Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP KUALITAS PELET KAYU DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JABON DAN KETAPANG Ratri Yuli Lestari; I Dewa Gede Putra Prabawa; Budi Tri Cahyana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1310.484 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.1.1-12

Abstract

PENGARUH EKSTRAK KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) TERHADAP SERANGAN RAYAP KAYU KERING (Cryptotermes cynocephalus): PENELITIAN PENDAHULUAN Mohammad Listianto Raharjo; Desi Mustika Amaliyah; Ratri Yuli Lestari; Budi Tri Cahyana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.1.21-26

Abstract

Serangan rayap kayu kering merupakan salah satu permasalahan yang menimbulkan kerugian besar. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan pengawetan, baik dengan bahan kimia buatan ataupun bahan alami. Tujuan penelitian pendahuluan ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak kayu ulin sebagai bahan pengawet kayu alami. Metode pengawetan yang digunakan adalah rendaman dingin pada suhu ruangan (± 25°C) dan rendaman panas pada suhu 80°C, dengan variasi konsentrasi bahan pengawet 5%, 10%, 15%, dan 20%. Variasi waktu rendaman yaitu 1, 2, dan 3 hari untuk rendaman dingin dan 0,5; 1; 2; dan 3 jam untuk rendaman panas. Hasil penelitian ini berupa data mortalitas dan derajat serangan rayap kayu kering. Dari data mortalitas, diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan jumlah rayap yang mati sebesar 4-6%. Sedangkan dari data derajat serangan, tidak ditemukan perbedaan antara kayu yang telah diawetkan menggunakan ekstrak kayu ulin dan kayu tanpa pengawet.
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP KUALITAS PELET KAYU DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JABON DAN KETAPANG Ratri Yuli Lestari; I Dewa Gede Putra Prabawa; Budi Tri Cahyana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.1.1-12

Abstract

PENGARUH EKSTRAK KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) TERHADAP SERANGAN RAYAP KAYU KERING (Cryptotermes cynocephalus): PENELITIAN PENDAHULUAN Mohammad Listianto Raharjo; Desi Mustika Amaliyah; Ratri Yuli Lestari; Budi Tri Cahyana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.1.21-26

Abstract

Serangan rayap kayu kering merupakan salah satu permasalahan yang menimbulkan kerugian besar. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan pengawetan, baik dengan bahan kimia buatan ataupun bahan alami. Tujuan penelitian pendahuluan ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak kayu ulin sebagai bahan pengawet kayu alami. Metode pengawetan yang digunakan adalah rendaman dingin pada suhu ruangan (± 25°C) dan rendaman panas pada suhu 80°C, dengan variasi konsentrasi bahan pengawet 5%, 10%, 15%, dan 20%. Variasi waktu rendaman yaitu 1, 2, dan 3 hari untuk rendaman dingin dan 0,5; 1; 2; dan 3 jam untuk rendaman panas. Hasil penelitian ini berupa data mortalitas dan derajat serangan rayap kayu kering. Dari data mortalitas, diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan jumlah rayap yang mati sebesar 4-6%. Sedangkan dari data derajat serangan, tidak ditemukan perbedaan antara kayu yang telah diawetkan menggunakan ekstrak kayu ulin dan kayu tanpa pengawet.
Pemanfaatan dan Pengolahan Tepung Glukomannan Umbi Porang (Amorphophallus muelleri) sebagai Bahan Pengenyal Produk Olahan Bakso Rais Salim; Nazarni Rahmi; Nadra Khairiah; Fitri Yuliati; Sri Hidayati; Rufida Rufida; Ratri Yuli Lestari; Desi Mustika Amaliyah
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.7131

Abstract

Bakso merupakan olahan pangan daging yang banyak disukai berbagai kalangan masyarakat karena rasa dan teksturnya yang kenyal. Umumnya adonan bakso diberi bahan tambahan pangan pengenyal berupa Sodium Tripolifosfat(STPP). Sementara itu, ada glukomannan yang merupakan salah satu hidrogel yang memiliki kemampuan menyerap air hingga lebih dari seratus kali beratnya yang banyak terkandung pada umbi porang. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan pengolahan tepung glukomanan umbi porang sebagai produk olahan bakso sehingga berpotensi menggantikan pengenyal sintetis komersial seperti STTP. Metode pemisahan glukomannan menggunakan metode kering dan metode basah yang diproses menjadi tepung glukomannan untuk membuat produk olahan bakso. Hasil pengukuran kualitas tepung dan produk bakso kemudian dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan berdasarkan SNI serta literatur dan hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi pemurnian glukomanan menggunakan metode basah lebih berhasil dibandingkan metode kering dengan kadar glukomanan yang diperoleh berkisar antara 56,02 – 57,17% dengan viskositas yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan glukomanan komersial yaitu antara 2.760 – 2.800 cP tetapi solubilitas glukomanan relatif kecil dibanding dengan komersial yaitu antara 7,5 – 12,125%. Hasil pembuatan bakso menunjukkan bahwa tepung glukomanan umbi porang dapat digunakan sebagai pengganti bahan kimia STPP untuk mengenyalkan produk bakso olahan. Hasil pengujian tepung glukomanan dan bakso secara keseluruhan telah memenuhi standar SNI tepung terigu dan SNI bakso. 
Prototipe Alat Pencacah Kulit Kayu Bangkal (Nauclea subdita) Budi Tri Cahyana; Ratri Yuli Lestari; Mohammad Listianto Raharjo
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13 No.2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.855 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5100

Abstract

Kulit kayu bangkal (Nauclea subdita) dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Selatan sebagai bahan baku kosmetik alami berupa bedak dingin atau pupur bangkal. Potensi ini dimanfaatkan dan diteliti lebih lanjut oleh Baristand Industri Banjarbaru yaitu berupa sebagai bahan baku kosmetika dan farmasi. Pembuatan ekstrak kulit kayu bangkal menggunakan bahan baku yang telah dihaluskan. Proses ini dilakukan secara manual dengan cara memotong dan menumbuk. Perancangan prototipe alat pencacah kulit kayu bangkal bertujuan mempermudah proses penghalusan dan meningkatkan hasil produksi. Prototipe yang telah dibuat memiliki dimensi panjang 27 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 11 cm. Motor listrik sebagai sumber putaran pisau pencacah memiliki masukan daya 186 W dan tegangan 220 V. Kapasitas maksimal alat pencacah adalah 1,855 kg/jam. Modal tetap dalam pembuatan alat pencacah kulit kayu bangkal sebesar Rp 3.025.000. Sedangkan biaya operasional yang meliputi biaya energi listrik, biaya penyusutan dan biaya perawatan adalah sebesar Rp 385,15/kg.