Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal%20Ilmiah%20Bakti%20Farmasi

Uji Aktivitas Antiinflamasi Infusa Daun Sendok (Plantago major L.) terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Albumin Telur Ade Arinia Rasyad; Yenni Sri Wahyuni; Herda Perlia
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.152 KB)

Abstract

Secara empiris di masyarakat daun sendok dapat digunakan sebagai antiradang (Antiinflamasi) dengan cara direbus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antiiinflamasi pada daun sendok (Plantago major L.) dan dosis manakah yang memiliki efek antiiinflamasi. Telah dilakukan penelitian ilmiah infusa daun sendok (Plantago major L.) terhadap penurunan radang secara eksperimental pada tikus putih jantan sebanyak 30 ekor yang dibagi 5 kelompok. Kelompok pertama sebagai kontrol negatif diberi tween 80 2% , kelompok kedua sebagai kontrol positif di beri natrium diklofenak 0,9 mg/kgBB, kelompok lain diberi infusa daun sendok dengan dosis 1350 mg/kgBB, 2700 mg/kgBB, dan 5400 mg/kgBB semua perlakuan diberikan secara peroral. Sebelum diuji, perlakuan di induksi dengan albumin telur 5%. Volume kaki tikus diukur setiap 30 menit selama 6 jam menggunakan alat plethismometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua dosis infusa daun sendok memberikan efek sebagai antiinflamasi. Dosis 5400 mg/kgBB mempunyai efek antiinflamasi yang paling efektif. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut efek antiinflamsi infusa daun sendok diinduksi dengan karagenin agar bisa melihat perbandingannya dengan diinduksi albumin telur 5%.
Perbandingan Aktivitas Antioksidan pada Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L.) dalam Berbagai Kondisi Penyimpanan dengan Metode DPPH 1,1-Diphenil-2-Picrylhidrazil David Darwis; Yenni Sri Wahyuni; Yuni Damayanti
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.306 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian perbandingan aktivitas antioksidan sari buah belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) dalam berbagai kondisi penyimpanan. Sari yang diperoleh menggunakan juicer dengan rendemen 47,5 % b/v. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari sari buah belimbing wuluh dengan berbagai kondisi penyimpanan pada suhu 15oC dan suhu 40oC. Uji antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan metode penghambatan radikal bebas DPPH (1,1 diphenil-2-pikryhidrazil) terhadap sari buah belimbing wuluh segar, sari buah belimbing wuluh dingin dan sari buah belimbing wuluh setelah dipanaskan. Hasil dari penelitian ini bahwa aktivitas antioksidan dari sari buah belimbing wuluh segar, sari yang dingin dan sari yang telah dipanaskan (Averrhoa blimbi L.) diperoleh nilai IC50 berturut-turut 900ppm, 1980ppm dan 2650ppm. Tingkat kekuatan aktivitas antioksidan sari buah belimbing wuluh yang segar lemah, sari buah belimbing wuluh dingin adalah lemah sedangkan sari buah belimbing wuluh yang setelah dipanaskan adalah sangat panas.
Formulasi Tablet Sistem Floating Ranitidin HCl menggunakan Polimer Kombinasi HPMC dan Pektin Yenni Sri Wahyuni; Nilda Lely; Septia Oktariani
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.792 KB)

Abstract

Sediaan tablet mengapung merupakan salah satu bentuk dari sistem penghantaran obat tertahan dilambung yang bertujuan untuk memperpanjang waktu tinggal obat didalam lambung. Prinsip sediaan tertahan dilambung dapat digunakan untuk meningkatkan efikasi ranitidin HCl dalam mengobati penyakit lambung. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sediaan tablet mengapung dengan menggunakan HPMC dan pektin sebagai matriks atau polimer. HPMC dan pektin sebagai matriks atau polimer dalam sediaan tablet mengapung dengan ranitidin HCl sebagai model obat. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dalam 3 formula kombinasi HPMC dan pektin dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 30 mg/tablet dan 20 mg/tablet (F1), 25 mg/tablet dan 25 mg/tablet (F2), 20 mg/tablet dan 30 mg/tablet (F3) dengan zat tambahan PVP, Avicel PH 102 (MCC), natrium bikarbonat, Mg stearat. Tablet dihasilkan diuji sifat fisik tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kadar zat aktif, uji floating dan disolusi mendapatkan konsentrasi optimum dari tablet formula 1 yaitu menghasilkan tablet dapat bertahan mengapung selama 17 jam sampai 24 jam. Uji pelepasan ranitidin HCl dilakukan secara in vitro menggunakan alat tipe 2 (dayung) dengan kecepatan pengadukan 50 rpm dalam medium HCl 0,1 N sebanyak 900 ml pada suhu 37 ℃ ± 0,5 selama 8 jam. Formula tablet ranitidin HCl dengan komposisi 200 mg. Effisiensi disolusi dari tablet formula 1 adalah 78,19 %.
Toksisitas Akut Beberapa Formula Jus Herbal dengan Komposisi Sari Bunga Rosella, Nanas Bawang Putih, Jahe Merah, Jeruk Nipis, Cuka Apel dan Madu terhadap Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster Sari Meisyayati; Ramona; Agnes Leorina; Geby Patriani; Ahmad Fatoni; Yunita Listiani Imanda; Yenni Sri Wahyuni
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.805 KB)

Abstract

Hasil penelitian beberapa formula jus herbal kombinasi sari bunga rosella, bawang putih, nanas, jahe merah, cuka apel dan madu pada tikus percobaan diketahui beberapa formula tersebut efektif menurunkan kolesterol. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya bukti ketidakamanan sejumlah suplemen kesehatan berbahan herbal. Berdasarkan hal diatas maka perlu dilakukan penelitian lanjutan yaitu berupa uji toksisitas akut untuk memperoleh nilai LD50 yang akan memberikan informasi tingkat keamanan dari formula bahan herbal tersebut. Pengujian toksisitas akut untuk setiap formula jus herbal dilakukan pada 44-60 ekor mencit betina yang terbagi menjadi 4-6 kelompok perlakuan. Terdapat 3 formula jus herbal yang diujikan yang masing-masing menggunakan 3-5 variasi dosis. Pada hari pengujian, tiap-tiap mencit diberikan sediaan formula jus herbal tertentu secara per oral Pemberian ini dilakukan secara bertahap dengan maksimal volume pemberian 0,5 ml dengan interval pemberian 30 menit. Pengamatan terhadap tanda-tanda toksisitas dilakukan pada 3-4 jam pertama setelah pemberian uji. Jumlah kematian dihitung maksimal 3× 24 jam. Pembedahan dilakukan pada hewan yang mati kurang dari 24 jam setelah pemberian sediaan uji. Dari hasil penelitian diperoleh nilai LD50 untuk masing-masing formula adalah 109,88 ml/kgbb, 146,63 ml/kgbb dan 124,4 ml/kg. Ketiganya masuk dalam kriteria praktis tidak toksis. Terdapat tanda-tanda toksisitas yang muncul pada mencit yang diujikan berupa penurunan aktifitas gerak, peningkatan laju pernafasan, urinasi dan salivasi. Urinasi merupakan tanda toksisitas yang paling dominan muncul. Hal tersebut karena beberapa komponen jus herbal memiliki efek diuretik yang potensial.