This Author published in this journals
All Journal Kreatif
Ul fah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EUFEMISASI SEBAGAI MEKANISME KEKERASAN SIMBOLIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH fah, Ul
Kreatif Vol 16, No 3 (2013)
Publisher : Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.922 KB)

Abstract

Abstrak : Kekerasan simbolik memang bukanlah sebuah kekerasan yang mudah dilihat wujudnya, namun sebenarnya bentuk kekerasan ini sangat mudah diamati. Hal itu sebenarnya ada dimana-mana, dalam dunia pendidikan, dengan berbagai wujud dan strategisnya. Konsep ini dikemukakan oleh Bourdieu, seorang sosiolog dari Prancis. Bourdieu menggunakan konsep ini untuk menjelaskan mekanisme yang digunakan kelompok elit atau kelompok atas yang mendominasi struktur sosial masyarakat untuk ‘memaksakan’ ideologi, budaya, kebiasaan, atau gaya hidupnya kepada kelompok kelas bawah yang mendominasinya. Rangkaian budaya ini oleh Bourdieu disebut juga habitus. Salah satu mekanisme yang digunakan oleh Bourdieu untuk menjelaskan kekerasan simbolik ini adalah mekanisme eufemisasi. Eufemisasi adalah mekanismen kekerasan simbolik yang tidak tampak dan bekerja secara halus. Tidak dikenali, dan berlangsung di bawah alam sadar. Bentuk-bentuk eufemisasi dapat berupa perintah,  pemberian bonus, kepercayaan,  dan larangan. Terjadinya kekerasan di sekolah dapat dirasakan karena adanya pola relasi simertis (tidak setara) antara guru dan siswa, siswa dan guru, dan antara siswa dengan siswa. kekerasan ini terjadi disebabkan oleh adanya relasi kekuasaan yang timpang dan hegemoni di mana pihak yang satu memandang diri lebih superior baik dari segi moral, etis, agama, atau jenis kelamin dan usia. Realistas di lembaga pendidikan, sering didengar banyak kata atau istilah untuk menggambarkan  bagaimana bentuk dari kekerasan ini yang tentunya juga tidak terlepas dari hubungan bahasa dan budaya yang sering terjadi dalam pembelajaran di kelas. Kata Kunci : Eufemisasi, Kekerasan Simbolik
EUFEMISASI SEBAGAI MEKANISME KEKERASAN SIMBOLIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH fah, Ul
Kreatif Vol 16, No 3 (2013)
Publisher : Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.922 KB)

Abstract

Abstrak : Kekerasan simbolik memang bukanlah sebuah kekerasan yang mudah dilihat wujudnya, namun sebenarnya bentuk kekerasan ini sangat mudah diamati. Hal itu sebenarnya ada dimana-mana, dalam dunia pendidikan, dengan berbagai wujud dan strategisnya. Konsep ini dikemukakan oleh Bourdieu, seorang sosiolog dari Prancis. Bourdieu menggunakan konsep ini untuk menjelaskan mekanisme yang digunakan kelompok elit atau kelompok atas yang mendominasi struktur sosial masyarakat untuk ‘memaksakan’ ideologi, budaya, kebiasaan, atau gaya hidupnya kepada kelompok kelas bawah yang mendominasinya. Rangkaian budaya ini oleh Bourdieu disebut juga habitus. Salah satu mekanisme yang digunakan oleh Bourdieu untuk menjelaskan kekerasan simbolik ini adalah mekanisme eufemisasi. Eufemisasi adalah mekanismen kekerasan simbolik yang tidak tampak dan bekerja secara halus. Tidak dikenali, dan berlangsung di bawah alam sadar. Bentuk-bentuk eufemisasi dapat berupa perintah,  pemberian bonus, kepercayaan,  dan larangan. Terjadinya kekerasan di sekolah dapat dirasakan karena adanya pola relasi simertis (tidak setara) antara guru dan siswa, siswa dan guru, dan antara siswa dengan siswa. kekerasan ini terjadi disebabkan oleh adanya relasi kekuasaan yang timpang dan hegemoni di mana pihak yang satu memandang diri lebih superior baik dari segi moral, etis, agama, atau jenis kelamin dan usia. Realistas di lembaga pendidikan, sering didengar banyak kata atau istilah untuk menggambarkan  bagaimana bentuk dari kekerasan ini yang tentunya juga tidak terlepas dari hubungan bahasa dan budaya yang sering terjadi dalam pembelajaran di kelas. Kata Kunci : Eufemisasi, Kekerasan Simbolik