Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DEMOKRASI TERPIMPIN SEBUAH KONSEPSI PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG DEMOKRASI Himawan Indrajat
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 18 No 1 (2016): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v18i1.72

Abstract

This study analyze about a democracy concept which is developed by President Soekarno in 1950-1959, in that era is implementation parliamentary democracy in Indonesia. President Soekarno disappointment on the implementation parliamentary democracy was state in his spech which titled “Menyelematkan Republik Proklamasi” on febuary 21st 1957, Soekarno gave an idea named President Concept. It said that the experienced during 11 years with liberal or was not suitable with Indonesian personality. Because liberal democracy is import from the west. And in this sistem there is a known term about opposition. This term makes Indonesia suffered because it translate into contra with all goverment policy. The proper kabinet for Indonesia is gotong royong kabinet which consist off all people element, not like kabinet in parliamentary democracy. In his previous speech at general meeting “Merah Putih” Soekarno gaven a clue and tell his ambition to take a part to the goverment before constituent assembly finishe the new constitution. Soekarno also said that he will give the consept which is possible for him to take part in goverment although Indonesia still used parliamentary democracy. Beside the dissapointment of implementation liberal or parliamentary democracy, he also dissapointed because his position as President is only symbol. As we know that indonesia goverment sistem has change on november 14th November 1945 from presidentialism in to parliamentary sistem, as an effort to show Soekarno-Hatta goverment is not a japan puppet. And the impact the position Soekarno as president changed not as a head of goverment but as a head of state. The position head of goverment is in prime minister. Based on the issue that makes Soekarno create a democracy concept which is appropriate with the personality of Indonesia people and an effort Soekarno to restore his legitimacy and authority as a president.
Budaya Politik Warga Nahdlatul Ulama Kota Bandar Lampung: Belajar dari Pencalonan Ma’ruf Amin dalam Pemilihan Umum 2019 Ahmad Robi Ulzikri; Robi Cahyadi Kurniawan; Himawan Indrajat
Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 20 No 1 (2021)
Publisher : Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/njip.v20i1.108

Abstract

This research is motivated by the involvement of the highest leadership (rais aam) of the Nahdlatul Ulama (PBNU) Executive Board Ma'ruf Amin who was appointed as a vice presidential candidate to accompany the incumbent Joko Widodo in the 2019 general election. Research problems arise when the public doubts the solidity between structural elements. NU and NU cultural elements (village kiai and Islamic boarding schools), including in Bandar Lampung. So, the purpose of this research is to find out how the political culture of the NU residents of Bandar Lampung city from the structural and Islamic boarding schools in the momentum of the Presidential and Vice Presidential Election in 2019. This research is analyzed using the political culture theory of Gabriel Almond and Sidney Verba. The combined research method with the model is concurrent embedded used in this study, which is a research method that combines qualitative and quantitative approaches where qualitative data is more dominant.  The results of this study indicate that: first, the type of structural citizen political culture of NU is participant political culture, because it has cognition, affection, and evaluation of all aspects including the system as a general object, objects of input and output, and the person as an object in the system. in the context of the Presidential and Vice-Presidential Election in 2019. The second result, NU cultural residents from the kiai and Islamic boarding school students have a cultural type of transition from subject to participant, this is because this group has a good assessment of input objects, but still has a deficiency in individual participation. A number of factors that influence the political culture of both include the level of education, character, and values ??that guide both of them in their actions. The results of research with a political culture approach can be concluded that elements of structural NU and cultural NU in Bandar Lampung have solidity in winning the pair Joko Widodo and Ma'ruf Amin in the 2019 Election
Pendidikan Demokrasi bagi Pelajar dan Mahasiswa di Kota Bandar Lampung dalam Menciptakan Literasi Politik Robi Cahyadi Kurniawan; Himawan Indrajat; Budi Kurniawan; Aman Toto Dwijono
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v3i1.273

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pendidikan demokrasi kepada para pelajar dan SMA di Kota Bandar Lampung, karena mereka diharapkan menjadi agen perubahan dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia karena mereka memiliki tingkat literasi politik yang tinggi. Selain diharapkan pendidikan ini maka para pelajar dan mahasiswa ini tidak sekedar paham haknya sebagai warga negara untuk memilih ketika pemilu tetapi juga mengerti maksud dan tujuan pemilu, memahami tentang demokrasi, partisipasi politik dan kebijakan publik. Sehingga yang diharapakan pemilih pemula akan menjadi pemilih yang cerdas dan melek politik.Pengabdian ini dilakukan dalam bentuk penjajagan pengetahuan dan pemahaman peserta seminar dengan menggunakan evaluasi awal melalui pre test. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta pendidikan demokrasi tentang pemilu, partisipasi politik, kebijakan publik dan pemilih cerdas. Memberikan materi seminar berupa makalah dan simulasi yang berkaitan dengan pilkada, partisipasi politik, dan kebijakan publik. Evaluasi akhir  melalui post test dan diskusi atas masalah-masalah yang belum dipahami berkaitan dengan materi yang disampaikan.Luaran wajib pengabdian kepada masyarakat unggulan yaitu  : (a) satu artikel ilmiah yang telah berstatus accepted di jurnal pengabdian kepada masyarakat, (b) satu artikel yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan LPPM, (c) dan membuat videp dokumentasi kegiatan pengabdian.
Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Demokrasi bagi Pelajar dan Mahasiswa di Kota Bandar Lampung dalam Membangun Semangat Nasionalisme dan Demokrasi Himawan Indrajat; Robi Cahyadi Kurniawan; Dedy Hermawan; Bendi Juantara
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v3i1.274

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pendidikan wawasan kebangsaan dan demokrasi bagi pelajar dan mahasiswa di Kota Bandar Lampung. Karena seperti kita ketahui bahwa hasil dari survey Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Tahun 2017 menempatkan provinsi Lampung dalam provinsi dengan tingkat radikalisme tertinggi. Kemudian hasil penelitian FKPT (Forum Kordinasi Penanggulangan Terorisme) Provinsi Lampung Bandar Lampung merupakan yang masuk dalam daerah rawan radikalisme. Berdasarkan hasil penelitian BNPT dan FKPT Provinsi Lampung maka sasaran pendidikan wawasan kebangsaan dan demokrasi ini adalah generasi muda yang terdiri dari pelajar sekolah menengah atas dan mahasiswa yang ada di Kota Bandar Lampung. Dan bertujuan agar dapat memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai demokrasi sehingga bisa mencegah pemahaman radikalisme dan memiliki tingkat melek politik yang demokratis.Pengabdian dilakukan dalam bentuk penjajagan pengetahuan dan pemahaman peserta dengan menggunakan evaluasi awal melalui pre test. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta pendidikan wawasan kebangsaan dan demorasi mengenai Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika serta Sistem Politik Indonesia. Evaluasi akhir  melalui post test dan diskusi atas masalah-masalah yang belum dipahami berkaitan dengan materi yang disampaikan. Diharapkan dengan Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Demokrasi ini mampu meningkatkan rasa nasionalisme, toleransi dan melek politik.
Penguatan Kapasitas Masyarakat Dalam Perumusan Branding Value Berbasis Kearifan Lokal di Desa Wisata Simon S Hutagalung; Dedy Hermawan; Himawan Indrajat
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2021): April
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v3i3.596

Abstract

Kegiatan ini bertujuan: (1). Meningkatkan optimalisasi perencanaan dan pengembangan objek wisata di desa Sungai Langka, (2). Meningkatkan kemampuan kelompok desa sadar wisata mengemas atau memberikan identitas khusus bersifat lokal kepada objek wisata itu, (3). Mengoptimalkan partisipasi dari kelompok pemuda di desa dalam mengelola objek wisata tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan di balai desa Sungai Langka melibatkan kelompok mitra dan pemerintah desa, kegiatan dilaksanakan dengan metode workshop, pelatihan dan tanya jawab, juga dilakukan praktik identifikasi brand value yang sesuai dengan potensi desa. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: (1). Telah terwujudnya konsistensi peserta dalam melaksanakan langkah penyusunan brand wisata desa. (2). Meningkatnya nilai rerata kuisioner sebesar 26%. Kesimpulan dari kegiatan ini: Telah meningkatknya pengetahuan dan keterampilan SDM Pokdarwis dan pemuda desa dalam menyusun brand value wisata desa berbasis kearifan lokal.