Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

KEEFEKTIFAN MODEL PROBEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA ., Maryono; Irawan, Edi
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 3, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : STKIP PGRI PACITAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 orang siswa kelas VII MTS Muhammadiyah Nawangan tahun akademik 2008/2009. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan prestasi siswa diukur dengan menggunakan tes. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk perhitungan persentase dan rata-rata nilai. Hasilnya menunjukkan bahwa: 1) Aktivitas belajar siswa pada Siklus I 32 %, Siklus II 60%, Siklus III 100%; 2) Aktivitas mengajar guru juga menunjukkan adanya peningkatan dari setiap siklus, 3) Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, dari Siklus I 5,96, Siklus II 6,68, dan Siklus III 7,76. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.Kata kunci: model problem based learning, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
ANALISIS MISKONSEPSI MAHASISWA STKIP PGRI PACITAN PADA MATAKULIAH TEORI BILANGAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Tisngati, Urip; Irawan, Edi
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 4, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : STKIP PGRI PACITAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester dua Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan, tahun 2012. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Identifikasi terjadinya miskonsepsi dilakukan dengan menggunakan teknik Certainly of Response Index (CRI) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan. Sedangkan identifikasi gaya belajar mahasiswa dilakukan dengan menggunakan angket gaya belajar mahasiswa. Analisis data hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi gaya belajar subyek penelitian adalah 75% mahasiswa mempunyai gaya belajar visual, 19% dengan gaya belajar kinestetik, dan 6% auditorial. Proporsi miskonsepsi didominasi sub pokok bahasan kekongruenan (88%), selanjutnya ciri-ciri habis dibagi (47%), pengkongruenan linier (44%), dan persamaan linier diophantus sebesar 40%. Mahasiswa dengan gaya belajar auditorial lebih banyak mengalami miskonsepsi pada materi kekongruenan (80 %), demikian juga pada gaya belajar visual (90%), dan kinestetik (82%). Sedangkan pada materi ciri-ciri habis dibagi, pengkongruenan linier, dan persamaan linier diophantus, berturut-turut untuk gaya belajar auditorial (60%, 60%, 40%), gaya belajar visual (54%, 45%, 43%), dan gaya belajar kinestetik (18%, 35%, 29. Miskonsepsi pada mahasiswa dengan semua gaya belajar lebih banyak disebabkan reasoning yang tidak lengkap atau salah dan simplifikasi. Kemampuan pada mahasiswa juga penyebab miskonsepsi pada gaya belajar visual dan kinestetik, sedangkan intuisi yang salah menjadi salah satu penyebab miskonsepsi pada gaya belajar auditorial dan kinestetik. Kata Kunci: miskonsepsi, gaya belajar dan teori bilangan.
ANALISIS MISKONSEPSI MAHASISWA STKIP PGRI PACITAN PADA MATAKULIAH TEORI BILANGAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Tisngati, Urip; Irawan, Edi
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 4, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester dua Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan, tahun 2012. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Identifikasi terjadinya miskonsepsi dilakukan dengan menggunakan teknik Certainly of Response Index (CRI) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan. Sedangkan identifikasi gaya belajar mahasiswa dilakukan dengan menggunakan angket gaya belajar mahasiswa. Analisis data hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi gaya belajar subyek penelitian adalah 75% mahasiswa mempunyai gaya belajar visual, 19% dengan gaya belajar kinestetik, dan 6% auditorial. Proporsi miskonsepsi didominasi sub pokok bahasan kekongruenan (88%), selanjutnya ciri-ciri habis dibagi (47%), pengkongruenan linier (44%), dan persamaan linier diophantus sebesar 40%. Mahasiswa dengan gaya belajar auditorial lebih banyak mengalami miskonsepsi pada materi kekongruenan (80 %), demikian juga pada gaya belajar visual (90%), dan kinestetik (82%). Sedangkan pada materi ciri-ciri habis dibagi, pengkongruenan linier, dan persamaan linier diophantus, berturut-turut untuk gaya belajar auditorial (60%, 60%, 40%), gaya belajar visual (54%, 45%, 43%), dan gaya belajar kinestetik (18%, 35%, 29. Miskonsepsi pada mahasiswa dengan semua gaya belajar lebih banyak disebabkan reasoning yang tidak lengkap atau salah dan simplifikasi. Kemampuan pada mahasiswa juga penyebab miskonsepsi pada gaya belajar visual dan kinestetik, sedangkan intuisi yang salah menjadi salah satu penyebab miskonsepsi pada gaya belajar auditorial dan kinestetik.Kata Kunci: miskonsepsi, gaya belajar dan teori bilangan.
MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PACITAN TAHUN AKADEMIK 2013/2014 Irawan, Edi
Jurnal Humaniora Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Humaniora
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat terjadinya miskonsepsi pada mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan. Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui oleh para Dosen sebelum melaksanakan perkuliahan. Sehingga pelaksanaan program perkuliahan mampu mengatasi terjadinya miskonsepsi pada mahasiswa. Muaranya adalah terjadinya peningkatan kualitas mahasiswa. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan. Proses penelitian ini dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Juni 2014. Data diperoleh dari tes diagnostik, penelusuran dokumen, observasi, wawancara mendalam, dan FGD (focus group discussion). Peneliti, sebagai instrumen utama, didukung dengan instrumen bantu berupa tes diagnostik miskonsepsi, pedoman wawancara, dan lembar pengamatan. Analisis data di lapangan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Sementara itu, untuk mendapatkan data yang kredibel, dilakukan melalui triangulasi teknik, ketekunan pengamatan, dan FGD. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi terjadi pada beberapa konsep dasar matematika. Miskonsepsi terbanyak terjadi pada konsep persamaan kuadrat, pertidaksamaan eksponen, dan hitung diferensial. Sementara itu, asal sekolah, jenis sekolah, jurusan, dan jenis kelamin tidak memberikan efek yang signifikan terhadap terjadinya miskonsepsi. Keywords: Konsep, Miskonsepsi, Matematika
Implementasi Penanaman Karakter Melalui Matematika Pada Kurikulum 2013 Irawan, Edi
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 1 No 1 (2016): Penelitian Pendidikan dan Keislaman
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.524 KB) | DOI: 10.21154/ibriez.v1i1.4

Abstract

Budaya dan karakter diyakini menjadi kunci sekaligus solusi pelbagai permasalahan sosial di masyarakat. Karenanya, penanaman nilai budaya dan karakter menjadi prioritas nasional, tidak terkecuali melalui dunia pendidikan. Seiring dengan hal tersebut, frame pendidikan nasional juga mengalami pergeseran dan perbaikan seiring dengan hadirnya kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi penanaman nilai budaya dan karakter bangsa pada kurikulum 2013, utamanya melalui mata pelajaran matematika. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode multi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa pada tiga sekolah di Kabupaten Pacitan, yakni SDN Ploso I, SMPN 1 Pacitan, maupun di SMAN 1 Pacitan. Data diperoleh dari penelusuran dokumen, observasi, angket, wawancara mendalam, dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai budaya dan karakter juga menjadi ruh dalam kurikulum 2013. Secara eksplisit, berbagai muatan nilai budaya dan karakter bangsa tercantum standar kompetensi lulusan, rumusan kompetensi aspek sikap spiritual, dan rumusan kompetensi aspek sikap sosial. Demikian halnya dengan pembelajaran matematika, sangat relevan untuk menanamkan nilai budaya dan karakter bangsa, melalui pembelajaran tidak langsung. Problematikanya bertalian erat dengan problematika kurikulum 2013, yakni keluasan materi, sistematika materi, penilaian, dan proses adaptasi guru.
Identifikasi Problematika Mahasiswa Calon Guru SD/MI dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Dasar Irawan, Edi
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 4 No 1 (2019): Manajemen dan Pendidikan Islam
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.036 KB) | DOI: 10.21154/ibriez.v4i1.68

Abstract

Pentingnya keberadaan dan peran matematika dalam segala lini kehidupan menuntut untuk dipahami dan dikuasai dengan baik. Terlebih bagi guru atau calon guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang akan menanamkan konsep matematika dasar pada para peserta didik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan utama yang dihadapi oleh mahasiswa calon guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dalam menyelesaikan masalah matematika dasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian mahasiswa Prodi PGMI IAIN Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, terdapat dua problematika utama yang dihadapi mahasiswa calon guru sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah di IAIN Ponorogo. Pertama, masih rendahnya pemahaman terhadap konsep dasar matematika. Logika matematika merupakan materi dengan angka ketidakpahaman tertinggi dibandingkan materi lain. Ketidakpahaman konsep terjadi secara merata pada masing-masing kelompok mahasiswa, baik yang berasal dari MA, SMA, maupun SMK. Namun, angka ketidakpahaman konsep pada mahasiswa yang berasal dari SMK cenderung lebih tinggi. Kedua, terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada materi bilangan dan operasi aljabar. Namun demikian, meskipun dalam jumlah terbatas, ditemukan juga miskonsepsi pada konsep matematika dasar lainnya. Miskonsepsi cenderung terjadi pada mahasiswa yang berasal dari SMA dan MA.
Analisis Kemampuan Berpikir Rasional pada Pembelajaran Daring Asynchronous dengan Pendekatan STEM Putriyani, Adilah Endah; Irawan, Edi
Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Science education has begun to focus on developing resources that can solve real problems around it. One of the abilities that need to be developed is the ability of students to think rationally which focuses on addressing a problem. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the implementation of asynchronous online learning at MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo with a STEM approach to the ability to think rationally in addressing problems. The research method used is a quantitative approach and data collection is done through test techniques. The data in this study were analyzed using quantitative descriptive and then continued with inferential statistics after going through the pre-requisite test. Based on the data processing carried out, the results of asynchronous online learning with the STEM approach showed quite effective results in developing rational thinking skills. The application of asynchronous online learning with the STEM approach in the experimental class showed better rational thinking skills than the control class with a scientific approach. This happens because the applied learning invites students to think about solving problems from several points of view. Intisari: Pendidikan IPA sudah mulai berfokus pada pengembangan sumber daya yang dapat menyelesaikan persoalan nyata di sekitarnya. Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan adalah kemampuan siswa dalam berpikir rasional yang berfokus untuk menyikapi suatu permasalahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pelaksanaan pembelajaran daring asynchronous di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo dengan pendekatan STEM terhadap kemampuan berpikir rasional dalam menyikapi masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes. Data penelitian ini analisis menggunakan deskriptif kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan statistik inferensial setelah melalui uji pra syarat.  Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan diperoleh hasil pembelajaran daring asynchronous dengan pendekatan STEM menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Penerapan pembelajaran daring asynchronous dengan pendekatan STEM pada kelas eksperimen menunjukkan kemampuan berpikir rasional yang lebih baik dari pada kelas kontrol dengan pendekatan saintifik. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang diterapkan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan permasalahan dari beberapa sudut pandang.
Pelatihan Blended Learning Sebagai Upaya Menghadapi Society 5.0 Edi Irawan
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v4i2.3499

Abstract

ABSTRAK Hadirnya revolusi industri 4.0 dan society 5.0 menjadi inspirasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk mempersiapkan sejak dini, agar para guru dan siswa tidak mampu bersaing dan menangkap peluang di masa yang akan datang. Pendekatan yang digunakan pada kegiatan ini adalah participatory action research (PAR) dengan subjek dampingan yang menjadi mitra kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Madrasah Aliyah Al-Ishlah Bungkal, Ponorogo. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu identifikasi masalah, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi pelaksanaan. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah pemahaman peserta yang tinggi terhadap materi yang disajikan, baik tentang revolusi industri 4.0, society 5.0, dan blended learning serta keterampilan peserta dalam menggunakan Google Classroom dalam pembelajaran. Indikator lain keberhasilan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah hasil evaluasi peserta terhadap pelaksanaan kegiatan. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa kegiatan sangat baik, baik pada aspek sistematika materi, kesesuaian materi, alokasi waktu setiap materi, cara penyampaian materi, kesempatan mengajukan pertanyaan, interaksi narasumber dengan peserta seminar, kualitas materi yang disampaikan, relevansi materi dengan kebutuhan, maupun kemenarikan materi yang disampaikan.Kata Kunci: blended learning; Google Classroom; revolusi industri 4.0; society 5.0 Blended Learning Training as an Effort to Face Society 5.0ABSTRACT The presence of the industrial revolution 4.0 and society 5.0 inspired the implementation of this community service activity. This activity is carried out to prepare early so that teachers and students are not able to compete and seize opportunities in the future. The approach used in this activity is participatory action research (PAR) with the assisted subject being the partner of community service activities is Madrasah Aliyah Al-Ishlah Bungkal, Ponorogo. Activities carried out in three stages, namely identification of problems, implementation of activities, and evaluation of implementation. The results of the implementation of this activity were participants 'high understanding of the material presented, both about the industrial revolution 4.0, society 5.0, and blended learning and the participants' skills in using Google Classroom in learning. Another indicator of the successful implementation of community service is the outcome of the participant's evaluation of the implementation of the activity. Most of the participants stated that the activity was very good, both in the systematic aspects of the material, the suitability of the material, the time allocation of each material, how to deliver the material, the opportunity to ask questions, the interviewees with the seminar participants, the quality of the material delivered, the relevance of the material to the needs, and the attractiveness of the material delivered.Key Words: blended learning; Google Classroom; revolusi industri 4.0; society 5.0 
Digitalisasi Madrasah di Era Revolusi Industri 4.0: Refleksi Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kabupaten Ponorogo Edi Irawan
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 10, No 2 (2019): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v10i2.3229

Abstract

Hadirnya revolusi industri 4.0 harus disikapi dan dipersiapkan dengan sangat baik, termasuk halnya oleh madrasah. Peluang yang ada justru harus dijadikan pelecut semangat untuk berbenah dan berinovasi agar madrasah semakin maju dan berkembang. Kenyataan yang ada, jangankan untuk menghadapi revolusi industri 4.0, keberadaan website sebagai sarana informasi resmi saja belum ada. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupaya memberikan solusi bagi madrasah swasta di Kabupaten Ponorogo yang belum memiliki website. Pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan pendekatan participatory action research. Secara teknis, dilakukan melalui lima tahapan pengabdian berbasis kompetisi yang meliputi persiapan, pelatihan, pendampingan, kompetisi, dan apresiasi. Hasil nyata kegiatan pengabdian ini adalah keberadaan website resmi madrasah dampingan. Seluruh website tersebut selanjutnya dilakukan kompetisi antar madrasah dampingan dengan beberapa kategori perlombaan. Madrasah dengan website terbaik pada masing-masing kategori diumumkan dan diberikan apresiasi pada kegiatan abdimas award. Indikator lain keberhasilan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah hasil umpan balik dari Kepala Madrasah dampingan. Sebanyak 94% madrasah menyatakan bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terlaksana dengan sangat baik. 
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA PELAJARAN MATEMATIKA Bayu Sugiarti; Edi Irawan
Jurnal Fibonaci: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Fibonaci: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jfi.v1i1.19509

Abstract

Pada kegiatan pembelajaran Matematika kelas V Salahudin Al-Ayubi MIN 1 Ponorogo menggunakan model pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah. Penggunaan model pembelajaran kurang tepat mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa, terbukti saat siswa diberi tes hanya 22,23% siswa yang tuntas KKM. Oleh sebab  itu perlu adanya perubahan model pembelajaran guna meningkatkan pemahaman siswa yaitu dengan penerapkan model pembelajaranProject Based Learning (PjBL) Kelas V Salahudin Al-Ayubi MIN 1 Ponorogo Tahun ajaran 2019/2020. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan tiap pertemuan terdiri dari 2 sampai 3 jam pelajaran. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran  Project Based Learning (PjBL) mampu meningkatkan pemahaman siswa. pencapaian tes yang di peroleh pada siklus I sebesar 70, 37% siswa mencapai nilai KKM dan meningkat pada siklus II sebesar 92,59% siswa mencapai nilai KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V Salahudin Al-Ayubi pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan volume bangun ruang kubus dan balok  MIN 1 Ponorogo.