Toha Machsun
Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pendidikan Adab, Kunci Sukses Pendidikan Toha Machsun
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6 No. 2 (2016): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.144 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2016.6.2.102-113

Abstract

Salah satu problem tersebar pendidikan saat ini yaitu lemahnya adab di kalangan peserta didik. Banyak murid yang pandai dan berprestasi tapi kurang memiliki adab. Akibatnya, muncul kebingungan dan kekeliruan persepsi mengenai ilmu pengetahuan, yang kemudian berlanjut pada terciptanya ketiadaan adab di masyarakat, sehingga muncullah para pemimpin yang bukan saja tidak layak memimpin umat, tetapi juga tidak memiliki akhlak yang luhur dan kapasitas intelektual dan spiritual yang memadai. Ini semua akibat pendidikan yang salah dan tidak tepat sasaran. Jelas ini merupakan krisis yang tidak sederhana bagi dunia pendidikan di negeri ini. Untuk mengatasi hal tersebut pendidikan adab adalah solusinya.
Beberapa Pendekatan Metodologis Ilmu Sosial dalam Perspektif Studi Islam Toha Machsun
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6 No. 1 (2016): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.659 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2016.6.1.15-26

Abstract

Sejak kedatangannya, Islam telah tampil sebagai agama yang memberikan perhatian pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia dengan tuhan, antara hubungan manusia dengan manusia, dan antara urusan ibadah dengan urusan muamalah. Islam memandang keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan sangat erat. Oleh karena itu posisi agama harus diperhatikan sebagai landasan berfkir dalam mengembangkan ilmu sosial. Dengan kata lain ilmu pengetahuan sosial harus digali dari nilai-nilai agama yang disebut sebagai ilmu sosial profetik. Ini menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman moden ini. Sebab faktanya dunia modern menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan martabat manusia jika jauh dari nilai-nilai agama.
Pembaruan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Toha Machsun
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 7 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.332 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2017.7.1.151-165

Abstract

Pendidikan Agama Islam di madrasah hingga kini masih cenderung dinomorduakan oleh Muslim di Indonesia. Implikasi wacana tersebut berdampak pada pengembangan sumber daya manusia yang belum efektif dan efesien, sehingga Pendidikan Agama Islam di dalamnya tidak berkembang secara profesional. Akan tetapi, secara institusi, madrasah tetap optimistis dalam memberikan terobosan baru untuk merumuskan nalar kritisisme pendidikan agama Islam, baik visi-misi, materi kurikulum, metode dan sarana-prasarana pendidikan, sehingga Pendidikan Agama Islam tetap eksis di hadapan masyarakat dengan cara menguasai kualitas pendidikan dan memperbarui sistem pendidikan secara menyeluruh.
Pemikiran Pendidikan Akhlak al-Ghazālī dan Ibn Miskawayh Toha Machsun
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 8 No. 1 (2018): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.272 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2018.8.1.22-41

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan pemikiran akhlak al-Ghazālī dan Ibn Miskawayh dari perspektif ontologis, epistimologis, dan aksiologis. Bagi al-Ghazālī akhlak merupakan sikap yang mengakar dalam jiwa dan merupakan asal dari segala perbuatan. Pusat perbincangan akhlak al-Ghazālī adalah kebahagiaan. Ia tidak dapat dicari namun bisa dijangkau melalui sinergisitas pengetahuan dan perbuatan. Ada dua metode memperoleh hal tersebut 1) pengajaran manusiawi, metode dan 2) metode pengajaran dari Allāh. Selain itu, terdapat dalam batin manusia terdapat empat unsur agar akhlak bisa menjadi baik: tingkat ilmu, amarah, sahwat dan keadilan. Bagi Ibn Miskawayh, akhlak merupakan peri keadaan jiwa yang mengajak seseorang melakukan perbuatan tanpa harus melalui perhitungan. Ada kalanya manusia mengalami perubahan khuluq sehingga dibutuhkan aturan-aturan syari’at, nasihat, dan ajaran-ajaran tradisi terkait sopan santun. Ia juga memperhatikan proses pendidikan akhlak. Kejiwaan anak mengalami proses perkembangan. Sementara itu yang harus diperhatikan adalah aspek jasmani dan rohani, melalui Pendidikan sifat kejujuran, qanā’ah, pemurah, suka mengalah, mengutamakan kepentingan orang lain, rasa taat, dan menghormati kedua orang tua. Pendidikan menjadi salah satu pilihan dalam mengembangkan fitrah. Dengan segala upayanya, Miskawayh mengharapkan akan terwujudnya perilaku yang baik terhadap manusia.