Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Komunikasi krisis Forum Ekonomi Kreatif Kabupaten Bandung Barat menghadapi pandemi Covid-19 Antar Venus; Meria Octavianti; Kismiyati El Karimah; Hadi Suprapto Arifin
Manajemen Komunikasi Vol 5, No 1 (2020): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v5i1.29799

Abstract

Forum Ekonomi Kreatif (Fekraf) sebagai sebuah organisasi resmi yang dibentuk pemerintah Kabupaten Bandung Barat, memilliki peran yang sentral dalam menghadapi krisis yang dialami oleh hampir sebagian besar pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung Barat. Banyak pekerja di berbagai subsektor ekonomi kreatif terpaksa dirumahkan karena sudah tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan dan banyak pelaku ekonomi kreatif yang akhirnya gulung tikar karena tidak bisa menjalankan roda perekonomiannya selama pandemic berlangsung. Penelitian ini berupaya untuk mencari tahu mengenai bagaimana komunikasi krisis yang dilakukan oleh Fekraf KBB dalam menghadapi pandemic Covid-19. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, focus group discussion, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan komunikasi krisisnya, Fekraf KBB sudah menjalankan seluruh prinsip dan tahapan dari komunikasi krisis dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi yang relevan dengan kondisi krisis yang dihadapi. Crisis preparedness, initial respons, corrective & reaction, serta evaluation merupakan tahap komunikasi krisis yang dilakukan oleh Fekraf KBB. Media komunikasi yang digunakan dalam komunikasi krisis ini terbatas pada media online dan media sosial. Hampir seluruh prinsip komunikasi krisis diaplikasikan oleh Fekraf KBB dalam menghadapi pandemik Covid-19 ini, yaitu adanya tim komunikasi, melakukan kontak dengan media, mengumpulkan fakta-fakta, tidak menutup informasi, hati-hati dalam menyampaikan informasi, satu suara, dan menggunakan banyak saluruan komunikasi.
Kontribusi Mahasiswa Dalam Pengembangan Pariwisata Gorontalo Meria Octavianti; Mohamad Reza
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal ALTASIA (Edisi Spesial Seminar Nasional Pariwisata)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v2i2.554

Abstract

Industri pariwisata dapat menjadi leading sector pada pembangunan di Provinsi Gorontalo. Letak geografis yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Utara dan banyaknya potensi pariwisata yang dimiliki oleh Gorontalo menjadi modal awal yang mampu meningkatkan industri pariwisata di Gorontalo. Gorontalo dapat mencontoh Lombok yang mampu sukses dalam sektor pariwisata dikarenakan mampu menjadi secondary destination dari Bali. Selain letak geografis dan potensi yang dimiliki, sinergitas dari berbagai pihak juga diperlukan untuk mengembangkan industri pariwisata di Gorontalo. Bukan hanya lembaga pemerintah atau pihak swasta pengelola destinasi wisata, tetapi mahasiswa juga menjadi salah satu pihak yang mampu memberikan kontribusi pada pengembangan industri pariwisata di Gorontalo. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan mencari jawaban mengenai bentuk kontribusi yang mampu diberikan mahasiswa dalam pengembangan industri pariwisata di Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan membagikan kuesioner pada sampel penelitian yang merupakan mahasiswa asal Gorontalo. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan studi pustaka sehigga mampu memperkaya analisis data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi utama mahasiswa dalam pengembangan industri pariwisata adalah dalam bidang promosi. Mahasiswa yang notabene adalah kaum millenial memiliki akses tinggi pada internet, khususnya media sosial. Maka dari itu kontribusi yang dapat diberikan oleh mahasiswa adalah dengan mengenalkan, menawarkan, dan memviralkan berbagai daya tarik objek wisata yang dimiliki oleh Provinsi Gorontalo
The power of social media in BERLIBUR as new social movement in West Bandung Regency Indonesia Meria Octavianti; Atalia Praratya
Informasi Vol 50, No 2 (2020): Informasi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/informasi.v50i2.30149

Abstract

Social media has a tremendous power to drive community participation in development. This is evidenced by Berlibur (bebersih keliling lembur) ‘Cleaning Our Surroundings’, a program that have been successfully held regularly by many communities in West Bandung Regency. Berlibur is a new social movement in West Bandung that is rooted from the concern of various communities about environmental cleanliness, particularly about the bad habit of littering. This study employed qualitative method with case study approach to describe how the power of social media can drive community participation in this independent environmental cleaning up program. The results showed that the form and the content of social media as well as the character of the audience become the key factor in the success of communication of the initiators of Berlibur. Various communities with different backgrounds are united in Komunitas Lintas KBB ‘All West Bandung Regency Communities’ to collect garbage to positively exemplify and unconsciously grow the community awareness of throwing garbage properly.
Sikap Siswa Sma Di Kota Bandung Terhadap Informasi Mengenai Program Studi Di Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Meria Octavianti
KOMVERSAL Vol 1 No 1 (2019): Komversal : Jurnal Komunikasi Universal
Publisher : Program Studi Hubungan Masyarakat Politeknik LP3I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38204/komversal.v1i1.129

Abstract

Ketidakpastian akan dialami oleh setiap siswa SMA, khususnya Kelas XII yang akan segera mengakhiri masa studinya di jenjang pendidikan menengah atas. Mereka harus menatap jauh ke depan, menentukan pilihan mengenai program studi yang akan mereka pilih ketika mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di Indonesia, khususnya Kota Bandung, perguruan tinggi negeri masih menjadi pilihan favorit bagi para siswa SMA. Jumlah perguruan tinggi negeri yang tidak sebanding dengan banyaknya calon mahasiswa, menjadikan persaingan yang sangat ketat di antara sesama pendaftar. Informasi yang tepat dan lengkap diperlukan untuk penentuan sikap dalam pegambilan keputusan pemilihan program studi. Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini berusaha untuk mengungkap sikap siswa SMA di Kota Bandung terhadap informasi mengenai perguruan tinggi negeri. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik survey. Kuesioner akan digunakan untuk mendapatkan data primer, dan wawancara serta kajian pustaka untuk mendapatkan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri Kelas XII di Kota Bandung, dimana Multistage Cluster Sampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara khusus, media yang paling banyak memberikan kontribusi mengenai informasi program studi adalah website resmi perguruan tinggi tersebut. Tetapi secara umum, media interpersonal masih memberikan kontribusi yang relatif tinggi dalam pencarian informasi program studi oleh siswa SMA Kelas XII. Dengan adanya informasi yang disampaikan melalui berbagai media, baik interpersonal, massa, maupun internet, pengetahuan (kognitif) dan keyakinan (afektif) siswa SMA Kelas XII mengenai program studi yang akan mereka pilih menjadi tinggi. Kondisi tersebut cenderung mendorong mereka untuk memilih program studi yang sesuai dengan minat dan harapan mereka.
Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan Meria Octavianti
Jurnal Komunikasi Vol 6, No 2 (2014): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v6i2.32

Abstract

Abstract: Awareness of environmental cleanliness is very important, especially for those who live along the river. Cikapundung is a river that stream down from the north until the south in Bandung City, the Capital of West Java Province, Indonesia. Cikapundung river's conditions is so bad. The data showed that 90% rubbish from the people who live along the Cikapundung River discarded in to the river. The condition causes the river receives the waste bin more than 5.5 million liters/day. To resolve this problem, the government launched a environmental cleanliness campaign that called “Gerakan Cikapundung Bersih” (GCB). The purpose of this campaign will not be achieved if the campaign messages can not be conveyed properly to the public, especially people who live in the Cikapundung Riverbank. Therefore, this research contains a study on the flow delivery of campaign messages consisting of the receipt of the message, the form of the message and the use of media in the GCB campaign. This research showed that the presence of the local community who care of cleanliness Cikapundung River has an important role in the process of delivering campaign message. Face to face communication channels with the informal message used by the local community. While the mass media with the formal message used by the government to delivering campaign messages. Abstrak: Kesadaran kebersihan lingkungan sangat penting, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai. Cikapundung merupakan sungai yang mengalir dari utara sampai ke selatan Kota Bandung. Kondisi Sungai Cikapundung sangatlah buruk. Data menunjukkan bahwa 90% sampah dari orang-orang yang tinggal di sepanjang Sungai Cikapunung dibuang ke sungai. Kondisi tersebut menyebabkan sungai ini menerima limbah sampah lebih dari 5,5 juta liter/hari1. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mencanangkan kampanye kebersihan lingkungan yang disebut Gerakan Cikapundung Bersih (GCB). Tujuan dari kampanye ini tidak akan tercapai apabila pesan-pesan kampanye tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung. Oleh karena itu, penelitian ini berisikan kajian mengenai alur penyampaian pesan kampanye yang terdiri dari proses penerimaan pesan, bentuk pesan dan penggunaan media dalam kampanye Gerakan Cikapundung Bersih (GCB). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Triangulasi sumber dilakukan dan member check dilakukan untuk menguji keabsahan data yang digunakan. Penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan komunitas yang peduli akan kebersihan Sungai Cikapundung memiliki peran penting dalam proses penyampaian pesan kampanye. Saluran komunikasi tatap muka digunakan oleh komunitas dalam menyampaikan pesan kampanye secara informal. Sedangkan saluran komunikasi massa digunakan oleh pemerintah untuk menyampaikan pesan kampanye secara formal. 
Karakteristik Inovasi Kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis Bagi Ibu Rumah Tangga Di Kota Bandung Meria Octavianti; Iwan Koswara; Dhisa Yunita Advika Sari
Jurnal Komunikasi Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v8i2.64

Abstract

Abstract:Bandung become one of the pilot areas of “Kantong Plastik Tidak Gratis” policy which is a pilot project to resolve the plastic garbage problem in Indonesia. At trial implementation of this policy, the mothers of households in the Bandung City, which is the main target of the policy, are required to bring their own shopping bags or have to spend money to pay for plastic bags that they will use. As an innovation, this policy has five characteristics that can be assessed to determine whether the policy can be easily accepted or difficult. According to Rogers, the five policy are relative advantage, compatibility, complexity, trialability, and observability (1983 : 5 ). Accordingly, this study aims to reveal how the assessment of mother - housewife in the city of Bandung on the five characteristics of innovation policy. The theory used as the basis of this research is the theory Innovation Diffusion from Everett M. Rogers . The research method used is quantitative method with survey approach. The data collection study conducted by distributing questionnaires to 103 housewives in Bandung, which has been selected by using multistage cluster sampling technique . The results showed that the characteristics of innovation policy consisting of relative advantage, compatibility, triability , and observability overall rated high by mothers of households in Bandung City . While the characteristics of the complexity of the policy rated low because the majority of mothers of households think that this policy is easy to apply. It can be concluded that the characteristics of innovation policy is considered to be good by the mother of households in Bandung City .Abstrak:Kota Bandung dijadikan salah satu tempat uji coba dari kebijakan kantong plastik tidak gratis yang merupakan pilot project untuk mengatasi permasalahan sampah palstik di Indonesia. Pada pelaksanaan ujicoba kebijakan ini, ibu-ibu rumah tangga di Kota Bandung, yang merupakan target utama dari kebijakan, diharuskan untuk membawa tas belanja sendiri atau harus  mengeluarkan uang untuk membayar kantong plastik yang akan mereka gunakan. Sebagai sebuah inovasi, kebijakan ini memiliki lima karakteristik yang dapat dinilai untuk mengetahui apakah kebijakan tersebut dapat dengan mudah diterima atau justru sebaliknya. Menurut Rogers, lima kebijakan tersebut yaitu keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, trialabilitas, dan observabilitas (1983:5). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana penilaian ibu-ibu rumah tangga di Kota Bandung terhadap lima karakteristik inovasi dari kebijakan kantong plastik tidak gratis.Teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini adalah teori divusi inovasi dari Everett M. Rogers. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan survey. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 103 ibu rumah tangga di Kota Bandung yang telah terpilih dengan menggunakan teknik multistage cluster sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik inovasi kebijakan kantong plastik tidak gratis yang terdiri dari keuntungan relatif, kompatibilitas, triabilitas, dan observabilitas secara keseluruhan dinilai tinggi oleh ibu-ibu rumah tangga di Kota Bandung. Sedangkan karakteristik kompleksitas dari kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis  dinilai rendah karena mayoritas ibu-ibu rumah tangga menganggap bahwa kebijakan ini mudah untuk diterapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik inovasi dari Kebijakan Kantong Pastik Tidak Gratis dinilai sudah baik oleh ibu-ibu rumah tangga di Kota Bandung. 
THE ROLE OF OPINION LEADERS IN PARTICIPATORY DEVELOPMENT COMMUNICATION OF FORMER MIGRANT WORKERS Meria Octavianti; Slamet Mulyana; Dadang Sugiana; Kimiyati El Karimah; Aang Koswara
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2021): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 36/E/KPT/2019
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/bricolage.v7i1.2160

Abstract

The phenomenon of migrant workers has been a social problem that has to be solved by many stakeholders. This is that it greatly impacts economy, family, law, and other aspects of community. This study seeks to reveal how participatory development communication is applied in the empowerment of Indonesian former migrant workers. This study employed qualitative method with case study approach because its aim was to generate holistic, systemic description and reveal the meaning of empirical facts about participatory development communication in empowering the Indonesian former migrant workers (PMI). Data were collected through interviews with five key informants of community leaders and sources of relevant agencies as well as direct observations. The study found: (1) Forum of Indonesian Former Migrant Workers (Forum Purna PMI) seeks to empower the economy of former migrant workers in Desa Celak; (2) Community participation in Desa Celak, particularly among former migrant workers, is considered well-conducted; and (3) Local public figures as opinion leaders hold a significant role in encouraging the community in village development.
KOMUNIKASI NONVERBAL PROKSEMIK DI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI Meria Octavianti
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 4, No 1 (2016): June 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1236.073 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v4i1.7547

Abstract

Keberadaan ruang dalam sebuah rumah memiliki arti tersendiri bagi para penghuni yang tinggal di dalamnya. Ruang merupakan sebuah pesan nonverbal yang berkontribusi dalam interaksi dan komunikasi. Ruang haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan para penghuninya. Rumah di pemukiman kumuh memiliki ruang-ruang yang berada di bawah standar, salah satunya rumah yang terdapat di Bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung. Rumah yang berdiri hanya pada luas tanah 12m2 ini harus dihuni oleh delapan anggota keluarga yang terdiri dari tiga buah keluarga inti. Penelitian ini berupaya untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai komunikasi nonverbal proksemik yang terjadi dalam sebuah rumah yang tidak layak huni. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ruang yang terbentuk dalam sebuah rumah tidak layak huni terbagi menjadi empat kategori yaitu (1) ruang privat untuk setiap penghuni (private space for everyperson), (2) ruang privat untuk keluarga kecil (private space for nuclear family), (3) ruang publik untuk keluarga kecil (public space for nuclear family), dan (4) ruang publik untuk keluarga besar (public space for extended family). Karakteristik ruang di rumah tidak layak huni berkontribusi pada proses komunikasi yang terjadi di antara sesama anggota keluarga. Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi keluarga tersebut hanyalah pesan yang bersifat umum.DOI: 10.24198/jkk.vol4n1.2
Golkar party’s utilization of TikTok for the 2024 election campaign Yudhis Salvania Pradana; Ira Mirawati; Meria Octavianti
Manajemen Komunikasi Vol 7, No 2 (2023): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v7i2.44605

Abstract

The successful political communication between politicians and the general public demands the utilization of social media, including TikTok, which is currently being utilized by the Golkar Party in preparation for the 2024 elections. This article examines the strategies of political communication in utilizing social media as a means of a political campaign, along with the potential opportunities and challenges that arise during the campaign. This research employs a qualitative descriptive method, collecting primary data through interviews with informants from the Golkar responsible for managing their official TikTok account. The research was conducted from October 2022 to January 2023. The results show that the utilization of TikTok by the Golkar as a campaign platform is driven by several reasons, including adaptation to reach the younger generation, leveraging TikTok’s unique features and wide reach, alignment between party leadership and team enthusiasm, expanding efforts towards democratic campaigns, and being a pioneer among political parties in TikTok utilization. This process involves audience acquisition, content direction, and human resource management. Planning the target audience and message, content design, key messages, and audience interaction are crucial aspects. The experience of Golkar can serve as an example of utilizing TikTok in politics. Challenges faced include content direction, staying up-to-date, consistency, software proficiency, and consolidating the user base.
PERENCANAAN PROGRAM PELATIHAN MANAJEMEN SANGGAR/LINGKUNG SENI DI KOTA BANDUNG Farras Aqilah; Meria Octavianti; Yuliani Dewi Risanti
Sintesa Vol 2 No 01 (2023): Jurnal Sintesa Volume 02 No 01 Februari 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/sintesa.v2i01.8169

Abstract

Program pengembangan sanggar atau lingkung seni merupakan hasil dari aspirasi masyarakat kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Disbudpar Kota Bandung) terkait sanggar seni milik masyarakat yang terbengkalai akibat adanya pandemi Covid-19. Tugas dan fungsi tersebut diturunkan ke Bidang Produk Budaya dan Kesenian (Bidang Produsen) sebagai pemegang Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan fungsi manajemen yaitu proses perencanaan yang disusun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung agar dapat diimplementasikan dengan efektif oleh tim pelaksana. Hal ini agar masyarakat kesenian dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola organisasi agar tidak bergantung dengan pemerintah maupun unsur lainnya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu (1) penyusunan kerangka acuan kerja, (2) perekrutan anggota tim pelaksana teknis, (3) penyusunan silabus kegiatan, (4) rapat koordinasi, (5) pelaksanaan program, (6) evaluasi program bulanan. Proses perencanaan berjalan dengan baik apabila berbagai pihak yang bersangkutan dapat melakukan komunikasi dengan efektif dan juga komprehensif.