Articles
PERMAINAN TRADISIONAL DAN KEARIFAN LOKAL KAMPUNG DUKUH GARUT SELATAN JAWA BARAT
Hidayat, Dasrun
Academica Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Academica
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (89.279 KB)
Konteks masalah penelitian ini yaitu mengenai makna pelestarian permainan tradisional ,dengan fokus kajian perihal nilai-nilai kearifan lokal permainan konclong meliputi konsepdasar dan pola permainan, klasifikasi permainan, aturam dasar permainan. Adapun nilai-nilaiyang terkandung dalam permainan berupa manfaat permainan tradisional. Untuk menelitifokus permasalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, metode etnografisebagai alat penelitian dengan paradigma konstruktifis. Diharapkan melalui alat tersebut,peneliti dapat memberikan makna kembali terhadap keberadaan permainan tradisional,berdasarkan pengamatan situasi penelitian. Hasil yang diperoleh bahwa warga KampungAdat Dukuh masih menanamkan konsep dasar permainan konclong dari generasi ke generasi.Orangtua maupun anak-anak memahami nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung padapermainan tradisional konclong meliputi nilai motorik, kognitif dan nilai moral yang perludilestarikan.Kata kunci : Konsep dasar, nilai-nilai permainan, kearifan lokal.
MESSAGE PLATFORM ATRIBUT SIGER LAMPUNG DI DALAM KEBHINEKAAN MULTIKULTUR
Hidayat, Dasrun;
Kuswarno, Engkus;
Zubair, Feliza;
Hafiar, Hanny
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (364.852 KB)
|
DOI: 10.24198/jkk.v5i1.9481
Penelitian ini fokus pada pengelolaan keberagaman dan kebinekaan di tengah masyarakat Lampung yang multikultur. Aspek yang dikaji yakni pesan komunikasi dan negosiasi nilai keragaman untuk mencapai kebbinekaan yang terdapat pada makna Siger. Menggunakan studi kasus dengan paradigma konstruktivis, penelitian ini menemukan bahwa bentuk Siger sebagai lambang kebesaran gelar yang dimiliki masyarakat adat Saibatin Lampung. Siger dengan 7 lekukan menggambarkan tentang posisi, perang dan tanggung jawab setiap gelar atau Juluk Adok. Lekukan pertama berukuran paling tinggi, artinya posisi paling depan menggambarkan posisi gelar tertinggi. Lekukan berikutnya dengan ukuran semakin pendek artinya posisi gelar yang berada di bawah posisi gelar sebelumnya dan seterusnya. Adat Saibatin mempunyai 7 gelar dengan pembagian dua wilayah Ke-Bandandakhan dan Ke-Sebatinan. Ke-Bandakhan terdiri dari gelar Sultan, Pangikhan, Dalom/Batin, Khaja, Khadin, Minak dan Kimas. Ke-Sebatinan meliputi gelar Dalom/Batin, Khaja, Khadin, Minak, Kimas, Mas, dan Layang. Message Platform yang ada pada atribut siger menonjolkan tentang identitas budaya yang menghasilkan integrasi budaya melalui pernikahan antar suku yang harus dikelola oleh setiap penerima gelar. Tanggung jawab untuk mengelola keberagaman adat istiadat di tengah kebinekaan masyarakat multikultur. Reputasi bahwa masyarakat Lampung ramah dan terbuka menjadi salah satu faktor perekat keberagaman menjadi kebinekaan.
ETNOGRAFI PUBLIC RELATIONS (Tantangan Metodologi Pada Kajian Public Relations Berbasis Budaya)
Hidayat, Dasrun
PROSIDING KOMUNIKASI PROSIDING : AKSELERSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT LOKAL MELALUI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (BUKU
Publisher : PROSIDING KOMUNIKASI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (485.365 KB)
Artikel ini mengenalkan sekaligus menawarkan metodologi yang dapat digunakan pada
kajian Public Relations (PR) berbasis budaya atau PR Budaya yaitu metode Etnografi
Public Relations. Dipaparkan tentang konsep, konstruk, prinsip dasar serta cara kerja
peneliti ketika mengkaji aktivitas PR yang tidak lepas dari budaya sebagai pondasi.
Semua yang berhubungan dengan reputasi maupun citra lembaga, dipengaruhi oleh
nilai-nilai budaya organisasi atau corporate culture. Metodologi ini juga hadir untuk
mempertegas dialektika bahwa kajian PR tidak hanya berlaku pada lembaga formal dan
profit seperti PR Government, PR Business, PR International dan PR Corporate.
Kajian PR juga dapat diterapkan pada kelompok masyarakat yang sama-sama
menjalankan prinsip kerja PR. Aktivitas PR dengan budaya sebagai dasarnya disebut
PR Budaya. Bidang ilmu yang menjadi payung dari semua kajian PR dalam setiap
lembaga. PR Budaya menekankan pada wujud budaya sebagai pokok utama dalam
membangun reputasi dan citra lembaga dengan mem-branding nilai-nilai budaya
perusahaan, organisasi serta kelompok masyarakat. Realitas yang digambarkan tersebut
dapat diteliti dengan metodologi khas yakni Etnografi Public Relations. Metode yang
menjadikan aktivitas PR sebagai fokus perhatian yang di dalamnya terdapat unsur
budaya dan komunikasi sebagai strategi PR.
Kata Kunci: etnografi PR, nilai budaya, pembangunan, PR Budaya, reputasi.
PERMAINAN TRADISIONAL DAN KEARIFAN LOKAL KAMPUNG DUKUH GARUT SELATAN JAWA BARAT
Hidayat, Dasrun
Academica Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Academica
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (89.279 KB)
Konteks masalah penelitian ini yaitu mengenai makna pelestarian permainan tradisional ,dengan fokus kajian perihal nilai-nilai kearifan lokal permainan konclong meliputi konsepdasar dan pola permainan, klasifikasi permainan, aturam dasar permainan. Adapun nilai-nilaiyang terkandung dalam permainan berupa manfaat permainan tradisional. Untuk menelitifokus permasalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, metode etnografisebagai alat penelitian dengan paradigma konstruktifis. Diharapkan melalui alat tersebut,peneliti dapat memberikan makna kembali terhadap keberadaan permainan tradisional,berdasarkan pengamatan situasi penelitian. Hasil yang diperoleh bahwa warga KampungAdat Dukuh masih menanamkan konsep dasar permainan konclong dari generasi ke generasi.Orangtua maupun anak-anak memahami nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung padapermainan tradisional konclong meliputi nilai motorik, kognitif dan nilai moral yang perludilestarikan.Kata kunci : Konsep dasar, nilai-nilai permainan, kearifan lokal.
Tofu Product Branding for Culinary Tourism of Sumedang, Indonesia
Hidayat, Dasrun;
Hafiar, Hanny;
Anisti, Anisti
Komunikator Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jkm.112022
Measuring standards for the management of tofu products as culinary tourism can contribute to the branding of the city of Sumedang, Indonesia. With the challenges in the technology era 4.0 the culinary industry, including Sumedang, is demanded to do branding through digital technology. This is the background of the importance of this study. The research design uses the ethnographic study of public relations with a qualitative approach. Data collection involved 4 producers and 4 consumers through interview and observation techniques. This research found differentiation as a strategy for managing tofu products. The differentiation strategy includes the use of digital promotional media in the form of websites and social media, which previously only used conventional media, such as banners. Differentiation can also be found in packaging using boxes made of woven bamboo. Another differentiation is in the variation of flavors by adding sambal kecap (chili soy sauce), sambal oncom (chili sauce mixed with a fermented caked product made of peanut press cake), sambal hejo (green chili sauce) in addition to its original accompaniment of the whole chilies. However, these changes do not change the tofu price of around 500 rupiahs per piece. Differentiation as an effort to build the branding of Sumedang city is what drives the local government to make tofu products as culinary tourism. This study offers a concept of culinary tourism as cultural tourism in the city of Sumedang. The concept of this tourism has not been much researched, although culinary culture is one of the intellectual properties that must be developed. Product development through product differentiation and convergence of Internet-based media is a product communication strategy effort for managing Sumedang Tofu products.
THE IPPAR Model sebagai Komponen Etnografi PR pada Kajian Public Relations Berbasis Budaya
Hidayat, Dasrun;
Kuswarno, Engkus;
Zubair, Feliza;
Hafiar, Hanny
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Artikel ini mengenalkan sekaligus menawarkan hasil temuan penelitian tentang komponen perilaku komunikasi PR berbasis budaya. Komponen terdiri dari aspek Insight-Program Strategic- Program Implementation-Action and Reputation atau disingkat menjadi The IPPAR Model. Komponen perilaku komunikasi PR merupakan transformasi hasil temuan lapangan atau originalitas data tentang pola perilaku Jakhu Suku pada ritual pemberian gelar. Pola perilaku meliputi tahapan pekhsiapan (persiapan), khencana (perencanaan), lestakhi (pelaksanaan), penghengok (dukungan) dan penghanggum (kepercayaan). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada keterkaitan antara temuan pola perilaku Jakhu Suku dengan konsepsi Public Relations dan budaya sehingga komponen The IPPAR Model dapat dikategorikan sebagai komponen Etnografi PR. Metodologi yang fokus pada perilaku komunikasi PR berbasis budaya. Dipaparkan tentang konsep, konstruk, prinsip dasar, serta cara kerja penelitian. Metodologi Etnografi PR dapat diterapkan pada konteks lembaga PR profit dan nonprofit. Kajian PR berbasis budaya pada konteks PR perusahaan, PR Pemerintahan, dan PR Non Pemerintahan.Kata Kunci: Etnografi PR, Perilaku Komunikasi, The IPPAR ModelÂ
MANAJEMEN KRISIS STUDY FROM HOME DAN KEBIJAKAN DI MASA NEW NORMAL
Vebrianti, Seni;
Hidayat, Dasrun
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol 6, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Ha
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (375.72 KB)
|
DOI: 10.52423/jikuho.v6i1.12538
Kebijakan belajar dari rumah Study from Home (SfH) yang di keluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Indonesia. Kebijakan SfH ini bertujuan agar siswa tetap menjalankan kegiatan pembelajaran meskipun dalam keadaan pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan program manajemen krisis yaitu SfH. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Lokasi penelitian di Sekolah Dasar Kota Cimahi dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, meliputi siswa, guru, dan orang tua. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen krisis dari kebijakan SfH yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi merupakan respon krisis secara situasional dan kondisional. Kekuatan dari kebijakan ini bahwa belajar bisa dimana saja dan kapan saja, melalui pembelajaran daring. Sedangkan kelemahannya terdapat ketidakmerataan penggunaan teknologi seperti kendala sinyal, penyampaian materi satu arah, dan orang tua secara kemampuan dan materi dalam mendidik anak di rumah belum siap. Pemerintah Kota Cimahi juga mempersiapkan strategi pembelajaran di era new normal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kata-kata Kunci: COVID19; Manajemen Krisis; New Normal; Study from Home
The Inhibition and Communication Approaches of Local Languages Learning Among Millennials
Hidayat, Dasrun;
Rahmasari, Gartika;
Wibawa, Darajat
International Journal of Language Education Vol. 5, No. 3, 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26858/ijole.v5i3.16506
Local languages which are also referred as mother tongue should be attached to every child as individual. The re-orientation of language due to global influences should not mean forgetting the local language. Globalization and traditions can run simultaneously so that millennial generations are not only proficient in foreign languages, but also understand in using their local languages. This is a communication and culture research. The purpose of this study was to determine the millennials assumptions about local languages and the teaching approaches needed. An integrated teaching approach is needed so that it can restore the millennials’ interest and confidence in speaking their local languages. This research used a descriptive qualitative method with interview techniques, involving millennial generation from Jakarta, West Java and Lampung Provinces. The results of the study show that some of the millennials can speak their local languages but not as active speakers. There are two major obstacles that prevent the millennials to speak their local languages, namely internal and external factors. Internal factor that prevents them from speaking their local languages is family, and the external factors include peers, environment and technology. To encourage the use of local language, the government has issued Regional Regulations (PERDA) so that local languages can be used by daily life such as in schools. In addition, equality communication model can be used in teaching local languages, that include seriousness, openness, acceptance, and flexible teaching This approach is supported by binding local government regulations that require the use of local languages in a variety of contexts, including the language of instruction in education.
Tofu Product Branding for Culinary Tourism of Sumedang, Indonesia
Hidayat, Dasrun;
Hafiar, Hanny;
Anisti, Anisti
Komunikator Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jkm.112022
Measuring standards for the management of tofu products as culinary tourism can contribute to the branding of the city of Sumedang, Indonesia. With the challenges in the technology era 4.0 the culinary industry, including Sumedang, is demanded to do branding through digital technology. This is the background of the importance of this study. The research design uses the ethnographic study of public relations with a qualitative approach. Data collection involved 4 producers and 4 consumers through interview and observation techniques. This research found differentiation as a strategy for managing tofu products. The differentiation strategy includes the use of digital promotional media in the form of websites and social media, which previously only used conventional media, such as banners. Differentiation can also be found in packaging using boxes made of woven bamboo. Another differentiation is in the variation of flavors by adding sambal kecap (chili soy sauce), sambal oncom (chili sauce mixed with a fermented caked product made of peanut press cake), sambal hejo (green chili sauce) in addition to its original accompaniment of the whole chilies. However, these changes do not change the tofu price of around 500 rupiahs per piece. Differentiation as an effort to build the branding of Sumedang city is what drives the local government to make tofu products as culinary tourism. This study offers a concept of culinary tourism as cultural tourism in the city of Sumedang. The concept of this tourism has not been much researched, although culinary culture is one of the intellectual properties that must be developed. Product development through product differentiation and convergence of Internet-based media is a product communication strategy effort for managing Sumedang Tofu products.
Pola Komunikasi Pelayanan Customer Service Bank Jabar-Banten Selama Pandemi Covid-19
Agia Dwi Vici Utami;
Dasrun Hidayat;
Suci Nujiana;
Mega Mutia Maeskina
Jurnal Riset Komunikasi Vol 5 No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38194/jurkom.v5i1.421
This study focuses is changing the way of Customer Service works during the Covid-19 pandemic. The change in the Customer Service mechanism during the Covid-19 pandemic became the background of the problem, therefore a study was needed regarding the working mechanism of Customer Service during the Covid-19 pandemic. The purpose of the study was to analyze all forms of change and communication patterns in Customer Service services during the Covid-19 pandemic. The qualitative method used in this research is a case study approach. Involving two Customer Service and three customers as informants. The data collection techniques are data reduction, data presentation and conclusions (data verification). The results of this study found three differences in the mechanism of Customer Service during the Covid-19 pandemic which included changes in the layout of the room, changes in working hours and Customer Service attributes. The results of this study, researchers hope to contribute to improving the business of the banking sector and improve Customer Service hence that there is no miscommunication does not occur in the next time.