achmad Fahrudin Achmad Selamet Aku Achyani, Ratno Agnes P Sudarmo Agnes Puspita Sudarmo agung riyadi Agus Salim Agus Susanto Agus Susanto Agus Susanto Agus Susanto Ahmad Fachrudin Ahyar Ismail, Ahyar Amalia Zahroh Anna Rejeki Simbolon Anna Rejeki Simbolon Ardianto, Luky Ari Purbayanto Arie Prabawa ASEP SAEFUDDIN Asmara, Hadun Bakeri, Samsul Bambang Indriyanto Bambang Mulyana Hermanto Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya N. Pramudya N. Bayu Pamungkas BIBIANA W LAY Budhi H Iskandar Budhi H Iskandar Bunasor Sanim Charles Parningotan Haratua Simanjuntak D. Djoko Setiyanto Daniel Djoko Setiyanto Darnas Dana Dedy Tri Hermanto Derry Muharam Dewayany Sutrisno, Dewayany Dian Harjuna Sukma Dietriech Geoffrey Bengen Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Dodi Iskandar Dwi Kartika Asih Hasibuan E Gumbira-Sa’id - Edward Nixon Pakpahan Erliza Noor Fahrudin, Achmad Farah Diana Fitria Rahmayanti Fredinan Yulianda Gatot Yulianto Ghinarrahmi Afiyatillah Gondo Puspito Gumbira-Sa'id, E H M Eidman H M Sjarif Hitam Hadi Susilo Arifin Hadun Asmara Hamzah Hamzah Harald Asmus Harpasis S. Sanusi Harpasis Slamet Sanusi Harry Sudrajat Johari Harry Sudrajat Johari Hefni Effendi Hera Ledy Melindo Hesti Hesti ICHSAN EFFENDIE IIN SITI DJUNAIDAH Indrawati Gandjar intan pramudita rachmawati Irman Firmansyah Isdradjad Setyobudiandi Ita Djuwita Ita Djuwita Ita Djuwita J. P, M.Yanuar Jalius , Jalius Jalius Jimmi . Joko Rianto Kasful Anwar Khaswar Syamsu Khaswar Syamsu - KHUSNUL YAQIN Komar Sumantadinata Komar Sumantadinata Leons Rixson Lina Warlina M Syamsul Maarif M. Syamsul Maarif M. Yanuar J Purwanto M. Yanuar Joko Purwanto M. Zairin Junior Ma&#039;rifatul Hidayah Maharani Perdini Manuwoto Manuwoto Mariena Dewi Marimin . Matius Paundanan, Matius Maya Lukita Metti Wiradika Charolyna Sinambela Mirna Dwirastina Mohamad Syamsul Maarif Mohammad Ashari Dwiputra MOZES TOELIHERE Muhammad Reza Cordova Muhammad Reza Cordova Muhayatun Santoso Munandar Munandar Musa Hubeis N adiarti N, Bambang Pramudya Nadiarti Nurdin Nastiti S. Indrasti, Nastiti S. Nazori Djazuli Neri Kautsari Neviaty P. Zamani Nia Istiani Wahid Norman Razieb Azwar Noverita Dian Takarina Dian Takarina Nunik Gerda Nurfitri Triramdani Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurlisa Butet, Nurlisa Nurul Musyariafah Yahya Nurul Najmi Priyadi Kardono Purwanto, M. Yanuar Joko R. Ruswandi Rahmat Kurnia Rahmat Kurnia Rahmat Pangestu Ratih Ismayasari Rida Oktorida Khastini Rida Oktorida Khastini RIDWAN AFFANDI Ridwan, Iriadi Rifardi Rifardi Rinda Noviyanti Rinda Noviyanti, Rinda Rita Nurmalina Rita Rostika Rosalina Hasan ROSALINA HASAN, ROSALINA Rugaya Serosero Rugaya Serosero Sandra Sukmaning Adji Sarifah Nurjanah Sehtawarta Br Sitepu Seiichi Watanabe Sigid Hariyadi Sjaifuddin Sjaifuddin Sjaifuddin Sjaifuddin, Sjaifuddin Sonja Kleinertz Sri Haryati Sri Mahendra Satria Wirawan Sri Sugiarti Srihadi Agungpriyono Sudarmo, Agnes P Sugeng Budiharsono Sugeng Budiharsono Sugeng Hartono Sugeng Putranto Sugeng Putranto Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistyo Ariebowo Djajusman Suprihatin - Suprihatin Suprihatin Suprihatin, Mohammad Yani, dan Dewi Ratnasari Supriyadi Supriyadi Supyan Supyan Surjono H. Sutjahjo Suwari Syafri Mangkuprawira Syafrudin Raharjo Syahminan Syahminan Syahril Nedi Syaiful Anwar Tagor Alamsyah Harahap Tarsim Tarsim Taryono Taslim Arifin Taslim Arifin Tri Handayani Tri Hastuti Kurniati Tri Prartono Tuah N. M. Wulandari TUBAGUS HAERU RAHAYU Tun Tedja Tun Tedja, Tun TUTI L YUSUF Veybi Djoharam Wahid, Nia Istiani Waluyo Waluyo Warih Hardanu, Warih Wawan Wahyudi Wellyzar Sjamsuridzal Wibowo Mangunwardoyo Wibowo Mangunwardoyo Wike Ayu Eka Putri Wulandari, Tuah N. M. Yandra Arkeman Yoga, Gunawan Pratama Yonvitner - Yuliati Yuliati Yunizar Ernawati Yunizar Ernawati Yusli Wardiatno Zaenal Abidin