Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR DAN BIOMONITORING BERBASIS INDEKS FAMILI BIOTIK Sitti Nuraeni; Asma'ul Khusna HM; Andi Sadapotto
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.2.147-157

Abstract

Sungai Salima terletak di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin selalu terbuka untuk tujuan pendidikan, riset dan teknologi dan juga terbuka bagi masyarakat di sekitarnya. Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar hutan pendidikan tersebut dikhawatirkan dapat mengubah kualitas ekosistem sungai atau dapat menjadi gangguan yang bersifat antropogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga akuatik dan menilai kualitas perairan berdasarkan famili sebagai indikator dalam biomonitoring. Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan pada bagian hulu, tengah dan hilir Sungai Salima. Sampel serangga akuatik yang dikumpulkan diidentifikasi dan dianalisis. Pengamatan keanekaragaman, kekayaan dan kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode indeks Shannon-Wiener (H’) dan Hilsenhoff Family Biotic Index (HFBI). Indeks keanekaragaman serangga aquatik Sungai Salima dari hulu sampai hilir berkisar 2,04 - 1,11 (kategori sedang). Indeks kekayaan pada bagian hulu 1,05 tergolong kategori sedang dan pada bagian tengah sampai hilir masing-masing 0,61 dan 0,40 tergolong kategori rendah. Kualitas perairan Sungai Salima pada bagian hulu masih sangat baik (Nilai HFBI 3), sedangkan bagian tengah dan hilir termasuk kategori baik (nilai HFBI 4). Hasil penelitian ini akan menjadi data awal untuk penilaian perubahan lingkungan dari waktu ke waktu pada lokasi yang sama dan dapat digunakan untuk menilai implikasi atas akses yang berlebihan oleh masyarakat pada pemanfaatan hutan pendidikan.
Sosialisasi Pembentukan Kelompok Tani Perempuan; Bentuk Integrasi KKN Dengan Pembangunan Desa Di Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto Andi Sadapotto; Awaluddin Awaluddin; Zulkifli Djafar
Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020: Maret
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.869 KB) | DOI: 10.20956/jpmh.v1i1.9580

Abstract

Kegiatan KKN Tematik Desa Membangun adalah kegiatan KKN yang mengintegrasikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata oleh mahasiswa dengan penyelenggaraan pemerintahan desa. Program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN sinkron dengan program yang sudah direncanakan oleh pemerintah desa. Manfaat dari kegiatan KKN Tematik adalah terselenggaranya program pemerintah desa yang sudah direncanakan dalam RPJMDes dan yang ada di RKPDes. Program kerja berupa pendampingan, penyuluhan, sosialisasi, pendataan, penyelenggaraan. Salahsatu program kerja yang dilaksanakan adalah sosialisasi pembentukan kelompok tani perempuan. Tujuan utama dari program ini adalah Memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu akan pentingnya kesetaraan gender dan meningkatkan pendapatan desa. Kata Kunci : KKN Tematik Desa Membangun, Integrasi, Pembangunan Desa.
Commoning the State Forest: Crafting Commons through an Indonesian Social Forestry Program Haudec Herrawan; Nurhady Sirimorok; Munajat Nursaputra; Emban Ibnurusyd Mas'ud; Fatwa Faturachmat; Andi Sadapotto; Supratman Supratman; Yusran Yusran; Muhammad Alif K. Sahide
Forest and Society Vol. 6 No. 1 (2022): APRIL
Publisher : Forestry Faculty, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/fs.v6i1.10680

Abstract

Studies of the commons grew out of responses to Hardin's bleak prediction of “tragedy of the commons,” that without state intervention or privatization, any commons will eventually be destroyed by allegedly self-interested users. As such, the commons studies traditionally tend to demonstrate cases where common pool resources (CPR) can be sustainably managed by groups of people beyond the state and market interventions. This paper shows a case from Sulawesi, Indonesia, where a state social forestry program can create a space for the program beneficiaries to build a commons. Through fieldwork that involves participant observation and in-depth interviews with program extension workers and beneficiaries in two social forestry farmer groups, this study found that the program can stimulate beneficiary groups to build collective action in managing the state forest plots admitted to them and that the two groups are the only successful ones among 14 neighboring groups that are involved in the same program. The study also shows that the management of the state-sponsored commons requires extension workers with deep knowledge about local people and landscape, economic incentives, and the flexibility of the local state agency in bending the rules based on bottom-up demands. Therefore, the case study shows that, on the one hand, the state program can actually stimulate the creation of the commons. On the other hand, commoning seems to be the only way to ensure a successful social forestry program.