Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Biomassa dan bioarang dari limbah kotoran kuda tanpa dan dengan perlakuan menggunakan sodium hidroksida: studi nilai kalor dan kadar abu Y. A. Padang; N. H. Sari; N. Nurchayati; A.A. A. Triadi; Y. A. Sutaryono; M. Muharman
Dinamika Teknik Mesin: Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin Vol 10, No 2 (2020): Dinamika Teknik Mesin
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.296 KB) | DOI: 10.29303/dtm.v10i2.330

Abstract

This study aims to determine and test the characteristics of horse feces briquettes without and with NaOH treatment as an alternative fuel. The experiment has been carried out in a laboratory. Biomass has been treated with 8% NaOH for 2 h, and has been compared with untreated biomass briquettes. Characterization of the calorific value and ash content of biomass briquettes and bio charcoal briquettes have been investigated. The results showed that the heat value for briquette samples after being treated increased in the range of 4894.6 cal/g – 5855.16 cal/g, while the ash content decreased in the range of 39% to 49.44%; this is caused by a decrease in non-lignocellulosic of horse feces content. It can be concluded that the horse feces biomass briquette with NaOH treatment can be an alternative fuel to replace the skin and leaf briquettes.
PENINGKATAN NILAI NUTRISI PAKAN SAPI BETINA INDUK MELALUI PEMANFAATAN LAMTORO DI KELOMPOK TANI TERNAK PADE GENEM KECAMATAN SEKARBELA KOTA MATARAM Syamsul Hidayat Dilaga; Dahlanuddin Dahlanuddin; Yusuf Ahyar Sutaryono; Suhubdy Suhubdy; Hermansyah Hermansyah
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Gema Ngabdi
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v1i1.6

Abstract

Improving nutritional value of feed using Leucaena leucocephala is attainable for everyone as it could easily grow in agriculture land and often found as tree fences in farmers’ residential area. Leucaena leaves contain high valuable nutrition, which favored by the cattle and likewise the increase live weight cattle thoroughly. A community-service based program was carried out at farmer group of Pade Genem in Sekarbela district, Mataram. This program aimed to provide training for cattle farmers on how to feed cattle using leucaena, introducing the methods of reducing anti-nutritional factors that naturally producing by leucaena, as well as planting strategy for feeding and environmental greening. Participative approach was used in the education and training activities through counseling, discourse and illustration methods. Success of program is indicated by enthusiasm and involvement of participants, as well as implementation and adoption
GROWTH AND PRODUCTION OF TREE LEGUM Indigofera zollingeriana AS A STRATEGIC FORAGE IN LOMBOK ISLAND Yusuf Akhyar Sutaryono; Harjono -; Mastur -; Ryan Aryadin Putra
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 11 No 1 (2021): Pastura Vol. 11 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2021.v11.i01.p01

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi Indigofera dengan interval pemotonganberbeda yang dibudidayakan di Pulau Lombok. Penelitian dirancang dengan rancangan acakkelompok (RAK) dengan 3 kelompok interval pemotongan yaitu 30, 45 dan 60 hari setelah potong paksa. Pemotongan paksa dilakukan pada ketinggian 50 cm di atas tanah pada 11 minggu setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Indigofera 30, 45 dan 60 hari setelah pemotongan berturut-turut adalah 89,2, 120,0 dan 161,0 cm. Sedangkan laju pertumbuhan tanaman sebesar 7,96, 10,47 dan 13,89 cm/minggu. Pembentukan percabangan pada minggu pertama sebanyak 5,0 cabang/pohon dan tumbuh signifikan menjadi 25,0 cabang/pohon setelah 4 minggu. Pembentukan cabang mencapai 40 cabang pada 60 hari setelah pemotongan paksa. Kondisi ini menunjukkan bahwa tanaman tetap tumbuh dengan cepat dan tepat meskipun tanaman ditebang. Produksi Indigofera tertinggi diperoleh pada interval pemotongan 60 hari (864,40gram/pohon) diikuti dengan peningkatan bahan kering dan bahan organik, tetapi kadar protein menurun secara signifikan. Disimpulkan bahwa Indigofera merupakan tanaman potensial yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak andalan di Pulau Lombok. Kata kunci: produksi hijauan, Indigofera zollingeriana, interval pemotongan, pertumbuhan
Evaluasi Sifat Bending, Tarik dan Morpologi dari Komposit Polyester/Serbuk Serat Hibiscus Tiliaceus setelah diperlakukan dengan NaOH Nasmi Herlina Sari; Emmy Dyah Sulistyowati; Sinarep Sinarep; Pandri Pandiatmi; I Made Wirawan; Suteja Suteja; Yusuf Akhyar Sutaryono; Sujita Sujita; Rozan Hermansyah; Muhammad Rama Setiyadi
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 7 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2021.v07.i02.p04

Abstract

Telah diinvestigasi komposit poliester yang dimodifikasi dengan serbuk dari serat hibiscus tiliceus (HT) sebagai inovasi dari material komposit yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sifat mekanik dari komposit dari serbuk hibiscus tiliaceus (HT) setelah direndam dalam larutan alkali dalam periode berbeda. Sebelum dibuat komposit, serbuk HT direndam dalam alkali NaOH 5% selama waktu berbeda yaitu 2, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam. Teknik pembuatan komposit dilakukan dengan teknik hand lay-up; resin poliester sebagai matrik dengan hardener dari metil etil keton peroksida 1% dicampur, kemudian dituang ke dalam cetakan dan diberi tekanan 5 MPa selama 12 jam. Sifat kekuatan tarik, modulus elastisitas dan kekuatan bending telah dievaluasi. Hasil studi menunjukkan bahwa lama perendaman serbuk HT dalam NaOH memberikan efek pada sifat mekanik dari komposit serbuk HT/polyester. Setelah serbuk direndam dalam NaOH selama 2 jam, 4 jam dan 6 jam, kekuatan tarik dan bending dari komposit meningkat yang dikaitkan dengan ikatan interface antara serbuk HT-poliester bertambah kuat, tetapi kekuatannya menurun setelah serbuk direndam selama 8 jam karena serbuk HT rusak dan pullout. Analisa SEM menunjukkan morpologi patahan yang rapat dan padat antara serbuk dan poliester serta adanya serbuk HT pullout. Ditinjau dari kekuatan tariknya, komposit yang dihasilkan ini dapat menjadi alternatif pengganti komposit serat gelas. A polyester composite modified with powder from Hibiscus Tiliceus fiber as a new composite material. This study aims to evaluate the mechanical properties of the composite of Hibiscus tiliaceus (HT) powder after being immersed in an alkali solution for different periods. Before making the composite, the HT powder was immersed in 5% NaOH for times; 2, 4, 6, and 8 (hours). The composite manufacturing technique has been carried out using the hand lay-up technique; polyester resin as a matrix with a hardener of 1% methyl ethyl ketone peroxide mixed, then poured into molds and under the pressure of 5 MPa for 12 h. The properties of tensile strength, modulus of elasticity, and bending strength have been evaluated through tensile and bending tests. The results showed that the tensile and bending strengths of the composite increased after the HT powder was soaked from 2 h to 6 h; it is due to an increase in the interfacial bond between the HT powder-polyester, but the composite strength decreased after the powder was soaked for 8 h because the HT powder was damaged and powder pullout occurs. SEM analysis shows a tight and dense interface between the powder and polyester and the presence of HT powder pullout. In terms of tensile strength, the resulting composite can be an alternative to glass fiber composites.
The Potential of Corn Waste (zea mays L.) as Ruminants Feed in Bolo District, Bima Regency Mastur Mastur; Oscar Yanuarianto; Dedy Supriadin; Ridwan Saedi; Yusuf Akhyar Sutaryono; Sukarne Sukarne
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 2 (2022): April - June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i2.3682

Abstract

Corn straw as agricultural waste is a source of feed for ruminants which has a high fiber content and still contains good nutritional value and is sufficiently available. Unfortunately, this potency has not been fully utilized by the farmer as animal feed. This condition is found in almost all regions in NTB because we still see a lot of corn straw or corn waste in general, a lot of which is wasted even burned by the community. One of the efforts that need be made so that it can be used as a source of feed is by knowing the production of corn straw and its potential as feed for ruminants in Bolo District, Bima Regency. The research was carried out by survey method by using a questionnaire. The research results showed that the area of ​​maize plants in Bolo District was 4,041.88 hectares with a harvest area of ​​3,024.76 hectares. The production of corn waste consisting of stalks, leaves, husks, cobs and silk was 3,629.66 tons in dry matter. The population of ruminants (cattle, buffalo, goats and sheep) is 10,008 heads with the largest livestock population is the cattle. From the calculation between the amount of corn waste production and the ruminant livestock population in Bolo District, Bima Regency, it can be concluded that corn waste has a high potential as feed, which is 19 percent.
Pembinaan Cara Beternak Untuk Meningkatkan Produktifitas Ternak Sapi Pada Program 1000 Desa Sapi Di Desa Teruwai Kabupaten Lombok Tengah Yusuf Akhyar Sutaryono; Ikmal Maulana; Muhammad Habibi; Dimas Bayu Utomo
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.404 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.989

Abstract

Program 1000 desa sapi adalah upaya peningkatan populasi dan produktifitas ternak sapi dalam rangka swasembada daging untuk mencapai ketahanan pangan nasional. Salah satu desa yang menjadi pilot projek dari program ini adalah Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Kondisi yang ada pada peternak disini adalah masih menerapkan sistem peternakan tradisional, dimana ternak sapi dipelihara dan diberi makan dengan pakan yang tidak berpedoman pada kecukupan kualitas nutrisi, sehingga menyebabkan rendahnya produktifitas sapi. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan pembinaan bagaimana cara beternak yang ideal dengan memberikan pelatihan pembuatan pakan ternak berkualitas, pelatihan perawatan ternak, pelatihan pengolahan limbah ternak, serta pelatihan manajemen pengadaan pakan yang cukup dan berkualitas. Pembinaan cara beternak yang ideal merupakan suatu upaya perbaikan sistem peternakan sapi yang lebih efektif dan lebih efisien untuk menghasilkan ternak yang berproduksi tinggi sehingga usaha swasembada daging dapat dicapai sehingga terciptalah ketahanan pangan nasional. Hasil yang di dapat dengan adanya pelatihan-pelatihan  yang dilakukan para peternak sudah mulai menggunakan sistem beternak yang lebih modern, memperbaiki kualitas pakan yang digunakan, mulai melakukan pengolahan limbah ternak sapi menjadi kompos dan biogas, serta dapat menerapkan manajemen pengadaan pakan yang optimal.
PRODUKTIVITAS PERTUMBUHAN KEMBALI LAMTORO TARRAMBA YANG DITANAM PADA LAHAN KERING DESA TERUWAI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Sukarne Sukarne; Yusuf Akhyar Sutaryono; Harjono Harjono; Mastur Mastur; Rifki Wahyu Pratama
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 33 No 1 (2023): Jurnal Agroteksos April 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v33i1.846

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi tanaman lamtoro cv tarramba yang ditanam pada lahan kering dengan kemiringan lereng tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Teruwai Lombok Tengah selama 4 bulan dari tanggal 31 Maret – 31 Juli 2022. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon lamtoro tarramba berumur 1 tahun yang dipotong seragam dengan ketinggian 1,5 meter. Perlakuannya adalah pohon ditanam pada 3 tipe topografi lahan yang berbeda yaitu datar, miring dan curam. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah produksi total panen lamtoro, produksi bagian yang dapat dimakan, persentase daun dan batang, jumlah cabang yang tumbuh, panjang cabang, tinggi pohon dan diameter batang. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan 3 topografi lahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi tanaman lamtoro tarramba pada topografi lahan datar memiliki produksi yang lebih baik jika dibandingkan dengan topografi miring dan curam, dimana tanaman pada topografi miring memiliki hasil rata-rata paling sedikit yaitu 1 kg dan tanaman pada topografi curam memiliki hasil produksi sebesar 1,41. kg, sedangkan tanaman pada topografi datar memiliki jumlah produksi tertinggi yaitu 1,47 kg. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman lamtoro cv tarramba memiliki hasil rata-rata yang baik jika ditanam pada topografi lahan datar dan akan mengalami penurunan hasil produksi jika ditanam pada topografi miring dan curam.
PELATIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS GREEN PROTEIN LOKAL SERTA MANAJEMEN AGRIBISNIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SUSU KAMBING Sukarne; Yusuf Akhyar Sutaryono; Fahrullah; Muhammad Nursan
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i1.1205

Abstract

This service program is motivated by the abundance of local forage sources from legume types which have great potential to be created into feed for milk-producing goats. On the other hand, the low supply of nutrition in rural communities is an important issue causing stunting. In fact, it is understood that goat's milk has great potential as a source of animal protein for society. This service aims to provide assistance (technology transfer) for complete, nutrient-rich green protein-based feed which is highly available in Lombok, such as turi plants, lamtoro plants, moringa plants and pineapple skin waste which has great potential. The next goal is to organize agribusiness management which still appears to be not running optimally. Starting from team management to production management. The method for implementing this service includes the Participatory Rural Appraisal (PRA) method by making CRF a place for providing assistance in implementing complete feed and involving communities who are CV partners. CRF as many as 20 people to benefit from the program. The activity stages include the preparation, implementation and evaluation stages of the activity. The results of service activities show that there has been an increase in community knowledge and skills in understanding and making complete feed to increase goat milk productivity. Based on the results of feed experiments on goats, data was also obtained on an increase of 200 ml/head (previously only 500 ml/head increased to 700ml/head). Knowledge and skills regarding more effective and efficient management of dairy goat agribusiness will increase after participating in community service activities.
Botanical Composition, Feed Consumption and Feed Conversion of Male Bali Cattle in The Tunas Karya Group, Teruwai Village, Central Lombok Regency Sukarne Sukarne; Mastur Mastur; Harjono Harjono; Yusuf Akhyar Sutaryono; Tahyah Hidjaz
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI)
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v8i2.155

Abstract

Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya peternakan sapi. Ketercukupan kebutuhan pakan bukan hanya diukur dari jumlah pakan yang diberikan, namun perlu juga diperhatikan keberagaman jenis pakan dan kemampuan ternak mengubah bahan pakan yang diberikan untuk meningkatkan bobot badan. Penelitian yang berjudul Komposisi Botani, Konsumsi dan Konversi Pakan Sapi Bali Jantan Di Kelompok Tunas Karya Desa Teruwai Kabupaten Lombok Tengah telah dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2021. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan 3 ekor sapi bali jantan yang ditempatkan pada kandang individu yang telah dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi komposisi botani, konsumsi dan konversi pakan yang diberikan serta pertambahan berat badan ternak selama penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pakan yang diberikan pada ternak sapi Bali Jantan yang dipelihara di Kelompok Tunas Karya Desa Teruwai Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari 100% hijauan rumput Raja dan 5 kg pakan konsentrat komersial. Konsumsi bahan kering (KBK) 6,78 kg atau 2,36 % dari BB/ekor/hari, sedangkan Konsumsi Bahan Organik (KBO) 5,90 kg/ekor/hari. Pertambahan bobot badan harian (PBBH) tercatat sebesar 0,526 kg/ekor/hari, dengan konversi pakan sebesar (12,1). Kata Kunci : Komposisi Botani, Konsumsi, Konversi, Pakan, Sapi Bali.