Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENGAWETAN DENGAN TEKNIK INFUS DAN BANDAGE PADA POHON BALAM TERHADAP SERANGAN RAYAP KAYU KERING Evi Sribudiani; Esti Rini Satiti; Wa Ode Muliastuty Arsyad; Sonia Somadona; Ratih Damayanti; Djarwanto Djarwanto; Rudianda Sulaeman; Sulaeman Yusuf; Yusup Amin; Didi Tarmadi; Dwi Ajias Pramasari; Syafrinal Syafrinal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2021.39.2.65-73

Abstract

Saat ini keberadaan kayu jenis meranti merah, kulim dan mersawa sebagai bahan baku pembuat jalur  di Kabupaten Kuansing Provinsi Riau semakin langka, sedangkan kebutuhan kayu sebagai bahan pembuat jalur semakin tinggi. Oleh sebab itu diperlukan pemilihan jenis kayu alternatif yang memiliki persamaan sifat kuat dan awet dengan kayu jenis meranti merah, kulim, dan mersawa agar dapat memenuhi spesifikasi pembuatan jalur. Penelitian ini bertujuan mempelajari efektivitas pengawetan kayu balam dengan teknik infus dan bandage terhadap rayap kayu kering. Balam (Macaranga conifera Muell. Agr.) dipilih sebagai kayu alternatif untuk membuat jalur karena saat ini masih banyak ditemukan namun belum banyak dipakai untuk pembuatan jalur. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa jalur yang disimpan di darat mendapatkan serangan rayap kayu kering, sehingga diperlukan pengawetan jalur agar tidak terserang organisme perusak kayu (OPK) khususnya rayap kayu kering.  Pengawetan pohon berdiri dengan senyawa boron komplek dengan teknik infus dan bandage dipilih untuk meningkatkan kelas keawetan kayu balam. Pengujian ketahanan kayu terhadap serangan rayap kayu kering dilakukan sesuai metode SNI 7207-2014. Data diolah dengan menggunakan rancangan faktorial acak lengkap. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengawetan dengan teknik infus dan bandage berbeda nyata terhadap pengurangan berat dan mortalitas rayap. Pengamatan derajat serangan secara visual pada kontrol dan teknik infus  yaitu 40 (tahan) yang nilainya lebih rendah dibandingkan teknik bandage 70 (sedang). Mortalitas pada teknik infus lebih tertinggi yaitu 90,67% dibandingkan kontrol 86,08% dan bandage 61,75%. Teknik pengawetan dengan teknik infus menunjukkan kandungan boron yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik bandage.
PERANAN SISTEM TRIO TATA AIR TERHADAP KEBERHASILAN USAHATANIPADI SAWAH PASANG SURUT DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU - THE TRIO OF WATER MANAGEMENT SYSTEMS' ROLE ON THE SUCCESS OF TIDAL RICE FARMING IN INDRAGIRI HILIR, RIAU PROVINCE Syafrinal Syafrinal
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5592.284 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v5i2.16659

Abstract

AbstrakSistem trio tata air diterapkankan untuk mengatasi banjir di areal pertanaman dan sebagai penyediaan air untuk tanaman padi sawah pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sistem trio tata air terhadap keberhasilan usahatani padi sawah pasang surut di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Penelitian dilakukan dengan metode survei, teknik pengambilan sampel secara Multiple Cluster Sampling. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan model SEM (Structural Equation Modelling) dan pengolahan data memakai program LISREL 8.70. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sistem trio tata air berkontribusi terhadap pengendalian banjir di areal pertanian, menyediakan air untuk tanaman, menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi petani, serta memotivasi petani dalam penggunaan pupuk dalam kegiatan usahatani, sehingga mempunyai peranan untuk keberhasilan usahatani yang ditinjau dari tingkat produktivitas, keuntungan, dan serapan tenaga kerja.Kata kunci: keberhasilan usahatani, sawah pasang surut, sistem trio tata air.AbstractTrio of Water Management System has been implemented on planting area to overcome flooding and as a water sources for tidal rice fields. This study aims to know Trio of Water Management Systems Role on the success of tidal rice farming in Indragiri Hilir, Riau Province. Research conducted by survey, Multiple Cluster Sampling technique was used. SEM (Structural Equation Modelling) was used to analyze and LISREL 8.70 was used for data processing. Based on analysis result, it is known that Trio of Water Management System contributed on flood control of planting area, provide water for crops, creates a sense of security and comfort for farmers, and also motivate farmers to use fertilizer on farming, so that it's has role on the success of farming in terms of productivity, profitability, and labor absorption. Keywords : success of farming, tidal rice field, trio of water management systems.
Pengaruh pengawetan pohon berdiri terhadap sifat kimia dan mekanis Bintangur (Callophyllum soulattri) dan Balam (Macaranga conifera (Rch.f. & Zoll) Mull.Arg.) Dwi Ajias Pramasari; Sonia Somadona; Evi Sribudiani; Yusup Amin; Didi Tarmadi; Sulaeman Yusuf; Ratih Damayanti; Djarwanto Djarwanto; Wa Ode Muliastuty Arsyad; Esti Rini Satiti; Syafrinal Syafrinal; M. Mardhiansyah
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24111/jrihh.v13i2.6938

Abstract

Teknologi pengawetan kayu dengan metode infus dan bandage-wrapping pada pohon berdiri yang masih hidup merupakan metode baru dalam pengawetan kayu. Metode ini memiliki keunggulan dapat mengawetkan kayu berukuran besar secara mudah. Kayu utuh berukuran besar dibutuhkan untuk bahan baku pembuatan Jalur, yaitu, perahu tradisional khas daerah Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengawetan kayu pada pohon berdiri terhadap karakteristik kayu, terutama sifat kimia dan sifat mekanisnya. Masing-masing sebanyak dua pohon dari jenis kayu alternatif bahan baku pembuatan Jalur yaitu Bintangur (Callophyllum soulattri Burm.f.) dan Balam (Macaranga conifera (Rch.f. & Zoll) Mull.Arg) diawetkan menggunakan senyawa boron dengan metode infus dan bandage-wrapping. Sebagai kontrol, satu pohon dari masing-masing jenis juga ditebang dan diuji. Sampel kayu yang digunakan dibagi menurut posisi aksial pohon (pangkal, tengah, dan ujung) untuk diamati sifat kimia dan sifat mekanis dengan masing-masing tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi aksial mempengaruhi sifat kimia kayu Balam dan Bintangur secara siginifikan pada kadar lignin (30-36%) dan kadar alfa selulosa (48-52%). Secara umum, sifat mekanis yaitu Modulus of Rupture (MOR) dan Modulus of Elasticity (MOE) meningkat secara signifikan setelah diawetkan, kecuali pada Bintangur untuk metode bandage-wrapping. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan infus memberikan pengaruh nyata yang positif terhadap sifat kimia dan mekanis kayu Bintangur, sehingga pohon Bintangur yang telah diawetkan menggunakan metode infus dapat direkomendasikan sebagai alternatif bahan baku pembuatan Jalur.
EFEKTIVITAS PENGAWETAN DENGAN TEKNIK INFUS DAN BANDAGE PADA POHON BALAM TERHADAP SERANGAN RAYAP KAYU KERING Evi Sribudiani; Esti Rini Satiti; Wa Ode Muliastuty Arsyad; Sonia Somadona; Ratih Damayanti; Djarwanto Djarwanto; Rudianda Sulaeman; Sulaeman Yusuf; Yusup Amin; Didi Tarmadi; Dwi Ajias Pramasari; Syafrinal Syafrinal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2021.39.2.65-73

Abstract

Saat ini keberadaan kayu jenis meranti merah, kulim dan mersawa sebagai bahan baku pembuat jalur  di Kabupaten Kuansing Provinsi Riau semakin langka, sedangkan kebutuhan kayu sebagai bahan pembuat jalur semakin tinggi. Oleh sebab itu diperlukan pemilihan jenis kayu alternatif yang memiliki persamaan sifat kuat dan awet dengan kayu jenis meranti merah, kulim, dan mersawa agar dapat memenuhi spesifikasi pembuatan jalur. Penelitian ini bertujuan mempelajari efektivitas pengawetan kayu balam dengan teknik infus dan bandage terhadap rayap kayu kering. Balam (Macaranga conifera Muell. Agr.) dipilih sebagai kayu alternatif untuk membuat jalur karena saat ini masih banyak ditemukan namun belum banyak dipakai untuk pembuatan jalur. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa jalur yang disimpan di darat mendapatkan serangan rayap kayu kering, sehingga diperlukan pengawetan jalur agar tidak terserang organisme perusak kayu (OPK) khususnya rayap kayu kering.  Pengawetan pohon berdiri dengan senyawa boron komplek dengan teknik infus dan bandage dipilih untuk meningkatkan kelas keawetan kayu balam. Pengujian ketahanan kayu terhadap serangan rayap kayu kering dilakukan sesuai metode SNI 7207-2014. Data diolah dengan menggunakan rancangan faktorial acak lengkap. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengawetan dengan teknik infus dan bandage berbeda nyata terhadap pengurangan berat dan mortalitas rayap. Pengamatan derajat serangan secara visual pada kontrol dan teknik infus  yaitu 40 (tahan) yang nilainya lebih rendah dibandingkan teknik bandage 70 (sedang). Mortalitas pada teknik infus lebih tertinggi yaitu 90,67% dibandingkan kontrol 86,08% dan bandage 61,75%. Teknik pengawetan dengan teknik infus menunjukkan kandungan boron yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik bandage.