Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TRADISI LARANGAN MENIKAH NGALOR-NGULON Dwi Krisma wati; Sugeng Harianto
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 24 No 1 (2022): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v24i1.196

Abstract

ABSTRAK Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang Fenomenologi tradisi larangan menikah ngalor-ngulon. Penelitian ini menjelaskan motif sebab dan motif tujuan yang mendasari keluarga masih menggunakan tradisi larangan menikah ngalor-ngulon sebagai syarat perhitungan yang dijadikan tolak ukur penentuan jodoh. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan mengenai tradisi larangan menikah ngalor-ngulon, menganalisis motif sebab dan tujuan keluarga dalam menggunakan tradisi larangan menikah ngalor-ngulon. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori fenomenologi because motif dan in order to motive yang digagas oleh Alfred Schutz . Penelitian ini sendiri menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dalam memperoleh data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sosialisasi tradisi larangan menikah ngalor-ngulon dilakukan oleh dua agen yakni primer dan sekunder yaitu keluarga dan lingkungan sekitar. Adapun motif sebab yang mendasari menggunakan tradisi ngalor-ngulon seperti rasa saling menghormati tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur, menyakini atas tradisi itu sudah ada sejak dulu dan berada pada lingkungan Jawa. Sedangkan motif tujuanya, para keluarga di Desa Sukorejo menggunakan tradisi menikah ngalor-ngulon adalah ingin mendapatkan kelancaran dan keselamatan, serta enggan dianggap melupakan tradisi lelulur oleh lingkungan sekitar. Kata Kunci : Masyarakat desa, tradisi ngalor-ngulon, pernikahan, motif sebab, motif tujuan. ABSTRACT The article is the result of research on the phenomenology of the tradition of prohibing marriage from ngalor-ngulon. This study explains the cause and motive motives that underlie the family still using the tradition of prohibiting ngalor-ngulon marriage as a calculation requirement that is used as a benchmark for determining a mate. The purpose of this study is to describe the tradition of prohibiting ngalor-ngulon marriage, to analyze the motives of the causes and goals of the family in using the tradition of prohibiting ngalor-ngulon marriage. The theory used in this research is the theory of phenomenology because motive and in order to motive which were initiated by Alfred Schutz. The theory is used as an analysis in answering the problem formulation. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach proposed by Alfred Schutz. Data collection in this study was carried out by means of observation, interviews, and literature studies. The results of this study indicate that the socialization of the tradition of prohibiting ngalor-ngulon marriage is carried out by primary and secondary socialization agents, namely the family and the surrounding environment. The motive underlying the families in Sukorejo Village using the ngalor-ngulon tradition is a sense of respect for the traditional values ​​inherited from their ancestors, believing in the truth of the tradition, and being in the Javanese community. While the motive for the purpose, the families in Sukorejo Village use the tradition of marrying ngalor-ngulon to get smoothness and safety, and are reluctant to be considered forgetting the ancestral tradition by the surrounding environment. Keywords: Village community, ngalor-ngulon tradition, marriage, cause motive, purpose motive.