Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN DERMATITIS KONTAK DI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER SAMARINDA Cristine Triana Jimah; Vera Madonna Lumban Toruan; Hary Nugroho
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v7i2.4315

Abstract

Dermatitis kontak adalah penyakit pada kulit yang disebabkan oleh zat-zat luar baik bahan yang bersifat iritan atau alergen yang merupakan 9 dari 10 penyakit terbanyak di Samarinda pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien dermatitis kontak di Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan 120 data rekam medik pasien dermatitis kontak yang diambil dari 3 Puskesmas di Samarinda pada periode Januari-Desember 2018. Berdasarkan kelompok usia, usia terbanyak merupakan anak-anak berusia 6-11 tahun (26,7%). Berdasarkan produktifitas, usia terbanyak merupakan usia produktif 15-64 tahun (55%). Mayoritas jenis kelamin perempuan (63,4%). Pekerjaan yang paling sering ditemui adalah pelajar (42,5%). Pasien paling sering berobat dengan keluhan utama gatal (89,16%). Hanya sedikit rekam medik yang disertai catatan riwayat kontak (3.3%). Lokasi keluhan kulit yang paling sering ditemukan adalah pada seluruh tubuh (30,9%). Tatalaksana yang paling sering digunakan adalah antihistamin (86,66%). Ditemukan kasus dermatitis kontak dengan rekurensi (3,3%).
Hubungan Kepadatan Batu Menurut Hounsfield Unit (HU) dengan Komposisi Batu Saluran Kemih di Poli Urologi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda: Association Between Stone Density According to Hounsfield Unit (HU) with Urinary Tract Stone at Urology Clinic of Abdul Wahab Sjahranie Hospital Samarinda Alief Fikri Rusdi; Boyke Soebhali; Hary Nugroho
Jurnal Sains dan Kesehatan (J. Sains Kes.) Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Sains dan Kesehatan (J. Sains Kes.)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.977 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v4i2.660

Abstract

Batu saluran kemih (BSK) atau urolithiasis adalah suatu kondisi patologis yang ditandai dengan keberadaan batu di traktus urinarius. Di Indonesia, BSK merupakan salah satu dari tiga penyakit yang terbanyak di bidang urologi. Umumnya pasien BSK mengeluhkan nyeri pada pinggang. Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan radiologi dengan menggunakan CT-Scan yang dapat memberikan hasil pencitraan yang lebih baik dibandingkan foto konvensional dan ultrasonografi. Selain dapat menentukan ukuran dan letak dari batu, CT-Scan juga dapat mengukur kepadatan dari batu dengan Hounsfield Unit (HU). Hounsfield Unit juga telah digunakan untuk menentukan komposisi dan opasitas dari batu saat dilakukan diagnosis. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan kepadatan batu menurut HU dengan komposisi batu saluran kemih di poli urologi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Penelitian dengan metode cross sectional dilakukan pada 30 pasien BSK. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney atar menemukan kelompok yang memiliki hubungan adalah kalsium oksalat-asam urat (p=0.000) dan asam urat-struvit (p=0.013), sedangkan kelompok kalsium oksalat-struvit tidak memiliki hubungan (p=0.132).
Potensi Ekstrak Etanol Rimpang Jeringau (Acorus calamus L.) Sebagai Spasmolitik Marihot Pasaribu; Nataniel Tandirogang; Sjarif Ismail; Swandari Paramita; Agustina Rahayu Magdaleni; Hary Nugroho
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 1 No. 7 (2017): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.928 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v1i7.53

Abstract

Pain due to smooth muscle stiffness can occur in various circumstances of patients, ranging from normal circumstances such as menstrual pain, to a pathological condition of gastrointestinal infections. To overcome the pain it can be given medication to reduce muscle stiffness as spasmolytics, but there are side effects of the drug. Thus, the need for developing new spasmolytics drugs based on medicinal herbs with fewer side effects. This study was conducted to examine the potential of rhizome extract of jeringau (Acorus calamus L.) that is traditionally used by Dayak tribe to heal upset stomach. Spasmolytic activity of plant extracts tested with isolates organ methods of guinea pig ileum induced by histamine. Result of the study showed 0.3 mg/ml A. calamus rhizomes extract could decrease ileum contraction better than papaverine 0.03 mg/ml (p=0.00). The conclusion of this study is rhizome extract of jeringau (A. calamus) has the potential to be used as spasmolytics in treatment of health problems caused by smooth muscle contraction
Gambaran Faktor Risiko Periprocedural Myocardial Injury pada Pasien Yang Menjalani IKP Elektif Di RSUD AWS Samarinda Periode Mei-Oktober 2019 Khairun Nisa; Muhammad Furqon; Hary Nugroho
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 2 No. 4 (2020): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.857 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v2i4.158

Abstract

Periprocedural myocardial injury is one of complications after percutaneus coronary intervention that often occurs, and has a relationship with increased mortality. Several risk factors have been associated with the incidence of periprocedural myocardial injury. The purpose of this study was to determine the description of periprocedural myocardial injury risk factors which were divided into risk factors related to patients, lesions and procedures. The study was conducted with a prospective cohort research design and sampling by purposive sampling in March-October 2019. The number of samples was 38 people. The results showed that 31.6% sample experienced periprocedural myocardial injury. The description of risk factors in this study shows that patients with type-2 diabetes melitus more often experience periprocedural myocardial injury. As for other risk factors, the proportion of periprocedural myocardial injury is not greater than the proportion of non-periprocedural myocardial injury in patients with these risk factors. However, an increase in the proportion of periprocedural myocardial injury events occurs along with the increasing number of coronary arteries that have atherosclerotic lesions.
Gambaran Visum et Repertum (VeR) Perlukaan di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015-2019: Overview of Visum et Repertum (VeR) of Injuries at the Forensic Medicine and Medicolegal Installation of Abdul Wahab Sjahranie Hospital, Samarinda 2015-2019 Andre Wijaya; Daniel Umar; Hary Nugroho
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2021): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.389 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v3i4.322

Abstract

Visum et Repertum (VeR) is a written statement made by a doctor, forensic specialist or other expert in order to bridge the medical and legal aspects. VeR has several types depending on the condition of the victim, including VeR for living victims and VeR for dead victims. Of the various types of VeR, VeR of living victims, especially injury cases, is the most requested. The purpose of this study is to determine the description of victims, such as the age of the victim, sex, type of violence and degree of injury to the victim and the quality of VeR in the Forensic Medical Installation. and Medicolegal Abdul Wahab Sjaranie Regional Hospital, Samarinda in 2015-2019. This research is a retrospective descriptive study, sourced from secondary data in the form of archives of victims of VeR injuries at the Forensic Medicine and Medicolegal Installation of Abdul Wahab Sjaranie Hospital Samarinda in the last 5 years and using purposive sampling method. The research sample was 332 VeR. The data was then processed to describe the description of the victim according to the variables and Herkuntanto scoring was carried out to see the quality of the VeR. Then the results of the VeR of injuries consisting of 81.9% (n = 272) of victims aged over or equal to 18 years were the most among the victims. The majority of victims were male 62.7% (n = 208), the most blunt type of violence was 78% (n = 259) and the most dominant degree of injury 1 or degree of minor injury was 48.8% (n = 162) . The quality of the VeR injury to the introduction, coverage and conclusions is in the good category with a value order of 85%; 96%; and 99.5%. So it was concluded that the quality of the VeR of the injuries at the Forensic Medicine and Medicolegal Installation of the Abdul Wahab Sjaranie Regional Hospital was valued at 97.2%, which means good category.
Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Sebelum Menghadapi OSCE: An Overview of Anxiety Levels of Medical Faculty Students Mulawarman University Before OSCE Devi Permata Sari; Hary Nugroho; Abdillah Iskandar
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2021): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.082 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v3i4.348

Abstract

Anxiety is a very familiar term that describes a state of worry, anxiety, fear, and in peace with various physical grievances. Medical students experience a level of mental exhaustion that includes anxiety. Medical faculty students have a hectic schedule of lectures, tutorial activities, practicum, lab skills and the demands to study independently outside those hours so that the pressure on physical and mental conditions is relatively more severe than other education. In addition to learning activities, medical students also conduct Objective Structural Clinical Examination (OSCE) exams as an instrument testing clinical skill of medical students. The many thoughts about the material to be learned between theory, clinical skills in the OSCE exam, osce atmosphere, OSCE testers observing participants directly, unpreparedness following the OSCE, OSCE mechanism and the same time interval of each stase make osce known as a test that causes quite high anxiety. This research aims to find out the picture of anxiety levels of students of The Faculty of Medicine Universitas Mulawarman before facing the OSCE. This research is a descriptive observational study with cross-sectional design. Sampling using stratified random sampling techniques. This level of anxiety was measured using the English version of the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire which was translated into Indonesian with 14 items. The sample was obtained by 96 students. In this study, 27 students (28.12%) with mild anxiety levels, 29 students (30.21%) with mild to moderate anxiety levels, 40 students (41.67%) with moderate to severe anxiety levels.
Perbandingan Insiden Shivering Pasca Operasi dengan Anestesi Umum dan Anestesi Spinal di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda: Comparison of Postoperative Shivering Incidence with General Anesthesia and Spinal Anesthesia at RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Elsa Syafira Hidayah; M. Rizqan Khalidi; Hary Nugroho
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2021): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.881 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v3i4.447

Abstract

One of the most common complications of anesthesia in general and spinal anesthesia is shivering. Shivering may cause discomfort and harm risk towards the patient. This research aims to compare postoperative shivering in patients with general anesthesia and spinal anesthesia. This research is an observational analytic study with cross-sectional approach and was conducted in the recovery room of RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. The sampling method used was total sampling with 69 respondents. Data were obtained using observation sheets and medical records. From 121 patients, the postoperative shivering incidence was more in the underweight group, underwent prolonged surgery, and underwent plastic surgery. The result showed that there was no significant difference between postoperative shivering incidence with anesthetic techniques using chi-square test (p=0,260). Keywords: Comparison, postoperative shivering, recovery room
Hubungan Pengetahuan, Usia Dan Paritas Dengan Kejadian Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Aisyiyah Samarinda Siti Komariah; Hary Nugroho
KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5 No 2 (2019): December
Publisher : Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.428 KB) | DOI: 10.24903/kujkm.v5i2.835

Abstract

Latar Belakang:Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Penyebab komplikasi kehamilan diantaranya kurangnya pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilannya, usia pasien < 20 tahun dan > 35 tahun serta anak lebih dari 3.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III.Metode Penelitian:Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga sampel adalah ibu hamil trimester III yang berkunjung di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda berjumlah 84 orang. Analisis yang digunakan uji chi square.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, terdapat usia berisiko antara < 20 tahun dan > 35 tahun, terdapat paritas berisiko > 3 orang anak dan komplikasi kehamilan berupa hipertensi, anemia, preeklempsia dan plasenta previa. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,001 < ? : 0,05 dan odds ratio : 6,800 > 1). Ada hubungan usia dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,003 < ? : 0,05 dan odds ratio : 5,837 > 1). Ada hubungan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,002 < ? : 0,05 dan odds ratio : 6,250 > 1).Kesimpulan: Terdapat pengetahuan kurang baik berjumlah 27 responden (32,1%), usia berisiko (< 20 tahun dan ? 35 tahun) berjumlah 25 responden (29,8%), paritas berisiko (1 atau ? 3 orang anak) berjumlah 21 responden (25%) dan ada komplikasi kehamilan berjumlah 18 responden (21,4%), Ada hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda.
HUBUNGAN RASIO TG/HDL DENGAN JUMLAH VESSEL DISEASE PADA PASIEN ANGIOGRAFI NON-DIABETES DAN NON-HIPERTENSI Achmad Rizky; Hary Nugroho; Muhammad Furqon
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkm.v9i2.7527

Abstract

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama secara global yaitu penyakit jantung iskemik atau yang biasa dikenal dengan penyakit jantung koroner. Indonesia sendiri mendapat peringkat ke 2 sebagai penyebab kematian tertinggi. Salah satu cara untuk mengetahui progresivitas dari PJK dengan angiografi koroner dan juga bisa menilai derajat keparahaannya berdasarkan sumbatan di pembuluh darah utamanya yang dikenal dengan vessel disease. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kadar rasio TG/HDL berpengaruh dengan vessel disease pada pasien PJK dengan non-DM dan non-HT. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang dengan sumber data sekunder dari RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, yang melibatkan 66 pasien dengan diagnosis Penyakit Jantung Koroner yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yaitu tidak ada komplikasi DM dan Hipertensi. Data dianalisis dengan uji secara multivariat Regresi Logistik Berganda dengan variabel yang diteliti adalah kadar rasio TG/HDL, jenis kelamin dan usia yang dihubungkan dengan vessel diseaseHasil: Terdapat 18 pasien memiliki 1 VD (27.3%), 17 pasien memiliki 2 VD (25.8%) dan 31 pasien dengan 3 VD (34.8%). Untuk rasio TG/HDL optimal, sedang, tinggi sebesar 16 (24.2%), 27 (40.9%), 23 (34.8%). Tidak terdapat hubungan antara rasio TG/HDL dengan vessel disease, sedangkan variabel lain memiliki hubungan dengan vessel disease adalah usia (p=0.002 ; OR=10,117) dan jenis kelamin (p=0.029; OR-4,647)
Perbedaan Tajam Penglihatan Pascaoperasi Fakoemulsifikasi Antara Pasien Katarak dengan Diabetes Mellitus dan Tanpa Diabetes Mellitus Muhaammad Afiq Izzuddin; Nur Khoma Fatmawati; Hary Nugroho
Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Publisher : ITKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jmkik.v7i2.995

Abstract

Fakoemulsifikasi diketahui sebagai salah satu modalitas utama dalam terapi katarak untuk memperbaiki tajam penglihatan pasien. Hasil tajam penglihatan pasien pascaoperasi belum tentu selalu baik, hal ini dapat dipengaruhi oleh riwayat penyakit terdahulu, salah satunya ialah diabetes mellitus (DM). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tajam penglihatan pascaoperasi fakoemulsifikasi pada pasien katarak dengan DM dan tanpa DM di Klinik Mata SMEC Samarinda. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Didapatkan sebanyak total 110 sampel yang terdiri dari 55 sampel katarak dengan DM dan 55 sampel katarak tanpa DM dari rekam medis di Klinik Mata SMEC Samarinda. Dari hasil uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan signifikan hasil tajam penglihatan pascaoperasi fakoemulsifikasi antara pasien katarak dengan DM dan tanpa DM dengan nilai p adalah 0.509. Dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan signifikan hasil tajam penglihatan pascaoperasi fakoemulsifikasi antara pasien katarak dengan DM dan tanpa DM.