This Author published in this journals
All Journal Sainteks Techno
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH FAKTOR PANJANG KELERENGAN TERHADAP PENENTUAN AWAL EROSI LAHAN Teguh Marhendi; Iskahar Iskahar
Sainteks Vol 11, No 2 (2014): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v11i2.141

Abstract

Salah satu faktor penentu dalam analisis erosi lahan adalah faktor panjang kelerengan lahan daerah aliran sungai. Perubahan panjang kelerengan, akan memberikan dampak terhadap besaran erosi lahan tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh panjang kelerengan lahan terhadap penentuan awal erosi lahan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Merawu. Kajian diawali dengan penyusunan peta jenis-jenis tanah sesuai dengan kondisi setempat dan tanaguna lahannya untuk menentukan panjang kelerengan lahan. Kajian selanjutnya adalah menentukan besaran erosi lahan dengan formula USLE. Analisis dilakukan menggunakan data peta satuan lahan dan tataguna lahan untuk menentukan faktor C dan K, sedangkan data hujan menggunakan data tahun 1988 sampai dengan 2008. Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi kelerengan lahan memberikan pengaruh terhadap penentuan awal erosi lahan pada lokasi penelitian. Berubahnya satuan lahan dan kelerengan lahan akan memberikan perubahan tehadap besaran erosi lahan Kata kunci: DAS Merawu, Karakteristik tanah, erosi lahan
ANALISIS LOW FLOW MENGGUNAKAN MODEL HEC-HMS 3.1 UNTUK KASUS SUB DAS KRANGGAN Teguh Marhendi
Sainteks Vol 11, No 1 (2014): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v11i1.200

Abstract

Pengalihragaman hujan menjadi aliran (Rainfall-runoff transformation), merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Input hujan mengandung variabilitas ruang dan waktu yang sangat tinggi serta tidak dapat diperkirakan untuk beberapa waktu ke depan. Dengan demikian akan memerlukan analisis hidrologi yang sangat kompleks serta memerlukan hitungan yang sangat banyak. Analisis yang dapat dilakukan adalah dengan mengandaikan suatu proses transformasi terjadi mengikuti kondisi tertentu. Kondisi atau aturan ini yang kemudian dikenal sebagai model hidrologi. Tulisan ini mencoba menganalisis low flow pada Subdas Kranggan di Borobudur menggunakan Software HEC-HMS 3.1. Software HEC-HMS3.1 (Hydrologic Modelling System) dirancang untuk menghitung proses hujan–aliran suatu sistem DAS. Software ini dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) dari US Army Corps of Engineering (2005), yang merupakan pengembangan dari HEC-1. Dalam HEC-HMS 3.1 terdapat fasilitas kalibrasi, kemampuan simulasi model distribusi, model kontinyu dan kemampuan membaca data GIS. Berdasarkan analisis sensitivitas, parameter surface capacity dan max infiltration rate memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan hasil kalibrasi apabila kedua parameter tersebut diubah besarannya. Perubahan hasil kalibrasi akibat sensitivitas parameter surface capacity dan max infiltration rate menunjukkan bahwa parameter ini sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi pada sub DAS tersebut atau besaran parameter ini sangat mempengaruhi sistem aliran air tahunan pada Sub DAS tersebut. Kata Kunci: Low flow, HEC-HMS 3.1, Subdas Kranggan
PENGARUH ANOMALI KARAKTERISTIKA HUJAN TERHADAP EROSI LAHAN (Studi Kasus DAS Merawu, Jawa Tengah) Teguh Marhendi
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 12, No 1 (2011): Techno Volume 12 No 1 April 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.955 KB) | DOI: 10.30595/techno.v12i1.30

Abstract

Global climate change is an important issue that is still a lot of attention in the last decade. Indonesia can not be separated from the problem of global climate change. Climate change has caused some irregularities, such as increased air temperature, evaporation and rainfall. One of the impacts of global climate change is the emergence of anomalies characteristics rain, including the Merawu Watershed which is one Mrica Reservoir catchment area is eroding the land is quite high and changeable. Changes in erosion is influenced by many factors such as increasing factors of land use, land as well as factors characteristics rain. Global climate change which affects the onset of the rainy characteristics anomaly, believed to give effect to changes in the rate of erosion in the Merawu watershed. Throughout 1989 to 2009 the highest annual rates of erosion occurred in 2001 amounting to 16.41 mm / year and the lowest occurred in 1996 amounting to 5.00 mm / year. This paper is intended to assess the influence of rain characteristics anomaly, namely the intensity and duration of rainfall, as well as its influence on soil erosion occurring in the Merawu Watershed. The review begins with the preparation of anomalous nature of abnormality criteria daily or monthly rainfall. The next study is related to patterns of erosion associated with the phenomenon of rain, followed by the rate of erosion predictions with respect to the existence of the rainfall anomalies. Analyses were performed on the anomalous nature of characteristics rain using 2002 data, considering 2002 was a year of El Nino with the criteria being, with comparative data in 1992, 1996, 1998 and 2005. The results of the analysis for 2002 data, overall rainfall anomaly characteristics show negative anomalies except in March, April, September, November and December. In January, February, May, July, August and October have characteristics rainfall anomalies are very dry until it reaches -320 mm /month. In this condition has decreased soil erosion. Positive rainfall anomalies characteristics occurred in March, April, September, October and November with the highest anomalies of 216 mm/ month. This condition causes the erosion of the month have increased. Keyword: Merawu watershed, Anomaly characteristics rain, soil erosion
PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT-7 ETM UNTUK PREDIKSI KERUSAKAN MORFOLOGI SUNGAI BATANGHARI AKIBAT PENAMBANGAN EMAS ILEGAL Teguh Marhendi; Yuzirwan Rasyid; Nindyo Cahyo Kresnanto
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 16, No 1 (2015): Techno Volume 16 No 1 April 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v16i1.63

Abstract

Kondisi Sungai Batanghari saat ini telah banyak mengalami deformasi morfologi sungai akibat banyaknya praktek galian C dan penambangan ilagal di sepanjang tubuh sungai. Deformasi morfologi Sungai Batanghari diprediksi dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh sungai Batanghari dan mengakibatkan penurunan potensi sumber daya air. Penelitian ini bertujuan untk mengetahui perubahan morfologi Sungai Batanghari akibat kegiatan penambangan emas ilegal disepanjang sungai dan anak-anak sungainya. Pendekatan penelitian ini menggunakan model “stratified purpose sampling“ melalui teknik penginderaan jauh dengan wahana citra satelit Landsat-7 ETM.Berdasarkan hasil analisis, Sungai Batanghari mengalami perubahan fisik baik menyangkut badan sungai, lingkungan sungai maupun kualitas air. Perubahan badan sungai terkait kegiatan penambangan tanpa Ijin (PETI) terjadi di beberapa lokasi baik pada sungai utama maupun pada anak-anak sungai Batanghari seperti di Dharmasyraya, Bungo, Batanghari dan Solok Selatan. Kata Kunci: Penambangan ilegal, Kerusakan Morfologi, Citra landsat-7 ETM, Sungai Batanghari
TEKNOLOGI PENGENDALIAN EROSI LAHAN Teguh Marhendi
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 15, No 1 (2014): Techno Volume 15 No 1 April 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v15i1.73

Abstract

Permasalahan erosi lahan dan sedimentasi waduk akan berdampak pada umur fungsi waduk. Beberapa waduk umumnya mengalami problem operasional sebagai akibat pengurangan kapasitas waduk. Waduk Sempor, Wadaslintang, Kedung Ombo, Mrica dan beberapa waduk lain mengalami permasalahan sedimentasi. Tulisan ini mencoba mengulas upaya mengurangi erosi dan sedimentasi melalui beberapa upaya pengendalian erosi lahan. Pengendalian erosi dimaksudkan sebagai upaya pencegahan kerusakan tanah dengan cara mengupayakan resistansi tanah terhadap daya erosi dan mengurangi sifat erosif dari aliran permukaan (surface runoff).Usaha pengendalian erosi dan/atau usaha pengawetan tanah dapat dilaksanakan dengan teknologi atau beberapa cara seperti cara vegetatif, cara mekanik, cara gabungan vegetatif dan mekanis serta cara kimiawi. Pada Tulisan ini akan dijelaskan cara vegetatif dan cara teknis atau mekanis. Kata kunci: Erosi lahan, Pengendalian erosi, vegetatif, mekanik
STRATEGI PENGELOLAAN SEDIMENTASI WADUK Teguh Marhendi
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 14, No 2 (2013): Techno Volume 14 No 2 Oktober 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.714 KB) | DOI: 10.30595/techno.v14i2.50

Abstract

Waduk-waduk di Indonesia hampir tidak lepas dari masalah sedimentasi. Problem sedimentasi menjadi agenda penting yang selalu mengganggu operasional waduk, termasuk mempengaruhi terhadap umur fungsi waduk itu sendiri. Erosi lahan yang tinggi di daerah hulu waduk (Daerah Tangkapan Waduk) menjadi sumber utama penyebab tingginya sedimentasi waduk. Hal ini secara umum didorong oleh perubahan tutupan lahan atau adanya pemanfaatan lahan yang kurang memperhatikan kaidah konservasi di DTA waduk.Tulisan ini dimaksudkan untuk membahas beberapa strategi dalam mengelola sedimentasi waduk baik secara teknis maupun non teknis yang dapat mengurangi peningkatan sedimentasi waduk. Penanganan sedimentasi waduk secara umum dapat dibedakan menjadi empat jenis kegiatan atau usaha, yaitu: menekan laju erosi kawasan hulu, meminimalkan beban sedimen yang masuk ke waduk, meminimalkan jumlah sedimen yang mengendap di waduk dan mengeluarkan endapan sedimen di waduk. Disamping itu dapat juga ditempuh melalui penanganan secara vegetatif dan sosial dimana masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan sedimentasi waduk. Kata Kunci: Sedimentasi waduk, Pengelolaan, erosi lahan
ANALISIS STABILITAS LERENG JALAN PRUPUK-BUMIAYU KABUPATEN BREBES DENGAN METODE FELLINIUS DAN SLOPE/W Iva Dwi Khoiroh; Teguh Marhendi; Amris Azizi
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 14, No 2 (2013): Techno Volume 14 No 2 Oktober 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.57 KB) | DOI: 10.30595/techno.v14i2.95

Abstract

Lereng adalah kenampakan permukaan alam yang disebabkan adanya beda tinggi. Beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan (slope). Pada tempat dimana dua permukaan tanah yang berbeda ketinggianya, maka akan ada gaya-gaya yang bekerja mendorong sehingga tanah yang lebih tinggi kedudukannya cenderung bergerak ke arah bawah. Disamping gaya yang mendorong ke bawah terdapat pula gaya-gaya dalam tanah yang bekerja menahan sehingga kedudukan tanah tetap stabil. Ruas jalan Prupuk–Bumiayu merupakan jalur penghubung yang vital antara jalur pantura dengan jalur selatan di wilayah barat Provinsi Jawa Tengah. Kejadian longsor pada 5 Januari 2013 karena hujan yang cukup lebat disertai gerakan tanah mengakibatkan tanah longsor pada tebing ruas jalan Prupuk–Bumiayu Km.Pkl 118+600, Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana stabilitas lereng yang ada pada tebing ruas jalan Prupuk-Bumiayu Km.Pkl 118+600 Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Stabilitas lereng dianalisis menggunakan metode Fellinius dan menggunakan program Slope/W. Dari hasil perhitungan metode Fellinius diperoleh nilai F untuk kondisi lereng sebelum diberi talud F = 1.51, dan setelah ada talud F = 9.46. Dengan menggunakan program Slope/W metode Ordinary diperoleh nilai F untuk kondisi lereng sebelum diberi talud F = 0.212, dan setelah ada talud F = 1.40. Kedua analisis mengabaikan pengaruh tekanan air pori. Kata kunci : Stabilitas lereng, Metode Fellinius, Slope/W, angka aman