Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Biaya Penggunaan Paket Teknologi BP3T Pupuk Kandang dan Nano Pestisida Serai Wangi pada Tanaman Kakao di Kabupaten Lima Puluh Kota Sri Wahyuni; Haliatur Rahmai; Jumsu Trisno; Martinius Martinius; Rita Noveriza; Reflin Reflin; Sri Yuliani; Nusyirwan Nusyirwan
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.42 KB)

Abstract

Teknologi BP3T (Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman) pupuk kandang dirancang untuk membantu mengendalikan penyakit VSD (vascular streak dieback) yang menyerang tanaman kakao sekaligus membantu pertumbuhan tanaman. Penetian ini bertujuan menganalisis perbandingan biaya penggunaan pupuk kandang konvensional dengan teknologi BP3T Pupuk Kandang. Penelitian ini dirancang secara deskriptif kuantitatif yang berlokasi di Kabupaten Limapuluh Kota. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus, yaitu 43 orang yang tergabung ke dalam 4 kelompok tani terpilih, yaitu Kelompok Tani Aroma, Kelompok Tani Inovasi, Kelompok Tani Buah Lobek, dan Kelompok Tani Maju Sejahtera. Biaya pupuk yang dikeluarkan petani sebelum menggunakan pupuk Formula BP3T lebih besar dibandingan dengan biaya penggunaan pupuk Formula BP3T. Dari kesimpulan yang ada, disaran kepada petani untuk menggunakan pupuk Formula BP3T dan mengembangkannya. Selain biayanya murah, pupuk Formula BP3T juga memilikik manfaat untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit VSD.
Formula padat Bacillus cereus STRAIN TLE1.1 untuk pengendalian penyakit busuk pangkal batang (Sclerotium rolfsii) pada tanaman tomat Yulmira Yanti; Hasmiandy Hamid; Reflin Reflin; Yaherwandi Yaherwandi; Febri Yani Chrismont
Jurnal Agro Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/14679

Abstract

Penyakit utama tanaman tomat yaitu busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii dapat menimbulkan kerugian mencapai 80-100%. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan formula padat Bacillus cereus strain TLE1.1 yang efektif untuk pengendalian penyakit busuk pangkal batang pada tanaman tomat. Penelitian bersifat eksperimen dengan mengamati kemampuan formula padat B.cereus strain TLE1.1 dalam pengendalian penyakit busuk pangkal batang dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas kombinasi bahan pembawa formula padat yang terdiri atas limbah padat ampas tebu, ampas tahu dan tongkol jagung, fungisida serta kontrol. Masing-masing formula padat B. cereus strain TLE1.1 diintroduksi pada benih dan bibit tomat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua formula mampu menekan penyakit busuk pangkal batang tanaman tomat. Formula terbaik dalam menurunkan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman yaitu formula ampas tahu dan ampas tahu + tongkol jagung. Main disease of tomato plant, namely stem rot caused by Sclerotium rolfsii which can cause losses up to 80-100%. The aim of the study was to obtain a solid formula of Bacillus cereus strain TLE1.1 which was effective for controlling stem rot disease in tomato plant. This research was an experimental study to know the ability of the solid formula of B. cereus strain TLE1.1 in controlling stem rot disease which was carried out in a completely randomized design consisting of 9 treatments and 3 replications. The treatment consisted of a combination of solid formula carriers consisting of sugarcane solid waste, tofu dreg and corncob, fungicides and controls. Each solid formula of B. cereus strain TLE1.1 was introduced into tomato seeds and seedlings. The results showed that almost all of the formulas were able to suppress stem base disease of tomato plants. The best formula that reduced stem rot in plants were the tofu dreg and tofu dreg + corncob formula.
DISEMINASI TEKNOLOGI PUPUK KANDANG SAPI PLUS RIZOBAKTERI PADA KELOMPOK TANI KAKAO DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA Haliatur Rahma; Jumsu Trisno; Martinius Martinius; Reflin Reflin; Sri Wahyuni; Nusyirwan Nusyirwan
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 1 No 4.a (2018)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.158 KB)

Abstract

Kegiatan diseminasi teknologi pupuk kandang sapi plus rizobakteri pada tanaman kakao dilakukan di Kecamatan Guguak dan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota yang dimulai dari bulan Maret sampai dengan November 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi formulasi pupuk kandang plus rizobakteri pada kelompok tani kakao. Inovasi, buah lobek, maju sejahtera dan aroma menggunakan metode penyuluhan. Pentingny kegiatan ini dilakukan disebabkan oleh tingginya kejadian dan keparahan penyakit VSD di Kecamatan Guguak dan Akabiluru Kabuparten Limapuluh Kota yang mencapai 86,60%. Untuk itu, diperlukan teknologi pengendalian yang mudah dibuat, murah dan bahan baku yang mudah diperoleh disekitar petani. Penggunaan air kelapa merupakan salah satu perbanyakan bakteri Serratia maresescens dan Pseudomonas fluorescens yang nanti akan diformulasi dengan pupuk kandang. Kegiatan ini meliputi: pemantauan tingkat serangan OPT dilahan kelompok tani kakao, kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi hasil kegiatan. Dari hasil kegiatan bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan petani terhadap penggunaan biofertilizer yang berasal dari bakteri yang diformulasikan dengan air kelapa dan pupuk kandang, sehingga penggunaan formulasi ini mampu mengurangi biaya penggunaan pupuk kimia yang memiliki harga yang mahal.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN OPT TANAMAN SAYURAN BERBAHAN BAKU RAMAH LINGKUNGAN DI KANAGARIAN LASI KECAMATAN CANDUANG KABUPATEN AGAM Ujang Khairul; Arneti Arneti; Reflin Reflin
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 1 No 4.a (2018)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.467 KB)

Abstract

Kegiatan tentang pemanfaatan teknologi pengelolaan organisme penganggu tanaman (OPT) pada tanaman sayuran berbahan baku ramah lingkungan telah dilakukan di Kelompok Tani Mitra di Nagari Lasi Kecamatan Canduang Kabupaten Agam pada bulan September hingga November 2016. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang serangan OPT sayuran dan bagaimana mengelola OPT menggunakan biopestisida dan pestisida botani. Kegiatan ini meliputi: pemantauan tingkat serangan OPT di lahan mitra, penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi hasil kegiatan. Hasil pemantauan tingkat serangan OPT pada tanaman sayuran mitra berkisar antara 18 - 27% untuk penyakit dan 15 - 20% untuk hama. Dari kegiatan dapat dikesimpulkaan yaitu: (1) tingkat OPT pada tanaman sayuran mitra cukup tinggi, (2) Petani belum memahami OPT yang menyerang tanaman sayuran mereka, (3) Petani tidak memahami metode pengelolaan OPT menggunakan biopestisida dan pestisida botani, dan (4) penyuluhan dan praktek lapangan, telah meningkatkan pengetahuan petani tentang pengelolaan OPT sayuran dengan menggunakan biopestisida dan pestisida botani.
PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH MELALUI APLIKASI YUYAOST DAN TRICHODERMA DI KELOMPOK TANI NGUNGUN JORONG GANTIANG UTARA Yulmira Yanti; Hasmiandy Hamid; Trimuti Habazar; Reflin Reflin; Nurbailis Nurbailis; Yaherwandi Yaherwandi; Muzilatul Nilisma; Annisya Diadinni
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 4.a (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.872 KB) | DOI: 10.25077/jhi.v2i4.a.303

Abstract

Tanaman bawang merah memiliki potensi pengembangan sangat baik. Permintaan pasar akan komoditi tanaman bawang merah cenderung meningkat berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk,. tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini ialah meningkatkan produksi tanaman bawang merah ngungun jorong Gantiang Utara dengan cara yang efektif dan efisien melalui pemberian YUYAOST dan Trichoderma. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi survei pendahuluan pendekatan sosial, penyuluhan, pelatihan, dan pembuatan demplot. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya kelompok tani ngungun jorong Gantiang Utara. Antusias dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat menunjang keberhasilan dari kegiatan ini. Pertumbuhan dan hasil produksi yang terbaik didapatkan pada perlakuan YUYAOST. Dalam penerapan teknologi menggunakan YUYAOST dan Trichoderma sangat membantu percepatan tumbuhan tanaman bawang merah. Penggunaan YUYAOST sangat disarankan karena selain mudah untuk didapatkan juga memberikan nilai positif terhadap pertumbuhan tanaman dan baik untuk teknologi lingkungan sekitar tanaman budidaya.
The Potential of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) as Biocontrol Agent Against Stem Rot Diseases Caused Sclerotium rolfsii of peanut (Arachis hypogaea L) Fradilla Swandi; Eri Sulyanti; Darnetty Darnetty; Reflin Reflin
JERAMI Indonesian Journal of Crop Science Vol 2 No 2 (2020): JIJCS
Publisher : Department of Crop Science, Faculty of Agriculture, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jijcs.2.2.65-71.2020

Abstract

This study was conducted to assess the biocontrol efficacy of arbuscular mycorrhizae fungi (AM Fungi) against stem rot disease caused by Sclerotium rolfsii Sacc. in peanut. The AM Fungi can be associated with almost all types of plants. The purpose of this study was to obtain isolates of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) as a potential biofungisida against Sclerotium rolfsii and can characterize the mechanism of the FMA in controlling S.rolfsii (salicylic acid) on peanut plants. The AM Fungi inoculant (40 spores g-1 in concentration) was introduced to peanut seedling (25 g plant-1 ) at planting time where as Sclerotium rolfsii inoculated 30 days after planting time. The experiment was arranged in the completely randomized design (CRD), which is 7 treatment sand repeated 10 times in the greenhouse experiment. The data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) using STAT program 8 and the Tukey test at 5% significance level. The AM Fungi treatments showed significantly redused the percentage of disease severity in infected peanut plants around 34.28% - 57.15% and longer incubation period, respectively. They increased root colonization (20,00 - 46.67%) with a middle to high category. The AM Fungi C isolate (isolated from Solok county), and the A isolate (isolated from Payakumbuh city) were the best as a biocontrol against S rolfsii (57.15%), followed by isolate D (isolated from Padang Pariaman county) 54,30 %. They also increased Salicylic acid content 1,4 times (70.72 ppm) compared to control (49,59 ppm). It can be concluded that the application of AM Fungi as a biocontrol agent played an important role in plant resistance and exhibit greater potential to protect peanut plants against S. rolfsii.
Pemanfaatan Teknologi Pengelolaan OPT Tanaman Sayuran Berbahan Baku Ramah Lingkungan Di Kanagarian Paninjauan Kabupaten Tanah Datar Ujang Khairul; Reflin Reflin; Arneti Arneti
Warta Pengabdian Andalas Vol 23 No 1 (2016): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.23.1.11.2016

Abstract

Activity of use management technologogy for pest and plant disease control on vegetables based environment friendly in nagari Paninjauan Kabupaten Tanah Datar has been carried out from June to November 2014. This activity aims to improve farmers knowledge about the diseases attack of vegetables and know how to manage the disease using biopesticide and botanic biopesticide, These activities include: Counseling and training, and evaluation. Results of monitoring the level of disease in vegetable crops is known that those plants attacked by pest and pathogens e.i, soft rot (cabbage), anthracnosa, bacterial wilt and leaf spot (chili), tuber rot ( carrots) and bacterial leaf blight and Alternaria spots (onion leaves). Attack rate ranged between 16 – 20% for disease and 15 – 30% for pest. From the activities can be take several conclusions: (1) Extent of disease in vegetable crops in this area is high, (2) The farmers do not yet understand the causes of pest and plant disease (pathogens) that attack their vegetable crops, (3) The farmers do not understand the methods of disease control using biopesticide and botanic biopesticide, (4) The extension and field practice, have improved farmers' knowledge about the management of vegetable diseases using biopesticides and botanic biopesticide
Induced defense related enzyme activities of tomato plant by indigenous endophytic bacteria and challenged by Ralstonia syzigii subsp. indonesiensis YULMIRA YANTI; WARNITA WARNITA; REFLIN REFLIN
Microbiology Indonesia Vol. 13 No. 1 (2019): March 2019
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2560.561 KB) | DOI: 10.5454/mi.13.1.4

Abstract

Our previous research had screened 9 best indigenous endophytic isolates for their ability to control Ralstonia syzigii subsp. indonesiensis, the causal agents of bacterial wilt disease in tomato (Lycopersicon esculentum) in green house condition. Those 9 strains were Bacillus cereus EPL1.1.3, B. cereus TLE2.3, B. toyonensis EPL1.1.4, Serratia nematodiphila TLE1.1, B. anthracis SNE2.2, B. cereus E1.AB1.2, B. cereus E1AB2.1, Enterobacter cloacae subsp. dissolvens TLE2.2 and S. marcescens KLE3.3. The purposed of this study is to test the ability of the endophytic bacteria strains in increasing defense related enzyme activities of tomato. Bacterial strains were tested for its ability to induce the defense-related enzymes which were phenylalanine ammonia lyase (PAL), peroxidase (PO) and polyphenol oxidase (PPO) in roots and leaves of tomato plants. R. syzigii subsp. indonesiensis inoculated to host plants 7 days after the endophyte bacteria strains inoculation. Enzyme activities were recorded at 0, 1, 3, 5, 7, 9, 12 and 15 days after pathogen inoculation (dpi).  It was observed that PAL, PO and PPO activities were significantly increased in all of the endophytic bacteria inoculated treatments compared to control plant. Activities of PAL in the leaves was fast similar to the roots; but PO activities was higher in the roots compared to that in the leaves, whereas PPO activities was higher in the leaves than in the roots. PAL and PO reached the maximum level at different time in the leaves (3 dpi and 15 dpi), in the roots (5 dpi and 12 dpi), whereas PPO in the leaves at 12 dpi and in the roots at 9 dpi.