Claim Missing Document
Check
Articles

ALTERNATIF PEMILIHAN JENIS BAHAN BAKU BIODIESEL DENGAN METODE ANALITIC NETWORK PROCESS (ANP) Teuku Yunirwan; Hasan Yudie Sastra; Syahrial Syahrial
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 16, No 2 (2018): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v16i2.1010

Abstract

Biodisel dianggap energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui secara terus-menerus, karena bersumber dari tumbuhan  dan minyak mikroorganisme oleaginous, seperti ; minyak biji Pohon Jarak Pagar (Jatropa Curcas), Ganggang (Algae), Khamir/Ragi (Yeast). Penelitian ini bertujuan untuk memilih sumber bahan baku biodiesel yang paling optimal dan bernilai ekonomis untuk dikembangkan. Metode pengambilan keputusan yang digunakan adalah Analitic Network Process (ANP), dengan enam kriteria untuk memilih bahan baku biodiesel yaitu kualitas dan ketersediaan bahan baku, karakteristik  lahan produksi, proses produksi, lingkungan hidup, faktor ekonomi dan pasar, dan faktor pemerintah. Hasil akhir menunjukkan bahwa bahan baku biodiesel dari minyak tanaman jarak pagar (Jatropa Curcas) merupakan sumber bahan baku yang paling potensi untuk dikembangkan dibandingkan dengan dua sumber bahan baku biodiesel lainnya yaitu Ganggang (Algae) dan Khamir/Ragi (Yeast).
Gastropoda test family of Neritidae as bioindicator to health status of mangrove forest Pulau Tunda Serang Banten, Indonesia Rika Anggraini; Syahrial Syahrial; Ita Karlina; Wandesi Mariati; Dandi Saleky; Yusyam Leni
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 1 (April 2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v8i1.3829

Abstract

Uji gastropoda famili Neritidae terhadap habitatnya di ekosistem mangrove dilakukan di dua stasiun pengamatan di Pulau Tunda Serang Banten pada Januari 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis gastropoda famili Neritidae terhadap kesehatan hutan mangrove Pulau Tunda Serang Banten. . Pengumpulan data kondisi gastropoda famili Neritidae dilakukan dengan menggunakan plot berukuran 1 x 1 m dan dipasang pada plot transek vegetasi mangrove berukuran 10 x 10 m, dimana transek garis dan plot vegetasi mangrove ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove bagian luar) dan tegak lurus terhadap garis pantai ke daratan.Kemudian keanekaragaman, dominansi, dan keseragaman gastropoda famili Neritidae dan hutan bakau Pulau Tunda Serang Banten dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Weaver. Indeks dominasi Simpson dan indeks keseragaman Shannon-Weaver. Sedangkan hubungan kerapatan gastropoda famili Neritidae dan kerapatan hutan bakau Pulau Tunda Serang Banten dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan gastropoda famili Neritidae lebih tinggi dan lebih banyak ditemukan di mangrove kerapatan tinggi. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang.Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove.Sedangkan hubungan kerapatan gastropoda famili Neritidae dan kerapatan hutan mangrove Pulau Tunda Serang Banten dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan gastropoda famili Neritidae lebih tinggi dan lebih banyak spesies ditemukan pada mangrove kerapatan tinggi. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove. Sedangkan hubungan kerapatan gastropoda famili Neritidae dan kerapatan hutan mangrove Pulau Tunda Serang Banten dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan gastropoda famili Neritidae lebih tinggi dan lebih banyak spesies ditemukan pada mangrove kerapatan tinggi. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove.
Rhizophoraceae family in North Rupat KKPD Mangrove Forest Riau Province - Part II. Demographic Structure, Density, Ecological Index and Spread Pattern Syahrial Syahrial; Erniati Erniati; Bengi Pratiwi; Muhammad Yulianda Satya Putra
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 1 (April 2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v8i1.3827

Abstract

Pemantauan dan pemahaman struktur ekologi mangrove famili Rhizophoraceae sangat penting untuk pengelolaan dan pelestarian lestari, dimana studi famili Rhizophoraceae dilakukan pada Juli 2018 di hutan mangrove KKPD Rupat Utara untuk dijadikan sebagai data dasar dalam evaluasi pengelolaan mangrove. , terutama dari anggota keluarga Rhizophoraceae. Pengumpulan data kondisi vegetasi mangrove pada famili Rhizophoraceae dengan menggambar garis transek dan plot yang tegak lurus dengan daratan, kemudian dilakukan observasi di tiga lokasi yaitu Desa Titi Akar, Pulau Babi, dan Desa Tanjung Medang. Untuk indeks ekologi, keanekaragaman famili Rhizophoraceae KKPD Rupat Utara tergolong rendah (rata-rata 0,91), dominasinya sedang (rata-rata 0,61), keseragaman tergolong tidak stabil (rata-rata 0,58) dan pola sebaran tergolong kelompok dengan indeks morisitas rata-rata 1,41.
Analisis Pengaruh Temperatur Stator terhadap Rugi-Rugi Daya Generator Unit 2 PLTP Kamojang Khusnul Yusran Taufik; Syahrial Syahrial
Jurnal Algoritma Vol 18 No 1 (2021): Jurnal Algoritma
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/algoritma/v.18-1.955

Abstract

Kenaikan temperatur lilitan stator dapat menyebabkan penurunan keandalan generator, sehingga peran sistem pendingin generator yang berfungsi untuk menjaga keandalan generator agar kenaikan temperatur lilitan stator tidak melampaui batas kemampuan generator. Metode pengukuran generator dengan menggunakan DCS. Hasil pengukuran beban, temperatur lilitan stator, temperatur inti stator, dan temperatur pendingin generator akan diolah dan dianalisis apakah besar perubahan beban akan berdampak pada kinerja generator dan besar temperatur masih berada di batas aman kelas isolasi. Berdasarkan hasil dari penelitian ini titik terendah pada temperatur lilitan 90,17 oC pada daya aktif 46 MW dan menghasilkan rugi tembaga 115,19 kW. Titik tertinggi pada temperature lilitan 105,83oC pada daya aktif 56,1 MW dan menghasilkan rugi tembaga 120,39 kW. Hasil pengukuran temperatur lilitan stator berada dibawah standar kelas isolasi yaitu 130°C.
PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN FIBER OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON PADA PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA Muhammad Fahmi; Nasaruddin Nasaruddin; Syahrial Syahrial
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bertambahnya aplikasi e-government serta kebutuhan komunikasi data berbasis teks, suara dan video pada pemerintah daerah menuntut tersedianya jaringan intranet berkapasitas bandwith yang besar. Pada Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, kebutuhan bandwith intranet untuk melayani 38 kantor adalah sebesar 3,314 Gbps. Gigabit Passive Optical Network (GPON) merupakan salah satu teknologi jaringan fiber optik yang mampu mentrasfer data hingga 2,48 Gbps, serta minim biaya modal (CAPEX) dan biaya operasional (OPEX). Penelitian ini merancang dan menguji kelayakan GPON pada pemerintah daerah tersebut. Perancangan menghasilkan bandwith intranet sebesar 4,96 Gbps, dengan nilai analisis Power Link Budget sebesar -26,24 dBm, Rise Time Budget sebesar 0,42927 ns, Signal to Noise Ratio sebesar 34,77 dB, dan Bit Error Rate sebesar 1,24x10-19.
PERANCANGAN ANTENA MICROSTRIP RECTANGULAR PATCH ARRAY 4 ELEMEN UNTUK APLIKASI LTE Muhammad Reza Syahputra; Syahrial Syahrial; Muhammad Irhamsyah
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 2, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat kesuksesan kinerja sebuah sistem atau bagian dari antena sangatlah penting. Untuk menentukan kinerja dari parameter, maka harus dilakukan analisis terhadap tingkat kesuksesan kinerja dari parameter antena microstrip rectangular patch array. Antena mikrostrip rectangular merupakan antena dengan bentuk patch persegi panjang. antena mikrostrip array merupakan pengembangan dari antena mikrostrip biasa yang terdiri dari beberapa elemen peradiasi yang membentuk suatu jaringan dan mendesain antena mikrostrip patch rectangular array empat elemen untuk aplikasi LTE 1.8 GHz. Dalam perancangan ini antena mikrostrip dibangun menggunakan bahan Epoxy fiberglass FR-4 dengan konstanta dielektrik (εr) = 4,5, ketebalan lapisan dielektrik (h) = 0,0016 m = 1,6 mm dan Loss tangent = 0,018. Teknik pencatuan yang akan digunakan adalah teknik Microstrip Line Feed. Perancangan dan simulasi menggunakan bantuan simulasi antena. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa perancangan antena mikrostrip dengan syarat VSWR 1 sampai 2, Return Loss -10 dB, gain 2 dBi dan pola radiasi omnidirectional. Pada frekuensi 1800 MHz didapatkan nilai return loss -26.680 dB, VSWR 1.097, Gain 6.787 dBi, Bandwidth 24.65 MHz dan pola radiasi omnidirectional. Dengan demikian antena dapat bekerja dengan baik
ANALISIS PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA ARRAY UNTUK APLIKASI WLAN 2,4 GHZ Ega Aulia Sarfina; Syahrial Syahrial; Muhammad Irhamsyah
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antena merupakan bagian penting dalam sistem komunikasi wireless. Antena mikrostrip array memiliki bandwidth dan gain yang lebih besar dibandingkan antenna mikrostrip tunggal. Pada penelitian ini membahas tentang bagaimana menghitung dan mendesain antena mikrostrip patch segitiga array untuk aplikasi WLAN 2,4 GHz. Antena mikrostrip ini dibuat menggunakan Bahan Epoxy fiberglass FR-4 dengan konstanta dielektrik (εr)=4,4, ketebalan lapisan dielektrik (h) = 1,6 mm dan loss tangent = 0,02. Teknik pencatuan yang digunakan adalah teknik Microstrip Line Feed. Perancangan dan simulasi menggunakan bantuan software Advanced Design System (ADS). Pada hasil penelitian, menunjukan perancangan antena mikrostrip patch segitiga array yang dilakukan sudah memenuhi syarat untuk diaplikasikan pada WLAN 2,4 GHz dengan syarat VSWR 1 sampai 2, return loss -9.54 dB. Kata Kunci— Antena, Mikrostrip Array, Patch Segitiga, ADS, WLAN.
STUDI KOMPARATIF MORFOLOGI MANGROVE Rhizophora apiculata PADA KAWASAN INDUSTRI PERMINYAKAN DAN KAWASAN NON INDUSTRI PROVINSI RIAU Syahrial Syahrial
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 11, No 1 (2019): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.628 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v11i1.8587

Abstract

Perbandingan morfologi populasi Rhizophora apiculata pada kawasan industri perminyakan dan kawasan non industri dilakukan di Provinsi Riau. Hal ini bertujuan sebagai dasar evaluasi terhadap pengelolaan mangrove di Provinsi Riau. Pengambilan sampel morfologi R. apiculata dilaksanakan pada bulan November – Desember 2014 di pesisir pantai Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan transek garis yang ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dengan arah tegak lurus garis pantai sampai ke daratan dan dibuat petak contoh dengan ukuran 10 X 10 m2. Sampel daun, buah dan bunga diambil secara acak berdasarkan petak contoh yang dibuat dan diawetkan dengan alkohol 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata morfometrik panjang buah tertingginya berada pada Stasiun 4 (22.97 mm), diameter buah pada Stasiun 1 (01.38 mm) dan panjang bakal daun pada Stasiun 2 (01.53 mm). Sementara panjang kelopak bunga, lebar kelopak bunga dan panjang gagang bunga tertingginya berada pada Stasiun 4 (01.36 mm; 00.67 mm dan 01.10 mm). Kemudian morfometrik panjang daun tertingginya berada pada Stasiun 4 (13.70 mm), lebar daun Stasiun 1 (04.89 mm), panjang tangkai daun Stasiun 3 (01.82 mm), diameter batang Stasiun 2 (15.14 cm) dan stomata yang terbanyak di Stasiun 2 (53.00). Selain itu, hasil analisis PCA memperlihatkan bahwa berbedanya morfologi populasi R. apiculata antara kawasan industri perminyakan dan kawasan non industri sangat dipengaruhi oleh logam berat Pb, pH, suhu dan DO perairan.
Desain dan Simulasi Encoder-Decoder Berbasis Angka Sembilan Untuk Transmisi Informasi Digital Bobby Yuhanda; Nasaruddin Nasaruddin; Syahrial Syahrial
Jurnal Buana Informatika Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Buana Informatika Volume 6 Nomor 3 Juli 2015
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jbi.v6i3.438

Abstract

Abstract. The development of information and communication technology is growing rapidly, particularly in the transmission of digital information. The process of transmitting digital information through the communication channel will be interferenced by noise, distortion and multipath fading so that the information is likely to experience an error or incorrect detection at the receiver, which can decrease the system performance. This research proposes the design and simulation of encoder-decoder based on the number nine to transmit digital information reliably and precisely. The goal of this research is to design and simulate the encoder decoder as a scheme of error detection and correction and to reduce bit error rate that occurs during the process of transmitting digital information. The research method uses design and computer simulation where the encoder-decoder is modeled mathematically, design is structured and a computer simulation is developed for the performance of encoder-decoder based on the number nine in the transmission of digital information. The result of this research shows that the proposed encoder-decoder can detect the errors transmission and correct the errors at receiver.Keywords: Digital information, encoder-decoder, coding scheme, and transmission information. Abstrak. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya dalam teknologi transmisi informasi digital. Proses transmisi informasi digital melalui kanal komunikasi akan mendapat gangguan seperti noise, distorsi, interferensi dan multipath fading. Sehingga informasi yang dikirim kemungkinan akan terjadi kesalahan atau salah deteksi pada penerima, yang menyebabkan penurunan kinerja dari sistem. Penelitian ini mengusulkan suatu desain dan simulasi encoder-decoder berbasis angka sembilan untuk transmisi informasi digital, yang mampu bekerja secara handal dan tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan mensimulasikan encoder-decoder berbasis angka Sembilan sebagai skema deteksi dan koreksi kesalahan serta mengurangi bit error rate yang terjadi pada saat proses transmisi informasi digital. Metode penelitian yang digunakan adalah perancangan dan simulasi komputer, dimana prosesnya adalah pemodelan secara matematis, perancangan encoder-decoder, pembuatan simulasi kinerja encoder-decoder berbasis angka sembilan untuk transmisi informasi digital. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa encoder-decoder yang diusulkan dapat mendeteksi kesalahan transmisi dan mengoreksi kesalahan pada penerima.Kata Kunci: Informasi digital, encoder-decoder, pengkodean kanal, transmisi informasi.
Analisis Pengaruh Temperatur Stator terhadap Rugi-Rugi Daya Generator Unit 2 PLTP Kamojang Khusnul Yusran Taufik; Syahrial Syahrial
Jurnal Algoritma Vol 18 No 1 (2021): Jurnal Algoritma
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/algoritma/v.18-1.955

Abstract

Kenaikan temperatur lilitan stator dapat menyebabkan penurunan keandalan generator, sehingga peran sistem pendingin generator yang berfungsi untuk menjaga keandalan generator agar kenaikan temperatur lilitan stator tidak melampaui batas kemampuan generator. Metode pengukuran generator dengan menggunakan DCS. Hasil pengukuran beban, temperatur lilitan stator, temperatur inti stator, dan temperatur pendingin generator akan diolah dan dianalisis apakah besar perubahan beban akan berdampak pada kinerja generator dan besar temperatur masih berada di batas aman kelas isolasi. Berdasarkan hasil dari penelitian ini titik terendah pada temperatur lilitan 90,17 oC pada daya aktif 46 MW dan menghasilkan rugi tembaga 115,19 kW. Titik tertinggi pada temperature lilitan 105,83oC pada daya aktif 56,1 MW dan menghasilkan rugi tembaga 120,39 kW. Hasil pengukuran temperatur lilitan stator berada dibawah standar kelas isolasi yaitu 130°C.