Pinky Saptandary
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dilema Perempuan Buruh Migran Dalam Pemenuhan Hak dan Kewajiban pada Keluarga Pinky Saptandary
Respons: Jurnal Etika Sosial Vol 22 No 02 (2017): Respons: Jurnal Etika Sosial
Publisher : Center for Philosophy and Ethics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/respons.v22i02.452

Abstract

ABSTRAK: Perempuan buruh migran memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan keluarga. Namun, walaupun berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, ada risiko besar yang mereka hadapi. Hasil kajian menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap mereka masih rendah, begitu juga akses mereka pada informasi dan bantuan dalam program pemberdayaan masyarakat.Tulisan ini bertujuan mengungkapkan beberapa permasalahan etika dan hak asasi manusia (HAM) yang dialami perempuan buruh migran. Konstruksisosial budaya dalam hegemoni patriarki menempatkan mereka tetap sebagai liyan, sebagaimana ditunjukkan oleh Simone de Beauvoir. Kebijakan Pemerintahuntuk perlindungan dan pemberdayaan perempuan buruh migran juga cenderung meliyankan mereka. Inilah permasalahan dan tantangan yang harus dikritisi agar hak perempuan buruh migran dapat terpenuhi, dan mereka tidak terjebak dalam dilema pemenuhan hak dan kewajiban terhadap keluarga. Program pemberdayaan harus berangkat dari pengalaman konkret perempuan sendiri.KATA KUNCI: hak dan kewajiban, perempuan sebagai liyan, ketahanan keluarga.
Dilema Perempuan Buruh Migran Dalam Pemenuhan Hak dan Kewajiban pada Keluarga Pinky Saptandary
Respons: Jurnal Etika Sosial Vol 22, No 02 (2017): Respons
Publisher : Respons: Jurnal Etika Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.87 KB)

Abstract

ABSTRAK: Perempuan buruh migran memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan keluarga. Namun, walaupun berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, ada risiko besar yang mereka hadapi. Hasil kajian menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap mereka masih rendah, begitu juga akses mereka pada informasi dan bantuan dalam program pemberdayaan masyarakat.Tulisan ini bertujuan mengungkapkan beberapa permasalahan etika dan hak asasi manusia (HAM) yang dialami perempuan buruh migran. Konstruksisosial budaya dalam hegemoni patriarki menempatkan mereka tetap sebagai liyan, sebagaimana ditunjukkan oleh Simone de Beauvoir. Kebijakan Pemerintahuntuk perlindungan dan pemberdayaan perempuan buruh migran juga cenderung meliyankan mereka. Inilah permasalahan dan tantangan yang harus dikritisi agar hak perempuan buruh migran dapat terpenuhi, dan mereka tidak terjebak dalam dilema pemenuhan hak dan kewajiban terhadap keluarga. Program pemberdayaan harus berangkat dari pengalaman konkret perempuan sendiri.KATA KUNCI: hak dan kewajiban, perempuan sebagai liyan, ketahanan keluarga.