Titis Nurwulan Suciati
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TRET SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SUKU BAJO SAMPELA DI KABUPATEN WAKATOBI Wa Ode Sitti Nurhaliza; Titis Nurwulan Suciati
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitia
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.10358/jk.v5i2.671

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potret sosial budaya masyarakat suku Bajo Sampela di kabupaten Wakatobi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan analisis terhadap pokok-pokok pertanyaan penelitian, yakni: mengenai stratifikasi sosial, agama dan sistem kepercayaan yang dimilki masyarakat suku bajo sampela, transportasi laut yang digunakan hingga kondisi pendidikan masyarakat suku bajo Sampela. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan studi etnografi komunikasi. Subjek penelitian adalah para tokoh dan masyarakat di suku Bajo Sampela. Subjek dipilih secara purposive sampling (sampel bertujuan) yakni orang-orang yang dapat menjelaskan inti permasalahan dalam penelitian ini. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka. Adapun teknis analisis dengan mereduksi data, mengumpulkan data, menyajikan data, menarik kesimpulan, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potret sosial budaya masyarakat suku Bajo Sampela berbeda dari masyarakat lain pada umumnya yang hidup di darat. Suku Bajo Sampela memiliki kebiasaan dan ketergantungan dengan laut. Berbagai ritual-ritual (ritual kelahiran, ritual pengobatan, dan ritual sunatan) yang dilakoni oleh suku Bajo Sampela sampai saat ini terus diwariskan secara turun temurun. Pada umumnya masyarakat suku bajo Sampela beragama Islam, akan tetapi mereka tetap juga mempercayai roh-roh leluhur yang ada dilaut. Sehingga budaya melaut yang dilakukan tidak terlepas dari mantra-mantra yang dilontarkan disertai dengan sesajen-sesajen yang dibuang ke laut yang dipersemkan buat dewa laut. Alat transpotasinya pun beragam yakni lepa, solo-solo/katinting, bodi dan jojolor. Keempat jenis perahu tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang perekonomian masyarakat suku bajo Sampela. Kata Kunci: Komunikasi; budaya; ritual; perahu; suku bajo Abstract This research is aim to analyze the social and cultural portrait of the people of Bajo Sampela in Wakatobi District. To find the answer of those problems, the main points of the research questions has been analyzed, such as: the social stratification, religion and belief systems of Bajo Sampela society, the transportation used, and public education applied by people of Bajo Sampela. Qualitative ethnographic study of communication used as the approach in this research. The subjects were leaders and communities in Bajo Sampela. Subjects selected by purposive sampling (samples intended); people who can explain the core problem in this research. Data were obtained through interviews, observation, documentation, literature. The technical analysis of the data is reduction, collecting data, presenting data, draw conclusions, and evaluation. The results showed that the socio-cultural portrait of Bajo Sampela has the differencies from people in who live on land. Bajo Sampela have a habit and highly needs of the sea life. Various rituals (celebrating birth, healing-therapy tradition, and ritual of circumcision) lived by people of Bajo Sampela until now inherited continously. In general, people of Bajo Sampela are Muslims, but they are also has belief of ancestral spirits that exist in the sea, so that the fishing-habit can not be separated from spells delivered followed by offerings that are thrown into the sea as a gift for the God of the sea. There are also variety of transportation, namely: lepa, solo-solo / katinting, bodi and jojolor. These four types of boats are used in everyday life to support the economy of the Bajo Sampela society. Keywords: Communication; culture; ritual; boat; bajo tribe
SINISME PRIVASI, DISKRIMINASI DAN KOMODITAS DATA: PARADOKS MEDIA SOSIAL DI ERA KAPITALISME PENGAWASAN Titis Nurwulan Suciati
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 15 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.535 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2138

Abstract

Terinspirasi dari banyak kasus penyelewengan data Facebook yang digunakan untuk kepentingan politik dan kekuasaan, tulisan berikut mencoba memetakan secara kritis konsep dan tidak pengawasan di ranah digital khususnya media sosial serta konsekuensi sosial yang “tak terlihat” pada penggunanya, dengan alasan media sosial adalah aplikasi internal yang sangat popular dan mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Perkembangan cepat perangkat seluler menandai merayapnya pengawasan secara progresif ke dalam kehidupan sehari-hari dengan memungkinkan pengguna untuk ditemukan dan dilacak yang pada akhirnya mengubah perilaku sosial mereka. Pada saat yang sama, kekuatiran ini tampaknya tidak menghasilkan gelombang perilaku perlindungan yang sesuai. Dalam penelitian yang menggunakan metode tinjauan literatur sistematik ini, penulis menggarisbawahi bahwa platform media sosial memungkinkan pengguna warga negara untuk saling berkomunkasi, berbagi informasi dengan pengguna lain, termasuk perincian data pribadi mereka sendiri. Sementara, aktor negara dan perusahaan memiliki potensi untuk mengawasi dan mengintervensi platform ini. Konsekuensi sosial tidak hanya hilangnya privasi, tetapi juga diskriminasi, penyortiran sosial dan komodifikasi data. Pada media sosial, pengguna merasa bahwa konten mereka bersifat pribadi, meskipun secara teknis, tidak. Pelaku pengawasan sendiri memandang media sosial sebagai ruang publik.Dengan kemunculan konsekuensi sosial tersebut, penulis meminjam pemikiran Fuchs untuk perlunya pengawasan masyarakat sipil terhadap perusahaan internet, dan pembentukan dan dukungan platform alternative sebagai kontra pengawasan yang tidak simetris yang dilakukan oleh raksasa-raksasa digital seperti Facebook dan Google.
Bukan Hanya Situs Berita: Ikhtisar dan Tren Jurnalisme Online Indonesia Titis Nurwulan Suciati; Ratna Puspita
CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol 9 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.294 KB) | DOI: 10.35814/coverage.v9i2.1123

Abstract

Online journalism has evolved since nearly the last two decades to produce a variety of journalistic products that combine the culture of print journalism and new media technology. This research investigates the evolutionary trends in searching and presenting online news in Indonesia by considering the dynamics of convergence caused by the presence of the internet. Online journalism in Indonesia presents various models of presenting news by utilizing the web or website or pages and social media. The development of online journalism in Indonesia is not only demonstrated through the presence of news sites, but also the existence of feed reader pages or news aggregators. This change in online journalism practices in Indonesia poses challenges for lecturers who teach journalism specifically and communication science in general. This study aims to explain the concept of online journalism that applies in Indonesia. In this study, researchers will gather previous studies on online journalism in Indonesia to then describe the problems that arise in online journalism in Indonesia, the methods used to examine them, and data collection techniques. Researchers hope this research will be the initial stage of research on online journalism in Indonesia so that later there will be teaching modules for students of communication science in general and journalism in particular.
SINISME PRIVASI, DISKRIMINASI DAN KOMODITAS DATA: PARADOKS MEDIA SOSIAL DI ERA KAPITALISME PENGAWASAN Titis Nurwulan Suciati
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 15 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.535 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2138

Abstract

Terinspirasi dari banyak kasus penyelewengan data Facebook yang digunakan untuk kepentingan politik dan kekuasaan, tulisan berikut mencoba memetakan secara kritis konsep dan tidak pengawasan di ranah digital khususnya media sosial serta konsekuensi sosial yang “tak terlihat” pada penggunanya, dengan alasan media sosial adalah aplikasi internal yang sangat popular dan mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Perkembangan cepat perangkat seluler menandai merayapnya pengawasan secara progresif ke dalam kehidupan sehari-hari dengan memungkinkan pengguna untuk ditemukan dan dilacak yang pada akhirnya mengubah perilaku sosial mereka. Pada saat yang sama, kekuatiran ini tampaknya tidak menghasilkan gelombang perilaku perlindungan yang sesuai. Dalam penelitian yang menggunakan metode tinjauan literatur sistematik ini, penulis menggarisbawahi bahwa platform media sosial memungkinkan pengguna warga negara untuk saling berkomunkasi, berbagi informasi dengan pengguna lain, termasuk perincian data pribadi mereka sendiri. Sementara, aktor negara dan perusahaan memiliki potensi untuk mengawasi dan mengintervensi platform ini. Konsekuensi sosial tidak hanya hilangnya privasi, tetapi juga diskriminasi, penyortiran sosial dan komodifikasi data. Pada media sosial, pengguna merasa bahwa konten mereka bersifat pribadi, meskipun secara teknis, tidak. Pelaku pengawasan sendiri memandang media sosial sebagai ruang publik.Dengan kemunculan konsekuensi sosial tersebut, penulis meminjam pemikiran Fuchs untuk perlunya pengawasan masyarakat sipil terhadap perusahaan internet, dan pembentukan dan dukungan platform alternative sebagai kontra pengawasan yang tidak simetris yang dilakukan oleh raksasa-raksasa digital seperti Facebook dan Google.
Mobile communication experience of students in exchange programs between Indonesia and the Philippines Wichitra Yasya; Titis Nurwulan Suciati; Gallen Ray Canillo; Rojean Patumbon; Chuking Pandia
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkk.v10i2.41460

Abstract

The use of technology and mobile communication became prevalent with the advent of the COVID-19 pandemic, where activities such as student exchange between two universities can be conducted virtually. Mobile communication, in this case, is related to communication using cellular devices based on computer technology, but also the characteristics of mobile communication itself, which is mobility or its ability to be used anywhere and at any time. The study aims to examine the lived experiences of mobile communication on undergoing student exchange programs between Indonesia and the Philippines. The study was conducted using the qualitative method with in-depth interviews as data collection. The research's informants are students from universities in Indonesia and the Philippines. Data were interpreted through a thematic analysis. The research found that mobile communication positively affected the students' learning and experience, mainly how it helps them continue their education despite being disrupted by the pandemic. However, poor connection, English skills, and language barriers affect their academic performance. Recommendations are put forward for further studies to focus on how the language barrier affected students' learning and behaviors on mobile communication. Another further study that can be done is to explore mobile communication through theories in virtual exchange. They are polymedia and affordance theories. Academic institutions should help and monitor students’ understandings that would help and allow the students to understand and learn more.