BNPB merilis data tahun 2021 beberapa kabupaten dipropinsi kalimantan barat mengalami bencana banjir yang cukup parah. Dampak korban di Kabupaten Melawi tercatat 28.278 KK terdampak dan 4 warga meninggal, Sintang terdampak 33.818 KK dan korban meninggal sebanyak 4 jiwa, Sekadau terdampak berjumlah 5.518 KK dan 1 meninggal. Kabupaten Ketapang sebanyak 2.831 KK atau 15.972 jiwa di sembilan kecamatan yang terdampak banjir. Minimnya informasi dan pengentahuan masyarakat terkait dengan literasi kebencanaan mengakibatkan dampak kerugian dalam bentuk materi dan korban jiwa ketika terjadi banjir. Selain itu luas wilayah Kabupaten Ketapang dengan infrastruktur jalan yang buruk menyebabkan informasi mengenai data jumlah masayarakat terdampak banjir menjadi lambat sehingga menyulitkan dalam pengambilan keputusan dan berakibat pada lamanya penanganan proses evakuasi serta penyaluran bantuan yang dilakukan oleh instansi terkait.Tujuan penelitian adalah membuat sistem informasi untuk BPBD Ketapang dalam pengambilan keputusan proses evakuasi korban bajir dan penyaluran bantuan sehingga bantuan menjadi tepat sasaran. Metode penelitian ini mengadopsi metode penelitian pengembangan perangkat lunak model waterfall. Selain itu dilakukan pengujian sistem dengan metode blackbox testing dari segi perilaku sistem dengan hasil pengujian bahwa sistem berhasil dibangun, sementara metode User Acceptance Testing (UAT) untuk pengujian sistem dari sisi pengguna dengan hasil persentase penilaian pengguna didapat nilai 97%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dimpulkan bahwa tingkat usability sistem informasi pemetaan wilayah rawan banjir dapat dikategorikan sangat kuat.