Claim Missing Document
Check
Articles

KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PREDATOR PADA AGROEKOSISTEM PADI Hendrival Hendrival; Lukmanul Hakim; Halimuddin Halimuddin
Jurnal Floratek Vol 12, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.575 KB)

Abstract

The research of predatory arthropod species diversity in agro-ecosystem is very important because it affects the function of natural enemies in suppressing pest population. Management of paddy through cultivation method can be part of the conservation of predatory arthropods. This study was conducted to analyze and compare the diversity of predatory arthropod with method cultivation conventional and integrated crop management (ICM) and diversity predatory arthropod based on phase growth paddy from cultivation conventional and ICM. The experiment was conducted in lowland rice agro-ecosystem at two plots with conventional cultivation method and ICM. Sampling of predatory Arthropods was done on the phase growth vegetative and generative paddy using net trap, yellow pan trap, and direct observation in the plants. The results showed that the predatory arthropods found were from Insecta and Arachnida class. The species diversity of predatory arthropod at phase growth of generative was higher than vegetative phase both at the conventional and ICM cultivation. Diversity predatory arthropod on the ICM method was higher compared to conventional. Paddy cultivation method with ICM through the rational use of insecticides can be part of conservation for predatory arthropod species.
PENERAPAN TEKNOLOGI (PROTOTIPE) PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN MULTI FILTER BERBAHAN ALAMI BAGI MASYARAKAT NELAYAN DESA PUSONG BARU KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE Ratni Dewi; Ratna Sari; Lukman Hakim
Jurnal Vokasi Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.828 KB) | DOI: 10.30811/vokasi.v2i2.725

Abstract

Daerah pesisir di Indonesia identik dengan masyarakat miskin dan pemukiman kumuh, termasuk Desa Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Karena lokasinya di pesisir, hampir sebagian besar penduduk desa tersebut, mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dengan taraf perekonomian tergolong kurang mampu. Penyediaan air bersih untuk masyarakat nelayan Desa Pusong Baru masih mengalami permasalahan terutama rendahnya tingkat pelayanan dan penyediaan akses air bersih. Dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih khususnya untuk minum dan memasak, masyarakat terpaksa membeli air tawar yang dijual eceran dengan harga yang relatif mahal jika dilihat dari kemampuan ekonomi mereka. Untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan penerapan teknologi pengolahan air payau yang sesuai dan tepat guna, praktis, portable dan tidak memakan lahan yang luas dengan harga yang terjangkau dan mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya. Pada kegiatan penerapan iptek ini dilakukan pengolahan air payau dengan menggunakan multi filter berbahan alami di dalam tiga buah tabung filtrasi yang disusun seri. Pada filter pertama, kedua dan ketiga digunakan pasir silika, karbon aktif, dan zeolit sebagai penukar ion. Hasil keluaran filter ketiga diolah kembali dengan melewatkan air melalui tiga buah cartridge ukuran 0,3 mikron, 0,1 mikron dan catridge karbon aktif yang akan menyaring kotoran-kotoran halus yang terikut dalam air produk tabung filtrasi ketiga. Untuk mendapatkan air layak minum, air bersih yang telah diproses tersebut dimasukkan ke dalam RO system. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, prototipe pengolah air payau dengan menggunakan multi filter berbahan alami mampu menjernihkan air sehingga layak untuk dikonsumsi sebagai air bersih dan air minum.Kata kunci : Air bersih, karbon aktif, multi filter, pasir silika, pusong baru, zeolit
Optimasi Adsorpsi Ion Mg2+ pada Fixed Bed Column dengan Menggunakan Response Surface Methodology Novi Sylvia; Meriatna Meriatna; Fikri Hasfita; Lukman Hakim
Reaktor Volume 17 No. 3 September 2017
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.961 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.17.3.126-131

Abstract

Abstract OPTIMIZATION ADSORPTION OF Mg2+ ION ON FIXED BED COLUMN USING RESPONSE SURFACE METHODOLOGY. Modeling of the adsorption process is used to establish the mathematical relationship between the interacting process variables and process optimization. This is important to determine the factor values that produce a maximum response. Adsorption of Mg from groundwater was optimized using response surface methodology based on Box-Behnken design was used to analyze adsorption data. The process was investigated by continuous experiments. Variables included in the process were: bed depths (7.5, 10, and 12.5 cm), time (20, 40, and 60 min), and flow rate (6, 10, and 14 L/min). Regression analysis was used to analyze the developed models. The outcome of this research showed that 72.784% of the variability in removal efficiency is attributed to the three process variables considered, that is, bed depths, time, and flow rate. Optimization tests showed that the optimum operating conditions for the adsorption process occurred at a bed depth of 11.37 cm, time of 55.53 min and flow rate of 6 L/min. Keywords: adsorption; Box-Behnken design; magnesium (Mg2+); optimization  AbstrakPemodelan dari proses adsorpsi digunakan untuk menentukan hubungan matematis antara variabel proses interaksi dan proses optimasi. Hal ini penting untuk menentukan nilai faktor yang menghasilkan respon maksimum. Adsorpsi magnesium (Mg2+) dari air tanah dioptimalkan menggunakan metodologi respon permukaan model Desain Box-Behnken yang digunakan untuk menganalisis data adsorpsi. Percobaan dilakukan secara kontinyu. Variabel yang termasuk dalam proses tersebut adalah: tinggi unggun (7,5, 10 dan 12,5 cm), waktu kontak (20, 40, dan 60 menit), dan laju alir (6, 10, dan 14 L/menit). Analisis regresi digunakan untuk menganalisis model yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72,784% efisiensi penyisihan Mg2+ ditentukan oleh tiga variabel proses, yaitu tinggi unggun, waktu kontak, dan laju alir. Hasil optimasi menunjukkan bahwa kondisi operasi optimum untuk proses adsorpsi terjadi pada tinggi unggun 11,37 cm, waktu kontak 55,53 menit dan laju alir 6 L/menit. Kata kunci: adsorpsi; Box-Behnken desain; magnesium (Mg2+); optimasi
PEMURNIAN BIOGAS MENGGUNAKAN ABSORBER PACKED COLUMN DALAM MENYERAP IMPURITIES CO2 DAN H2S DENGAN SIMULASI ASPEN HYSYS V.10 Amanda Fitria Rahmadani Nasution; Mr Nasrul ZA; Mrs. Novi Sylvia; Mr. Ishak; Mr. Lukman Hakim
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.7075

Abstract

Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan salah satu limbah minyak kelapa sawit yang harus diolah karena dapat berakibat buruk terhadap lingkungan. POME memiliki kandungan gas rumah kaca yang cukup tinggi, yang  berkontribusi  terhadap pemanasan global. Saat ini, salah satu jalur pengelolaan POME adalah dengan mengolah POME menjadi biogas. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan impurities biogas yaitu gas karbon  dioksida  (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) sehingga dapat menghasilkan gas metana (CH4) dengan kemunian yang tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan mensimulasikan pemurniaan biogas menggunakan absorber packed column pada Aspen Hysys V.10 dengan menvariasikan debit air yg masuk pada absorber packed column serta komposisi awal pada biogas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pemurnian biogas menggunakan air pada absorber packed column dapat meningkatkan kemurnian gas metana (CH4) pada biogas yang diikuti dengan meningkatkan debit air yang digunakan. Namun air yang digunakan sebagai pemurnian biogas juga dapat mengurangi kandungan gas karbon dioksida (CO2) dan gas hidrogen sulfida (H2S) dalam biogas karena kedua gas tersebut memiliki nilai kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas metana (CH4). Dimana kelarutan karbondioksida (CO2) dalam air 1,45 g/L dan kelarutan hidrogen sulfida (H2S) dalam air 4 g/L lebih tinggi ketimbang kelarutan metana (CH4) dalam air yaitu 0,035 g/L. Nilai HHV (High Heating Value) biogas meningkat dengan meningkatnya kemurnian dari gas metana pada biogas karena di dalam biogas, gas yang terkandung paling banyak adalah gas metana. Bertambahnya komposisi dari gas metana pada biogas diikuti dengan meningkatnya debit air yang digunakan pada absorber packed column. Sehingga, nilai HHV (High Heating Value) biogas dapat meningkat yang diikuti dengan meningkatnya kemurnian dari gas metana pada biogas.
ANALISA PERFORMA KOLOM DISTILASI (105D4) DI FATTY ACID PLANT-1 PT. DOMAS AGROINTI PRIMA DENGAN SIMULASI ASPEN HYSYS Jagad Wibisono; Lukman Hakim; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 1 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i1.4584

Abstract

Fatty acid adalah salah satu bagian dari produk industri oleochemical. Salah satu industri hilir yang bergerak pada produksi fatty acid (asam lemak) adalah PT. Domas Agrointi Prima. Pada PT. Domas Agrointi Prima fatty acid diproduksi di fatty acid-1 plant. Untuk menghasilkan fatty acid yang sesuai spesifikasi pasar, maka perlu dilakukannya proses pemisahan dan pemurnian pada kolom distilasi/fraksinasi. Salah satu produk utama pada fatty acid-1 plant adalah fatty acid yang banyak mengandung asam oleat (C18:1) yang dipisahkan dan dimurnikan pada kolom distilasi 105D4. Penelitian ini menganalisa performa kolom distilasi 105D4 pada fatty acid-1 plant PT. Domas Agrointi Prima dengan mensimulasikan proses pemisahan dan pemurnian fatty acid ke dalam aspen hysys dengan mentuning variabel suhu top column, suhu side column, suhu bottom column, pressure top dan pressure bottom yang bermaksud untuk meninjau laju alir fatty acid yang berhasil dikeluarkan pada setiap aliran, yield fatty acid aliran destilat, dan konsentrasi asam oleat pada aliran destilat untuk mendapatkan performa yang paling optimal dari kinerja kolom distilasi 105D4 dalam proses pemisahan dan pemurnian fatty acid. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yield produk fatty acid pada distillate stream yang paling maksimal didapatkan pada run ke 6 yaitu sebesar 99,22%. Konsentrasi asam oleat pada produk yang keluar melalui distillate stream yang paling maksimal didapatkan pada run ke 6 yaitu sebesar 57,95%. Kondisi operasi kolom distilasi 105D4 yang paling optimal didapatkan pada simulasi run ke 6, dimana untuk suhu top column sebesar 189,35 oC , suhu side column sebesar 210,65 oC, suhu bottom column sebesar 223,69 oC, tekanan top column sebesar 9,58 mBar dan tekanan bottom column sebesar 11,87 mBar.
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DARI BAWANG PUTIH DENGAN PENAMBAHAN SABUN CUCI PIRING Rahmat Rizky; Jalaluddin Jalaluddin; Ishak Ishak; Rizka Nurlaila; Lukman Hakim
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.4599

Abstract

Bawang putih merupakan tanaman umbi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ciri khas bawang putih adalah aromanya yang khas dan sangat menyengat. Dalam kehidupan sehari-hari bawang putih dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Bukan hanya pada bumbu masakan, ternyata bawang putih juga berkhasiat untuk menyehatkan tanaman. Ekstrak bawang putih diketahui berguna untuk mengendalikan beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT), baik itu hama serangga, bakteri maupun jamur patogen. Pada penelitian ini bawang putih di jadikan pestisida nabati untuk membasmi serangga. Selain itu semut juga sering membuat sarang di dalam tanaman dan itu sangatlah mengganggu. Lalu mengganlisa senyawa flavonoid dengan menggunakan FTIR pada daerah serapan panjang gelombang 3.452,58 cm-1  merupakan gugus OH, daerah serapan panjang gelombang 2.929,87 cm-1  merupakan gugus C-H,daerah serapan panjang gelombang 1.635,64 cm-1  merupakan gugus C=C, kemudian daerah serapan panjang gelombang 1.440,83 cm-1   merupakan gugus C-H, daerah serapan gelombang 1.296,16 cm-1  merupakan gugus C-O, dan daerah serapan gelombang 700.16 cm-1  merupakan gugus C-H. Sehingga yang di dapat pada penelitian senyawa flavonoid dengan adanya gugus fungsi OH, C-H, C=C, dan C-O. Pada penelitian ini perendaman 5 jam lebih ekonomis dibandingankan dengan perendam 1 jam dikarena kan penambahan sabun cuci piring yang digunakan itu lebih sedikit dan bisa membunuh serangga lebih dari 50% atau setengah dari organisme, Dan lebih efektif untuk di jadikan pestisida pembasmi serangga. 
PRODUKSI GAS HIDROGEN DARI AIR LAUT DENGAN PROSES ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA LOGAM (TITANIUM) DAN NON LOGAM (KARBON) Muhammad Abrar; Lukman Hakim; Suryati Suryati; Rozanna Dewi; Zainuddin Ginting
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.4711

Abstract

Dalam memenuhi kebutuhan pasokan energi dalam negeri, salah satu penelitian mengenai energi terbarukan yang pada saat ini dikembangkan adalah pemanfaatan bahan bakar hidrogen yang digunakan dalam Fuel Cell System. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi gas hidrogen yang sebelumnya hanya mengandalkan gas alam, pembuatan gas hidrogen sebagai energi terbarukan diharapkan menjadi terobosan baru dalam mendukung energi yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini melakukan metode elektrolisis menggunakan arus listrik searah atau DC (Power Supply) dan air laut dengan volume elektrolit 1000 ml, waktu elektrolisis 2, 4, 6, 8, dan 10 menit dengan menggunakan elektroda Titanium dan Karbon dan memvariasikan tegangan 5, 10, 15, 20 dan 25 volt. Pemilihan jenis reaktor berbentuk silinder berkapasitas 1500 ml, kondisi operasi 30oC dan 1 atm. Hasil kajian menunjukkan bahwa tegangan sangat berpengaruh terhadap penguraian air laut menjadi gas hidrogen. Dengan menggunakan elektroda titanium didapat hasil flow rategas hidrogen yang paling tinggi di dapat pada tegangan 25 volt dengan waktu 8 menit sebesar 247 cc/min dengan elektroda Titanium yang tidak terdegradasi sedangkan dengan elektroda Karbon didapat 318 cc/min pada 25 volt dengan waktu 10 menit namun elektroda karbon lebih cepat terdegradasi. Sedangkan jumlah volume Sodium Hipoklorit yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh tegangan dan waktu elektrolisis.
PEMANFAATAN MINYAK NABATI (JARAK PAGAR DAN JARAK KEPYAR) SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL Amiratul Husna; Azhari Azhari; Lukman Hakim; Zainuddin Ginting; Rozanna Dewi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5023

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang diperoleh dari minyak tumbuh-tumbuhan, lemak binatang dan minyak bekas melalui proses transesterifikasi dengan alkohol. Tanaman jarak hampir tidak memiliki hama karena sebagian besar bagian tubuhnya beracun sehingga tidak bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan minyak jarak sebagai bahan baku pembuatan biodiesel dengan reaksi esterifikasi menggunakan katalis H2SO4  1% dari berat minyak  dan transesterifikasi menggunakan KOH sebagai katalis variasi 1, 2 dan 3 gram dengan suhu reaksi 60oC dengan waktu reaksi 60 menit. Hasil terbaik pada penelitian ini yaitu pada pencampuran minyak jarak kepyar dan jarak pagar dengan perbandingan 25:25 gram dengan suhu 60oC, waktu reaksi 60 menit dan berat katalis 1 gram memperoleh yield maksimal 77%, densitas 0,835 gr/ml, viskositas 0,619 cSt, kadar air 0,590% vol. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa minyak dari tumbuhan jarak pagar dan jarak kepyar serta campuran kedua minyak tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Efektivitas Waktu Dan Berat Serbuk Cengkeh Terhadap Komposisi Senyawa Asap Cair Menggunakan Adsorben Serbuk Cengkeh ( Syzygium Aromaticcum) Hanifah Hanifah; Sulhatun Sulhatun; Lukman Hakim; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6614

Abstract

Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh bau terhadap asap cair, Mengkaji pengaruh waktu terhadap cengkeh dan asap cair yang dihasilkan, dan Menentukan karakteristik asap cair hasil percampuran. Variabel yang di variasikan adalah Waktu perubahan bau 20 menit, 30 menit, dan 40 menit, 50 menit dan Massa cengkeh 0,20 gram, 0,25 gram, dan 0,30 gram, 0,35 gram. Cengkeh dibersihkan dengan air, lalu dikeringkan menggunakan oven dengan temperature 60 0C selama 120 menit. Cengkeh yang telah dikeringkan selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah dihaluskan kemudian cengkeh dilakukan pengayakan dengan ukuran mesh 80 mesh. Kemudian Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan rendemen yang dihasilkan di pengaruhi oleh waktu dan berat serbuk cengkeh, Nilai densitas terkecil terdapat pada sampel 5 yang memiliki nilai 3,5545 gr/ml dan nilai densitas tertinggi terdapat pada sampel 16 yang memiliki nilai 3,5563 gr/ml, Persentase rendemen tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 52% dan persentase rendemen terendah terapat pada sampel 16 yaitu 30%, Viskositas pada asap cair yaitu 0,0041 dan Berdasarkan hasil uji GC-MS diperoleh senyawa yang dominan dalam ada 2 yaitu : 3-Allylguaiacol dan Benzenol dengan masing-masing area sebesar 31,30% dan 20,05%.
PEMBUATAN TAWAS DARI KALENG BEKAS BERBAHAN ALUMINIUM UNTUK PENJERNIH AIR PAYAU Sry Wahyuni Damanik; zulnazri zulnazri; Zainuddin Ginting; Lukman Hakim; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i4.5795

Abstract

Pada penelitian ini dipakai kaleng bekas pocari sweat dan kaleng bekas coca-cola untuk pembuatan tawas dan penjernihan air payau sebanyak 5 gram dengan katalis KOH dibersihkan zat warnanya terlebih dahulu, kemudian dipotong kecil-kecil kemudian ditambahkan katalis KOH kemudian disaring dan ditambahkan larutan H2SO4. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi KOH 25, 30, 35 dan 40% dengan H2SO4 8M dan berat sampel kaleng bekas pocari sweat 5 gram dimana jumlah tawas yang paling banyak didapatkan pada konsentrasi KOH 30% dengan berat tawas 36,60 gram dan yield sebanyak 91,84%. Pada sampel kaleng bekas coca-cola menggunakan konsentrasi KOH 25, 30, 35 dan 40% dengan H2SO4 8M dan berat sampel 5 gram dimana jumlah tawas yang paling banyak didapatkan pada konsentrasi KOH 35% dengan berat tawas 32,8 gram dan yield sebanyak 74,79%.  Tawas yang terbuat dari kaleng minuman pocari sweat dan coca-cola dengan katalis KOH dapat menjernihkan air dan menurunkan kadar Fe. Hasil pH terbaik pada tawas yg terbuat dari kaleng bekas pocari sweat pada konsentrasi 30% dan waktu penjernihan air payau 2 jam dengan menggunakan tawas 0,5 gram pH air payau yg di peroleh 6,8. Hasil Fe terbaik pada tawas yang terbuat dari kaleng bekas pocari sweat pada konsentrasi 30% dan massa tawas 0,5 gr kadar Fe yg tersisa pada air payau tersebut 0,999 mg/l.