Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Teknik Pengisian Ulang Baterai Alkaline Nonrecharable Bekas Untuk Memperpanjang Umur Pemakaian I Nyoman Wahyu Satiawan; Supriono Supriono; Ida Bagus Fery Citarsa; I Made Budi Suksmadana; Warindi Warindi
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN 2021: Special Issue, Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v0i0.249

Abstract

Alkaline battery is one type of battery that is designed for single use. As a result, there is a lot of waste or alkaline battery waste. To reduce the impact of alkaline battery waste, it is deemed necessary to conserve batteries, namely by extending their service life, thereby delaying the battery to become waste. The easy way is to recharge the battery so that it can be used again. Although alkaline batteries are disposable batteries, from the characteristics of the electrochemical reactions it can be seen that the chemical reactions can be reversed so that there is a possibility that the batteries can be recharged. Some of the limitations in recharging include the condition of the battery, recharging strategy, the limit on the number of charging cycles and the capacity of the battery when it is recharged. This paper discusses the procedure for conserving used alkaline batteries to increase the use time and at the same time reduce the negative impact of battery waste on the environment. The stages of the battery charging experiment are: 1) detecting the quality of used alkaline batteries, 2) determining the proper way of recharging and 3) estimating the number of safe recharge cycles before being recycled. The experimental results show that: 1) the detection of rechargeable batteries can be carried out by the short initial charge method and checking whether there is an increase in battery capacity, 2) the combined method of constant voltage and constant current is the fastest and safest way to recharge alkaline batteries, 3) the average alkaline battery can be recharged up to 8 times. 
TEKNIK PENGISIAN ULANG BATERAI ALKALINE NONRECHARGABLE BEKAS UNTUK MEMPERPANJANG UMUR PAKAI Warindi Warindi; I Nyoman Wahyu Satiawan; Supriono Supriono; Ida Bagus Fery Citarsa; I Made Budi Suksmadana
DIELEKTRIKA Vol 8 No 2 (2021): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v8i2.285

Abstract

Baterai alkalin merupakan salah satu jenis baterai yang didesain untuk sekali pakai. Akibatnya limbah baterai tersebut banyak. Untuk mengurangi dampak limbah baterai dirasa perlu adanya konservasi baterai yaitu dengan memperpanjanag usia pakainya, sehingga menunda baterai tersebut menjadi limbah. Cara mudahnya adalah mengisi ulang baterai agar dapat digunakan kembali. Walaupun baterai alkaline merupakan baterai yang sekali pakai, namun dari karakteristik reaksi elektrokimianya terlihat bahwa reaksi kimia tersebut dapat dibalik sehingga terdapat kemungkinan bahwa baterai dapat diisi ulang. Beberapa batasan dalam pengisian ulang diantaranya menyangkut kondisi baterai, strategi pengisian ulang, batas jumlah siklus pengisian dan kapasitas baterai saat diisi ulang. Penelitian ini membahas prosedur konservasi baterai alkalin bekas untuk meningkatkan umur pakai yang sekaligus mengurangi dampak negatif limbah baterai terhadap lingkungan. Hasil experimen menunjukkan bahwa metode gabungan tegangan konstan dan arus kontan adalah yang paling cepat dan aman dalam mengisi ulang batere alkaline, dan rata-rata batere alkaline dapat diisi ulang hingga 8 kali.
Distribution of Electrical Conductivity in Mammalian Muscle Tissue Model on Exposed to a Pulsed Electric Field warindi warindi
PROtek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 4, No 1 (2017): PROtek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.799 KB) | DOI: 10.33387/protk.v4i1.353

Abstract

Biological cells has natural characteristic to isolate subtances between outside and inside cell by using its membranes. By applying pulsed electric field, membrane pores can be formed that facilitates the introduction of small foreign materials into cells. The success of this technique can be determined by observation of conductivity changes. The equivalent conductance can be measured but the unhomogeneous electric field results unhomogeneous conductance. The aim of this research is to compute conductivity distribution on a specific biological tissue (e.g. mammalian muscle tissue) that being electrically pulsed. The tissue is modeled as conductive medium due to its conductivity dominant. The medium as a system of electrocondusive, modeling of this system leads to get a model in the form of partial different equation problems. A finite element method is used as a tool to solve the problem. The final simulation result are graphical presentations showing the conductance. It is also shown that the intensity of the field is higher in the location near electrode and smaller in remote location. Then, electrical conductivity, derived from electric field exposure is then can be computed. It is shown that needle electrodes exibit inhomogeneous conductivity distribution. A large increase of conductivity occurs surrounding both electrodes and much smaller increase on other location. A larger conductivity change means more number and size of pores are produced. In practical aspect, the result can be further developed for designing in-vivo pulsed electric field applications
SINKRONISASI GENERATOR DENGAN PENGENDALI BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 I Made Ari Nrartha; Sultan .; Agung Budi Muljono; I Made Ginarsa; Warindi Warindi
DIELEKTRIKA Vol 7 No 1 (2020): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v7i1.227

Abstract

Generator yang masuk ke sistem jala-jala listrik harus melalui proses sinkronisasi. Syarat sinkronisasi adalah generator dan jala-jala sistem harus mempunyai urutan fase yang, maginitud tegangan setiap fase, dan frekuensi yang sama. Diperlukan pengaturan otomatis prime mover dan sistem eksitasi generator untuk memenuhi syarat sinkronisasi. Pengaturan ini mengusulkan pengaturan otomatis prime mover dan sistem eksitasi menggunakan penyearah terkendali dari sumber tegangan AC konstan ke teganagn DC variabel. Pengaturan berbasis Arduino Mega untuk mengolah hasil pengukuran sensor tegangan dan sensor frekuensi dari generator dan jala-jala listrik. Selisih hasil pengukuran sensor-sensor tersebut sebagai dasar pengaturan prime mover dan sistem eksitasi. Arduino mega mengirim sudut penyalaan untuk pengaturan prime mover dan sistem eksitasi ke arduino pro mini pada modul penyearah terkontrol untuk prime mover dan sistem eksitasi. Hasil penelitian menunjukkan pengaturan kecepatan prime mover menghasilkan perubahan frekuensi generator dengan kenaikan 1 rpm menghasilkan kenaikan 0,0352 Hz. Pengaturan tegangan eksitasi menghasilkan perubahan tegangan Vrms generator dengan kenaikan 1 volt tegangan eksitasi menghasilkan kenikan tegangan generator sebesar 4.0427 volt. Kondisi sinkron yang ditunjukkan oleh sinkronoskop, selisih tegangan dan frekuensi generator dengan jala-jala listrik tiga fase yang ditampilkan LCD modul sinkronisasi adalah sebesar 0,13% untuk selisih tegangan dan sebesar 0,12% untuk selisih frekuensi.
PENGARUH DURASI PENYIMPANAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR Ndaru Wijaya; Hendra Setiawan; Warindi Warindi
DIELEKTRIKA Vol 8 No 2 (2021): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v8i2.276

Abstract

Terjadinya penumpukan minyak bekas transformator menyebabkan berbagai masalah, misalnya tercemarnya lingkungan dan tidak adanya pemanfaatan kembali. Saat ini harga minyak transformator yang terbilang mahal. Sedangkan di beberapa gudang PLN terdapat minyak transformator yang tidak pernah digunakan bahkan sampai bertahun-tahun. Disini penulis ingin melakukan pengujian sampel minyak tansformator bekas penyimpanan yang terdapat di gudang PLN Klaten untuk di uji tegangan tembusnya, sehingga apabila hasil pengujian tegangan tembusnya di atas 30 kV maka minyak bekas transformator tersebut masih layak digunakan kembali. Pengujian ini dilakukan dengan 2 cara sesuai dengan standar IEC-156 untuk mengetahui pengaruh lama waktu penyimpanan terhadap tegangan tembus minyak transformator. Sampel yang digunakan merupakan minyak transformator 20kV/400 V dengan variasi waktu penyimpanan 3,4,5,6,8,9,10,dan 11 tahun. Jarak sela elektroda yang digunakan 2,5 mm. Pengujian nilai tegangan tembus berpedoman pada standar IEC-422:1989 adalah minyak yang berumur 3,4,5,6,8,9 tahun penyimpanan yaitu dengan nilai tegangan tembus minimal 30 kV untuk tegangan dibawah 70 kV.
PENGEMBANGAN SISTEM DATA AKUISISI DAN PEMANTAUAN BERGERAK FAKTOR PEMBANGKITAN PANEL SURYA PADA SUATU DAERAH TERPENCIL Hery Teguh Setiawan; Dwi Novianto; Risky Via Yuliantari; Warindi Warindi
DIELEKTRIKA Vol 8 No 1 (2021): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v8i1.261

Abstract

Energi surya merupakan sumber energi terbarukan yang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Namun selama ini pemanfaatan energi surya tersebut masih bersifat sektoral dan belum terencana secara efektif dan efisien. Untuk merencanakan suatu sistem pembangkit tenaga surya perlu diketahui factor pembangkitan panel atau Panel Generation Factor (PGF) yang mencerminkan potensi energi surya yang spesifik tergantung kondisi geografis suatu daerah. Penentuan PGF dapat dilakukan secara analitik atau eksperimental. Pengukuran eksperimental memberikan data yang lebih akurat tentang nilai PGF suatu daerah tetapi membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih besar dalam implementasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai PGF spesifik di suatu wilayah secara eksperimental, yaitu dengan menggunakan sistem data akuisisi dan pengamatan bergerak (mobile) jarak jauh. Hasil penelitian menunjukkan nilai analitik dan eksperimental PGF masing-masing sebesar 3,171 dan 3,1971. Penyimpangan antara hasil eksperimen dan analitis adalah 0,81%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemantauan bergerak jarak jauh dan data akuisisi yang diaplikasikan dapat mengukur PGF di suatu wilayah tertentu dengan baik
ELECTRIC VEHICLE (EV) POWER CONSUMPTION (BATTERY) ON UPHILL ROAD CONDITIONS I Made Budi Suksmadana; I Nyoman Wahyu Satiawan; I Ketut Wiryajati; Warindi Warindi; Supriyatna Supriyatna; Supriono Supriono; Ida Bagus Fery Citarsa
DIELEKTRIKA Vol 10 No 1 (2023): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Electrical Vehicle (EV) has been developing since the mid-18th century and reached its peak at the end of the 18th century. Dwindling fuel reserves and environmental damage caused by exhaust emissions from millions of fossil-fuel vehicles are the driving factors for the development of electric cars, technological developments in the battery sector have also contributed to the development of electric cars. One of the important components in an electric car is the battery which will provide resources to the system, so determining the capacity and knowing the performance of the battery used is very important. To find out the battery performance, the model can be made using MATLAB/SIMULINK. The model built consists of electric (DC motor, control and battery) and mechanical (transmission, wheels, brakes and body) parts. Of the models made for speeds of 35, 40, and 45 kmph on level ground, the distances that can be covered are 2,292, 2,597, and 2,899 m, while the remaining battery capacity (SoC, %) is 92.93%, 91.16%, and 89.17%. This is proportional to the distance traveled which also proves that the model made is appropriate. Uphill roads affect the use of battery capacity, the greater the angle of incline, the greater the battery capacity used.