Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AMPLANG MENGGUNAKAN LEAN SIX SIGMA DI UD KELOMPOK MELATI Nina Hairiyah; Raden Rizki Amalia; Nuryati Nuryati
AGROINTEK Vol 16, No 1 (2022)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i4.9973

Abstract

Based on the result of preliminary research at UD Kelompok Melati, in the production process the problem was found, namely the occurrence of waste in the production process. This research purpose to describe the Amplang production process flow, analyze efforts to improve Amplang product productivity with the Lean Six Sigma method and recommend improvements to improve the productivity of Amplang product in UD Kelompok Melati. The production process of Amplang at UD Kelompok Melati begins with sorting of mackerel, cleaning of mackerel, separating meat and bone, milling of mackerel meat, mixing the meatwith mashed seasonings, forming dough, frying, draining and packaging. Efforts to increase productivity at UD Kelompok Melati with the Lean Six Sigma method succeeded in increasing productivity efficiency with a total production time of 113,9 minutes (87,6%) to 94,5 minutes (89,9%) in one production. Recommendations for improving the productivity of Amplang product at UD Kelompok Melati is are proposed layout redesign to reduce waste, create Future Value Stream Mapping (FVSM) and design SOP (Standard Operating Procedure).
Pembuatan Enzim Papain Kasar dari Biji, Daun dan Kulit Pepaya dan Aplikasinya untuk Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Nuryati Nuryati; Tekad Budiantoro; Aya Shofia Inayati
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.886 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v5i2.73

Abstract

Minyak kelapa murni (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa segar. Penggunaan biji, daun, dan kulit pepaya pada pembuatan VCO selain lebih murah dan mudah didapat, juga merupakan enzim golongan protease dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan VCO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan enzim papain kasar dari biji, daun, dan kulit pepaya, mengetahui pengaruh penambahan enzim papain kasar terhadap rendemen VCO, dan kualitas VCO yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan enzim kasar berpengaruh terhadap rendemen dan kualitas VCO yang dihasilkan. Rendemen tertinggi (33,75%) diperoleh dengan penambahan enzim papain kasar dari biji papaya dengan konsentrasi 30%, Sedangkan rendemen yang terendah (21,12%) dihasilkan dengan enzim papain kasar dari daun dengan konsentrasi 20%. Parameter yang diamati adalah uji kadar air, kadar asam lemak bebas, massa jenis, dan bilangan peroksida. Kadar air VCO yang dihasilkan dari penelitian ini semua sampel belum memenuhi syarat mutu VCO, yaitu maksimal 0,5% (SNI 7381-2008). Sedangkan Hasil uji massa jenis ini yang memenuhi standar mutu SNI 7381-2008 yaitu sampel penambahan enzim papain dari biji 10%, daun 20%, biji 30%, daun 30% dan kontrol. Sedangkan sampel daun 10%, kulit 10%, biji 20%, kulit 20%, dan kulit 30% belum memenuhi standar SNI 7381-2008 yaitu sebesar 0,915-0,920 kg/m3. Hasil uji bilangan peroksida dapat diketahui bahwa semua sampel belum memenuhi standar SNI 7381-2008 sebesar ≤ 3 meq/kg.
PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PIROLISIS UNTUK PEMBUATAN ASAP CAIR Nuryati Nuryati; Jaka Darma Jaya; Meldayanoor Meldayanoor
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.377 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i1.20

Abstract

Petani karet di Kabupaten Tanah Laut pada umumnya untuk proses penggumpalan (koagulasi) lateks masih banyak menggunakan bahan yang tidak dianjurkan seperti tawas, pupuk TSP, dan lain-lain. Mengingat sifatnya yang berbahaya, maka perlu dicari bahan pengganti yang aman bagi lingkungan. Salah satu bahan penggumpal lateks yang aman dan murah salah satunya adalah asap cair. Untuk memproduksi asap cair yang efektif dan efisien diperlukan suatu alat yang disebut reaktor pirolisis. Pirolisis merupakan proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga terjadi penguraian komponen-komponen penyusun kayu keras. Istilah lain dari pirolisis adalah penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan yang disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendesain alat pirolisis pembuatan asap cair berbahan baku tempurung kelapa yang akan diaplikasikan sebagai pengental lateks. Alat ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu ruang pirolisis, pendingin asap cair, dan ruang control panel. Asap cair dibuat dengan memvariasikan temperatur pirolisis yaitu 150oC, 175oC dan 200oC dengan lama waktu pirolisis 1 jam dan 2 jam, kemudian asap cair yang dihasilkan dianalisis rendemen dan pH. Aplikasi asap cair yang dihasilkan digunakan untuk koagulan lateks. Analisis terhadap karet yang dihasilkan dilakukan dengan menghitung kadar karet kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu beku lateks paling cepat dan rendemen tertinggi ditunjukkan oleh asap cair yang dibuat pada kondisi temperatur 175oC dan waktu pirolisis 2 jam dengan rendemen 27,34%. Kadar karet kering tertinggi juga terjadi pada penggunaan asap cair kondisi temperature 175oC dan waktu pirolisis 2 jam sebagai koagulan dengan KKK sebesar 41,24%.
Pengaruh Penambahan Serbuk Daun Pegagan terhadap Karakteristik Sabun Padat Nuryati Nuryati; Ema Lestari
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jtai.v8i2.139

Abstract

Pegagan merupakan tanaman liar yang memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan. Salah satu manfaat pegagan yaitu dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan sabun, karena pegagan memiliki kandungan saponin yang mempunyai kemampuan untuk membersihkan. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi sabun dengan penambahan ekstrak pegagan. Metode yang telah digunakan dalam pembuatan sabun ini yaitu eksperimental dengan perbedaan formulasi penambahan ekstrak pegagan. Karakterisasi sabun padat ekstrak pegagan menghasilkan nilai kadar air 3,82% - 4,47%, pH 9,03 – 9,38, asam lemak bebas 2,18% - 4,51% dan stabilitas busa 93,2% - 95,8%. Tingkat penerimaan panelis terhadap sabun padat dengan penambahan ekstrak pegagan berdasarkan uji kesukaan yang dilakukan yaitu panelis lebih suka sabun dengan dengan penamabahan ekstrak pegagan 0,2 gram dari segi warna sedang gram dari segi aroma dan tekstur panelis lebih suka penambahan ekstrak pegagan 0,3 gram.
FORMULASI PEMBUATAN BODYSCRUB BERBAHAN DASAR BERAS KETAN PUTIH (Oryza sativa var glutinous) DAN MADU Nina Hairiyah; Nuryati Nuryati; Fitri Nordiyah
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.1.53-60.2022

Abstract

Bodyscrub merupakan bentuk sediaan cair maupun setengah padat yang berupa sediaan emulsi, bodyscrub bertujuan untuk mengangkat sel-sel kulit mati, kotoran dan membuka pori-pori sehingga dapat bernapas serta kulit menjadi cerah. Bahan tambahan alami yang dapat membantu kualitas bodyscrub adalah beras ketan putih dan madu, dimana beras ketan putih memiliki kandungan antioksidan yang mampu mempercepat produksi kolagen dan berperan dalam elastisitas kulit. Tambahan madu pada produk bodyscrub berperan sebagai vitamin yang dapat memberikan kelembapan kulit dan memperbaiki kulit yang kusam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi bahan terbaik dan karakterisasi produk bodyscrub dengan bahan dasar utama beras ketan putih dan madu. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan sampel beras ketan putih dan madu sebesar 1,53%, 3,07%, dan 4,6%. Produk yang dihasilkan dilakukan pengujian sifat fisik organoleptik (warna, aroma, dan tekstur), uji kelembapan kulit, iritasi kulit, pH, skrining fitokimia dan kestabilan emulsi. Formulasi terbaik produk bodyscrub berbahan dasar beras ketan putih dan madu adalah formulasi 4,6% memiliki warna egg shell, aroma sangat berbau beras ketan putih dan madu, tekstur sangat banyak butiran scrub, pH 7, sebanyak 93% dari 15 panelis tidak terjadi iritasi, nilai rata-rata kelembapan kulit sebesar 13,46%, serta memiliki nilai kestabilan emulsi sebesar 61,14%.
SUBTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK DALAM PEMBUATAN PRODUK SOES KERING PISANG KEPOK Mariatul Kiptiah; Nuryati Nuryati; Raden Rizki Amalia; Maida Hayati
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.255 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v6i2.98

Abstract

Pengolahan pisang menjadi tepung merupakan alternatif diversifikasi komoditas pisang dalam mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu serta produk berbahan baku beras. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui formulasi soes kering pisang kepok yang disukai panelis dan mengetahui mutu produk soes kering pisang kepok tersebut. Metode peneleitian ini adalah eksperimental dengan membuat soes kering pisang kepok menggunakan formulasi tepung pisang kepok 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Data penelitian didapat dari uji hedonik, uji kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kesukaan panelis terhadap parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur, soes kering yang disukai adalah formulasi A2 dengan penambahan 25% tepung pisang kepok. Formulasi A2 memiliki nilai kadar air 4%, kadar abu 1,5%, dan kadar serat 0,5% yang memenuhi SNI 01-2973-1992 dan kadar lemak 4,19% yang nilainya belum memenuhi SNI 01-2973-1992.
MAKE A COMPOSITE FROM POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) PLASTIC WASTE BASED ON SEA PANDAN LEAVES (Pandanus tectorius) Nuryati Nuryati; Raden Rizki Amalia; Nina Hairiyah
Jurnal Agroindustri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.10.2.107-117

Abstract

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi UD. Usaha Berkah Berdasarkan Activity Relationship Chart (ARC) Dengan Aplikasi Blocplan-90 Jaka Darma Jaya; Nuryati Nuryati; Safria Ayu Nur Audinawati
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1325.747 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v4i2.56

Abstract

Tata letak fasilitas pabrik adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi yang optimal, efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan pada pabrik pembuatan tahu UD Usaha Berkah Desa Atu-atu, Pelaihari. Permasalahan yang terdapat pada perusahaan ini adalah peletakan fasilitas yang tidak sesuai dengan derajat hubungan antar fasilitas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang tata letak fasilitas dengan baik dan menghasilkan aliran material yang lancar, sehingga jarak tempuh material tidak terlalu panjang dan dapat mengurangi adanya arus bolak-balik aliran material proses produksi. Perancangan tata letak pabrik ini dilakukan pada seluruh fasilitas departemen produksi dengan menggunakan aplikasi Blocplan-90. Blocplan ini membutuhkan data peta keterkaitan hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart (ARC) antar departemen. Data ARC diperoleh dari wawancara langsung kepada responden. Hasil dari wawancara diperoleh analisa keterkaitan hubungan aktivitas dengan menggunakan nilai derajat kedekatan antar departemen. Langkah selanjutnya, data ARC digunakan sebagai data masukan pada aplikasi Blocplan-90. Pada aplikasi Blocplan didapatkan pilihan layout berdasarkan tiga kriteria, yaitu nilai kedekatan antar fasilitas (Adjacency score), nilai efisiensi layout (R-score), dan total jarak tempuh material (Rel-dist score). Dasar penentuan pemilihan layout terbaik pada aplikasi Blocplan-90 yaitu layout usulan yang memiliki nilai efisiensi (R-score) mendekati 1. Berdasarkan analisis perhitungan aplikasi Blocplan dihasilkan 20 alternatif layout usulan. Layout usulan dipilih berdasarkan pada nilai R–score layout tertinggi. Layout usulan terpilih pada penelitian ini mempunyai nilai R-score 0,89, terbaik dari 20 layout usulan yang dihasilkan dari aplikasi Blocplan-90.
PEMBUATAN BEDAK DINGIN VARIAN HERBAL DAN DESAIN KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL Nuryati Nuryati; Fatimah Fatimah
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (MEDITEG) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEDITEG
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/mediteg.v1i1.5

Abstract

Bedak dingin sudah ada pada zaman nenek moyang kita dahulu, mereka menjadikan bedak dingin sebagai salah satu cara untuk menghilangkan berbagi masalah wajah. Di era perkembangan jaman saat ini banyak wanita yang lebih menyukai produk kosmetik yang ditawarkan, memang saat ini banyak sekali produk yang berkualitas namun ada juga yang mungkin membahayakan bagi wajah kita. Bedak dingin ini sebenarnya tidak hanya bermanfaat bagi wanita, tetapi juga mempunyai berbagai manfaat bagi kulit kita. Bedak dingin mempunyai manfaat dapat menghaluskan wajah, mencegah jerawat dan dan dapat mencerahkan kulit wajah. Dalam kegiatan ini akan dibahas mengenai proses pembuatan bedak dingin, penambahan bahan herbal sesuai dengan fungsinya, desain kemasan untuk meningkatkan nilai jual, dan perhitungan analisis ekonomi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Kurau, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut pada Hari Jum’at, 23 Oktober 2015 bertepatan dengan kegiatan Manunggal Tuntung Pandang Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama ibu-ibu di Daerah Kurau tentang bahan herbal yang dapat ditambahkan dalam pembuatan bedak dingin, dan desain pengemasan untuk meningkatkan nilai jual bedak dingin. Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan asumsi tiap bulan memproduksi sebanyak 5 liter beras putih, maka keuntungan yang didapat Rp 649.750. Kata kunci: Bedak dingin, herbal, desain kemasan, Kurau
Pembuatan Plastik Biodegradable Dari Pati Biji Nangka Nuryati Nuryati; Jaka Darma Jaya; Norhekmah Norhekmah
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.194 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v6i1.83

Abstract

Jackfruit seeds have not been widely used or thrown away as a waste. The content of jackfruit seeds in 100 gr contains 36,7 gr of carbohydrates, 4,2 gr of protein, 165 kcal of energy, so that it is used as food. Jackfruit seed starch isvery cheap even can bemade by itself simple. Relatively high starch contant of about 40-50%. The purpose of this research is to make biodegradable plastic from jackfruit seed starch with variation of glycerol addition, to know the result of biodegradable plastic from jackfruit seed starch. Method used in the study : making biodegradable plastic from jackfruit seed starch with variation of glycerol 2 ml, 3 ml dan 4ml. research was conducted by conducting water resistance test , melting poin test and biodegradable test. Results obtained from the research of making a better biodegradable plastic glycerol 2 ml because it can be seen plastik sheets of all smooth, thinner, clearer and transparent surfaces, no bubbles compared to other glycerol variations seen brownish. Water resistance test with the addition of 2 ml glycerol with the highest water endurance 91,67% with water absorption test using hot plate because the sample heating cannot melt perfectly and that can be observed only shrinkage. A biodegradable test 4 ml glycerol addition resulted a reduced percentage of residual weight of plastic increased by 78,57%.