Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Application of Pisang Awak Bunch-Derived Heterogenous Base Catalyst in Transesterification of Palm Oil into Biodiesel Meriatna Meriatna; Zulmiardi Zulmiardi; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun; Zukhrufi Dina Nasution; Rahmadhani Rahmadhani
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.396 KB) | DOI: 10.52088/ijesty.v2i1.204

Abstract

Biodiesel is an alternative fuel for diesel machine comprosied of alkyl monoesters deriving from vegetable oils or animal fats. Cooking oil is an oil originated from vegetable or animal fat which has been priorly purified, where it appears in liquid form at room temperature and is usually used to fry food ingredients. Heterogenous catalyst is a catalyst present in different phase with the reagent in a reaction it catalyzes. Kalium content in banana in a banana bunch is sufficiently high reaching 94.4%. The aim of this study was to utilize banana bunch which has been priorly ashed using furnace at 700°C for 4 hours, thereafter, applied as a heterogenous catalyst in a the preparation process of biodiesel from cooking oil. Processing variables investigated in this research included the influences of the number of catalyst (3, 4, 5, 6, and 7%) and molar rasio of oil and methanol (1:5, 1:6, 1:7, 1:8, and 1:9) against the properties of produced biodiesel, namely density, viscosity, and water content which later compred with Indonesian standard (SNI). From the study, it was obtained maximum yield of 90.97% with methanol:oil rasio of 1:7 at processing temperature of 60°C with reaction time of 90 minutes and catalyst as much as 3 % w/w. The characteristics of the cooking oil-based biodiesel obtained from the a reaction with oil: methanol rasio of 1:6 and catalyst as much as 3% w/w were density 850 kg/m3 and viscosity 621 mm2/s. This research showed that the obtained biodiesel characteristics had been sufficient according to the SNI, and the use of calcinated banana bunch was very potential in the production of biodiesel acting as solid catalyst person.
Preparation and Characterization of Chitosan-Gelatin-Glycerol Biocomposite for Primary Wound Dressing Suryati Suryati; Meriatna Meriatna; Sulhatun Sulhatun; Dwi Ayu Lestari
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.552 KB) | DOI: 10.52088/ijesty.v2i1.203

Abstract

This study aimed to examine the laboratory-based preparation of chitosan-gelatin bio-composite with the addition of glycerol as an additive to improve its quality which could be further applied for primary wound dressing. The method consisted of three stages; the first was the preparation of raw materials, the second was the preparation of the bio-composites, and the last was the characterization. In this study,chitosan 90.2% DD and gelatine (dissolved in 1% acetic acid) were blended at volume ratios v/v (30:70), and glycerol was added into blended at five different volume 20, 25, 30, 35, 40, 45 (mL) respectively. The biocomposites is then shaped in a glass mold, allowed to at room temperature for 24 hours, and dried in oven at 50oC for 48 hours. The chitosan-gelatin-glycerol bio-composites was smooth, flexible, transparent thin sheet and non-porous. The optimum thickness (4.01 mm) was obtained from a bio-composite with chitosan-gelatin-glycerol ratio of 30:70:45. The same composition rasio was found to have the liquid absorbance reaching 140.34%. The bio-composite with a chitosan-gelatin-glycerol ratio of 30:70:45 also had the highest swelling ability in saline (168.06%). The functional group analysis using Fourier Transform Infrared (FT-IR) spectroscopy revealed the possession of hydroxyl (O-H) and carbonyl (C-O) functional groups suggesting its good biodegradability and environmentally friendly properties. Taken altogether, the results imply the wound dressing bio-composite is hydrophilic. Based on the results of characteristic testing, it is shown that the chitosan-gelatin-glycerol biocomposite has the potential to be applied as a primary wound dressing, which is ideal for wound healing and protection.
PROSES PEMBUATAN MINYAK KEMIRI HITAM DENGAN METODE PENYANGRAIAN (ROASTING) Safrina Melya; Sulhatun Sulhatun; Suryati Suryati; Masrulita Masrulita; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i4.6101

Abstract

Pembuatan minyak kemiri hitam menggunakan metode penyangraian. Rancangan penelitian menggunakan beberapa variable yaitu variable tetap pada penelitian ini menggunakan biji kemiri sebanyak 5 kg. Variable bebas pada penelitian ini diantaranya ada waktu penyangraian suhu 300̊C, waktu penyangraian suhu 150̊C dan waktu pengendapan, dan variable terikat diantaranya ada uji pH, uji warna, uji GCMS dan % yield.Hasil yang paling bagus pada saat uji warna waktu penyangraian 25 menit menggunakan suhu 300̊C minyak berwarna hitam. Uji pH  yang paling bagus pada saat menggunakan suhu 300̊C waktu penyangraian 25 menit hasil yang didapat 5,3. % yield  yang paling banyak didapatkan dari hasil penelitian menggunakan suhu 300̊C waktu penyangraian 25 menit sebanyak 29,8%. Hasil analisa GCMS menunjukkan bahwa Kandungan yang terdapat pada sampel hasil analisa GCMS ada asam palmitat sebanyak 3,09%, asam linoleat sebanyak 31,12%, asam linolenat sebanyak 20,84%, asam oleat sebanyak 34,95% dan asam margarin sebanyak 5,51%. Maka penelitian ini menunjukkan mampu menumbuhkan rambut pada kulit kepala manusia dan mampu menumbuhkan bulu.
PEMANFAATAN LIMBAH SISIK IKAN MUJAIR SEBAGAI GELATIN MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI Mira Aulia; Syamsul Bahri; Ishak Ibrahim; Sulhatun Sulhatun; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i4.5738

Abstract

Sisik ikan mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan bagian terluar pada tubuh dari ikan mujair jenis ikan air tawar yang terlihat berhelai-helai semacam lapisan kulit keras berbentuk kepingan kecil yang kaku berfungsi sebagai pelindung tubuh,Gelatin merupakan bahan tambah pangan yang digunakan dalam pengental, penstabil makanan. Gelatin merupakan salah satu jenis protein yang berbentuk gel yang didapatkan dari hasil denaturasi kolagen kulit, tulang dan jaringan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu ekstraksi terhadap kualitas gelatin dari sisik ikan mujair, mengetahui jumlah rendemen tertinggi terhadap kualitas gelatin dari sisik ikan mujair dan mengetahui perbandingan karakteristik gelatin yang diperoleh dari sisik ikan mujair dengan standar gelatin komersial Proses ekstraksi gelatin dari bahan sisik ikan mujair menggunakan asam HCl dengan parameter rendemen, kadar air. Proses perendaman dilakukan variasi 8,10,12,14 dan 16 jam dengan konsentrasi  HCl 4%. Dari hasil penelitian didapatkan nilai produk tertinggi dihasilkan pada waktu Ekstraksi 5 jam dengan waktu perendaman 16 jam sebanyak 0,5356 sedangkan produk terendah pada waktu ekstraksi 7 dengan waktu perendaman 8 jam yaitu 0,2879 dan nilai rendemen tertinggi dihasilkan pada waktu Ekstraksi 5 jam dengan waktu perendaman 16 jam sebanyak 2,67% sedangkan rendemen terendah pada waktu ekstraksi 7 dengan waktu perendaman 8 jam yaitu 1,43%. nilai kadar air tertinggi dihasilkan pada waktu Ekstraksi 5 jam dengan waktu perendaman 16 jam sebanyak 14,95% sedangkan kadar air terendah pada waktu ekstraksi 7 dengan waktu perendaman 8 jam yaitu 8,79%.
PEMANFAATAN LIMBAH SISIK IKAN BANDENG SEBAGAI GELATIN MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI Ida Riski; Ishak Ibrahim; Syamsul Bahri; Sulhatun Sulhatun; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i4.5739

Abstract

Sisik ikan bandeng merupakan limbah ikan yang tidak dipergunakan lagi yang mengandung protein yang bisa di ekstraksi menjadi gelatin. Penelitian ini menggunkan metode Ekstraksi padat-cair dengan menggunakan aquadest sebgai pelarut dan HCl untuk perendaman. Proses ekstraksi dilakukan dalam Erlemeyer yang dilengkapi dengan hot plate dan magnetiq stirer pada kecepatan pengaduk 250 rpm dengan variasi waktu ekstraksi 6, 7 dan 8 Jam dan variasi waktu perendaman 6, 8, 10, 12 dan 14. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa produk gelatin yang diperoleh sebesar 0,5720 gram pada waktu ekstraksi 6 jam dengan lama waktu perendaman 14 jam, sedangkan produk gelatin terendah dihasilkan pada waktu ekstraksi 8 jam dengan lama waktu perendaman 6 jam yaitu 0,3102 gram. Rendemen terbanyak diperoleh pada waktu ekstraksi 6 jam dengan lama waktu perendaman 14 jam sebanyak 2,86% sedangkang terendah yaitu 1,55% diperoleh pada waktu ekstraksi 8 jam dengan lama waktu perendaman 6 jam. Selanjutnya Kadar Air tertinggi diperoleh pada waktu ekstraksi 6 jam dengan lama waktu perendaman 14 jam yaitu 15,1223%, sedangkan terendah diperoleh 8,5106% pada waktu ekstraksi 8 jam dengan lama waktu perendaman 6 jam.
Efektivitas Waktu Dan Berat Serbuk Cengkeh Terhadap Komposisi Senyawa Asap Cair Menggunakan Adsorben Serbuk Cengkeh ( Syzygium Aromaticcum) Hanifah Hanifah; Sulhatun Sulhatun; Lukman Hakim; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6614

Abstract

Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh bau terhadap asap cair, Mengkaji pengaruh waktu terhadap cengkeh dan asap cair yang dihasilkan, dan Menentukan karakteristik asap cair hasil percampuran. Variabel yang di variasikan adalah Waktu perubahan bau 20 menit, 30 menit, dan 40 menit, 50 menit dan Massa cengkeh 0,20 gram, 0,25 gram, dan 0,30 gram, 0,35 gram. Cengkeh dibersihkan dengan air, lalu dikeringkan menggunakan oven dengan temperature 60 0C selama 120 menit. Cengkeh yang telah dikeringkan selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah dihaluskan kemudian cengkeh dilakukan pengayakan dengan ukuran mesh 80 mesh. Kemudian Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan rendemen yang dihasilkan di pengaruhi oleh waktu dan berat serbuk cengkeh, Nilai densitas terkecil terdapat pada sampel 5 yang memiliki nilai 3,5545 gr/ml dan nilai densitas tertinggi terdapat pada sampel 16 yang memiliki nilai 3,5563 gr/ml, Persentase rendemen tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 52% dan persentase rendemen terendah terapat pada sampel 16 yaitu 30%, Viskositas pada asap cair yaitu 0,0041 dan Berdasarkan hasil uji GC-MS diperoleh senyawa yang dominan dalam ada 2 yaitu : 3-Allylguaiacol dan Benzenol dengan masing-masing area sebesar 31,30% dan 20,05%.
Penurunan Kadar FFA (Free Fatty Acid) Minyak Kelapa Sawit Menggunakan Adsorben Pencampuran Bentonit Dan Tanah Liat (Lempung) Melalui Proses Adsorpsi Ayu Sutia Amanda; Azhari Azhari; Sulhatun Sulhatun; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.4676

Abstract

Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit yang kemudian diolah lagi menjadi minyak goreng sawit (MGS). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (mesocarp) dan inti (kernel). CPO memiliki kandungan asam lemak bebas (FFA) yang merupakan penentu dari kualitas CPO, karena hal ini memberi pengaruh pada sifat fisik dan kimianya. Dalam penelitian ini, adsorpsi asam lemak bebas (FFA) dari CPO dengan Bentonit Ujong Pacu dan tanah liat Krueng Geukueh sebagai adsorben diteliti dalam serangkaian studi skala laboratorium secara batch. Parameter operasi yang efektif seperti suhu adsorpsi, berat adsorben, ukuran serbuk adsorben telah diselidiki dan Isoterm Langmuir dan Freundlich. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyerapan adsorpsi asam lemak bebas (FFA) menggunakan bentonit dan tanah liat meningkat, %FFA setelah adsorpsi menurun setelah dilakukannya adsorpsi dan ditemukan bahwa adsorben dengan berat 10 gr, suhu 60oC, ukuran serbuk 80 Mesh dan waktu 30 menit adalah perlakuan optimal untuk %FFA. Nilai optimum efisiensi penyerapan adsorpsi pada kesetimbangan sebesar 67,77%. Model isoterm Langmuir paling baik menggambarkan data kesetimbangan yang mengindikasikan permukaan pori-pori adsorben yang bersifat homogen dan menunjukkan lapisan adsorbat yang berbentuk pada permukaan adsorben adalah monolayer.
PENURUNAN KADAR FFA ( FREE FATTY ACID) MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI TEMPURUNG KELAPA Afifa Luthfia; Azhari Azhari; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5034

Abstract

Crude palm oil atau CPO merupakan minyak kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian. Tempurung kelapa memiliki komposisi kimia mirip dengan kayu, yang mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Karbon aktif adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang mempunyai luas permukaan yang sangat besar yaitu 300 - 2000 m2/gram. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui faktor-faktor pengaruh penurunan FFA (free fatty acid) menggunakan adsorben dari tempurung kelapa dan mengetahui pengaruh dari banyak adsorben yang digunakan dan waktu adsorpsi terhadap penurnan FFA (free fatty acid) pada CPO (crude palm oil). Kandungan FFA (free fatty acid) awal adalah sebesar 16,00 %  dan waktu adsorpsi yang digunakan adalah 30, 35, 40, dan 45 menit, pada waktu 30 menit terjadi penuruan asam lemak bebas sebesar 10,25%, 9,84% dan 8,97%. Untuk waktu 35 menit, penurunan asam lemak bebas sesebesar 7,84%, 7,69%, dan 7,59%. Untuk waktu 40 menit, penurunan asam lemak bebas sebesar 7,17%, 6,92%, dan 6,56%. Untuk waktu 45 menit,  penurunan asam lemak bebas sebesar 6,20%, 6% dan 5,64%. Variasi berat adsorben yang digunakan adalah 3 gram, 5 gram, dan 7 gram. Pada variasi berat adsorben 3 gram, penyerapan paling maksimal sebesar 6,20 %. Pada variasi berat adsorben 5 gram, penyerapan paling maksimal sebesar 6,00 %. Pada variasi berat adsorben 7 gram, penyerapan paling maksimal sebesar 5,64 %. Semakin lama waktu adsorpsi, maka kandungan FFA setelah proses adsorpsi semakin kecil. Makin banyak adsorben yang digunakan maka semakin besar luas permukaan kontak antara adsorben dengan CPO.
PENURUNAN KADAR FREE FATTY ACID (FFA) PADA CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS ASAM SULFAT (H2SO4) Reza Abdillah Harahap; Azhari Azhari; Meriatna Meriatna; Sulhatun Sulhatun; Suryati Suryati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5458

Abstract

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida, digliserida, monogliserida, dan gliserin bebas. Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati berwarna jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses pengempaan (ekstraksi) daging buah tanaman Elaeis guinneensis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penurunan kadar asam lemak bebas dari minyak kelapa sawit dengan menggunakan katalis homogen asam sulfat. Proses esterifikasi mereaksikan minyak dan metanol dengan menggunakan katalis asam sulfat. Pengaruh dari berbagai variabel proses seperti waktu reaksi dan persentase massa penggunaan katalis diamati dalam percobaan ini. Penurunan kadar asam lemak bebas, densitas, dan viskositas dianalisa dan dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2901-2006 tentang minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil). Kadar asam lemak bebas awal yang diperoleh pada penelitian adalah 10,59 %. Sedangkan penurunan kadar asam lemak bebas setelah dilakukan proses esterifikasi paling bagus yang didapat adalah 2,23% dengan menggunakan persentase penggunaan katalis 1,4% pada suhu 60 oC selama 130 menit. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa katalis asam sulfat pekat dapat menurunkan kadar asam lemak bebas yang terkandung didalam minyak kelapa sawit.
PEMBUATAN GLUKOSA DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BONGGOL JAGUNG Nurdina Hayati; Masrullita Masrullita; Ishak Ishak; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6009

Abstract

Jagung adalah salah satu bahan makanan yang sangat potensial dijadikan produksi berbagai makanan. Hasil panennya melimpah di Indonesia, begitu pula dengan limbah bonggol jagung yang dihasilkan. Bonggl jagung merupakan bahan lignoselulosa yang berpotensi tinggi untuk diolah menjadi berbagai produk. Gula sederhana yang dihasilkan dapat dimanfaatkan antara lain untuk bioetanol, asam karboksila tdan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan glukosa dari limbah bonggol jagung. Hidrolisis asam encer dari bonggol jagung untuk produksi glukosa mengalami hambatan karena adanya lignin. Untuk menghilangkan lignin yang terkandung didalam bonggol jagung digunakan proses delignifikasi basa menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dengan waktu selama 4 jam. Dari penelitian yang telah dilakukan hasil menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH yang optimal untuk pengurangan lignin adalah konsentrasi 15% dengan kadar lignin yang diperoleh yaitu sebesar 5%. Bonggol jagung yang telah didelignifikasi selanjutnya dihidrolisis menggunakan larutan H2SO4dengan konsentrasi 0.75%. Waktu yang digunakan bervariasi yaitu 60 menit, 120 menit, 180 menit dan 240 menit dan suhu yang digunakan yaitu 80oC, 90 oC dan 100oC. Setelah dianalisis kandungan glukosanya menggunakan spectrometer didapatkan glukosatertinggi yaitu sebesar 19% pada suhu 100oC dan pada waktu 240 menit.