Muhammad Muhammad
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH SUHU DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DALAM PEMBUATAN SIRUP GLUKOSA DARI BIJI ALPUKAT DENGAN METODE HIDROLISIS ASAM Mahaziva Putri Maghfirah Tambunan; Zainuddin Ginting; Rizka Nurlaila; Muhammad Muhammad; Ishak Ishak
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.4798

Abstract

Sirup glukosa dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan, minuman dan farmasi. Sirup glukosa dapat diperoleh dari bahan-bahan berpati seperti biji nangka, rebung, jagung, tapioka dan jenis umbi-umbian. Pemanfaatan limbah biji alpukat di Indonesia saat ini masih sangat minim, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya dengan melakukan penelitian pembuatan sirup glukosa dari biji alpukat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu hidrolisi terhadap kadar glukosa dari biji alpukat dengan metode hidrolisis. Adapun proses yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proses hidrolisis dengan katalisator HCl (asam klorida). Tahapan proses diawali dengan pembutaan tepung biji alpukat yang dilanjutkan dengan proses hidrolisis. Hidrolisis dilakukan di dalam labu leher tiga dengan penambahan asam klorida 3% sebanyak 150 ml, dipanaskan dengan variasi suhu 75, 85 dan 95oC dan dengan variasi waktu 120, 135, 150, 165 dan 180 menit. Produk yang dihasilkan kemudian dianalisa kadar glukosa, kadar air, kadar abu dan analisa keadaan yang meliputi kadar kemanisan, warna dan bau. Hasil penelitian yang didapat dari penelitian ini yaitu suhu dan waktu sangat mempengaruhi kadar glukosa. Kadar glukosa paling tinggi yang didapatkan sebesar 50% pada suhu 95oC dan waktu 180 menit. Kadar air paling baik yang diperoleh sebesar 17,4105% pada suhu 95oC dan waktu 180 menit. Kadar abu paling baik yang didapatkan yaitu sebesar 0,864% pada suhu 95oC dan waktu 180 menit.
BIOFOAM BERBAHAN PATI SAGU (Metroxylon rumphii m) DENGAN BAHAN PENGISI (FILLER) SERAT BATANG PISANG DAN KULIT PISANG MENGGUNAKAN METODE THERMOPRESSING Feni Lestari Berutu; Rozanna Dewi; Muhammad Muhammad; Zainuddin Ginting; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6420

Abstract

Pemakaian styrofoam sebagai pembungkus makanan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Penggunaan styrofoam secara terus-menerus berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar, maka untuk mengatasinya diperlukan kemasan alternatif yang ramah lingkungan. Biofoam merupakan kemasan pengganti styrofoam yang dibuat dari bahan baku  alami yaitu pati dan serat. Serat batang pisang dan serat kulit pisang memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi untuk dijadikan sebagai alternatif dalam pembuatan biofoam, yaitu sebanyak 60-65 % dan 17,04 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH serta rasio serat batang pisang dan kulit pisang terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan, menganalisa pengaruh persentase penambahan serat batang pisang dan kulit pisang terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan. Biofoam dibuat dengan metode thermopressing, waktu pencetakan selama 30 menit, suhu 170 oC, konsentrasi NaOH sebesar 3%, 45, 5%, 6% serta perbandingan serat batang pisang dan kulit pisang adalah 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, dan 0:100. Adapun uji karakteristik biofoam yaitu uji daya serap air, uji densitas, biodegradibilitas, kuat tarik, dan kuat tekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH dan penambahan serat berpengaruh terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan. Hasil uji karakteristik biofoam terbaik adalah pada konsentrasi NaOH 5 % dengan perbandingan serat batang pisang dan kulit pisang 75 : 25 % memiliki persentase daya serap air sebesar 11,8682 %, densitas 0,7068%, kuat tarik 2,14 Mpa, kuat tekan 1,80 Mpa, dan nilai biodegradibilitas 22,9884 %.
PEMBUATAN AIR MINUM ALKALI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Lamkaruna Rizki; Lukman Hakim; Zulnazri Zulnazri; Muhammad Muhammad; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.4805

Abstract

Air alkali adalah air yang bersifat basa atau mempunyai pH di atas 7. Tujuan penelitian ini adalah Mengidentifikasi variable-variabel yang mempengaruhi proses pembuatan air minum alkali, merancang alat proses pembuatan air minum alkali dan mengetahui perbandingan kualitas air minum alkali dan air biasa. Air yang telah diuji kadar TDS dan pH dimasukkan kedalam wadah elektrolisis, kemudian dielektrolisis dengan variasi tegangan 5 volt, 10 volt, 15 volt, 20 volt, dan 25 volt menggunakan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Kemudian air hasil elektrolisis dilakukan uji organoleptic (bau, warna, dan rasa) dan uji kekeruhan. Dari hasil penelitian diperoleh kenaikan pH tertinggi yaitu pada tegangan 25 volt selama 5 jam dengan pH sebesar 8,3. Kemudian berdasarkan uji organoleptic yang dilakukan pada 8 orang orang responden diperoleh hasil bahwa air alkali hasil elektrolisis memenuhi syarat kelayakan air minum yaitu tidak memiliki bau, warna, dan rasa. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kenaikan pH pada proses elektrolisis dipengaruhi oleh besar tegangan dan lama waktu elektrolisis, kenaikan pH tertinggi terdapat pada sampel hasil elektrolisis dengan tegangan 25 volt selama 5 jam yaitu pH sebesar 8,3. Kata kunci : air alkali, elektrolisis, uji organoleptik, kenaikan pH, tegangan, dan waktu
Optimasi Aplikasi Kontrol PI pada Tekanan di Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) menggunakan Response Surface Methodology (RSM) Irma Yulia Damanik; Nasrul ZA; Muhammad Muhammad
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2019
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v8i2.2679

Abstract

AbstrakReaktor kimia adalah tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor tangki pengaduk kontinyu (CSTR) adalah bejana dimana reaktan ditambahkan dan produk dikeluarkan sementara isi didalam bejana diaduk dengan kuat dengan agitasi internal atau secara internal (atau eksternal) merecycle isinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan nilai parameter Kc dan Ti, kontrol yang tepat agar diperoleh respon controller terbaik. Sistem kontrol Proportional Integral and Derivatif (PID) merupakan kontroler mekanisme umpan balik (Feed Back) yang biasanya dipakai pada sistem kontrol industri. Response Surface Methodology (RSM) atau biasa disebut metode permukaan respon adalah sekumpulan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan dalam pemodelan dan analisis, yang bertujuan untuk melihat pengaruh beberapa variabel kuantitatif terhadap suatu variabel respon dan untuk mengoptimalkan variabel respon tersebut. Adapun metodologi dari penelitian ini adalah membuat model steady state reactor CSTR menjadi model dynamic, kemudian membuat model kontrol dengan menentukan parameter PI controller menggunakan RSM, setelah itu melakukan tuning parameter kc dan ti terhadap kontrol PI dengan melakukan gangguan pada setpoint. Hasil dari aplikasi sistem kontrol PI maka didapat waktu respon tercepat dengan nilai kc= 1,85, ti=1,15 dengan waktu 0,5 menit.Kata kunci: continuous stirred tank reactor (CSTR), controller PI, set point
PEMANFAATAN GETAH RUMBIA SEBAGAI PEREKAT PADA PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA Muhammad Muhammad; Ishak Ishak; Nani Lidia
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2017
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v6i1.466

Abstract

Penelitian pembuatan briket dari tempurung kelapa yang menggunakan getah rumbia sebagai perekat telah selesai dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan getah rumbia sebagai bahan perekat dan memanfaatkan limbah tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan briket, yang selanjutnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pendesaan. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan proses yaitu pengumpulan bahan baku, pengeringan bahan baku, karbonisasi tempurung kelapa, pengecilan ukuran bahan dan pemisahan berdasarkan ukuran (pengayakan). Setelah penyiapan karbon tempurung dilakukan, maka getah rumbia digunakan sebagai perekat dalam pembuatan adonan briket arang tempurung. Proses selanjutnya adalah pencetakan, pengempaan dan pengeringan briket. Penentuan mutu briket yang telah dikeringkan meliputi kadar air, laju pembakaran dan nilai kalor dengan perbandingan arang-perekat adalah  2:1, 4:1 dan 6:1. Kadar air yang diperoleh berkisar antara 6,4-8,4%, laju pembakaran berkisar antara 0,052- 0,07 gr/min, sedangkan nilai kalor yang didapat bervariasi terhadap mesh karbon yang digunakan, yaitu untuk 50 mesh adalah 26651 kal/gram, sedangkan untuk 80 mesh  adalah 29327 kal/.
SINTESIS BIOPLASTIK DARI PATI BIJI ALPUKAT DENGAN BAHAN PENGISI KITOSAN Muhammad Muhammad; Rina Ridara; Masrullita Masrullita
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i2.3340

Abstract

Penelitian bioplastik dari pati biji alpukat telah berhasil dilaksanakan, hal ini dilakukan tidak lain adalah untuk berkontribusi dalam usaha meminimasi masalah tumpukan limbah plastik sintetik. Biji alpukat dapat dijadikan sebagai prekursor bioplastik karena kandungan patinya yang cukup tinggi. Bioplastik berbahan dasar pati alpukat memberikan karakteristik mekanik yang rendah sehingga perlu ditambah kitosan dan gliserol sebagai penguat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari komposisi optimal terhadap kualitas bioplastik dari pati biji alpukat. Pelarut yang digunakan pada pembuatan bioplastik kitosan yaitu asam asetat 1% serta plasticizer gliserol sebanyak 7 ml dan 10 ml. Penelitian ini terdiri dari ekstraksi pati biji alpukat beserta karakterisasinya, pembuatan bioplastik, uji mekanik, uji daya serap air, dan uji biodegradasi. Nilai kuat tarik bioplastik paling tinggi adalah 4,00 Mpa, didapat pada sampel BPS 10 dengan komposisi kitosan 2,5 gr dan volume gliserol 10 ml.  Untuk nilai persen pemanjangan (elongasi) terbaik didapat pada sampel BPS 6 yaitu sebesar 54,5% juga dengan komposisi kitosan 0,5 gr dan volume gliserol 10 ml. Kuat tarik berbanding terbalik dengan persen pemanjangan. Hasil yang didapat dari indeks swelling yang terbaik terdapat pada sampel BPS 6 yaitu sebesar 10,32% dengan komposisi kitosan 0,5 gr dan volume gliserol 10 ml. Proses penguraian bioplastik sampai dengan 100% membutuhkan waktu degradasi selama 16 hari.Kata kunci:Bioplastik, biji alpukat, biodegradabel, Kitosan.
Aplikasi Kontrol PID Heat Exchanger Pabrik Etilen Glikol dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun Leni Maulinda; Chairun Nisa; Muhammad Muhammad
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v7i2.1254

Abstract

 Heat exchangers are tools used to transfer heat energy between a solid surface and fluid or inside different particles and in thermal contact. The objective of the study was to determine the optimum values of Kc, Ti and Td which were applied to the control equipment of the ethylene glycol preparation exchanger. This research also uses design expert software to help get optimum vlue of Kc, Ti and Td before applied to PID system. Proportional-Integral-Derivative (PID) is a controller to determine the precision of an instrumentation system with the characteristics of feedback on the system. As the methodology of this research is to create a steady state Heat Exchanger model, then change the steady state model into a dynamic model, so create a PID model control, then tuning the PID control and testing PID controls, by disturbing the set point. The result of applying PID control system then got the fastest average time with value Kc = 3, Ti = 0,01 Td = 0,04 that is 0,77 minutes. At a temperature of 147.6 air vapor rate of 290.8 Kg / hr; at a temperature of 148.6 found velocity speed of 297.7 Kg / hr; At temperature 149.6 air vapor rate 305.0 Kg / hour; At a temperature of 149.7 air vapor rate of 305.8 Kg / hour and at a temperature of 150 air vapor rate of 308.1 Kg / Hour. Keywords:heat exchanger, PID, set point
EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI DAUN KARI MENGGUNAKAN OPTIMASI PROSES RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM) Muhammad Muhammad; Halimah Tusaddiah Daulay; Leni Maulinda
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i1.3031

Abstract

Penelitian penyulingan minyak atsiri dari daun kari (Murraya Koenigi) telah dilakukan, dimana daun kari yang telah dikeringkan (diangin-anginkan) diblender sampai dengan ukuran partikel 20 mesh, variasi berat daun kari adalah 25, 50 dan 75 gram. Daun kari dengan ukuran partikel 20 mesh tersebut diekstraksi pada variasi waktu 3, 4 dan 5 jam dan suhu ekstraksi yang divariasikan yaitu 50, 60dan 70oC dalam pelarut etanol pro-analysis. Setelah diekstraksi dengan periode waktu tertentu campuran tersebut dipisahkan dari ampas menggunakan kertas saring. Larutan yang telah disaring kemudian dimurnikan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan minyak atsiri. Proses pemurnian dioperasikan pada temperatur 90oC selama 120 menit. Upaya untuk mendapat hasil yang optimum, rancangan proses penelitian dilakukan dengan teknik Respon surface methodology (RSM). Setelah datanya dianalisis maka kondisi optimum diperoleh pada berat 55,50 gram, waktu 3,93 jam, suhu 61,15oC dengan yield 21,56%  dan densitas 0,898 gr/ml. Sedangkan data percobaan yang diperoleh dari laboratorium dengan kondisi berat 55,50 gram, waktu 3,93 jam dan suhu 61,15oC didapat yield sebesar 21,54% dan densitas 0,87 gr/ml. Analisa komponen senyawa kimia dengan Gas Chromatography-Mass Spektrofotometry  (GC-MS) kari kandungan minyak atsiri dari daun kari yaitu pada peak 1 yaitu menit 22 terdapat 6,07% luas area yang berupa minyak atsiri dimana banyak mengandung Caryophylene (6,07%) dan Undec-4-ene (6,07%).
PENGARUH SUHU, PERSENTASE AIR, DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERSENTASE KENAIKAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA CRUDE PALM OIL (CPO) Deifa Nurfiqih; Lukman Hakim; Muhammad Muhammad
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v10i2.4955

Abstract

Asam lemak merupakan hasil hidrolisa dari minyak sawit, didalam minyak sawit terdapat berbagai macam asam lemak, tetapi didalam perhitungan asam lemak yang digunakan adalah asam palmitate. Selain proses hidrolisa, proses oksidasi juga dapat terjadi karena kenaikan asam lemak bebas. Air dapat menguap pada minyak sawit jika dipanaskan pada suhu 150oC, karena itu pemanasan perlu dilakukan untuk mengurangi pertambahan asam lemak bebas pada CPO dengan proses hidrolisa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara lama penyimpanan, suhu pemanasan dan persentase air didalam minyak kelapa sawit. Metode yang digunakan yaitu persiapan bahan baku dan tahap pengujian. Untuk hasil dalam analisa asam lemak bebas dan kadar air yang paling bagus yaitu waktu penyimpanan selama 8 jam pada suhu 60oC dengan nilai asam lemak bebas (ALB) yaitu 2,5% dan kadar airnya dengan nilai 0,38%. Hasil analisa yang dihasilkan persentase air sangat berpengaruh besar dalam kenaikan asam lemak bebas (ALB) dibandingkan dengan suhu pemanasan dalam minyak kelapa sawit. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan variasi waktu pemanasan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan standar mutu.
Pemanfaatan Biji Orok-Orok (Crotalaria juncea) sebagai Bahan Baku Pembuatan Minyak Nabati dengan Metode Ekstraksi Padat-Cair Tiara Puspa Dwi Seta; Muhammad Muhammad; Masrullita Masrullita
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2019
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v8i2.2681

Abstract

ABSTRAKTanaman orok-orok atau Crotalaria juncea L adalah tanaman leguminosa yang termasuk ke dalam keluarga perdu dan semak  Biji orok-orok mengandung  12,6 % minyak dengan 46,8 % asam linoleat, 4,6 % asam linolenat, 28,3 % asam oleat dan 20,3% asam jenuh. Metode yang digunakan adalah metode ekstraksi padat-cair dengan pelarut etanol. Pada penelitian ini dioptimasi menggunakan RSM (Response Surface Methodology). Bahan baku yang digunakan adalah biji orok-orok dan etanol. Biji orok-orok dihaluskan menggunakan blender, kemudian dimasukkan dalam labu leher tiga untuk proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol. Ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan berat sampel, suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi. Dengan variasi berat sampel (70, 80,90 gram),  Suhu (55, 65 dan 75oC), Waktu (3,4 dan 5 jam). Setelah selesai ekstraksi larutan di saring menggunakan kertas saring. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara minyak dan pelarut dengan proses destilasi. Pengujian yang dilakukan adalah uji densitas, yield, kadar FFA dan uji komposisi dengan alat GC-MS. Densitas terendah dihasilkan pada Suhu 75oC, berat sampel 70 dan waktu ekstraksi 4 jam sebesar 0,788 g/ml. Yield tertinggi dihasilkan pada suhu 65oC, berat sampel 90 gr dan waktu ekstraksi 3 jam sebesar 19,943 %. Kadar FFA terendah dihasilkan pada suhu 65oC , berat sampel 90 dan waktu 5 jam. RSM memberikan hasil optimasi terbaik pada suhu 75oC, berat sampel 89,64 gram dan waktu ekstraksu 3 jam dengan yield 19,943, densitas 0,89 gr/ml dan kadar FFA 1,2674 %. Dari hasil uji GC-MS diketahui bahwa minyak biji orok-orok mengandung methyl ester of undecanoic acid, 2-methylpentanoic acid, myristic acid methyl ester, methyl linolelaidate, 2-cyclopentylacetohydrazide dan 2-methylpentanoic acid.Kata Kunci : biji orok-orok, ekstraksi, densitas, yield, kadar FFA