Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DISTRIBUSI SEDIMEN DASAR SEBAGAI IDENTIFIKASI EROSI PANTAI DI KECAMATAN BREBES MENGGUNAKAN ANALISIS GRANULOMETRI Wisnu Arya Gemilang; Ulung Jantama Wisha; Guntur Adhi Rahmawan
Jurnal Kelautan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v10i1.2156

Abstract

Dinamika kawasan pesisir Kecamatan Brebes berupa bencana abrasi dan akresi yang terjadi memiliki dampak besar terhadap kerusakan kawasan mangrove dan pesisir. Fenomena abrasi dan akresi yang terjadi dipengaruhi oleh parameter oseanografi yang dapat mempengaruhi sebaran sedimen di pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pembangkit fenomena abrasi dan akresi di pesisir Kecamatan Brebes serta bentuk mitigasi yang tepat untuk mengurangi bencana abrasi. Metode yang digunakan adalah descriptive kuantitatif dan analisis yang dilakukan adalah pengukuran arus, pengukuran pasang surut, pemetaan batimetri, analisis ukuran butir sedimen dan pemodelan hidrodinamika 2 dimensi. Sedimen berupa pasir, lanau, dan pasir lanauan dengan nilai rerata ukuran butir 5.00 phi – 8.00 phi. Kecepatan arus sepanjang pantai hasil model pada kondisi purnama berkisar 0-0,12 m.s-1 dan pada saat perbani berkisar antara 0-0,08 m.s-1, dengan dominasi arah arus menuju ke Timur dan Timur laut. Perlu dilakukan penataan ulang terhadap kawasan mangrove dan bangunan pelindung pantai serta melakukan pencodetan terhadap sungai – sungai utama yang merupakan sumber pembawa material sedimen sehingga dapat memberikan suplay endapan sedimen di bagian pesisir.Kata Kunci: Brebes, erosi, arus sepanjang pantai, mitigasi, sedimenBED SEDIMENT DISTRIBUTION FOR IDENTIFICATION OF THE COASTAL EROSION IN BREBES SUBDISTRICT USING GRANULOMETRI ANALYSISThe dynamics of erosion and accretion in the coastal area of Brebes Subdistrict have many impacts on mangrove destruction and coastal region. The erosion and accretion are influenced by oceanography parameters that can affect the distribution of coastal sediments. The aims of this research were to determine the characteristics of the phenomenon of erosion and accretion in coastal Brebes Subdistrict and shape appropriate mitigation to reduce the erosion. This research is done with the bed sediment sampling using grab sampler for 26 sampling point. Current and tide measurement are conducted wih ADCP deployment for 15 days’ measurement. Sediment characteristic analysis done with granulometri and statistic analysis. The average of sediment sorting is 1.21, skewness is 0.088 and the kurtosis is 3.76. Generally, bed surface sediment distribution pattern is dominated by clay to sand, the grand size distribution of sediments are sand, silt, sandy silt and silty sand. Longshore current speed ranged between 0-0.12 m.s-1 at the spring tide condition and ranged between 0-0.08 m.s-1at the neap tide condition, the domination of current direction towards to the East and Northeast. The mitigation is very needed to rearrange the mangrove areas, build the coastal protection and recover the main river line which is the sourceof the sediment materials, so that can be provide the supply of sediment deposition in the coastal area. Keywords: Brebes, Erosion, Longshore Current, Mitigation, Sediment
LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN BREBES, JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210Pb Wisnu Arya Gemilang; Gunardi Kusumah; Ulung Jantama Wisha; Ali Arman
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1635.121 KB) | DOI: 10.32693/jgk.15.1.2017.328

Abstract

Beberapa upaya mitigasi terhadap bencana erosi yang terjadi di kecamatan Brebes telah dilakukan dengan penanaman mangrove, pemasangan hybrid engineering, alat pemecah ombak, namun dari keseluruhan upaya tersebut masih dianggap belum menjadi solusi terbaik mengurangi dampak bencana erosi pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat rata-rata kecepatan sedimentasi berdasarkan umur absolut sedimen dasar laut yang dianggap mewakili daerah penyelidikan. Penentuan umur absolut sedimen berdasarkan aktifitas kandungan isotop alam 210Pb pada sedimen. Hasil perhitungan laju sedimentasi tersebut dikorelasikan dengan data debit sungai dan kondisi hidro-oseanografi yang berperan dalam sistem sedimentasi. Berdasarkan profil unsupported 210Pb pada lokasi IST-01 (Muara Pemali) dan IST-02 (Muara Nipon) rata-rata laju sedimentasinya berturut-turut 0,224 cm/tahun dan 0,211 cm/tahun, debit Sungai Pemali sebesar 14,4-48,1 m3/s, kecepatan arus pada stasiun IST-01 berkisar antara 0,001-0,1 m/s dan kecepatan arus pada stasiun IST-02 berkisar antara 0,001-0,08 m/s. Kondisi hidro-oseanografi daerah penelitian yang fluktuatif memberikan pengaruh besar terhadap proses sedimentasi. Besarnya debit sungai memiliki korelasi terhadap peningkatan besarnya nilai laju sedimentasi di Muara Pemali dan Muara Nippon. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan bahan rekomendasi upaya mitigasi bencana erosi di kecamatan BrebesKata Kunci: Sedimentasi, Pesisir Brebes, Hidrodinamika arus, Isotop Unsupported 210Pb Several efforts to mitigate the erosion event which occurred in Brebes sub district have been done by mangrove cultivation, hybrid engineering, and breakwater as well. Nevertheless, all those efforts did not work right away to solve the erosion problem and deteriorate its impact. This study has aim to determine the absolute sediment dating, which represents the study area. We decided the absolute sediment dating based on natural isotop activity 210Pb contained on sediment. Sedimentation rate calculation result was correlated with the river discharge and hydro-oceanography conditions in the sediment area systems. Based on unsupported 210Pb profile, at the station IST-01 (Pemali estuary) and IST-2 (Nipon estuary), the averages of sedimentation rate are 0.22 cm/year and 0.211 cm/year respectively. The discharge of Pemali River has ranged 14.4-48.1 m3/s. The current speed at the point IST-01 has ranged 0.001-0.1 m/s and at the station IST-02 has ranged 0.001-0.08 m/s. The hydro-oceanography condition which is volatile has a big impact on the process of sedimentation. The enhancing of river discharge has a correlation with the sedimentation rate enhancement in Pemali and Nippon estuary. The result of this study could be a basis of erosion mitigation effort in Brebes sub district.Keywords: Sedimentation, Brebes, Hydrodunamics of surface current, Isotop Unsupported 210Pb
ESTIMASI TRANSPOR SEDIMEN DI PERAIRAN KECAMATAN BREBES, JAWA TENGAH BERDASARKAN LAJU SEDIMENTASI DAN PENDEKATAN MODEL NUMERIK WISNU ARYA GEMILANG; ULUNG JANTAMA WISHA
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4383.065 KB) | DOI: 10.32693/jgk.17.1.2019.552

Abstract

Erosi dan akresi telah menjadi masalah utama di perairan Kecamatan Brebes. Perubahan pesisir yang sangat dinamis dipicu oleh faktor hidro-oseanografi yang mengendalikan mekanisme transpor sedimen yang terjadi baik di muara maupun diwilayah pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat rata-rata laju sedimentasi dan transpor sedimen yang terjadi di kawasan pantai Kecamatan Brebes. Pengambilan data laju sedimentasi menggunakan sediment trap yang kemudian dianalisis secara statistik. Perhitungan total transportasi sedimen dan distribusi vertikal suspensi sedimen dilakukan dengan pendekatan model numerik. Nilai laju sedimentasi berkisar antara 0,243 – 22,724 g.m-2.hari-1 dimana laju tertinggi berada di hulu sungai Pemali, Sungai Pemuda dan hilir sungai Pemali. Nilai sortasi sedimen menunjukkan nilai 1,1 – 1,59 (pemilahan buruk). Nilai skewness (Ski) berkisar antara 0,21 – 0,46 (dominan menceng sangat halus). Nilai kurtosis berkisar antara 1,79 – 4,45 (sangat runcing). Total transportasi sedimen sebesar 43,88 x 10-5 m3/s dan distribusi vertikal konsentrasi sedimen tersuspensi berkisar antara 1-176 mg/L (pasang) dan 3-198 mg/L (surut) dimana transpor sedimen sangat dipengaruhi oleh kondisi oseanografi (gelombang, pasang surut, dan arus sepanjang pantai). Pada saat tinggi gelombang pecah meningkat maka transpor sedimen yang terjadi juga semakin intens termasuk mekanisme erosi dan sedimentasi yang terjadi di dasar perairan.Kata kunci: Laju sedimentasi, model numerik, transpor sedimen, perairan BrebesErosion and accretion has become the main issues in Brebes Sub-District waters. Coastal changes which are very dynamic are triggered by hydro-oceanography factors controlling sediment transport mechanism occurred both in the estuary and coastal area. This study aims to determine the average of sedimentation rate and the sediment transport depiction in Brebes Sub-District coast. Sedimentation rate data collection was done using cylinder sediment trap which was then analyzed statistically. Total transport sediment and suspended sediment vertical distribution were calculated employing numerical model approach. The value of sedimentation rate ranged from 0.243 – 22.724 g.m-2.day-1 in which the highest value was observed upstream Pemali River, Pemuda River, and downstream Pemali River. Sediment sortation ranged from 1.1 – 1.59 (poorly sorted). Skewness (Ski) value ranged from 0.21 – 0.46 (very fine skewed). Kurtosis value ranged from 1.79 – 4.45 (very leptokurtic). Total sediment transport reached 43.88 x 10-5 m3/s and vertical distribution of suspended sediment ranged from 1-176 mg/L (flood) and 3-198 mg/L (ebb) respectively wherein the sediment transport is strongly controlled by the oceanography conditions (waves, tidal, and longshore current). When the breaking wave crest enhanced, the sediment transport occurs intensely including erosion and sedimentation in the bottom of water. Keywords: Sedimentation rate, numerical model, sediment transport, Brebes waters
CORAL REEF CONDITION IN RELATION TO CORAL REEF FISH ABUNDANCES BEFORE MASS BLEACHING EVENT IN SIMEULUE ISLANDS, ACEH Ulung Jantama Wisha; Koko Ondara; Wisnu Arya Gemilang; Guntur Adhi Rahmawan; Ruzana Dhiauddin; Ilham Ilham
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 25, No 2 (2019): (December) 2019
Publisher : Research Center for Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ifrj.25.2.2019.64-74

Abstract

Bordered with the Indian Ocean, Simeulue Islands is one of the outermost islands in Indonesia located in the west part of Aceh Province. Simeulue waters are productive areas due to the unpolluted condition yet and great of biomass. Three regions were particularly observed, those are Simeuluecut, Ganting, and Labuhan Bajau. In those areas, the existing marine tourism activities might influence the coral reef ecosystem studied. This study aimed to evaluate the condition of coral and coral reef fish in those three particular regions before mass bleaching event in 2016 triggered by ENSO. Point Intercept Transect (PIT) method was employed to record the percentage cover of coral, species diversity, and coral reef fish. Ganting waters was a moderate ecosystem area whith the percentage coverage was up to 45.62%. However, in Simeuluecut and Labuhan Bajau waters, the coral reef communities were excellent with coral percentage coverage reached 83.12% and 81.25 %, respectively. The highest  abundance genera of coral reef fish was observed in Simueluecut waters. This condition was changed oppositely in 2016 when mass bleaching threatened Simeulue waters due to temperature anomaly triggered by ENSO phenomenon. The temperature increases almost 3oC for 6 months that undoubtedly induced bleaching that about 50% of coral colonies were dramatically declined in coral coverage and coral recruitment. 
Identifikasi Awal Potensi Tinggalan Budaya Bawah Laut Kalimantan Barat, Berdasarkan Data Side Scan Sonar Wisnu Arya Gemilang; Nia Naelul Hasanah Ridwan; Ulung Jantama Wisha; Guntur Adhi Rahmawan; Z Tahir
Jurnal Kelautan Nasional Vol 15, No 1 (2020): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.169 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v15i1.7363

Abstract

Kalimantan Barat tidak terlepas dari sejarah perkembangan kesultanan-kesultanan Melayu dan terletak di sepanjang tepian Sungai Kapuas. Masuknya VOC sebagai kongsi dagang Belanda, semakin memperkuat jaringan perdagangan global sepanjang Sungai Kapuas. Jaringan perdagangan di kawasan Asia Tenggara menggunakan jalur utama melalui laut dan sungai, oleh karena itu tinggalan budaya bersejarah baik di darat maupun di bawah air menjadi potensi di Kalimantan Barat. Sebaran titik tinggalan budaya bawah air Kalimantan belum banyak dibuktikan dan diidentifikasi. Metode identifikasi potensi tinggalan budaya bawah air menggunakan pemetaan side scan sonar serta dikombinasi dengan model profil bawah laut dan kondisi arus sekitar lokasi dilakukan pada November 2017. Hasil side scan sonar yang dilakukan scanning sepanjang 500m setiap lokasi hanya menunjukkan 1 anomali adanya indikasi BMKT (Barang Muatan Kapal  Tenggelam) di lokasi-2 dekat pulau Datu. Dimensi temuan BMKT tersebut dengan panjang kapal 15,9 meter dan lebar kapal mencapai 4,5 meter, dengan kedalaman 27-33 meter. Tingginya tingkat sedimentasi karena berada diantara muara sungai besar menjadi penyebab tertimbunnya tinggalan budaya bawah air di Kalimantan, sehingga sulit teridentifikasi. Kondisi arus yang cukup kuat menyebabkan BMKT dengan mudah bergeser atau berpindah tempat. Penelitian lebih lanjut dengan kemampuan alat berteknologi tinggi yang dapat menembus ketebalan sedimen sangat dibutukan untuk identifikasi tinggalan budaya bawah air di Kalimantan Barat.
Pemetaan Morfologi Dasar Perairan dan Pola Arus Pasang Surut di Teluk Bungus, Kota Padang Guntur adhi rahmawan; Ulung Jantama Wisha
Jurnal Segara Vol 16, No 3 (2020): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.026 KB) | DOI: 10.15578/segara.v16i3.9052

Abstract

Teluk bungus merupakan kawasan teluk yang ada di kawasan pesisir kota Sumatra Barat. Banyak aktifitas kepelabuhanan dan perikanan pada kawasan tersebut seperti pelabuhan penyeberangan, bongkar muat ikan tuna, kapal batubara untuk PLTU, serta beberapa kegiatan pariwisata. Kegiatan tersebut menyebabkan degradasi lingkungan perairan kawasan pesisir, meningkatkan pemanfaatan lahan, menimbulkan berbagai kerusakan ekosistem dan sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus dan morfologi  dasar perairan Teluk Bungus. Survei lapangan dilakukan dengan menggunakan alat echosunder single beam dual frequency untuk merekan data batimetri dan pemodelan arus. Kedalaman perairan teluk bungus berkisar antara 0- 28 meter dan termasuk dalam kategori perairan dangkal. Perbedaan morfologi antara channel 1 maupun channel 2 berkisar antara 0,3 sd 1,5 meter tersebar di beberapa titik lokasi. Saat pasang purnama kecepatan arus berkisar antara 0 – 2,15 m/s dengan arah dominan menuju daratan, pada kondisi surut purnama kecepatan arus berkisar antara 0-2,11 m/s. Kecepatan arus saat pasang perbani berkisar antara 0-2 m/s. Pada saat surut perbani kecepatan arus menjadi sangat rendah berkisar 0-0,56 m/s dengan arah dominan menuju barat daya. Karakteristik arus yang lemah saat kondisi perbani cenderung memicu sedimentasi di dalam teluk. Gerakan bolak-balik dari arus pasang surut semidiurnal memiliki peran dalam peningkatan sedimentasi pada beberapa area di dalam teluk.