p-Index From 2019 - 2024
0.835
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Fakultas Pertanian
Eka Fitasari
PS Peternakan, Fak.Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH RUMAH MAKAN MASAKAN PADANG PADA FORMULASI RANSUM AYAM BROILER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN LEMAK KASAR Lapu, Ferdinand Umbu; Achmanu, Achmanu; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.051 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2014 sampai dengan bulan juli 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian limbah rumah makan masakan padang terhadap kecernaan protein kasar lemak kasar broiler. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu broiler sebanyak 20 ekor umur 5 minggu ditempatkan dalam kandang metabolis, bahan pakan yang digunakan terdiri dari jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, minyak kelapa sawit, konsentrat broiler dan limbah rumah makan masakan padang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Pakan perlakuan yang digunakan terdiri dari : P0 : dengan pakan protein 22% tanpa penambahan limbah masakan padang, P1 : dengan pakan protein 18% dan penambahan limbah masakan padang 5%, P2 : dengan pakan protein 19% dan pemberian limbah masakan padang 10%, P3 : dengan pakan protein 20% dan penambahan limbah masakan padang 15%, P4 : dengan pakan protein 21% dan penambahan limbah masakan padang 20%. Variabel yang diamati dalam penelitian adalah kecernaan protein kasar dan lemak kasar broiler. Hasil uji analisis statistik kecernaan PK pakan menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap kecernaan PK. Persentase kecernaan tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu sebesar 65.56% dengan pakan protein 19% dan penambahan limbah masakan padang 10% dan terendah terdapat pada perlakuan P0 dengan pakan protein 22% tanpa penambahan limbah masakan padang. Analisis statistik menunjukkan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap kecernaan Lemak Kasar. Kecernaan Lemak Kasar tertinggi terletak pada perlakuan P2 yakni sebesar 90,66% dengan pakan protein 19% dan penambahan limbah masakan padang 10%. Sedangkan kecernaan Lemak Kasar terendah terdapat pada perlakuan P0 yakni sebesar 84,38% dengan pakan protein 22% tanpa penambahan limbah makan masakan padang. Berdasarkan hasil penilitian, maka dapat disimpulkan bahwa pakan perlakuan yang digunakan tidak meningkatkan kecernaan protein kasar dan lemak kasar (P>0,05)
PERBEDAAN JENIS PERLAKUAN DAN LAMA PEMERAMAN PAKAN KOMPLIT DENGAN BAHAN BASAL DAUN TEBU TERHADAP NILAI KECERNAAN SECARAIN- VITRO Aswandi, Aswandi; Marhaeniyanto, Eko; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of the study was to determine the effect of the administration of probiotics Em-4 and the length of ripening on the digestibility of dry matter and organic matter from complete feed made from basal sugarcane leaves in vitro. The implementation of in vitro research, analysis of dry matter and organic materials was carried out in the Lab. Nutrition and Feed of Universitas Brawijaya Malang. The research design used was Factorial Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatments and 4 replications consisting of: factor I: complete feed with basal sugar cane leaf ingredients Factor II: Duration of curing, so that the number of experiments was 24 units. The parameters observed in this study were dry matter digestibility (DMD), digestibility of organic matter (OMD). The results showed that the old treatment for ten days of ripening could produce 49.42% organic matter digestibility and 43.07% dry matter digestibility. Further research is needed for the use of complete sugar cane leaves with the addition of feed additives that can improve dry matter digestibility and digestibility of organic matter. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik Em-4 dan lama pemeraman terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pakan komplit berbahan basal daun tebu secara in vitro. Pelaksanaan penelitian in vitro, analisa bahan kering dan bahan organik dilaksanakan di Lab. Nutrisi dan Pakan Universitas Brawijaya Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, terdiri dari: faktor I:pakan komplit dengan bahan basal daun tebu Faktor II:Lama pemeraman, sehingga jumlah percobaan sebanyak 24 unit. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan lama pemeraman sepuluh hari dapat menghasilkan kecernaan bahan organik sebesar 49,42 % dan kecernaan bahan kering sebesar 43,07 %. Diperlukan penelitian lebih lanjut penggunaan pakan komplit daun tebu dengan penambahan feed additive yang mampu memperbaiki kualitas kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik.
PENGARUH BOBOT DAN FREKUENSI PEMUTARAN TERHADAP FERLITAS, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS ITIK JAWA LOKAL Hamanay, Febrianto Lu; Handayani, Sri; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to obtain egg weight in grams (g) and the frequency of playback of local javanese duck eggs that are ideal in hatching local javanese duck eggs. The design used was a completely randomized design (RAL) factorial pattern, consisting of 3 treatments and 3 replications. Each treatment received 3 replications. The treatments tested were : the first factor is the egg weight of hatching eggs with notation ( B ), namely : B1= 53 g – 60 g, B2= 61g – 68 g, and B3= 69 g – 76 g. The second factor is the frequency of egg playback with notation ( p ) which is p1= 3x a day, p2= 4x a day, p3= 6x a day. The results showed that egg weight and playback frequency had no significant effect on fertility, hatchability, and hatch weight ( p
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG LIMBAH IKAN TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR PADA AYAM BROILER FASE GROWER Menezes, Isaias Maria dos Santos; Supartini, Nonok; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the effect of adding fish waste flour to the digestibility of dry matter, organic matter and crude protein in broiler chickens. The experimental method with Completely Randomized Design (CRD) consisting of 5 treatments each treatment unit was repeated 5 times so that there were 25 experimental units. The administration of fish meal waste did not have a significant effect from the four treatments. However, the highest digestibility of dry matter and organic matter was found in P2 treatment given 10% fish meal waste with a crude protein feed of 21.14%. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh penambahan tepung limbah ikan terhadap kecernaan BK, BO dan PK pada ayam broiler. Metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan tiap unit perlakuan diulang 5 kali sehingga terdapat 25 unit percobaan. Pemberian limbah tepung ikan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata dari ke empat perlakuan. Namun kecernaan bahan kering dan bahan organik tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yang diberikan limbah tepung ikan sebesar 10% dengan protein kasar pakan 21,14%.
PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS JERAMI PADI DAN AMPAS KELAPA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING BAHAN ORGANIK PROTEIN KASAR PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE Meha, Arniati Loda Hamu; Marhaeniyanto, Eko; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted with the aim of knowing and effect the use of complete rice straw and coconut pulp based feeds on dry matter digestibility, organic matter digestibility and crude protein digestibility in New Zealand White rabbits with a PK of 15%.Research on rabbits owned by Mr. Winarto at Jalan Glatik, Ngijo Village, Karangploso District, Malang Regency.Proximate analysis was carried out at the Brawijaya University Animal Husbandry Nutrition and Food Laboratory.The research material consisted of 20 New Zealand White rabbits with an average body weight of 1,081.05 ± 148.81 g. This study uses the Randomized Block Design (RBD) method with 4 treatments and 5 replications. The results showed that between treatments gave a significantly different effect on the digestibility of dry matter and organic matter,with dry matter digestibility of P0 = 79,48b ± 3,39, P1 = 76,90b ± 5,18, P2 = 64,70a ± 9,38, P3 = 73,62ab ± 6,49organic matter digestibility value of P0 = 81,34b ± 2,97, P1 = 78,47b ± 4,99, P2 = 66,32a ± 8,74, P3 = 75,64ab ± 6,05and crude protein digestibility value of P0 = 88,84 ± 1,39, P1 = 87,58 ± 4,25, P2 = 83,07 ± 4,44, P3 = 84,94 ± 3,98. Results of the added with rice straw flour 5% and coconut husk 5% with PK 15% on P2 treatmentgive different effects between treatments on digestibility rate of dry matter with a value of 64,70%,organic matter with a value of 66,32% and crude protein with a value of 83,07% in New Zealand White rabbits. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan pengaruh penggunaan pakan komplit berbasis jerami padi dan ampas kelapa terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan kecernaan protein kasar pada kelinci New Zealand White dengan PK 15%.Pelaksanaan penelitian di peternakan kelinci milik Bapak Winarto di Jalan Glatik, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Brawijaya Malang. Materi penelitian terdiri dari 20 ekor kelinci New Zealand White dengan bobot badan rata-rata 1.081,05 ± 148,81 g. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Hasil penelitian menujukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik, dengan nilai kecernaan bahan kering sebesar P0 = 79,48b ± 3,39, P1 = 76,90b ± 5,18, P2 = 64,70a ± 9,38, P3 = 73,62ab ± 6,49 nilai kecernaan bahan organik sebesar P0 = 81,34b ± 2,97, P1 = 78,47b ± 4,99, P2 = 66,32a ± 8,74, P3 = 75,64ab ± 6,05 dan nilai kecernaan protein kasar sebesar P0 = 88,84 ± 1,39, P1 = 87,58 ± 4,25, P2 = 83,07 ± 4,44, P3 = 84,94 ± 3,98. Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa pakan tepung jerami padi 5 % dan ampas kelapa 5 % dengan PK 15 % pada perlakuan P2 memberikan pengaruh yang berbeda antar perlakuan terhadap tingkat kecernaan bahan kering dengan nilai sebesar 64,70 %, bahan organik dengan nilai sebesar 66,32 % dan protein kasar dengan nilai sebesar 83,07 % pada kelinci New Zealand White.
PENGGUNAAN LEVEL PEMBERIAN “PUYER HERBAL” TERHADAP KONSUMSI PAKAN, NITROGEN TERMETABOLIS DAN AMEn PADA AYAM BROILER Banding, Winda Agustin; Susanti, Sri; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was aimed to determine the effect of using herb powder which consists of 60% turmeric powder, 30% javanese turmeric powder and 10% kaempferia galanga powder on feed consumption, metabolized nitrogen and AMEn on broiler chickens. This study was conducted in Field Laboratory Faculty of Agriculture Tribhuwana Tunggadewi University of Malang. The material used were 80 broiler chickens obtained from maintained postal and metabolic. The feed were is BR1 for aged 1 -7 days and feed formulation age 8-42 days consisting of yellow corn, pollard, meat powder, soybean meal, salt, dl-metionin and lisyn. The research method used completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 4 replications. Treatment of study P0: feed formulation without herb powder, P1: feed formulation + 0.3% herb powder, P2: feed formulation + 0.6% herb powder, P3: feed formulation + 0.9% herb powder. Application of herb powder based on weekly body weight. The results showed that the application of herbs powder give very significant effect (P 0.05) on herb powder treatment, the highest value of feed consumption was found in P3 3267,25 g/chicken with 0.9% herb powder level and the lowest was P2 3228,96 g/chicken with herb powder level 0.6% informed that the application of herb powder at concention 0.9% of body weigt can increase the consumption of feed. Application of herb powder on 0,9% gives the same effect to another treatments on AMEn and nitrogen metabolizable. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan puyer herbal yang terdiri dari 60 % tepung kunyit, 30% tepung temulawak dan 10% tepung kencur terhadap konsumsi pakan, nitrogen termetabolis dan AMEn pada ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Materi yang digunakan adalah 80 ekor ayam broiler yang dipelihara di kandang postal dan metabolis. Pakan yang digunakan adalah BR1 untuk umur 1 -7 hari dan pakan formulasi umur 8-42 hari yang terdiri dari jagung kuning, pollard, tepung daging, bungkil kedele, garam, dl-metionin dan lisyn. Metode penelitian mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan penelitian P0: pakan formulasai tanpa puyer herbal., P1 : pakan formulasi + puyer herbal 0,3%. P2: pakan formulasi+ puyer herbal 0,6%. P3: pakan formulasi + puyer herbal 0,9%. Pemberian puyer herbal berdasarkan bobot badan mingguan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian puyer herbal berpengaruh sangat nyata dengan ( P0,05) terhadap perlakuan puyer herbal, nilai tertinggi konsumsi pakan terdapat pada P3 3267,25 g/ekor dengan level puyer herbal 0,9% dan yang terendah terdapat pada P2 3228,96 g/ekor dengan level pemberian puyer herbal 0,6% diinformasikan bahwa pemberian puyer herbal pada konsentrasi 0,9% dari bobot badan mampu meningkat konsumsi pakan, pemberian puyer herbal pada P3 memberi pengaruh yang sama terhadap AMEn dan nitrogen termetabolis.
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK (Lactobacillus plantarum) TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR (PK) DAN N FESES PADA ITIK PETELUR FASE LAYER Motu, Maria Serviana; Fitasari, Eka; Darmawan, Hariadi
Fakultas Pertanian Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dimulai pada tanggal 02 Juli ? 05 September 2012 di Laboratorium Lapang Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan MakananTernak Universitas Brawijaya. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik Lactobacillus plantarum pada pakan terhadap kecernaan protein kasar dan N feses pada itik Khaki Campbell. Materi penelitian yang digunakan adalah itik Khaki Campbell umur 6 bulan, jenis kelamin betina sebanyak 18 ekor dengan bobot badan 1,6 kg. Penelitian menggunakan 6 perlakuan : B0S1 (tanpa penggunaan probiotik + bekatul 25%), B0S2 (tanpa penggunaan probiotik + bekatul 35 %), B0S3 (tanpa penggunaan probiotik + bekatul 45 %), B1S1 (penggunaan probiotik 37,5% + bekatul 25%), B1S2 (penggunaan probiotik 37,5% + bekatul 35%), B1S3 (penggunaan probiotik 37,5% + bekatul 45%) Variabel yang diamati yaitu kecernaan protein kasardan N feses. Metode yang digunakan percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial . Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pengaruh yang tidak nyata terhadap kecernaan protein kasar (P>0,05), N feces (P>0,05). Penggunaan probiotik dalam pakan memberikan kecernaan protein (1430.84%) dan N feses (31.66g).
PENGARUH KOMBINASI LIMBAH KOTORAN SAPI DENGAN LIMBAH PERTANIAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG Ngongo, Marianus; Susanti, Sri; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research was to study influence the animal waste and crop residues combination on briquette quality. The research was conducted by experimental method, arranged in Complete Randomizet Design with five treatments and repeated five times. The treatments applied were P1 (40% animal waste) + (10% corncob) + (50% rice husk), P2 (40% animal waste) + (20% corncob) + (40% rice husk), P3 (40% animal waste) + (30% corncob) + (30% rice husk), P4 (40% animal waste) + (40% corncob) + 20% rice husk), P5 (40% animal waste) + (50% corncob) + (10% rice husk). The measured variables were water and ash content, and calorivific value. Based on the variables measured, the various combinations tested have not been able to produce briquette with quality according to SNI standards. The highest calorific value was obtained at treatment P4 (40% animal waste) + (40% corncob) + 20% rice husk) that was 3,332 kcal/gram. The low calorivific value was possible due to the high proportion of rice huks usage. Therefore, further research is needed to obtain the correct proportion when using rice huks. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi limbah kotoran sapi dengan limbah pertanian terhadap kualitas brilet arang. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diujikan sebagai berikut: P1 (40% Arang Kotoran Sapi) + (10% Arang Tongkol Jagung) + (50% Arang Sekam Padi), P2 (40% Arang Kotoran Sapi) + (20% Arang Tongkol Jagung) + (40% Arang Sekam Padi), P3 (40% Arang Kotoran Sapi) + (30% Arang Tongkol Jagung) + (30% Arang Sekam Padi), P4 (40% Arang Kotoran Sapi) + (40% Arang Tongkol Jagung) + (20% Arang Sekam Padi), P5 (40% Arang Kotoran Sapi) + (50% Arang Tongkol Jagung) + (10% Arang Sekam Padi). Variabel yang diukur adalah kadar air, kadar abu dan nilai kalor. Hasil penelitian ternyata berbagai kombinasi yang diteliti belum mampu menghasilkan briket dengan kualitas sebagaimana standar yang ditetapkan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Nilai kalor tertinggi dihasilkan dari perlakuan 4 (40% Arang Kotoran Sapi) + (40% Arang Tongkol Jagung) + (20% Arang Sekam Padi) yaitu 3.332 kkal/gram. rendahnya nilai kalor dimungkinkan tingginya proporsi penggunaan sekam padi.
PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP AMEn (APPARENT METABOLIZABLE ENERGY N CORRECTION) PADA ITIK MOJOSARI JANTAN DAN BETINA Widodo, Ricky Maula; Fitasari, Eka; Supartini, Nonok
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the percentage of use of the best protein level in feed ration against AME and N correction on mojosari duck male and female grower phase due to the use of feed formulation with 3 different Protein content. Ducks used were male mojosari ducks and females grower phase (age ?4 weeks) with an average body weight of 1485 g ± 41.55. Field research using Completely Randomized Design of Native Patterns. The Factor 1: Sex (male and female) Factor 2: The protein level of each unit consists of 1 duck so that the total duck needed is 24 tail consisting of 12 male mojosari ducks and 12 female mojosari ducks. The results showed that the treatment of dietary protein level in feed formulation that the treatments had significantly different effect (P
PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP AME (APPARENT METABOLIZABLE ENERGY), KECERNAAN BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN ABU PADA ITIK MOJOSARI JANTAN DAN BETINA FASE GROWER Ndakulahi, Yesua Mbura; Fitasari, Eka; Supartini, Nonok
Fakultas Pertanian Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this study was to find the percentage of protein level in ration to the metabolic energy, organic matter and ash digestibilityon Mojosari male and female duck at grower phase. This research was conducted in field laboratory of Tribhuwana Tunggadewi Malang University with adaptation period from 31 October to 21 November 2016, the ducks that used were Mojosari, 12 male and 12 female ducks with the average body weight of 1485 g ± 41.55 . The protein levels administered were 16%, 18%, 20% using the proximate analysis which would be formulated into the feed treatment to observe their effect on energy metabolism, organic matter and ash digestibility. Field research using experimental methods with a completely randomized design pattern Nested on gender.The results showed that the protein level of 16%, 18%, 20%, gave a very real effect on the digestibility of AME (Apparent Metabolizable Energy), the average digestibility of the highest ranged from 2687.56 kcal / kg to 3042.79 kcal/kg. The highest metabolic energy value was obtained from male duck which received 20% protein treatment (3042,79 kcal / kg).The average organic matter digestibility from the highest was (87,26%), (87,20%), (86,91%), (85,64%), (85,55%), and (85,32%). It showed that the protein did not affect the digestibility of organic matter. The mean of ash digestibility from the highest was (46,62%), (43,68%),(41,42%), (37,75%),(35,08%), and (29,74%).Protein had no effect on the digestibility of ash. Tujuan penelitian adalah mencari prosentase penggunaan level protein dalam ransum terhadap energi metabolis, kecernaan bahan organik dan abu pada itik Mojosari jantan dan betina fase grower. Penelitian ini dilakukan di laboratorium lapangan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dengan periode adaptasi dari tanggal 31 Oktober sampai 21 November 2016, itik yang digunakan adalah itik Mojosari, 12 ekor jantan dan 12 betina betina dengan bobot rata-rata 1485 g ± 41,55. Tingkat protein yang diberikan adalah 16%, 18%, 20% menggunakan analisis proksimat yang akan diformulasikan menjadi pakan perlakuan untuk mengamati pengaruhnya terhadap metabolisme energi, bahan organik dan kecernaan abu. Penelitian lapangan menggunakan metode eksperimental dengan pola disain acak lengkap Tersusun atas jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat protein 16%, 18%, 20%, memberikan efek yang sangat nyata terhadap kecernaan AME (Apparent Metabolizable Energy), kecernaan rata-rata yang tertinggi berkisar antara 2687,56 kkal / kg sampai 3042,79 kkal / Kg. . Nilai energi metaboliS tertinggi diperoleh dari itikjantan yang mendapat perlakuan protein 20% (3042,79 kkal / kg). Rata-rata kecernaan bahan organik dari yang tertinggi adalah (87,26%), (87,20%), (86,20%), (85,64%), (85,55%), dan (85,32% ). Ini menunjukkan bahwa protein tidak mempengaruhi daya cerna bahan organik. Rata-rata kecernaan abu dari yang tertinggi adalah (46,62%), (43,68%), (41,42%), (37,75%), (35,08%), dan (29,74% ). Protein tidak berpengaruh terhadap kecernaan abu.