Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG P3HH24 DI HUTAN TANAMAN KPH SUKABUMI Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1025.7 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.2.157-169

Abstract

Pengeluaran kayu di areal hutan tanaman yang berbukit-bukit dengan ukuran kayu  relatif lebih kecil perlu mendapat perhatian khusus. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan telah membuat alat pengeluaran kayu dengan sistem kabel layang P3HH24 yang dirancang untuk mengeluarkan kayu pada areal berbukit. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi teknis dan finansial penggunaan alat pengeluaran kayu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume kayu yang dikeluarkan dan waktu kerja yang diperlukan berturut-turut berkisar dari 0,012 - 0,144 m3 (rata-rata 0,046 m3) dan 77,0 - 215,8 detik/rit (rata-rata 161,0 detik/rit). Produktivitas pengeluaran kayu bervariasi antara 1,665 - 8,018 m3/jam (rata-rata 3,562 m3/jam), dan biaya pengeluaran kayu adalah Rp 16.300/m3. Pengeluaran kayu dengan sistem kabel layang P3HH24 adalah layak secara ekonomi dengan Pay Back Periode = 1,39 tahun; NPV = Rp 75.175.045; IRR = 66,4%; dan B/C Ratio = 1,51.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN KERBAU DI JAMBI Dulsalam Dulsalam; Sukadaryati Sukadaryati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 3 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2001.19.3.147-164

Abstract

An investigation on productivity and log­skidding cost using buffalo (Bubalus bubalis) was carried out at the area of lnhutani V in Jambi in 1999. The objective is to get reliable information about such productivity and cost. Connected with this purpose, some related data as collected were i.e. volume of skidded log, skidding distance, skidding­working time, buffalo working time, feeding cost, operator cost, and equipment.Volumes of log which was skidded using buffalo ranged between 0.094 and 0.904 m3/tripwith an avverage of 0.484 m3/trip. Skidding distance using buffalo varied from 10 to 2­12 m with an average of 82 m. The working time varied from 11 to 83 minutes with an average of 30 minutes. The log skidding productivity ranged between 0.035 and 1.211 m3­hm/hour with an average of 0.338 m3­hmlhour. Log skidding costs using buffalo ranged between Rp 681 and Rp23.589 m3­hm with an average of Rp 4.375/m3­hm. It is suggested that volume of skidded log in each round trip and skidding distance be not more than 1 m3 and 250 m, respectively.
POTENSI DAN BIAYA PEMUNGUTAN LIMBAH PENEBANGAN KAYU MANGIUM SEBAGAI BAHAN BAKU SERPIH Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam; Osly Rachman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.4.327-337

Abstract

Pemanfaatan kayu di hutan sampai saat ini masih dirasakan belum optimal, terbukti masih tingginya limbah kayu dari kegiatan permanenan. Limbah yang terjadi dari pohon yang ditebang sampai dengan diameter batang minimum 15 cm adalah sebesar 57%. Oleh karena itu langkah-langkah pengelolaan hutan menuju zero waste perlu dilakukan. Salah satu cara untuk meningkatkan pemanfaatan hutan tanaman adalah memanfaatkan limbah penebangan hutan tanaman menjadi bahan baku serpih.            Penelitian potensi dan biaya pemungutan limbah penebangan kayu mangium (Acacia mangium) telah dilakukan di BKPH Parungpanjang, KPH Bogor pada tahun 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata potensi dan biaya pemungutan limbah penebangan kayu mangiu sebagai bahan balm serpih adalah 0,079 m3/pohon atau 15,4% dan Rp. 15.250/sm. Potensi limbah penebangan mangium sebagai bahan baku serpih yang layak diusahakan adalah sebesar 8,33 sm/ha atau 4,444 m3/ha. Sementara itu harga pokok limbah kayu mangium adalah sebesar Rp. 23.375/sm.Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam bentuk kebijakan yang dapat mendorong kembali masyarakat sekitar hutan untuk memanfaatkan limbah penebangan kayu dari hutan tanaman sebagai bahan baku serpih. Kebijakan tersebut berupa kemudahan dalam memperoleh limbah kayu dengan harga sesuai besarnya biaya eksploitasi dan menetapkan harga dasar serpih yang tidak terlalu tinggi. 
PENEBANGAN POHON YANG EFISIEN DENGAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL MINIMAL Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 2 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4092.96 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2002.20.2.95-105

Abstract

To accomplish natural forest sustainable. the Indonesian Selective Culling and Planting (ISCP) system is adopted for natural forest management and timber harvesting. Felling trees using controlled system, based on ISCP guidelines. is able to decrease the level of residual stand damage. An investigation on a more efficient treefelling with minimum residual stand damage was carried out at on logging company in Jambi in 2000. The object is to obtain information on working time. productivity offelling and residual stand damage.The investigation results revealed that the level of residual stand damage caused by conventionalfelling system ranged from 12 0-18.3% with an average of 15.3%. and by controlled system varied from 7. 7-12. 9% with an average of 9. 9%. Controlled harvesting system could decrease the residual stand damage of 5.4%. The productivity of conventional felling system ranged from 24.465-44.873 m3/hour with an average of 33.681 m3/hour. Productivity of controlled felling system varied from 16.883-35. 650 m3/hour with an average of 25.012 m3/hour. The productivity of controlled felling system was lower than conventional felling system. For ecological and sustainability reasons, controlled felling system is more promising. PENEBANGAN POHON YANG EFISIEN DENGAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL MINIMAL
PRODUKTIVITAS, EFISIENSI, DAN BIAYA PENEBANGAN SILVIKULTUR INTENSIF PADA SATU PERUSAHAAN DI KALIMANTAN TIMUR Dulsalam Dulsalam; Sukadaryati Sukadaryati; Yuniawati Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.388 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2018.36.1.1-12

Abstract

Saat ini, produksi kayu dan keanekaragaman hayati hutan alam di Indonesia semakin menurun. Sejak tahun 2005, Kementerian Kehutanan berupaya meningkatkan produksi kayu melalui sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) meliputi pengaturan penebangan, persiapan lahan, dan penanaman. Penelitian ini mempelajari produktivitas, efisiensi, dan pengusahaan hutan di Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas teknik penebangan secara konvensional berkisar antara 33,4 – 39,7 m3/jam dengan rata-rata 36,4 m3/jam, lebih tinggi dari teknik penebangan berdampak rendah yang berkisar antara 28,3 – 36,23 m3/jam dengan rata-rata 32,8 m3/jam. Efisiensi penebangan pada teknik penebangan secara konvensional bervariasi antara 84,3 – 88% dengan rata-rata 86,56% lebih rendah dari teknik penebangan berdampak rendah yang bervariasi antara 88,5 – 90,12% dengan rata-rata 89,36%. Biaya penebangan teknik penebangan secara konvensional bervariasi antara Rp 1.712 – Rp 2.023/m3 dengan rata-rata Rp 1.893/m3, lebih rendah dari teknik penebangan berdampak rendah yang berkisar antara Rp 1.884 – Rp 2.412/m3 dengan rata-rata Rp 2.104/m3. Teknik penebangan berdampak rendah pada sistem TPTII membutuhkan biaya tambahan dan menurunkan produktivitas, namun dapat meningkatkan efisiensi penebangan. Di samping itu, penebangan berdampak juga rendah dapat meningkatkan keuntungan sebesar Rp 321,57 juta setahun.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN TRAKTOR PERTANIAN YANG DILENGKAPI ALAT BANTU Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam; Djaban Tinambunan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9023.807 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.4.283-279

Abstract

Penelitian produktivitas dan biaya penyaradan kayu dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu dilakukan di hutan tanaman kayu mangium di KPH Bogor. Tujuannya adalah untuk mendapatkan inforrmasi teknis finansial tentang penyaradan kayu dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu. Data panjang dan diameter kayu yang disarad, waktu kerja dan biaya penyaradan dikumpulkan.Hasil penelitian penyaradan menggunakan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu sederhana mampu menyarad 3 batang/rit atau 2,075 m3.hm/jam. Traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu winch menghasilkan produktivitas penyaradan yang lebih baik, yaitu sebesar 2,328 m3.hm/jam. Biaya penyaradan dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu sederhana sedikit lebih rendah dibanding biaya penyaradan dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu winch. Disarankan bahwa alat bantu taktor pertanian perlu disempurnakan. Di samping itu penyaradan pada areal dimana penyaradan secara manual tidak mungkin dapat dilakukan, traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu dapat dijadikan salah satu alternatif.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN KERBAU DI JAMBI Dulsalam Dulsalam; Sukadaryati Sukadaryati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 3 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9089.651 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2001.19.3.147-164

Abstract

An investigation on productivity and log­skidding cost using buffalo (Bubalus bubalis) was carried out at the area of lnhutani V in Jambi in 1999. The objective is to get reliable information about such productivity and cost. Connected with this purpose, some related data as collected were i.e. volume of skidded log, skidding distance, skidding­working time, buffalo working time, feeding cost, operator cost, and equipment.Volumes of log which was skidded using buffalo ranged between 0.094 and 0.904 m3/tripwith an avverage of 0.484 m3/trip. Skidding distance using buffalo varied from 10 to 2­12 m with an average of 82 m. The working time varied from 11 to 83 minutes with an average of 30 minutes. The log skidding productivity ranged between 0.035 and 1.211 m3­hm/hour with an average of 0.338 m3­hmlhour. Log skidding costs using buffalo ranged between Rp 681 and Rp23.589 m3­hm with an average of Rp 4.375/m3­hm. It is suggested that volume of skidded log in each round trip and skidding distance be not more than 1 m3 and 250 m, respectively.
KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL, KETERBUKAAN LAHAN, PENGGESERAN TANAH DAN BIAYA PADA PENYARADAN TERKENDALI Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam; M Sinaga
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 5 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6941.624 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2002.20.5.379-399

Abstract

The trees have certain optimal ages to be harvested. Beyond those ages, the value of the trees tend to decline. Therefore, good harvesting plans must be created and then followed by refining to expedite forest sustainability. In reality, forest harvesting operation always cause ecological damage. It can not be avoided, but can be minimized. Log skidding as one element of the harvesting operations need to be controlled to decrease residual stand and soil damages.An investigation on residual stand damage, ground exposure, soil displacement and cost on controlled skidding was carried out at one logging company in Jambi in 2001. The objective of the investigation is to find out information about residual stand damage, ground exposure, soil displacement and cost on controlled skidding which could be useful for managing sustainable forest. The investigation results revealed that: (1) the averages of residual stand damage, ground exposure, top soil displacement, productivity, and cost on controlled skidding were 11.3%, 8.6%, 17.720 cm/10m skidding road, 23.886 m3-hm/hour and Rp 12.740/m3-hm, respectively while those averages on conventional skidding were 20.2%, 12.2%, 22.160 cm/10m skidding road, 30.996 m3-hm/hour and Rp 10,080/m3-hm, respectively; (2) controlled skidding can decrease 8.9% of residual stand damage: 3,6% of the degree of ground exposure; 4.44cm/10m road skidding of level of top soil displacement; (3) controlled skidding system increase the cost of Rp 2,660/m3-hm because the productivity of the system is lower than the conventional one. Nevertheless, for ecological and sustainability reasons in the long run, controlled skidding system is more promising and needs to beimplemented.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN TRAKTOR PERTANIAN TYPE FORD 5660 DI HUTAN TANAMAN SEMARAS, PULAU LAUT Dulsalam Dulsalam; Sukadaryati Sukadaryati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 1 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2002.20.1.35-54

Abstract

Investigation on assessing the productivity and cost of log-skidding using a farm tractor type Ford 5660 was carried out at the Semaras plantation forest under PT. lnhutani's concession situated in Pulau Laut (South Kalimantan) in 1999. The objective was to get appropriate and reliable information on the productivity and cost of log-skidding. The data collected were skidding-distance, working time, log volumes, purchasing- cost. and labor wage; and further, they were all incorporated for assessment.The results were: I). Log volumes skidded using the farm tractor ranged between 0.065 - 1.134 m3/ one- trip with an average of 0.434 m3/one- trip, while skidding-distance varied from 0.25 - 1.85 hm with an average of 0.937 hm, 2). Skidding time was in the range of 0.06 - 1. 14 hours/one-trip with an average of 0.23 hours/one-trip, 3). The productivity of log-skidding using the farm tractor recorded between 0.062 -6.086 m3-hm/hour with an average of 2.075 m3-hm/hour, while the cost of log-skidding was in the range of Rp 9,522/m3-hm - Rp 931,000/m3-hm with average at Rp 55.777/m3-hm. and 4). In implemanting the use of fram tractor for logskidding, the log volume and skidding-distance are suggested at about 1.2 m3 and 2 hm, respectively.
Proses Pengambilan Keputusan dalam Adopsi Inovasi Stimulan Organik Melalui Analisis Peran Pemangku Kepentingan Wa Ode Muliastuty Arsyad; Esti Rini Satiti; Sukadaryati Sukadaryati
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Publisher : Centre for Research and Development on Social, Economy, Policy and Climate Change

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.37 KB) | DOI: 10.20886/jakk.2019.16.1.1-10

Abstract

Wood vinegar-based stimulant is potential to be developed in Perhutani, therefore, the process of adoption is indispersable to be analyzed. This study aims at identifying the involved stakeholders and analysing the relationships among stakeholders in the policy of adopting stimulant innovation in Perhutani areas. Respondents are selected using a snowball sampling method. Stakeholder analysis is performed by using Interpretative Structural Modeling (ISM) while stakeholder relations analysis is carried out by classifying the relation into five categories: interaction, continuity, synergy, strength, and the presence or absence of conflicts. The results shows that the stakeholders involved in the stimulants innovation adoption policy are mostly in Quadrant IV or performs that Perhutani officials have legal authority in decision-making process. The pine tappers in Quadrant I implies that they have limited influence to stimulants innovation adoption policy but they have enormous interest in the management of pine forests. Academicians, researchers, forest rangers, forestry services officials and Ministry of Environment and Forestry officials are in Quadrant II. They play important role as intermediaries or facilitators and have considerable influence on decision-making process. Interaction, synergy and relationship continuity among stakeholders are well-established, except among researchers and academicians. Meanwhile, they could colaborate research with Perhutani.