Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pelaksanaan Manajemen Klinis di Instalasi Gawat Darurat di RS Siaga Raya Pada Masa Pandemi COVID-19 Affandi Akbar; Lili Indrawati; Sumijatun Sumijatun
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.402 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v5i1.1293

Abstract

Coronavirus-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO. Pada 22 Februari 2021, WHO melaporkan 111.102.016 kasus dengan 2.462.911 kematian di seluruh dunia dan Kementerian Kesehatan melaporkan 1.288.833 kasus di Indonesia dengan 34.691 kematian serta Pemerintah provinsi DKI Jakarta melaporkan 331.094 kasus di Jakarta dengan 5.206 kematian. Pemerintah telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19. Rumah sakit diharapkan dapat mengikuti manajemen klinis sesuai dengan pedoman COVID-19 bagi petugas kesehatan dan seluruh penduduk Indonesia agar mendapatkan pelayanan yang sesuai standar. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelaksanaan, evaluasi serta hal yang menghambat manajemen klinis di IGD di RS Siaga Raya pada masa pandemi COVID-19. Menggunakan metode kualitatif. teknik pengumpulan data dilakukan tringulasi, bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi. IGD RS Siaga Raya pada masa pandemi COVID-19 telah melakukan skrining pada dengan dilakukannya pemeriksaan suhu, saturasi oksigen dan pertanyaan singkat, apabila ditemukan indikasi COVID-19, pasien langsung diarahkan ke rumah sakit rujukan, dan bila ada pasien yang akan direncanakan rawat inap, pasien dilakukan pemeriksaan PCR dan Laboratorium . Evaluasi  dan monitoring manajemen klinis COVID-19 belum dilakukan. Terdapat hambatan terkait pelaksanaan alur manajemen klinis dan SOP yang masih belum ada, serta keterbatasan ruangan IGD.Diharapkan IGD RS Siaga Raya dapat selalu mengembangkan serta menyediakan SOP terkait manajemen klinis COVID-19, dan menyediakan ruangan khusus COVID serta peneliti selanjutnya dapat mengkomparasikan dengan penelitian di RS lain dan disertakan informan ahli.
Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi Di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan (Studi Kasus Di RS X Bekasi Tahun 2020) Sekar Ayu Runggandini; Lili Indrawati; Tri Suratmi
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.709 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v5i2.1777

Abstract

Tingginya persaingan rumah sakit di daerah Bekasi, menuntut rumah sakit auntuk memberikan kepuasan kepada konsumen agar menjadi pilihan tempat untuk mendapatkan pengobatan. Penelitian pada tahun 2018 menyatakan adanya hubungan antara waktu tunggu pasien dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi di RSUD DR. Loekmono Hadi Kudus. Data sampel dari farmasi rumah sakit X Bekasi pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2020 ada keterlambatan waktu tunggu obat jadi di instalasi farmasi unit rawat jalan sebanyak 19% sampai dengan 23%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab terjadinya keterlambatan waktu tunggu obat jadi  di instalasi farmasi unit rawat jalan RS. X Bekasi sesuai standar pelayanan minimal rumah sakit dan mendapatkan solusinya. Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan dan diskusi grup terfokus dan analisa data melalui, reduksi data, triangulasi, verifikasi data,  menarik kesimpulan.  Subjek Penelitian ini adalah SDM RS. X Bekasi yang terkait dengan instalasi farmasi rumah sakit X Bekasi dengan objek waktu tunggu pelayanan obat jadi di instalasi farmasi unit rawat jalan. Hasil penelitian didapat  keterlambatan waktu tunggu obat jadi yang disebabkan oleh penumpukan resep di jam sibuk, kurangnya jumlah SDM bagian penginputan, kurangnya pengetahuan dan keterampilan SDM terkait dengan dokumen dan standar waktu tunggu obat, resep yang tidak sesui formularium, tulisan dokter yang tidak terbaca, belum optimalnya penggunaan resep online, luas ruangan penpenyimpanan obat yang belum standar, jumlah keranjang penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan jumlah obat dan tidak terkoneksinya sistem rumah sakit dengan sistem JKNKata kunci           : Sarana , Resep Obat, Pelayanan, Farmasi.
Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Obat Dengan Metode ABC Indeks Kritis Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Agung Jakarta Tahun 2020-2021 Riginari Yuditya Putri; Lili Indrawati; Fresley Hutapea
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v6i1.2163

Abstract

Farmasi menempati bagian yang cukup besar dari anggaran pengeluaran rumah sakit, dan menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar bagi rumah sakit. Dengan jumlah biaya yang besar itu harus dikelola secara efektif dan efisien.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan dan pengendalian obat dengan metode ABC indeks kritis guna mengetahui kelompok obat berdasar aspek ekonomi maupun medis  Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan metode ABC indeks kritis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa instalasi farmasi Rumah Sakit Agung menggunakan metode konsumsi dalam perencanaan obatnya dan untuk penentuan prioritas obat belum menggunakan metode ABC indeks kritis. Masalah yang dihadapi adalah kurang memadainya sistem informasi dan perangkat yang menyebabkan keterlambatan proses perencanaan. Hasil analisis ABC indeks kritis terhadap 732 item obat didapat kelompok obat dengan NIK A sebanyak 9 item (1.23%), NIK B sebanyak 106 item (14.48%) dan NIK C sebanyak 617 item (84.29%). Kelompok A memiliki jumlah item obat yang paling sedikit namun memiliki nilai investasi dan nilai kritis yang tinggi, sehingga jangan sampai terjadi kekosongan karena akan sangat berpengaruh terhadap pelayanan pasien dan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit. Kelompok B merupakan obat dengan nilai pemakaian, investasi tinggi namun nilai kritis yang rendah, kelompok ini tetap harus mendapatkan perhatian meskipun pengendaliannya tidak seketat kelompok A. Kelompok C merupakan obat yang memiliki nilai pemakaian, investasi dan nilai kritis yang rendah hingga sedang, rumah sakit dapat mengurangi jumlah item kelompok C terutama yang tidak pernah digunakan, tapi tentunya tetap memperhatikan nilai kritis obat tersebut. Kata kunci                 : ABC indeks kritis, Perencanaan Obat, Pengendalian Obat
Analisis Sistem Pengawasan dan Pengendalian Perbekalan Kefarmasiaan di Instalasi Farmasi RS Mitra Husada Tangerang Siti A. Ningrum; Alih G. Kodyat; Lili Indrawati
Majalah Kedokteran UKI Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

AbstrakPelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan bermutu. Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit harus menjamin ketersediaan perbekalan kefarmasiaan (sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai) yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau. Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di rumah sakit, harus dilakukan pengendalian mutu pelayananan kefarmasian yang meliputi monitoring dan evaluasi (monev). Pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasian dilakukan RS Mitra Husada dengan stok opname dilaksanakan setiap 6 bulan. Analisis sistem pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasiaan dilakukan untuk mememenuhi Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit (Permenkes 72 tahun 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasiaan di Instalasi Farmasi RS (IFRS) Mitra Husada, Tangerang sesuai satandar Permenkes 72 tahun 2016 dan mendeskripsikan proses pengawasan, pengendalian yang telah dilakukan di RS Mitra Husada, Tangerang. Penelitian dilakukan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Populasi yaitu pihak terkait kegiatan di Instalasi Farmasi. Penelitian dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi dari IFRS. Kesimpulan penelitian ini, sistem pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasian telah sesuai dengan kebijakan berlaku, Ka. IFRS sebagai penanggung jawab belum dapat melakukan secara optimal. Hal ini disebabkan dukungan SDM, Sarana & Prasarana, ketersediaan dana, metode, persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan kekosongan obat, obat yang tidak bergerak, dan kepatuhan penulisan kartu stok yang belum sesuai.Kata Kunci: Pengawasan, pengendalian, stok opname, kekosongan obat AbstractPharmacy service is one of the activities in a hospital that supports quality health services. Pharmaceutical services in hospitals must ensure the availability of pharmaceutical supplies (pharmaceutical preparations, medical devices, and medical consumables) that are safe, quality, useful, and affordable. To ensure the quality of pharmaceutical services in hospitals, quality control of pharmaceutical services must be carried out which includes monitoring and evaluation. Management and controlling of pharmaceutical supplies carried out by Mitra Husada Hospital with stock taking held every 6 months. The analysis of the surveillance and control system for pharmaceutical supplies is carried out to meet the standards of pharmaceutical services in hospitals (Permenkes 72, 2016). This study aims to analyze the management and controlled system for pharmaceutical supplies at the Mitra Husada, Hospital Pharmacy Installation (IFRS), Tangerang according to the Minister of Health Regulation 72 of 2016 and describe the process of monitoring and control that has been carried out at Mitra Husada Hospital, Tangerang. This research was conducted using a descriptive qualitative method. Population, namely parties related to activities in the Pharmacy Installation. The research was conducted by interviewing, observing and documenting IFRS. The conclusion of this study is that the management and controlled system for pharmaceutical supplies is in accordance with the applicable policies, Ka. IFRS as the person in charge has not been able to perform optimally. This is due to the inadequate support of the components HR, facilities, infrastructure, availability of funds, methods, preparation, implementation, reporting and empty stock, slow moving drugs, and uncompliance writing stock cards).Keywords: Controlled, management; stock take, empty stock
Peningkatan Pengetahuan Tentang Stunting pada Ibu Balita di Kelurahan Pondok Ranggon Cipayung Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta Yeny Sulistyowati; Lili Indrawati; Suryani Suryani; Sukma Aditya Putra; Muhammad Gumilar
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v6i2.2545

Abstract

Stunting in early life, especially in the first 1000 days from conception to the age of two years, impaired growth has adverse functional consequences in children. The current condition of the COVID-19 pandemic requires more and more multi-sectoral collaboration to prevent these consequences. Some of these consequences include poor cognition and educational performance, poor parenting, low adult wages, lost productivity, and accompanied by excessive weight gain later in life, an increased risk of chronic nutrition-related diseases in adult life. Mother's knowledge of toddlers also plays a role in this effort. Therefore, the purpose of this activity is to increase the knowledge of mothers under five about stunting. The activity was carried out in several Posyandu areas which was carried out in September – October 2022. The implementation was in collaboration with Cadres, Pondok Ranggon Village Health Center, Cipayung District Health Center and Pondok Ranggon Village and Cipayung District. The result of this activity is an increase in partner empowerment through increased knowledge (Post Test Results Increase compared to Pre Test) namely those whose knowledge is good from 95% to 98% after counseling and increasing partner skills (Cross-program collaboration, evidenced by the active involvement of community elements (Village government, RW, cadres, youth organizations and religious leaders.) With the increase in knowledge of mothers and children under five, it is hoped that the role of cooperation with cross-sectors will be increased so that the sustainability of the program can be well maintained. Keywords: Knowledge, Mother, Children Under Five, Stunting
Hubungan Peran Anggota Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Denpasar Selatan Provinsi Bali Tahun 2022 Ni Made Elina Sukma Astuti; Atik Kridawati; Lili Indrawati
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v6i2.2417

Abstract

Latar belakang: Peran keluarga dalam pencegahan tuberkulosis sangat penting, karena tugas dari anggota keluarga adalah melakukan perawatan dan pemantauan minum obat. Empat aspek dari peran keluarga, yaitu emosional, instrumental, informatif dan penghargaan. Kepatuhan dalam berobat dapat meningkat ketika adanya peran serta dari keluarga. Besarnya kejadian ketidapatuhan dalam pengobatan menyebabkan besarnya angka kegagalan berobat pasien tuberkulosis dan juga makin banyak didapatkan pasien tuberkulosis yang resisten terhadap pengobatan standar. Tujuan: memahami korelasi diantara peranan keluarga terhadap rasa patuh meminum obat penderita tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Denpasar Selatan. Metode: Studi ini menggunakan desain analitik cross-sectional, menggunakan analisis regresi logistik binary. Sampel penelitian, yaitu pasien tuberkulosis aktif di Puskesmas Kecamatan Denpasar Selatan yang berjumlah 53 responden. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner secara online melalui link google form. Data dianalisa secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Dalam analisis memaparkan pada variabel kepatuhan minum obat sebanyak 54,7% responden patuh dalam menjalankan pengobatan. Variabel peran keluarga mempunyai korelasi signifikan terhadap rasa patuh meminum obat (p<0,05). Pada analisis regresi logistik binary variabel tingkat pendidikan dan peran emosional terbukti memiliki hubungan yang bermakna terhadap rasa patuh meminum obat, makin besar tingkatan pendidikan dan semakin baik peran emosional membuat kepatuhan makin besar pula didalam menjalani pengobatan. Kesimpulan: Pendidikan terakhir mempunyai korelasi yang signifikan terhadap rasa patuh meminum obat. Empat aspek peran keluarga juga memiliki hubungan yang signifikan dengan peran keluarga.  Saran: Diharapkan keluarga pasien mampu memberikan perhatian kepada pasien dalam bentuk kebutuhan, dapat meluangkan waktu berinteraksi dan berkomunikasi. Dinas Kesehatan dapat membantu membentuk program untuk monitoring kader obat dalam darah.
Dimensi Wellness dalam kaitan dengan Kualitas Hidup Lansia di Indonesia Asvi Retty Nurgusmy Yerly Asir; Lili Indrawati; Dinni Agustin; Tri Budi W Raharjo
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v6i2.1650

Abstract

An increasing number of elderly with chronic degenerative diseases and disabilities will affect their quality of life.The study design was cross-sectional in the form of case studies and evaluations in three areas of caregiving. Clinical diagnosis used geriatric assessment instruments of Geriatric Division of Cipto Mangunkusumo Hospital. Measurement of quality of life used the EQ-5D index score Indonesia version with 0,692 cut-off point for low and high quality of life.Quality of life of elderly living in the community is better than staying at home. There were  habit of doing health checks, grateful, social activities, mutual friendship, participation in / outside environment, remain employed significantly associated with quality of life of the elderly. Relationship with quality of life of contextual factors obtained employment status, and number of disease was significantly correlated with quality of life, whereas cognitive function meaningful trend.It turns out that the quality of life of elderly living in the community is better than staying at home.
Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSAU dr. Hoediyono Tahun 2022 Fico Surya Perkasa; Lili Indrawati; Ani Nuraini
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i1.2930

Abstract

SIMRS merupakan perangkat lunak komputer atau sistem  yang dibuat untuk membantu manajemen Rumah Sakit dalam pengolah data, memasukan data serta membuat laporan data pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisi pengaruh Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan terhadap penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah Sakit Angkatan Udara Dr. Hoediyono  Subang Tahun 2022. penelitian ini menggunakan Model penelitian yang digunakan adalah model regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini Sumber Daya Manusia (SDM) di RS Dr. Hoediyono. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh Sumber Daya Manusia (SDM), yang berkaitan dengan penggunaan SIMRS yang berjumlah 55 Orang. di RS Dr. Hoediyono. bahwa persepsi manfaat (X1) mempunyaipengaruh positif terhadap penggunaan SIMRS nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 artinya persepsi manfaat mempunyai pengaruh yang positif terhadap penggunaan Sistem informasi manajemen Rumah sakit ( SIMRS) (Y)  Hasil penenlitian menunjukkan bahwa sikap postif untuk menggunakan SIMRS mempermudah kerja administrasi di Rumah sakit dibandingkan dengan manual.Kata Kunci : Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Penggunaan Sistem Informasi Mananjemen Rumah Sakit
Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Linen Laundry dan Kinerja Karyawan Terhadap Kepuasan Pasien di RSUD Tarakan Lasmaria Hasiholan; Lili Indrawati; Ahdun Trigono
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i2.3037

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pelayanan penunjang medik, khususnya dalam pengelolaan linen laundry. Hasil surve awal di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan melalui wawancara dengan sampel 20 orang 87% menyebutkan linen hilang. Hasil laporan rumah sakit tahun 2021 jumlah linen hilang 3230 dan surve kepuasan pasien 90,58% secara umum, belum ada spesifik untuk linen laundry. Pencapaian kinerja pengelolaan linen laundry memerlukan perbaikan kualitas pelayanan bertujuan menghasilkan kepuasan konsumen. Sehingga peneliti mengambil judul “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Linen Laundry dan Kinerja terhadap Kepuasan Pasien” melihat hubungan anatara kulaitas layanan linen laundry dan kinerja karyawan dalam kepuasan pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian menggunakan rancangan cross-sectional study melihat hubungan antara variabel dependen dan independent. Populasi semua pasien rawat inap periode januari sampai februari 2023. Teknik sampel menggunakan probability sampling dan Simple random sampling memetimbangkan kriteria inklusi dan ekslusi, jumlah sampel 250 orang. Variabel penelitian terdiri dari tiga yaitu pengaruh kualitas layanan linen laundry, kinerja karyawan dan kepuasan pasien. Pengaruh kualitas layanan linen laundry 5 dimensi 12 pernyataan, sedangkan kinerja karyawan 5 indikator 14 pernyataan dalam kuesioner dan kepuasan pasien 5 dimensi 17 pernyataan sehingga total 43 pernyataan. Hasil penelitan menujukan kualitas linen laundry dan kinerja karyawan terhadap kepuasan pasien sebesar 17,2%. Hubungan kualitas linen laundry terhadap kepuasan pasien sebesar 0,194 nilai CR 3,077 dan p-value 0,02<0,05 artinya berhubungan positif. Hubungan kinerja karyawan terhadap kepuasan pasien sebesar 0,360, nilai CR 6,014 dan p-value 0,000, artinya terdapat hubungan positif. Berdasarkan model teoritis dalam penelitian ini hasil pengujian secara empiris analisis Structural Equation Model (SEM) maka hasilnya menunjukkan kualitas pelayanan linen laundry dan kinerja karyawan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien. Kata Kunci: Linen, Laundry, Kualitas, Kinerja dan Kepuasan
Pelatihan Kader Posyandu Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Kelurahan Jatimulya, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat Lili Indrawati; Dinni Agustin
JURNAL Comunità Servizio Vol. 5 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v5i1.4764

Abstract

Stunting is a condition in which toddlers have less length and height when compared to age caused by multidimensional factors, namely poor nutrition experienced by toddlers, lack of mother's knowledge about health and nutrition which has an impact on the level of intelligence, susceptibility to disease. One of the factors that plays an active role in early detection of stunting is the role of a mother under five and cadres. The stunting prevalence rate in Depok in 2021 is seen at 3.5 percent, namely 3,675 out of 105,127 toddlers in Depok City. This data has decreased from February 2021 by 4.7 percent as many as 4,923 out of a total of 102,815 toddlers in Depok. Even though there has been a decrease in numbers, in kel. Jatimulya Kec. Cilodong, Depok, there is a fairly high number of stunting cases, namely 47 cases in 9 RWs. For this reason, training was carried out for cadres and mothers with toddlers related to stunting in the working area of ​​Kel. Jatimulya with the aim of being able to prevent stunting. The results of the training are expected to be able to empower health cadres in carrying out their duties in providing counseling to the community, especially pregnant women and mothers with toddlers in a consistent and sustainable manner so as to improve cadre performance in stunting prevention and optimal posyandu services. Keywords: stunting, cadre, training