Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Analisis Total Productive Maintenance Mesin Wrapping Line 4 Menggunkan Overall Equipment Effectiveness dan Six Big Losses di PT XY, Cirebon - Jawa Barat Ayu Anggraeni Sibarani; Katon Muhammad; April Yanti
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 7 No 02 (2020): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Desember 2020
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v7i2.425

Abstract

PT. XY merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan, yaitu mie instan. Permasalahan yang dijumpai pada PT XY, yaitu seringnya salah satu mesin produksi mie instan berhenti beroperasi karena terjadinya breakdown. Mesin yang sering mengalami breakdown tersebut adalah mesin Wrapping Line 4 yang merupakan mesin pengemasan untuk produk cup noodle. Hal ini menyebabkan terjadinya waktu henti mesin yang cukup lama sehingga target produksi tidak tercapai. Salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan Total Productive Maintenance (TPM) yang diukur melalui Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE), menghitung nilai faktor Six Big Losses dan mengetahui akar penyebab masalah yang dominan dari faktor Six Big Losses dengan fishbone diagram. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai OEE pada mesin wrapping line 4 berada di bawah standar internasional, yaitu sebesar 78,03%. Faktor dominan yang menyebabkan rendahnya efektivitas mesin, yaitu quality defect losses sebesar 63,54% dan speed losses sebesar 24,87%.
Penentuan Mitigasi Risiko pada Rantai Pasok IKM Manufaktur Tigar Putri Adhiana; Ayu Anggraeni Sibarani
Matrik : Jurnal Manajemen dan Teknik Industri Produksi Vol 21 No 1 (2020)
Publisher : Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/matrik.v21i1.1155

Abstract

Risiko dalam rantai pasok muncul sebagai peristiwa apa pun yang dapat memengaruhi gerakan aliran material mulai dari pemasok sampai konsumen dan mengganggu aliran material yang direncanakan. Maka dari itu untuk menunjang kelancaran proses produksi perlu dilakukan identifikasi risiko kemudian selanjutnya dilakukan mitigasi risiko. Sehingga dapat dilakukan pengelolaan terhadap risiko-risiko rantai pasok yang kemungkinan akan muncul pada saat produksi. Penelitian ini dilakukan di IKM X yang merupakan salah satu IKM produksi knalpot terbesar di Kabupaten Purbalingga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko yang ada pada IKM X dan merumuskan strategi mitigasi risiko. IKM sebagai usaha yang ukuran bisnisnya tidak terlalu besar sangat rentan terkena risiko pada rantai pasoknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode House of Risk (HOR). Hasil identifikasi risiko diperoleh 27 risk event dan 17 risk agent. Sedangkan dalam perumusan strategi mitigasi diperoleh 10 rancangan mitigasi risiko.
Analisis Postur Kerja Posisi Memanjat pada Petani Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Rani Aulia Imran; Ajeng Dian Purnamasari; Ayu Anggraeni Sibarani
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v3i2.709

Abstract

Banyumas adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memproduksi lebih dari 20.000 ton produksi gula aren per tahun dan menempati posisi pertama agroindustri jenis pengolahan di Banyumas. Jumlah petani gula aren (penderes) pada tahun 2017 adalah 20.293 petani. Namun, jumlah petani ini terus berkurang karena pekerjaan sebagai penderes memiliki resiko kerja dan keselamatan dari petani belum terjamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis postur kerja petani gula aren saat memanjat pohon kelapa. Rekaman video proses pengambilan nira dari 48 data sekunder dikumpulkan. Setiap posisi representatif berdasarkan gait sequence memanjat dianalisis untuk mengidentifikasi postur memanjat dan tinjauan literatur untuk referensi. Evaluasi postur menggunakan REBA dan dihitung skor resikonya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam posisi memanjat pohon memiliki risiko sangat tinggi dari pendekatan postur kerja dengan nilai skor 8 sampai 11, dan perlu adanya implementasi perubahan. Nilai skor REBA terbesar yakni 11 terjadi pada postur foot flat (10%) dan midswing (80%). Penelitian selanjutnya diperlukan untuk mengevaluasi sistem muskuloskeletal yang berkontribusi dalam kegiatan memanjat pohon dan rekomendasi untuk mengurangi risiko kerja, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan petani gula aren.
Penataan Kembali Fasilitas pada CV X dengan Computerized Relative Allocation Of Facilities Technique Ayu Anggraeni Sibarani; Rasyid Arya Reswara Putra; Faiz Khoeril Anam; Nadia Illiyastia; Anggis Prasita Wahyu Pangesti; Suprianto Suprianto
Dinamika Rekayasa Vol 19, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Februari 2023
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2023.19.1.550

Abstract

CV. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peralatan rumah tangga, seperti sapu sorgum. Saat ini, kondisi line produksi yang terdapat pada perusahaan tersebut belum optimal dikarenakan terdapat beberapa tata letak stasiun kerja yang belum sesuai sehingga memicu adanya aliran bolak balik pada proses produksi. Oleh karena itu, untuk memperoleh tata fasilitas yang baik dan memperoleh jarak material handling yang efektif, maka diperlukan proses re-layout guna mengatasi permasalahan tata letak pada CV. X. Metode yang digunakan untuk re-layout adalah metode Computerized Relative Allocation of Facilities Technique (CRAFT). Metode CRAFT digunakan untuk menemukan rancangan tata letak yang lebih efektif dan efisien serta untuk meminimalkan ongkos material handling. Terdapat dua usulan tata letak yang diperoleh, yaitu pada tata letak 1 menghasilkan total biaya sebesar Rp 20.448 (dalam ribuan), sedangkan tata letak 2 menghasilkan total biaya sebesar Rp 20.448 (dalam ribuan). Sehingga tata letak usulan terbaik adalah tata letak usulan ke-2.
USULAN PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING DAN BLOCPLAN PADA PRODUK CUTTING STEEL PIPE DI CV. ANUGRAH JAYA SEJAHTERA CILEUNGSI: Perancangan Tata Letak Fasilitas Silmi Saffanah Sadjugo; Rani Aulia Imran; Ayu Anggraeni Sibarani
JURNAL REKAYASA SISTEM INDUSTRI Vol 8 No 2 (2023): (Mei 2023)
Publisher : Universitas Putera Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33884/jrsi.v8i2.6625

Abstract

Facility layout is a procedure for establishing factory facilities to support the smooth running of a production process. CV. ABC is an automotive manufacturing industry that produces cutting steel pipe products, part of motorcycle spare parts. This study aims to design a new facility layout for the production of cutting steel pipe products to minimize the distance of material movement and the moment of movement, as well as the company's desire to increase production targets by adjusting machine requirements. In designing the layout of this proposed facility using the BLOCPLAN algorithm software. Based on the calculation of machine requirements the measurement process lacks 1 person, the cutting process in the automatic machine section lacks 2 machines, while for the Manual machine section lacks 1 machine. The Manual cutting process, there is a shortage of 1 machine. A quality control and packing on automatic machines require 1 person and 3 people. Meanwhile, packing in the Manual machine section requires as many as 2 people. Material transfer distance between departments is calculated using the rectilinear method. The moment of material movement is calculated by multiplying the displacement distance by the frequency. The total distance of material movement in the existing layout results in 148.2 meters with a displacement moment of 18981.3 meters per month. Meanwhile, the redesign using the BLOCPLAN algorithm software resulted in a total material transfer distance of 110.88 meters with a displacement moment of 15621.21 meters per month.
Analisis Cacat Produk pada Proses Pengelasan Pipa Penstock (Studi Kasus: PT. XYZ) Katon Muhammad; Fadhila Rifda Azka Syailendri; Ayu Anggraeni Sibarani
SPECTA Journal of Technology Vol. 4 No. 3 (2020): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.23 KB) | DOI: 10.35718/specta.v4i3.225

Abstract

Bidang hidromekanikal merupakan bidang yang cukup kompleks untuk digeluti sebagai bidang usaha. Objek dari studi kasus pada penelitian ini adalah perusahaan yang menjadi kontraktor bangunan hidromekanikal dan komponennya seperti bendungan, pintu air, dan lainnya dari mulai proses pembuatan atau produksi komponen, perakitan, pengujian hingga instalasi di lapangan. Dengan sistem produksi engineering to order pada perusahaan, rana kualitas produk cukup signifikan untuk memenuhi permintaan customer. Produk yang memiliki cacat (defect) memang ada beberapa yang dapat diperbaiki, tetapi hal itu membuat cost perusahaan bertambah banyak untuk pengerjaan ulang dan membutuhkan waktu produksi lebih lama. Dari hal ini dapat diketahui pentingnya perbaikan dan pengendalian kualitas pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya cacat pada proses pipa penstock. Mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisis penyebab terjadinya cacat pada pengelasan proses pipa penstock dan Mengetahui improvement apa yang dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan kualitas pengelasan pipa penstock. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Six Sigma di mana metode ini berfokus terhadap permasalahan kualitas produk dan dapat digunakan untuk dapat melakukan perbaikan pada proses produksi dan dapat menanggulangi terjadinya cacat produk. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa cacat las yang paling signifikan terdapat pada pipa penstock adalah porosity dan slag inclusion dengan persentase kumulatifnya sebesar 98,5%. Didapatkan pula nilai sigma dengan DPMO sebesar 73.430,49 adalah 2,951 σ. Rekomendasi untuk dapat menanggulangi cacat produk dibuat untuk dapat menanggulangi agar cacat produk yang ada nantinya dapat diminimasi.
Analisis Line Balancing Produksi Kain Grey Pada Perusahaan Textile Ayu Anggraeni Sibarani; Rizky Ramdhani Dewanto; Firdhani Faujiyah
JTI: Jurnal Teknik Industri Vol 9, No 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jti.v9i2.12817

Abstract

PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang memproduksi kain grey. PT ABC mengalami kendala karena dalam proses produksi kain grey terdapat perbedaan waktu pengerjaan yang tinggi untuk setiap workstation di lantai produksi. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya bottleneck yang menyebabkan PT ABC terlambat memenuhi permintaan dari pelanggan. Masalah ini dapat diatasi dengan line balancing. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan keseimbangan antara stasiun kerja dalam proses produksi kain grey dan memberikan usulan line balancing yang dapat meningkatkan kecepatan produksi untuk setiap stasiun kerja di lantai produksi. Pada penelitian ini analisis line balancing dilakukan dengan Largest Candidate Rule dan Rank Positional Weight. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan kondisi aktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Largest Candidate Rule memberikan hasil yang terbaik,  yaitu jumlah workstation berkurang yang semula dari 6 menjadi 4, efisiensi lintasan  sebesar 71.77%, balance delay sebesar 28.23%, waktu idle sebesar 91.05 menit, dan smoothing indeks sebesar 54.3. Kata Kunci: Line balancing, Largest Candidate Rule, Ranked Positional Weight, Bottleneck
Feasibility Analysis of “KAOSI” the Graphic Art T-shirt Ayu Anggraeni Sibarani; Indro Prakoso; Dewi Tria Setyaningrum; Sri Ambarwati
JIE Scientific Journal on Research and Application of Industrial System Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/jie.v8i2.4304

Abstract

A business feasibility analysis is necessary to conduct to determine whether a business is viable and to enhance its quality and quantity. The analysis included (1) technical, (2) marketing, (3) management and organizational, and (4) financial. This study uses a business feasibility analysis to determine the viability of new MSME businesses named KAOSI. Based on the research conducted, it has been determined that the KAOSI is considered feasible because it meets the following criteria: (1) technical aspect, such as operating in a strategic location; (2) marketing aspect, such as having a unique selling proposition that is not currently held by any competing products; (3) financial aspect, KAOSI has a business NPV value of IDR 4,158,829.4, an IRR value of 40,9%, a PP value of 1.79 years, and a PI value of 1.98, which indicates that this business is financially feasible. However, in terms of management and organization, only the management aspect can be met by KAOSI, its organizational structure is deemed impractical due to its management's extensive responsibilities.
Analisis Efisiensi Lintasan Produksi Tahu Dengan Metode Ranked Positonial Weight di Pabrik Tahu XYZ Ayu Anggraeni Sibarani; Bilqis Adilah Yudityaningsih; Fanny Mulya Kirana; Rafi Triyanto; Reina Stevani Putri; Rasyad Nursyaban Asshafly
Dinamika Rekayasa Vol 19, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2023
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2023.19.2.1399

Abstract

Penelitian ini membahas pengaturan line balancing pada Pabrik Tahu XYZ menggunakan metode ranked positional weight. Metode pengamatan dilakukan secara langsung melalui proses observasi dan wawancara untuk mendapatkan data pengamatan. Data yang telah diperoleh kemudian akan diolah untuk mendapatkan nilai idle time, line efficiency, balance delay, smoothness index dan jumlah stasiun usulan. Berdasarkan perhitungan data didapatkan nilai line efficiency awal sebesar 63,07%, balance delay 36,93%, smoothness index 51,729 dengan total idle time 421,2 menit untuk 11 stasiun. Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan dengan menghitung jumlah stasiun maksimal, maka didapatkan nilai line efficiency, balance delay, serta smoothness index, secara berturut sebesar 76,07%, 23,93%,  36,40, dan idle time sebesar 121,22 menit dengan jumlah stasiun sebanyak 6 stasiun. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan efisiensi pada line balancing yang terdapat pada pabrik tahu tersebut.
Analisis dan Peningkatan Kinerja Mesin Bubut Menggunakan Failure Mode Effects Criticality Analysis di Bengkel XYZ Yogi Purnomo; Ayu Anggraeni Sibarani; Indro Prakoso
Dinamika Rekayasa Vol 19, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2023
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2023.19.2.1425

Abstract

Bengkel XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi dan memperbaiki produk komponen. Bengkel XYZ sering menghadapi masalah downtime sehingga aktivitas produksi menjadi terhambat dan menyebabkan tertundanya pengiriman pesanan konsumen. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) menunjukan terdapat mesin bubut  yang memiliki nilai OEE dibawah 85%, yang berarti kinerjanya belum baik berdasarkan standard yang ditetapkan oleh Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM), yaitu pada mesin bubut IK, mesin bubut IIS, dan mesin bubut IIIS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh mesin bubut yang memiliki kinerja belum baik menggunakan failure mode effect and criticality analysis (FMECA). Hasil analisis identifikasi FMECA menunjukkan: (1) pada mesin bubut IK potential failure modes terdapat 1 kategori tolerable dan 8 kategori unacceptable memiliki critical priority tertinggi, yaitu ketidak-presisian pada chuck dengan nilai RPN sebesar 900, (2) pada mesin bubut IIS potential failure modes terdapat 1 kategori tolerable dan 7 kategori unacceptable memiliki critical priority tertinggi yaitu kerusakan pada main bearing dan kerusakan pada gearbox dengan nilai RPN a sebesar 900, (3) pada mesin bubut IIIS potential failure modes terdapat 2 kategori tolerable dan 9 kategori unacceptable dengan critical priority tertinggi, yaitu kerusakan pada internal dinamo motor memiliki nilai RPN 900. Perbaikan yang dilakukan Bengkel XYZ adalah dengan membuat perencanaan perawatan mesin bubut, standar kebersihan mesin, tanggung jawab bagi operator, dan pelatihan bagi operator serta untuk mempertahankan kondisi mesin agar tetap terkontrol dapat melakukan daily checklist untuk memeriksa keadaan mesin