Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Representasi Pendidikan Kewarganegaraan pada Jenjang Pendidikan Tinggi Dilihat dari Perspektif Generasi Millenial I Putu Windu Mertha Sujana; Cecep Darmawan; Dasim Budimansyah; Sukadi Sukadi
Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol 10 No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.678 KB) | DOI: 10.21067/jip.v10i2.4550

Abstract

Penelitian ini mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan tinggi yang memiliki posisi dan peran yang strategis dalam membangkitkan perasaan kebangsaan Indonesia dan cinta tanah air Indonesia (dalam konteks nilai dan moral Pancasila, nilai dan komitmen Bhineka Tunggal Ika, komitmen terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan memiliki komitmen ber-Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada setiap mahasiswa (generasi millenial). Di lain pihak representasi Pendidikan Kewarganegaraan harus sesuai dengan karakteristik dari mahasiswa (generasi millenial). Sehingga tulisan ini akan merepresentasi Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan tinggi dilihat dari perspektif generasi millenial. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa serta penilaian mahasiswa terhadap mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey jenis deskriptif, dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner melalui google form. Metode survei jenis deskriptif akan mencari tahu terkait representasi Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Pendidikan Ganesha dengan menggunakan 75 responden mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkkan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan memiliki posisi dan peran yang sangat penting (70,7%) dan masih diminati (50,7%) oleh mahasiswa (generasi millenial). Namun media pembelajaran (66,7%) masih perlu disesuaikan dengan karakteristik generasi millenial yang cenderung menggunakan teknologi. Media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga perlu mengkombinasikan antara teknologi dengan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai benteng penyanggah dampak globalisasi. Nilai budaya sebagai benteng penyanggah dampak globalisasi dimaksudkan agar generasi millenial dapat menyaring nilai dan budaya luar terutama yang tidak sesuai dengan nilai dan budaya Indonesia.
Upaya Pelestarian Adat Semende di Desa Ulu Danau, Provinsi Sumatera Selatan Hatta Setiawan; Cecep Darmawan
Journal of Urban Society's Arts Vol 3, No 2 (2016): October 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jousa.v3i2.1480

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat desa dalam mempertahankan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam aturan adat Semende yang ada di lingkungannya. Metode etnografi dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta dianalisis melalui reduksi data, penyajian, hingga penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Ulu Danau memberikan kelonggaran dalam pelaksanaan adat, dan aparat desa telah mulai berupaya untuk mempertahankan aturan adat dengan memaksimalkan peran para pemuka adat, tokoh masyarakat, danwarga. The Efforts to Conserve Semende Customs in Ulu Danau Village, South Sumatera Province. This study aims to determine the efforts undertaken by the community and village officials in defending the noble values contained in the existing customs rules of Semende in the area. The ethnographic method with a qualitative approach is used to collect data through observation, interviews, and documentation, which are analyzed through data reduction, presentation, and finally can be drawn for conclusion. The results show that the villagers of Ulu Danau provide the concession for the implementation of custom, and the village officials have begun the efforts to maintain their custom rules to maximize the roles of traditional leaders, community leaders, and citizens.
Online civic engagement: Fostering citizen engagement through social media Budi Mulyono; Idrus Affandi; Karim Suryadi; Cecep Darmawan
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 19, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v19i1.49723

Abstract

The Industrial Revolution 4.0, which makes the internet its backbone, has accelerated the process due to the Covid-19 pandemic which forced citizens to shift all their activities to the digital world, including the involvement of citizens in responding to public discourse. Citizens' public discourses that previously took place in real public spaces have now shifted to digital spaces, one of which is social media. To bridge these changes, a conceptualization of civic engagement is needed through a digital platform. The online citizen involvement was later referred to as online civic engagement, namely civic engagement activities specifically carried out by digital citizens involving several types of digital media, one of which is social media. This literature study provides a clearer picture of the forms of community interaction through social media that go beyond what is known as “slacktivism”. When many democracies are faced with the problem of decreasing citizen participation in politics, social media comes with a new form of civic interaction with what is meant by online civic engagement.
Penanaman nilai-nilai Pancasila pada kehidupan santri di pondok pesantren Hendri Hendri; Cecep Darmawan; Muhammad Halimi
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 15, No 2 (2018): Pembelajaran, Hukum, dan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.726 KB) | DOI: 10.21831/jc.v15i2.18476

Abstract

Generasi bangsa harus mampu mengimplementasikan nilai- nilai Pancasila sebagai pandangan hidup, hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan lembaga, salah satunya yaitu di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas pesantren dalam menanamkan nilai- nilai Pancasila pada kehidupan santri. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif.  Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kesimpulannya adalah santri di pesantren Syaikhona Moh. Cholil Bangkalan menanamkan nilai-nilai Pancasila, sebagai sumber menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya. Salah satunya melalui Pendidikan dan program- program pesantren yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.--------------------------------------------------------------Instilling  the values of Pancasila in the santri’s life in Islamic Boarding SchoolsThe young generation of the nation must be able to implement the values of Pancasila as a way of life. This can be done in various ways and institutions, one of which is in pesantren. This study aims to describe and analyze the activities of pesantren in instilling Pancasila values in the lives of santri. This type of research uses a qualitative approach. Data collection techniques are carried out by observation, interviews and documentation studies. The conclusion is the santri in the pesantren Syaikhona Moh. Cholil Bangkalan instilled the values of Pancasila, as a source of establishing good relations with each other. One of them is through education and pesantren programs that reflect the values of Pancasila.
Promoting Ksatria Bela Negara comic through the Webtoon for the prevention and control Covid-19 Leni Anggraeni; Cecep Darmawan; Sri Wahyuni Tanshzil; Edah Jubaedah
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 18, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v18i1.39377

Abstract

During the Covid-19 pandemic, everyone must be at home and keep a distance using a mask. The spread massively. It becomes the basis for all stakeholders to find solutions, both in the form of preventive (prevention) and curative (cure). One of the strategic educational media used to prevent and overcome covid-19 for the current generation of digital natives is through digital comics or webtoons. Comics in digital form has many advantages over printed comics. Based on this, the research aims to find out how the impact of the promotion of the National Defense Knight Comics through the Webtoon as an educational medium for preventing and controlling Covid-19 for the community. The method used is Research and Development (RD) using the Waterfall development model. The results of this review show that promoting comics of state defense knights through webtoons can become a medium of persuasion for education on preventing and overcoming Covid-19. The innovative education offered by the knight Bela Negara comic designs webtoon readers to be closer to the story and characters because it is more humane, so that they are able to show the effects in the form of responses, both cognitive (knowledge development), affective (through positive attitudes) and connective (action as the results of stimulating positive attitudes) related to the prevention and handling of covid-19.
Peran partai politik dalam meningkatkan partisipasi politik kader perempuan melalui pendidikan politik Hariyanti Hariyanti; Cecep Darmawan; Iim Siti Masyitoh
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 15, No 1 (2018): Pembelajaran, Hukum dan Politik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.191 KB) | DOI: 10.21831/jc.v15i1.17659

Abstract

Partai politik mempunyai kewajiban yuridis dan moral untuk melaksanakan pendidikan politik khususnya memberdayakan kader perempuan di tengah minimnya partisipasi politik perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan penelitian melalui teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kendala-kendala pendidikan politik kader perempuan, yakni (1) kendala internal, yang berasal dalam diri kader perempuan; (2) kendala eksternal, stereotip dalam konstruksi sosial budaya masyarakat; (3) keseriusan partai dalam memberdayakan kader perempuan; (4) kelemahan regulasi peraturan perundang-undangan. Partai politik melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kendala tersebut melalui pendekatan personal, menggagas konsep tanpa mahar politik; membentuk regulasi internal partai politik yang akomodatif terhadap kebutuhan perempuan.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Political parties have moral as well as juridical obligation to conduct political education especially for women cadres in the low level of political participation among women. It was a qualitative research with descriptive method of explanation. The informant involved was selected with non-probability sampling, purposive sampling. The results reveal the obstacles faced by women cadres are (1) internal obstacles, coming from the cadres themselves; (2) external obstacles, coming from stereotype upholding by among cultural and society members; (3) the seriousness of political party to empower their own women cadres; (4) the weakness of the law concerning this issue. To overcome the problems, political parties is doing effort such as personal approach, politic without political ‘bride price’ (mahar politik), issuing internal regulation accommodative to the needs of women.
Revitalisasi peran perguruan tinggi dalam menangani gerak radikalisme dan fenomena melemahnya bela negara di kalangan mahasiswa Leni Anggraeni; Cecep Darmawan; Sri Wahyuni Tanshzil
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.391 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.15957

Abstract

Paham radikal semakin merisaukan karena berkembang pada kelompok strategis yaitu pemuda. Penyebaran melalui media sosial dengan kemunculan hoax serta beberapa situs web radikal menjadi tren baru serta andalan kaum teroris dalam menyebarkan pahamnya. Gerakan radikalisme sangat masif, terorganisir dan berbahaya. Hal ini diperparah dengan lemahnya semangat bela negara dikalangan mahasiswa. Oleh karenanya penanganannya pun harus dilaksanakan secara komprehensif yang salah satunya melalui revitalisasi peran perguruan tinggi di Jawa Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Responden dalam penelitian adalah dosen, pimpinan bidang kemahasiswaan dan mahasiswa pada beberapa Universitas di Jawa Barat (UPI, Unpad, UIN Bandung, ITB, dan IPB).  Tujuan penelitian adalah mengetahui peran Perguruan Tinggi di Jawa Barat dalam menangani gerak radikalisme dan fenomena melemahnya bela negara dikalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa peran perguruan tinggi dalam menangani gerak radikalisme dan fenomena melemahnya bela negara dapat dilaksanakan melalui tiga jalur utama, yaitu melalui pembelajaran Mata Kuliah Umum (MKU), lembaga kemahasiswaan, dan organisasi kemahasiswaan.Kata kunci: perguruan tinggi, penanganan gerak radikalisme, mahasiswa ABSTRACTRadicalism is increasingly troubling because it develops in strategic groups, namely youth. Spreading through social media with the emergence of hoaxes and several radical websites has become a new trend and a mainstay of terrorists in spreading their understanding. The radicalism movement is very massive, organized, and dangerous. It compounded by the weak spirit of defending the country among students. Therefore, the handling must carried out comprehensively, one of which is through revitalizing the role of universities in West Java. The approach used in this research is qualitative with descriptive methods. Respondents in the study were lecturers, student leaders, and students at several universities in West Java (UPI, Unpad, UIN Bandung, ITB, and IPB). The purpose of the study to determine role of universities in West Java in dealing with the movement of radicalism and the phenomenon of weakening the national defense among students. Based on the results of the study, it can seen that the role of Higher Education in dealing with the movement of radicalism and the phenomenon of weakening state defense can carried out through three main channels, namely through General Courses (MKU), Student Institutions, and Student Organizations.
Pengembangan hubungan interpersonal remaja dalam penggunaan media sosial di Kota Bandung Cecep Darmawan; Hana Silvana; Heni Nuraeni Zaenudin; Ridwan Effendi
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.565 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v7i2.21163

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi Internet, membuat remaja menjadi kelompok digital native karena mereka tidak perlu diajari cara menggunakan teknologi tersebut. Kelompok remaja ini menjadi sasaran utama dalam literasi digital karena (1) dianggap paling rentan, dan (2) diharapkan menjadi agen perubahan untuk mengatasi berbagai problem masyarakat digital. Interaksi di dunia maya biasanya lebih mempererat hubungan juga dapat pula merenggangkan hubungan yang sudah terjalin. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pengembangan hubungan interpersonal remaja dalam penggunaan media sosial menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap remaja mempunyai banyak identitas atau akun di media sosial, baik pada akun asli maupun akun palsu. Pada kenyataannya terdapat perbedaan antara pribadi di dunia nyata dengan pribadi di dunia maya. Efektivitas komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh seberapa besar keterbukaan dari remaja yang sedang berinteraksi, sehingga dapat meningkatkan hubungan antar personal remaja tersebut, menjadi lebih dekat dan erat walaupun mereka berkomunikasi dengan menggunakan media sosial. Sikap remaja pada saat beriteraksi dengan orang lain dipengaruhi faktor eksternal dan faktor internal berupa kecerdasan emosional dan kepercayaan diri. Remaja membutuhkan pengembangan hubungan antar personal dalam berkomunikasi menggunakan media sosial.
PERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN POLITIK GUNA MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI PANCASILA Arif Prasetyo Wibowo; Cecep Darmawan
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 8, No 1 (2021): Bhinneka Tunggal Ika: Kajian Teori & Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v8i1.11985

Abstract

Partai politik memiliki peranan yang sangat menentukan dalam keberlangsungan sistem demokrasi modern dan merupakan pilar utama sistem politik nasional. Oleh karena itu pendidikan politik dapat menjadi salah satu pendekatan untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam kehidupan partai politik sebagai proses demokratisasi di Indonesia. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini membahas mengenai makna pendidikan politik bagi Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Barat, hubungan platform partai terhadap nilai-nilai Pancasila, pendekatan, metode, dan media yang digunakan oleh partai dalam menumbuhkan nilai-nilai Pancasila kepada para kadernya. Adapun temuan dari penelitian ini, 1) pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik kepada para kadernya merupakan proses sosialisasi politik yang di dalamnya merupakan upaya edukatif guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Barat. 2) Dalam hubungan platform partai dengan nilai-nilai Pancasila merupakan sebuah proses pendidikan politik yang di dalamnya para kader di berikan pengetahuan, pemahaman, serta pengalaman baru dalam mentransformasikan nilai-nilai dan orientasi politiknya terhadap sistem ideal yang di harapkan. 3) Hambatan yang dihadapi adalah terdapatnya beberapa kader partai yang masih menganggap Pancasila sebagai thogut.
REVITALISASI PARADIGMA KONSERVATIF PENDIDIKAN DEMOKRASI PADA PKN DENGAN INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN Abdinur Batubara; Cecep Darmawan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.064 KB)

Abstract

Abstract : This article aimed to describe the conservative paradigm revitalization of democratic learning on civic education (PKn) direction using the Innovation of Digital Democracy Learning Media (IMPDD). The process using quantitative descriptive approach to the design of classroom action research. Data collection tools using techniques of observation and questionnaires. The study population is a class XI student of SMAN 1 Medan with samples of class XI-MIA 7. Results showed 99.3% of students (respondents) responded strongly agree on IMPDD. While teachers tutor (Respondent) gave a very good score at the interval IMPDD. Thus it can be a factor IMPDD imperative to build an effective learning paradigm Civics in schoolAbstrak : Kajian ini bertujuan mendeskripsikan revitalisasi paradigma konservatif pembelajaran demokrasi pada pendidikan kewarganegaraan (PKn) ke arah yang Innovatifdengan menggunakan Inovasi Media Pembelajaran Demokrasi Digital (IMPDD). Proses yang ada menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian tindakan kelas. Alat pengumpulan data menggunakan tehnik observasi dan angket. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMA N 1 Medan dengan sampel kelas XI-MIA 7. Hasil kajian menunjukkan bahwa 99,3% siswa (responden) merespon sangat setuju pada IMPDD. Sedangkan guru pamong (responden) memberi skor sangat baik pada interval keberhasilan IMPDD. Dengan demikian maka IMPDD dapat menjadi faktor imperative untuk membangun paradigma pembelajaran PKn yang efektif di sekolah DOI : http://dx.doi.org/10.17977/um019v2i22017p081