Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Edukasi Penatalaksanaan Disminore Primer Pada Remaja Hanifa, Fanni
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Vol 2 No 03 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Volume 02 Nomer 03 Tahun 2021
Publisher : Stikim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.384 KB) | DOI: 10.33221/jpmim.v2i03.1443

Abstract

Peran tenaga kesehatan sangat penting dalam hal ini, karena dapat menjadi educator yang memberikan informasi kepada para remaja untuk menangani keluhan yang terjadi saat menstruasi. Dismenore atau nyeri haid merupakan suatu keadaan yang sering dialami oleh perempuan saat menstruasi atau bahkan sebelum menstruasi. Dismenore merupakan suatu fenomena simptomatik yang meliputi nyeri abdomen, kram, hingga sakit punggung, tak jarang perempuan dapat mengalami sakit saat menstruasi hingga tidak dapat beraktifitas. Penaganan non farmakologis menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara memberikan edukasi secara online melalui zoom meeting dengan hasil didpatkan sebagian besar tingkat pengetahuan responden meningkat setelah diberikan edukasi. Tingkat pengetahuan yang baik meningkat dari 23% menjadi 80%, tingkat pengetahuan cukup berkurang dari 34% menjadi 20% dan tingkat pengetahuan kurang menurun dari 43% menjadi 0%.
Faktor-Faktor Penyebab Remaja Menikah Dibawah Usia 18 Tahun Fanni Hanifa; Meita Dhamayanti; Ieva Baniasih Akbar; Kusnandi Rusmil; Deni K Sunjaya
Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia Vol 10 No 04 (2020): Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia (Indonesian Midwifery Scientific Journal) Sek
Publisher : Q PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jiki.v10i04.830

Abstract

Pernikahan anak akan selalu menjadi kekhawatiran bidang kesehatan, karena akan sangat membahayakan bagi kesehatan ibu dan anak, terutama pada saat kehamilan dan persalinan. Pernikahan anak dapat menyumbang angka kesakitn ibu dan anak bahkan sampai kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab remaja menikah dibawah usia 18 tahun di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi fenomenologi menggunakan metode indepth interview. Hasil yang didapatkan adanya penyebab dari pernikahan dibawah usia 18 tahun diantaraya sikap remaja karena pengaruh media elektronik, pendidikan dan pengerahuan rendah serta hubungan sosial di lingkungannya, dorongan biologis dan aktualisasi diri akibat dari pemenuhan kebutuhan ekonomi dan peningkatan tingkat sosial. Pergaulan menyimpang akibat dari seks bebas, penggunakaan alkohol serta penggunaan narkoba juga menjadikan faktor penyebabnya. Pengawasan orangtua yang rendah dapat menyebabkan anak bebas sehingga pergaulan dapat tidak terkontrol, peran sekolah serta peran tenaga kesehatan juga dianggap mampu untuk menjadikan sikap remaja dapat menikah dibawah usia 18 tahun karena kurangnya pendidikan kesehatan serta pendidikan moral.
Hubungan Sanitasi Lingkungan, Berat Lahir dan Panjang Lahir dengan Stunting pada Anak Usia 25-72 Bulan Fanni Hanifa; Novarista Intan Mon
Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia Vol 11 No 03 (2021): Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia (Indonesian Midwifery Scientific Journal) Sek
Publisher : Q PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jiki.v11i03.1335

Abstract

Stunting atau yang banyak disebut dengan tubuh pendek merupakan akibat kegagalan pertumbuhan di masa lalu atau dsebut dengan gizi kronis yang digunakan sebagai indikator dalam jangka panjang untuk mengukur gizi kurang pada anak. Tahun 2017 tercatat 150,8 juta balita mengalami stunting di dunia, sementara hasil dari Riset Kesehatan Dasar mencatat prevalensi stunting di Indonesia sebesar 37,2% dan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat prevalensi balita stunting sebesar 42,6%. Penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya anak usia 25-72 bulan yang mengalami stunting, hal ini dibuktikan dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan, berat lahir dan panjang lahir dengan stunting pada anak usia 25-72 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagal Kabupaten Manggarai NTT tahun 2020. Penelitian ini mengunakan analisis inferensial dengan termasuk penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan total sampling yaitu sebanyak 80 responden. Sample dalam penelitian ini yaitu ibu yang mempunyai balita usia 25-72 bulan dan tidak ada riwayat diare dalam 3 bulan terakhir, tidak memiliki gangguan perkembangan otak atau autism. Hasil uji statistik Chi-square variabel lingkungan (P-value = 0,000), berat lahir (P-value = 0,007), dan panjang lahir (P-value = 0,004). Kesimpulan ada hubungan sanitasi lingkungan, berat lahir dan panjang lahir dengan stunting pada anak usia 25-72 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagal Kabupaten Manggarai NTT tahun 2020. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para orang tua dapat memiliki kesadaran untuk mengerti serta memahami tentang statuas kesehatan pada suatu lingkungan yang mencakup lingkungan perumahan, pembuangan limbah kotoran serta penyediaan air bersih.
Hubungan Primigravida Muda, Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Tenjo Tahun 2022 MS Anggun Handika Riska; Fanni Hanifa; Stefanus Eke Ola
SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 2 No 2 (2022): SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia
Publisher : MPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/sjki.v2i2.81

Abstract

Latar Belakang: Pada tahun 2020 terdapat 45 kasus BBLR yang ditangani Puskesmas Tenjo, Faktor  risiko  yang  mempengaruhi  terhadap  kejadian  bayi  BBLR,  antara  lain adalah karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 20 tahun dan umur lebih dari 35tahun, ras kulit  hitam,  status sosial  ekonomi  yang kurang, status perkawinan yang tidah sah dan tingkat pendidikan yang rendah). Risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR (paritas, berat badan dan tinggi badan, pernah melahirkan  BBLR dan jarak  kelahiran). Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan Primigravida Muda, Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Tenjo. Metode: Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Jasinga. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling dengan jangka waktu satu bulan dengan jumlah sampel akhir sebanyak 78 orang. Analisa pada penelitian menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistic chi square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan sebanyak 12.8% responden mengalami kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Uji Chi-Square menunjukan primigravida muda (p-value = 0.001), KEK (p-value = 0.026) dan status sosial ekonomi (p-value = 0.714) Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara primigravida muda, KEK pada ibu hamil dengan kejadian BBLR dan tidak terdapat hubungan signifikan antara status sosial ekonomi dengan kejadian BBLR.
EDUKASI HEALTH COACHING TERHADAP PENGETAHUAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL DALAM PEMBERIAN EDUKASI SEKSUAL REMAJA AWAL TAHUN 2022 Uci Ciptiasrini; Astrid Novita; Fanni Hanifa
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 1 No. 3 (2022): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, November 2022
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v1i3.297

Abstract

Introduction: Reproductive education in adolescents is an important thing to be given. At the age of adolescents in learning tend to be curious about something. A more suitable learning method is the discussion method to accept a conclusion and not rigidly deliver the material. Objective: to determine the effect of providing health coaching education on knowledge using the health belief model approach in providing early adolescent sexual education. Methods: This study uses a quasi-experimental research method (quasi experiment). The use of this experimental group with a sample of 20 respondents. The technique for taking this sample is purposive sampling. The data used in this study is primary data taken from the results of the pretest and posttest. Data analysis in this study, namely univariate and bivariate, was carried out using Paird T-Test. Results: Knowledge Using the Health Belief Model Approach is obtained p value = 0.000 and the perception of health coaching on knowledge using the Health Belief Model approach is obtained p value = 0.000. Conclusion: terdapat pengaruh health coaching terhadap pengetahuan dan Persepsi health coaching terhadap pengetahuan menggunakan Pendekatan Health Belief Model Dalam Pemberian Edukasi Seksual Remaja Awal
Berat Badan Kehamilan, Operasi Sesar dan Pemberian Susu Formula Berhubungan dengan Kejadian Hiperbilirubinemia: Pregnancy weight, cesarean section and formula feeding are associated with hyperbilirubinemia Ade Herna Herliana; Fanni Hanifa; Retno Puji Astuti; Bram Burmanajaya
Jurnal Interprofesi Kesehatan Indonesia Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Interprofesi Kesehatan Indonesia
Publisher : MPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/jipki.v2i2.52

Abstract

Latar belakang: Hiperbilirubin merupakan penyebab paling banyak terjadi pada neonatus. Hiperbilirubinemia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor maternal, faktor perinatal dan faktor neonatal. Diantara penyebab hiperbilirubinemia yaitu berat badan kehamilan, operasi sesar dan pemberian susu formula. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan berat badan kehamilan, operasi Caesar dan pemberian susu formula dengan kejadian hiperbilirubinemia fisiologis di RSUD Kota Bogor. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel adalah semua bayi kejadian hiperbilirubin di RSUD Kota Bogor selama periode Juni-Oktober 2021 sebanyak 64 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat ukur menggunakan data sekunder (rekam medik). Analisis data menggunakan chi square dengan α 0,05.  Hasil: Hasil uji analisis statistik hubungan operasi caesar dengan kejadian hiperbilirubin nilai (p-value = 0,000), hubungan berat badan kehamilan dengan kejadian hiperbilirubin nilai (p-value = 0,000), dan hubungan susu formula dengan kejadian hiperbilirubin (p-value = 0.001). Kesimpulan: Dari ketiga variabel dalam penelitian ini semuanya terdapat hubungan antara  berat badan kehamilan, operasi sesar, susu formula dengan kejadian hiperbilirubinemia di RSUD Kota Bogor Tahun 2022.
HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM, PARTUS LAMA, KETUBAN BERCAMPUR MEKONIUM DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT UMUM ANDHIKA CIGANJUR JAKARTA SELATAN Aminah Ristiawati; Fanni Hanifa; Siti Hodijah
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 5 (2023): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Mei 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v2i5.836

Abstract

Pendahuluan: Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia menyebabkan kematian neonatus antara 8-35% di negara maju, sedangkan di negara berkembang antara 31-56,5%. Insidensi asfiksia pada menit pertama 47/1000 lahir hidup dan pada 5 menit 15,7/1000 lahir hidup untuk semua neonates. Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum yaitu faktor ibu yang meliputi kehamilan postterm, partus lama, selanjutnya faktor bayi yang meliputi air ketuban bercampur meconium Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan Kehamilan Post Term, Partus Lama, Ketuban Bercampur Mekonium Dengan Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Andhika Ciganjur Jakarta Selatan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik menggunakan pendekatan cross Sectional. Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu kehamilan post term, partus lama, ketuban bercampur mekonium serta variabel terikat yaitu asfiksia neonatorum. Data di ambil menggunakan lembar observasi. Data dianalisis dengan descriptive statistic untuk mengetahui hubungan kehamilan Post Term, Partus Lama, Ketuban Bercampur Mekonium Dengan Asfiksia Neonatorum. Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan kehamilan post term terhadap Asfiksia Neonatorum (p<0,05), adanya hubungan partus lama terhadap Asfiksia Neonatorum (p<0,05), dan adanya hubungan ketuban bercampur meconium terhadap Asfiksia Neonatorum (p<0,05). Kesimpulan: kehamilan post term, partus lama serta ketuban bercampur mekonium berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum.
EFEKTIVITAS METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI DI TKIT EDELWEIS SERANG TAHUN 2022 Ainul Adawiyah; Fanni Hanifa; Aida Diana Astarie
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 6 (2023): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v2i6.987

Abstract

Anak usia dini merupakan periode awal yang paling penting menentukan pertumbuhan dan perkembangan yang mengesankan. Usia dini pada anak disebut juga dengan golden age. Keterampilan berbicara pada anak usia 4-5 tahun biasanya sudah bisa mengulang kalimat sederhana, menjawab pertanyaan sederhana, dan mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, gembira, nakal, pelit, baik hati, berani baik, jelek dan sebagainya). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode bercerita terhadap kemampuan berbicara pada anak usia dini di TKIT EDELWEIS Serang tahun 2022”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment Design). Desain yang digunakan adalah One Group Pre-test and Post-test Design. Teknik sampling terpilih yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan teknik Total Sampling. Analisis hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berbicara pada anak usia dini, dan diperoleh p-value sebesar 0,000 (p-value <0,05 pada α = 5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa metode bercerita efektif meningkatkan kemampuan berbicara di TKIT Edelweis. Serang pada tahun 2022. Dari hasil penelitian, 40 responden (4-5 tahun) tersebut memiliki skor kemampuan berbicara rata-rata; sebelum diberi perlakuan 23.875 (mulai berkembang) dan setelah diberi perlakuan meningkat menjadi 32.800 (dihasilkan sebagai kriteria). Disimpulkan bahwa perlakuan metode bercerita berdampak pada perkembangan berbicara. Ini memberikan skor rata-rata perkembangan berbicara sebesar 8.925. Semoga metode bercerita dapat menjadi metode pilihan bagi guru dan orang tua untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak. Selain itu, bercerita dapat divariasikan dengan media apa saja seperti gambar, boneka, dan lain-lain.
Hubungan status gizi, pola makan dan riwayat pemberian asi ekslusif dengan kejadian stunting pada anak pra sekolah 3-5 tahun Fuji Mahfujiah; Fanni Hanifa; Agus Santi Br Ginting
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 1 No. 2 (2021): Pendampingan Suami Pada Proses Persalinan
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v1i2.270

Abstract

Backgrounds: Stunting is a condition of failure to thrive due to malnutrition in the first thousand days of a child's life or begins in the child's womb. Nutritional status, diet and history of exclusive breastfeeding are one of the risk factors for stunting in children under five. Purpose: This study aims to determine the relationship between nutritional status, diet and history of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in preschool children aged 3-5 years in the Labuan Health Center area. Methods: This research uses descriptive analytic with cross sectional approach. The population of this study amounted to 158 toddlers aged 3-5 years and the sampling technique used was part of the population taken using certain techniques so that the population was represented. The total sample in this study was 66 respondents under five aged 3-5 years. Results: The results of this study indicate that there is no significant relationship between nutritional status and the incidence of stunting, a P value of 0.191 is obtained. Exclusive breastfeeding with stunting was obtained with a P value of 0.022 and the result of OR = 0.250 (10,073-0.856). Conclusion: There is not relationship between nutritional status and the incidence of stunting. There is a relationship between diet and history of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting. Suggestions: For the Labuan Health Center to assign village midwives or health programs to provide counseling or counseling about stunting. Pendahuluan: Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak atau dimulai pada masa anak didalam kandungan. Status gizi, pola makan dan riwayat pemberian ASI ekslusif  merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stunting pada anak balita. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi, pola makan dan riwayat pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada anak prasekolah usia 3-5 tahun di wilayah puskesmas labuan. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini berjumlah 158 balita usia 3-5 tahun dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu sehingga populasi terwakilkan. Total sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 66 responden balita usia 3-5 tahun. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara status gizi dengan kejadian stunting diperoleh nilai P Value 0,191, terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian stunting diperoleh nilai P Value 0,008 dan hasil OR = 4.970 (1.423-17.352), dan riwayat pemberian ASi ekslusif dengan kejadian stunting diperoleh nilai P Value 0,022 dan hasil OR = 0,250 (10.073-0.856). Simpulan: Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian stunting. Ada hubungan antara pola makan dan riwayat pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting. Saran: Untuk Puskesmas Labuan untuk menugaskan bidan desa atau progam kesehatan agar bisa memberikan penyuluhan atau konseling tentang stunting.
Hubungan Lingkungan, Sosial Budaya, Pengetahuan Serta Sikap Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang Di Pmb Yayah Asy’ariyah Desa Gunung Cupu Yayah Asy’ariyah; Agus Santi Br Ginting; Fanni Hanifa
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 2 No. 2 (2022): Efektivitas Penyuluhan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v2i2.329

Abstract

Backgrounds: Family planning is an action that helps individuals or married couples to get certain objectives, avoid unwanted births, get births that are wanted, regulate the interval between pregnancies and control the time of birth in a husband and wife relationship. The coverage of participants using contraceptives in Indonesia in 2017 with the number of couples of childbearing age as many as 48,536,690 participants; the most widely used contraception by family planning participants in Indonesia is the injectable contraceptive method. The failure of the injectable contraceptive method was caused by the acceptor's delay in re-injecting. Purpose: This study aims to determine the relationship between the socio-cultural environment, knowledge and attitudes of family planning acceptors about 3-month injectable contraception with re-visit compliance at PMB Yayah Asy'ariyah Gunung Cupu Village in 2022. Methods: This study used descriptive analytic with a cross sectional approach. The population of this study amounted to 30 acceptors of 3-month injectable contraception. Sampling technique using the total population. Results: The results showed that there was a significant relationship between socio-cultural and return-visit compliance, a p-value of 0.009 was obtained, knowledge and compliance with repeated visits obtained a p-value of 0.001, and there was no significant relationship between the environment and re-visit compliance, a P-value of 0.094 was obtained. Attitude with compliance with repeat visits obtained a p-value of 0.176. Conclusion: The socio-cultural factors and knowledge affect the compliance of repeat visits by 3-month injection contraception acceptors, while environmental factors and attitudes have no effect on adherence to 3-month injections contraception acceptor repeat visits. Suggestion: Respondents and their families are expected to be able to provide support to mothers in choosing, and determining the contraceptives to be used and the importance of compliance during repeat visits, so that the effectiveness of contraception can be maximized.   Keywords: Family Planning Acceptors; 3-month Injectable Contraception; Compliance.   Pendahuluan: KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan dan mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri. Cakupan peserta pengguna alat kontrasepsi di Indonesia pada tahun 2017 dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 48.536.690 peserta, kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB di Indonesia yaitu metode kontrasepsi suntik. Kegagalan dari metode kontrasepsi suntik disebabkan karena keterlambatan akseptor untuk melakukan penyuntikan ulang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Lingkungan Sosial Budaya, Pengetahuan Serta Sikap Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang di PMB Yayah Asy’ariyah Desa Gunungcupu tahun 2022. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini berjumlah 30 orang akseptor KB suntik 3 bulan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total populasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan signifikan antara sosial budaya dengan kepatuhan kunjungan ulang diperoleh nilai P Value 0,009, pengetahuan dengan  kapatuhan kunjungan ulang diperoleh nilai P Value 0,001, serta tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan kepatuhan kunjungan ulang diperoleh nilai P Value 0,094, dan sikap dengan kapatuhan kunjungan ulang diperoleh nilai P Value 0,176. Simpulan: Faktor sosial budaya dan pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan kunjungan ulang akseptor KB suntik 3bulan, sedangkan faktor lingkungan dan sikap tidak berpengaruh terhadap kepatuhan kunjungan ulang akseptor KB suntik 3 bulan. Saran: Responden dan keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan kepada ibu dalam memilih, dan menentukan kontaspsi yang akan digunakan dan pentingnya kepatuhan saat kunjungan ulang, agar efektivitas kontasepsi dapat maksimal.