Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan antara Problem Focus Coping dan Tipe Kepribadian Extrovert dalam Penyesuaian Perkawinan pada Pasangan di Periode Awal Perkawinan Ellen Aprillia; IGAA Noviekayati; Sahat Saragih
Jurnal Al-Tatwir Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL AL-TATWIR
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/altatwir.v7i1.15

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji secara empiris 1.) hubungan antara problem focus coping dan tipe kerpibadian extrovert dengan penyesuaian perkawian pada pasangan di periode awal perkawinan. 2.) hubungan antara problem focus coping dengan penyesuaian perkawian pada pasangan di periode awal perkawinan. 3.) hubungan antara tipe kepribadian extrovert dengan penyesuaian perkawian pada pasangan di periode awal perkawinan. Penelitian ini dilakukan pada 72 orang yang berstatus suami dan istri yang berusia 18-40 tahun, terdiri dari 33 pria dan 39 wanita yang yang memiliki usia pernikahan di bawah 10 tahun atau periode awal perkawinan. Alat pengumpul data berupa kuesioner skala problem focus coping dan skala tipe kepribadian extrovert dan skala penyesuaian perkawinan. Reliabilitas kuesioner skala problem focus coping adalah 0,867dan skala tipe kepribadian extrovert adalah 0,889 dan skala penyesuaian perkawinan adalah 0,898. Dalam penelitian ini menggunakan uji non-parametrik spearman. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil menunjukkan bahwa; 2.) Ada Hubungan yang signifikan antara Penyesuian Perkawinan dengan Problem Focus Coping dengan nilai p= 0.565, sig= 0.000. 3.) Tidak ada hubungan antara tipe kepribadian extrovert dengan penyesuaian perkawian pada pasangan di periode awal perkawinan dengan nilai p= -0,143, sig= 0.231.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSPRESIF WRITING THERAPY TERHADAP KECENDERUNGAN SELF INJURY DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT Laila Faried; IGAA Noviekayati; Sahat Saragih
PSIKOVIDYA Vol 22 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.437 KB) | DOI: 10.37303/psikovidya.v22i2.108

Abstract

Self injury merupakan bentuk perilaku yang disengaja untuk melukai atau menyakiti diri sendiri, yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan secara psikologis. Self injury juga dipengaruhi oleh tipe kepribadian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekspresif writing therapy terhadap kecenderungan self injury dan hubungan antara kepribadian introvert dengan kecenderungan self injury. Metode penlitian ini jenis Quasi Eksperimen dengan one group pretest postest design. Subjek dalam penelitian ini ada 10 remaja perempuan. Manfaat penelitian sebagai sarana untuk merefleksikan pikiran dan perasaan terdalam terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan pada subjek. Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang disusun oleh peneliti. Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test diketahui nilai z =2,670, dengan Signifikansi sebesar 0.008 , yang artinya < 0.05 maka disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan kecenderungan sebelum dan sesudah pemberian Terapi Ekspresif Writing pada kecenderungan self Injury. Hasil uji spearman ditemukan koefisien korelasi sebesar 0,497 dengan signifikansi sebesar 0,072 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kepribadian introvert dengan kecenderungan self injury. Kata kunci : Self injury, Ekspresif Writing Therapy, Introvert, remaja
Efektivitas Personal Safety Skill terhadap Peningkatan Kemampuan Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak Ditinjau dari Jenis Kelamin Nurul Mahmudah Umar; IGAA Noviekayati; Sahat Saragih
Indigenous Vol 3, No 1 (2018): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v3i1.5815

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas Personal Safety Skill terhadap peningkatan kemampuan mencegah kekerasan seksual pada anak ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian ini memiliki 3 variabel penelitian. Variabel Y kekerasan seksual  adalah tindakan yang mengarah ke ajakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium, menonton produk pornografi, gurauan-gurauan seksual.  Variabel X1 Personal Safety Skill  adalah keterampilan keselamatan pribadi yang perlu dikuasai oleh anak agar dapat menjaga keselamatan dirinya dan terhindar dari tindakan kekerasan seksual yang memiliki tiga komponen yaitu Recognize, Resist, Report. Variabel X2 jenis kelamin adalah sifat jasmani atau rohani yang membedakan dua makhluk sebagai wanita dan pria. Pelatihan ini diikuti oleh 9 siswa dan 9 siswi TK PGRI Samboja. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dengan menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Hipotesis pertama diuji dengan Teknik Kendall’s W Test Wa score = 0.347 dengan p=0.012 (p,0,05) yang menunjukkan Personal Safety Skill efektif untuk meningkatkan kemampuan mencegah kekerasan seksual. Hipotesis kedua diuji Teknik Mann whitney U test  Z = -1.737 dengan nilai p = 0.082. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kekerasan seksual ditinjau dari jenis kelamin. Hipotesis ketiga diuji dengan Teknik Mann whitney U test  Z=-2.160 dengan nilai p =0.031a menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Personal Safety Skill ditinjau dari jenis kelamin.Kata kunci : Jenis Kelamin, Kekerasan Seksual, Personal Safety Skill
Psychological Well-Being pada Mantan Penderita Skizofrenia Andriana Budi Riastri; Suryanto Suryanto; IGAA Noviekayati
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v5i2.5115

Abstract

Adanya status klinis yang meliputi program pengobatan dan intervensi memiliki dampak penting yang menentukan kualitas hidup jangka panjang bagi penderita skizofrenia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesejahteraan psikologis pada mantan penderita skizofrenia Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus, subjek penelitian adalah mantan pasien rumah sakit jiwa penderita skizofrenia rumah sakit jiwa menur surabaya, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Terdapat enam dimensi psychological well-being, yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan otonomi.
Positive Reinforcement Techniques as a Media to Improve Social Interaction Capabilities in Adolescent with Hebefrenic Schizophrenia Karina Kandhi Krisnawardhani; IGAA Noviekayati
Proceedings of The ICECRS Vol 8 (2020): Educational and Psychological Conference in the 4.0 era
Publisher : International Consortium of Education and Culture Research Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.591 KB) | DOI: 10.21070/icecrs2020584

Abstract

This study aims to intervene in one of the adolescent patients with hebephrenic schizophrenia who are in RSJ Menur Surabaya. The Researcher gave an intervention in the form of behavioral therapy which is a positive reinforcement to be able to improve the ability of social interaction with others, dare to socialize with the environment or actively participate in groups. The intervention carried out eight meeting sessions. Each session has a different target according to indicators of social interaction. If the client is able to reach the target, the researcher gives an reward in the form of praise, food or activities (for example: drawing) that he likes.This therapy is believed to be able to increase the ability of social interaction. The method used in study is an experimental with a case study approach. Before the behavioral interventions that appear on the client are ideology of greatness, visual and auditory hallucinations, don’t want to communicate with others, like to be alone, lack confidence, and do not participate in group activities. After being given an intervention the client realizes his mind is only an imagination, no longer hears whispers, wants to communicate with others, and is active in a group. The results of this study indicate that positive reinforcement is effectively used as a medium to improve the ability af social interaction on the subject.
Efektivitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) Dalam Penanganan Pasien Skizofrenia Paranoid Shifatul &#039;Ulyah; IGAA Noviekayati
Jurnal Studia Insania Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Humanities

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jsi.v10i2.4645

Abstract

The aim of this study was to intervene in one paranoid schizophrenic patient. Researchers provide interventions in the form of Cognitive Behavior Therapy (CBT) with the aim of being able to change negative, irrational and distorted belief systems to be positive and rational so that they gradually have somatic reactions and behaviors that are healthier and normal .. The research methods used in research is a qualitative case study research. The case study design used in this study is a case study with a single level analysis. Subjects in this study were 27-year-old male diagnosed with paranoid schizophrenia. The results of this study indicate that Cognitive Behavior Therapy (CBT) is effectively used as a therapeutic tool in the formation of negative subject thought patterns and behavior to be more positive and can develop the subject's potential
EFEKTIVITAS PELATIHAN EMPATI TERHADAP PENURUNAN PERILAKU BULLYING DITINJAU DARI TINGKATAN KELAS psikologi psikologi; Artining Tyas Rachmawati; IGAA Noviekayati; Sahat Saragih
Psikosains: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi Vol 14 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.385 KB) | DOI: 10.30587/psikosains.v14i2.1274

Abstract

Abstrak Salah satu fenomena hambatan sosial pada anak-anak adalah kekerasan, dan kasus kekerasan yang marak terjadi yakni perilaku bullying. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas pelatihan empati untuk meningkatkan empati siswa pelaku bullying, melihat hubungan antara peningkatan empati dengan penurunan perilaku bullying, Menguji perbedaan tingkat empati setelah pelatihan empati, dan melihat penurunan perilaku bullying pada siswa pelaku bullying. Metode penelitian ini adalah Quasi Eksperiment PrePost Test One Group Design. Subjek dalam penelitian quasi eksperimen ini berjumlah 8. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala empati yang dibuat berdasarkan aspek empati milik Davis, dan skala bullying yang dibuat berdasarkan unsur bullying menurut Olweus. Analisa data menggunakan Mann Whitney dan Spearman Brown. Berdasarkan hasil analisis Mann Whitney hasil uji efektivitas pelatihan empati terhadap peningkatan empati menunjukkan hasil nilai Z -2366 dan nilai p=0.018 (p<0.05) hasil tersebut menunjukan pelatihan empati efektif terhadap peningkatan empati. Uji Korelasi Peningkatan Empati dengan Penurunan Bullying Siswa Kelas IV dan V menunjukan nilai Correlation Coefficient -0.012 dan nilai p= 0,977 artinya p=0.000(p>0.05) hasil tersebut menunjukan tidak ada korelasi antara peningkatan empati dengan penurunan bullying. Hasil uji perbedaan empati siswa kelas IV dan V menunjukkan hasil nilai Z -.607, dan nilai p=0.544 (p>0.05) artinya tidak ada perbedaan empati yang signifikan. Hasil uji penurunan bullying siswa kelas IV dan V menunjukkan hasil nilai Z -2.084, dan nilai p=0.037 (p<0.05) di mana hasil tersebut menunjukan terjadi penurunan bullying yang signifikan. Kata kunci: Pelatihan Empati, Perilaku Bullying, Tingkatan Kelas Abstract One of social barrier phenomena happened to children is violence, and what mostly happened is bullying behavior. The research is aimed to examine the effectiveness of empathy training in improving the empathy feeling for the students as the bullies, to observe the correlation between the improvement of empathy feeling and the declining of bullying behavior, to examine the difference between the empathy level after the empathy training, and to observe the declining of bullying behavior toward the students as the bullies. The method of the research is Quasi Experiment Pre-Post Test One Group Design. The number of the subject in this quasi eperiment research is 8. This research were using purposive sampling technique. The measuring instrument used in the research is empathy scale which is made based on bullying component according to Olweus. The data in the research is analyzed by using Mann Whitney and Spearman Brown’s formula. Based on the result of Mann Whitney analysis, the result on effectiveness test of empathy training toward the improvement of empathy feeling show that the value are Z -2366 and p=0.018 (p<0.05). The result shows that empathy training is effective toward the improvement of empathy feeling. Correlation test on the improvement of empathy feeling and the declining of bullying behavior of students in 4th and 5th grade show that the value of Correlation Coefficient are -0.012 and p= 0,977 it means p=0.000(p>0.05). The result shows that there is no correlation between the improvement of empathy feeling and the declining of bullying behavior. The result of the difference on empathy feeling of students in 4th and 5th grade show the value as much as Z -.607, and the value of p=0.544 (p>0.05), there is no significant difference of empathy. The result of the declining of bullying behavior test of students in 4th and 5th grade show the value of Z -2.084, and the value p=0.037 (p<0.05). The result shows that there is significant declining of bullying behavior. Keywords: empathy training, bullying behaviour, class level
PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF MERCHANDISE K-POP PADA REMAJA WANITA KOMUNITAS STAY DITINJAU DARI GAYA HIDUP Nada Annisau Ulya; Igaa Noviekayati; Aliffia Ananta
Biopsikososial: Jurnal Ilmiah Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta Vol 6, No 2 (2022): VOL. 6 NO. 2 October 2022
Publisher : Universitas Mercu Buana Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/biopsikososial.v6i2.16119

Abstract

K-pop fans have a habit of buying popular idol merchandise. Merchandise purchases become impulsive if done continuously, spontaneously, and suddenly. One of the factors influencing this impulsive purchase is lifestyle. The purpose of this study is to find out the relationship between lifestyle and K-pop merchandise impulsive purchase behavior in adolescents’ women of STAY community in Surabaya. The subjects in the study involved 102 adolescents’ women joining the STAY community in Surabaya and a population of 138. Sampling retrieval techniques use purposive sampling techniques with quantitative research designs. Hypothesis testing using the product moment correlation test obtained a score of 0.654 with significance p = 0,000 (P<0,01) indicating that there is a significant positive relationship between lifestyle and impulsive buying behavior of K-pop merchandise in female adolescents of the STAY community in Surabaya. So, it can be interpreted that the higher one's lifestyle, the higher the impulsive buying behavior of K-pop merchandise in adolescents’ women of STAY community in Surabaya.
Hubungan Body Image Dengan Kepercayaan Diri Pada Korban Body Shaming Pengguna Instagram Agus Kurniawan; IGAA Noviekayati; Amherstia Pasca Rina
Psikosains: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi Vol 18 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/psikosains.v18i1.5308

Abstract

This study was conducted with the aim of knowing the correlation between body image and self-confidence in victims of body shaming, especially Instagram users. The method used in this study uses quantitative methods by distributing questionnaires, which consist of 2 (two) variables, namely the self-confidence variable (Y) and the body image variable (X). Respondents in this study were teenagers to adults aged 18-25 years who experienced body shaming as many as 134 respondents. The sampling technique used in this study is purpose sampling where the sample is taken by adjusting to certain criteria. Based on calculations using the spearman's rho non-parametric correlation technique with the IBM SPSS 24 for windows program. The results obtained are rxy 0.362 with a significance value of p = 0.000 where p <0.05. That is, the higher the body image, the higher the self-confidence of adolescent Instagram users, so the research hypothesis "there is a positive relationship between body image and self-confidence in victims of body shaming Instagram users.
Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Kasus Bagi Balai Perempuan Pusat Informasi Pengaduan dan Advokasi dalam Mewujudkan Desa Layak Anak Hikmah Husniyah Farhanindya; IGAA Noviekayati; Tatik Meiyuntariningsih; Dohan Firdiansyah; Auranisa Kania Aulia Situsmara
Archive: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Asosiasi Pengelola Publikasi Ilmiah Perguruan Tinggi PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55506/arch.v2i2.56

Abstract

Desa Bedahlawak Kabupaten Jombang sebagai Desa Layak Anak membentuk BP PIPA (Balai Perempuan Pusat Informasi Pengaduan dan Advokasi). BP PIPA dalam menjalankan fungsinya memerlukan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang bertujuan untuk menciptakan sebuah komitemen mengenai satuan unit kerja dan memberikan panduan serta pelayanan yang tersistematis. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan pemberian pelatihan tentang SOP Penanganan kasus dan pemberian Pre-test dan Post-test untuk mengukur efektivitas keberhasilan pelatihan SOP yang disampaikan. Pengujian menggunakan Paired Samples T-Test dan diperoleh nilai t = 5.071 dengan signifikansi=0.001 (p<0.05). Artinya ada peningkatan skor yang signifikan antara pengetahuan tentang SOP penanganan kasus sebelum dan setelah diberikan pelatihan.